Contoh pengalaman mewujudkan iman dalam perbuatan para Santo santa

56 Kelas IX SMP ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui Ibr 11:8. Karena beriman, maka Abraham tinggal sebagai orang asing di negeri yang dijanjikan Allah kepadanya. Karena beriman, maka Sara mengandung seorang putera yang dijanjikan. Karena beriman, maka Abraham mempersembahkan puteranya yang tunggal sebagai kurban. b. Dalam Perjanjian Baru kita mengenal Maria. Perawan Maria menghayati ketaatan iman yang paling sempurna. Oleh karena ia percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil Luk 1:37, maka ia menerima pemberitahuan dan janji yang disampaikan oleh malaikat dengan penuh iman dan memberikan persetujuannya: Lihatlah, aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu Luk 1:38. Dari contoh tersebut menjadi sangat jelas bagi kita, usaha mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari membutuhkan keteguhan hati dan sikap penyerahan diri kepada penyelenggaraan Allah seperti apa yang dilakukan oleh Abraham, dia rela meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke negeri asing yang pernah diketahuinya, demikian juga ketika Allah memintanya untuk mengorbankan anak yang begitu dikasihinya, dia rela memberikan anaknya sebagai korban. Demikian juga dengan Maria, kesediaan untuk menerima pemberitahuan dan janji Allah untuk menjadi perantara bagi kelahiran Yesus merupakan pilihan dan keputusan yang berani karena harus berhadapan dengan tradisi bangsa Yahudi yang sangat ketat dalam hal kesusilaan. Sulit bagi kita membayangkan yang dihadapi oleh Maria terkait reaksi keras masyarakat Yahudi. Bayangkan wanita yang kedapatan berzina saja harus dihukum rajam, apalagi Maria Sang Perawan harus mengandung padahal dia belum bersuami. Maria berani menghadapi semua itu karena imannya kepada Allah dan yakin akan penyertaan Allah dalam hidupnya. Meskipun iman lebih bersifat personal merupakan hubungan pribadi dengan Tuhan, namun dalam usaha pengembangan iman perlu adanya kebersamaan dalam jemaat agar iman kita semakin dikuatkan dan diteguhkan dalam perjumpaan dengan saudara-saudara seiman. Dalam upaya pengembangan iman tentunya tidaklah mudah karena kita juga akan menghadapi berbagai macam tantangan dan hambatan. Tantangan dari dalam misalnya rasa malas, egois dan kebiasaan buruk lainnya. Tantangan dari luar seperti pesatnya kemajuan ilmu Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 57 pengetahuan dan teknologi, pengaruh media informasi, lingkungan yang kurang mendukung dan sebagainya. Untuk menghadapi berbagai macam tantangan tersebut maka tidak ada jalan lain kita harus memperkokoh iman kita disertai dengan sikap penyerahan diri kepada karya Allah yang menyelamatkan. Kegiatan Pembelajaran Doa Bapa yang Mahapengasih dan Mahapenyayang, kami bersyukur karena melalui pembaptisan yang telah kami terima, Engkau telah satukan dengan korban Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Dan Engkau juga telah menyatukan kami dengan Gereja-Mu yang kudus. Semoga iman kami, akan karya penyelamatan-Mu melalui Yesus Kristus, menuntun hidup kami seturut dengan kehendak-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa, Amin. 58 Kelas IX SMP Langkah 1 Memahami bahwa Allah telah memberikan diri-Nya bagi kita 1. Guru mengajak peserta didik untuk membaca dan merenungkan cerita yang berjudul Memberi Diri. 2. Guru mengajak peserta didik untuk merenungkan dan meresapi dalam hati cerita di atas. Kemudian guru meminta peserta didik untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita tersebut. Memberi Diri Berabad-abad lampau memerintahlah di Persia seorang raja yang baik dan bijaksana. Ia ingin mengetahui bagaimana rakyatnya hidup: kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Terkadang ia berpakaian seperti seorang pekerja atau pengemis dan berjalan-jalan ke rumah orang-orang yang melarat hidupnya. Tidak ada seorang pun dari mereka yang dikunjungi menaruh curiga bahwa dialah orang yang memerintah mereka. Suatu ketika ia mengunjungi seorang pria yang amat melarat hidupnya dan tinggal di dalam sebuah gua. Ia makan makanan mentah yang dimakan pria itu. Ia berbicara dengan ramah dan menggunakan kata-kata yang membangkitkan kegembiraan dan kegairahan dalam hati pria itu. Kemudian, ia meninggalkan tempat itu. Beberapa lama kemudian, ia mengunjungi pria miskin itu lagi dan berkata kepadanya dengan terus terang, Aku adalah rajamu. Alangkah terkejutnya pria miskin itu Raja berpikir bahwa orang miskin itu pasti akan meminta sesuatu hadiah atau kebaikan hatinya. Tetapi ternyata tidak. Ia malah berkata, Yang Mulia, engkau meninggalkan istanamu dan kemuliaanmu untuk mengunjungi aku dalam gua yang gelap ini, tempat yang kotor. Engkau makan makanan mentah yang kumakan. Engkau membawa suks cita ke dalam hatiku. Kepada orang-orang lain engkau telah memberikan hadiah-hadiah mewah. Kepadaku engkau telah member dirimu sendiri. Sumber: Walter B. Knight, Perciakan Kisah Anak-Anak Manusia, hal 31 Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 59 3. Guru bersama peserta didik merangkum pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis oleh para peserta didik dan kemudian membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama-sama. 4. Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan. Arahkan kesimpulan pada pokok berikut ini. a. Dalam cerita tersebut raja telah memberikan dirinya dan hidup bersama dengan rakyatnya yang menderita. b. Demikian juga Allah yang Mahatinggi rela hadir ke dunia, untuk merasakan suka duka hidup manusia. Puncak pemberian diri Allah adalah Putra-Nya Yesus Kristus. Dengan segenap kehadiran dan penampilan-Nya, dengan sabda maupun karya- Nya, dengan tanda-tanda dan mukjizat-Nya, terutama dengan wafat dan kebangkitan-Nya yang penuh kemuliaan dari maut, akhirnya dengan mengutus Roh Kebenaran, menyelesaikan wahyu dengan memenuhinya dan meneguhkan dengan kesaksian Ilahi, bahwa Allah menyertai kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan dosa dan maut serta membangkitkan kita menuju hidup kekal. Langkah 2 Mendalami Ajaran Gereja mengenai makna hidup beriman Kristiani menurut dokumen Gaudium et Spes art. 14 dan kutipan teks Kitab Suci dari Injil Matius 7: 21-24 1. Guru mengajak peserta didik untuk dengan teliti membaca Ajaran Gereja dari dokumen Konsili Vatikan II tentang Gaudium et Spes art 14 dan Injil Matius 7:21-24. 60 Kelas IX SMP Gaudium et Spes art 14 Maka terutama kepada umat beriman Katolik, Konsili Suci mengarahkan perhatiannya. Berdasarkan Kitab Suci dan tradisi, Konsili mengajarkan bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita dalam tubuh-Nya yakni Gereja. Dengan jelas- jelas menegaskan perlunya iman dan baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang-orang melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu, andai kata ada orang yang benar-benar tahu bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan. Dimasukkan ke dalam serikat Gereja mereka yang mempunyai Roh Kristus, menerima baik seluruh tata susunan Gereja serta seluruh upaya keselamatan yang diadakan di dalamnya, dan dalam himpunannya yang kelihatan digabungkan dengan Kristus yang membimbingnya melalui Imam Agung dan para Uskup dengan ikatan-ikatan ini, yakni: pengakuan iman, sakramen-sakramen dan kepemimpinan Gerejani serta persekutuan. Tetapi tidak diselamatkan, orang yang meskipun termasuk anggota Gereja namun tidak bertambah dalam cinta kasih; jadi yang dengan badan memang berada dalam pangkuan Gereja, melainkan tidak dengan hatinya. Pun hendaklah semua putra Gereja menyadari, bahwa mereka menikmati keadaan yang istimewa itu bukan karena jasa- jasa mereka sendiri, melainkan berkat rahmat Kristus yang istimewa pula. Dan bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras. Para calon baptis, yang karena dorongan Roh Kudus dengan jelas meminta supaya dimasukkan ke dalam Gereja karena kemauan itu sendiri sudah tergabungkan padanya. Bunda Gereja sudah memeluk mereka sebagai putra-putrinya dengan cinta kasih dan perhatiannya. Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 61 2. Kemudian guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kerja. Setiap kelompok diminta untuk mendalami ajaran Gereja tersebut berkaitan dengan makna hidup beriman Kristiani, dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut: a. Apakah makna hidup beriman Kristiani menurut bacaan tersebut? b. Menurutmu, manakah sebenarnya kekhasan iman Kristiani? c. Apa saja aspek hidup beriman Kristiani yang terungkap dalam teks tersebut? d. Berdasarkan Matius 7: 21-24, apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam mengamalkan iman menurut teks Kitab Suci tersebut? e. Iman tidak dapat berkembang begitu saja jika tidak kita perjuangkan dan kita upayakan. Ingat-ingatlah kembali pengalamanmu dalam memperjuangkan perkembangan iman, siapa orang yang paling berperan dalam perkembangan imanmu, dan mengapa kau anggap demikian? 3. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasilnya. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan atau mengajukan pertanyaan yang bersifat informatif kepada kelompok yang mempresentasikan hasilnya. Hal Pengajaran yang Sesat Matius 7:21-24 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama- Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan 24 Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 62 Kelas IX SMP 4. Kemudian guru bersama peserta didik merumuskan kesimpulan. Arahkan kesimpulan pada hal-hal berikut ini. Sumber: www.katolisitas.org Gambar 1.11 a. Umat Kristiani menghayati karya penyelamatan Allah yang paling nyata yang tampak dalam diri Yesus Kristus. Maka bagi umat Kristiani, Yesus Kristus menjadi Tanda Agung Pewahyuan Allah. Kekhasan iman Kristiani terletak pada Pribadi Yesus Kristus sendiri. Yesus Kristus diimani sebagai Penyelamat dan menjadikan-Nya sumber keselamatan. Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup Sabda Yesus. b. Maka, orang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan. c. Hidup beriman Kristiani meliputi beberapa aspek, yaitu: - Pengalaman religius adalah pengalaman dimana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus dan karena pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus. Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 63 - 3HQ\HUDKDQ LPDQ yang merupakan jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. - Pengetahuan iman menuntut seorang umat Kristiani untuk terus-menerus dan semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya. d. Usaha mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari membutuhkan keteguhan hati dan sikap penyerahan diri kepada penyelenggaraan Allah seperti apa yang dilakukan oleh Abraham dan Maria. e. Dalam hidup sehari-hari iman kita kepada Allah harus kita wujudkan melalui setiap perkataan dan perbuatan baik kita, agar iman kita berkembang dan menghasilkan buah keselamatan. Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar iman kita semakin berkembang misalnya: 1 Selalu mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari-hari yang diwajibkan 2 Melakukan doa pribadi maupun doa bersama dalam keluarga 3 Terlibat secara aktif dalam kegiatan rohani di lingkungan 4 Membaca dan menghayati isi Kitab Suci 5 Mengikuti kegiatan koor, misdinar, atau lektor 6 Terlibat dalam karya sosial kemasyarakatan 7 Menerima sakramen tobat Langkah 3 5HÀHNVL Peserta didik diminta untuk duduk dengan rileks, memejamkan mata GDQPHODNXNDQUHÀHNVLGDSDWGLLULQJLGHQJDQPXVLNLQVWUXPHQ XUX PHPEDQWX UHÀHNVL \DQJ GLODNXNDQ ROHK SHVHUWD GLGLN GHQJDQ PHQ\DPSDLNDQKDOEHULNXWLQL Anak-anakku yang terkasih, orang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya. Dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya 64 Kelas IX SMP merupakan karya Kristus yang menyelamatkan. Lantas bagaimana dengan diri kita? Apakah kita sudah menjadi seorang Kristiani yang sejati? Apakah iman Kristiani, menjadi penuntun langkah hidup kita sehari- hari? Sudahkah hidup kita diwarnai iman Kristiani? Ataukah hanya sekedar menjadi identitas? .LWD KHQLQJ VHMHQDN«NLWD UHÀHNVLNDQ VHPXD LWX GDODP KDWL NLWD« hening Semoga hidup semakin berpadanan dengan kehendak Kristus sendiri. Amin. Penugasan Peserta didik diminta untuk membuat rencana karya belas kasih atau bela rasa kepada sesama yang lemah, miskin, terkucilkan dari pergaulan, atau yang hidupnya kurang beruntung. Peserta didik dapat membicarakan rencana tersebut dengan orang tua dan membuat laporan secara tertulis terkait pengalaman peserta didik setelah melakukan perbuatan belas kasih tersebut. Doa VHWHODK VHOHVDL UHÀHNVL GLODQMXWNDQ GHQJDQ GRD XQWXN PHQJDNKLUL kegiatan pembelajaran Marilah berdoa: Bapa yang Mahakasih, pandanglah kami kawanan domba Yesus. Semoga semua yang telah dikuduskan oleh satu pembaptisan, dipererat pula oleh persatuan iman dan ikatan kasih. Buatlah kami selalu bersandar pada kehendak Putera-Mu, sehingga hidup kami semakin menyerupai hidup Yesus, sebagai satu-satunya jalan kebenaran, menuju hidup abadi bersama dengan Dikau di surga. Demi Kristus yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala abad. Amin. Pendidikan Agama Katolik Budi Pekerti 65

E. Iman dan Kebersamaan dalam Jemaat

Kompetensi Dasar 1.2 Menghayati konsekuensi hidup sebagai umat beriman Kristiani 1.2 Bersedia menanggung konsekuensi hidup sebagai umat beriman Kristiani 3.1 Menggali informasi tentang praktik kehidupan beriman dan beragama dalam masyarakat, serta merumuskan hubungan antara hidup beriman dan hidup kemasyarakatan 1.2 Mencari pengalaman orang yang dipandang memiliki kehidupan beragamanya sangat baik Indikator 1. Menceritakan pengalaman terlibat dalam kelompok kegiatan umat beriman 2. Menjelaskan peranan keluarga, lingkungan dan paroki sebagai wadah untuk mengembangkan iman 3. Menemukan hal-hal penting dari cara hidup jemaat perdana berdasarkan Kitab Suci Kis 2:41-47 4. Mengikuti kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan iman di dalam keluarga, lingkungan, dan paroki Tujuan 1. Peserta didik dapat merumuskan peran orang lain dalam mengembangkan imannya setelah mengamati gambar yang melukiskan doa dalam keluarga dan doa bersama di lingkungan, 2. Peserta didik dapat menyimpulkan cara jemaat pertama dalam mengembangkan imannya melalui kebersamaan hidup yang mereka jalani setelah membaca dan mendalami bacaan Kitab Suci dari Kisah Para Rasul 2:41-42, 66 Kelas IX SMP Bahan Kajian 1. Peran keluarga dalam pengembangan iman 2. Kegiatan-kegiatan Pelayanan Gereja dalam pengembangan iman jemaat 3. Cara hidup Jemaat Pertama dalam pengembangan iman Sumber Bahan 1. Alkitab 2. KWI, 1996, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Yogyakarta: Kanisius 3. Bintang Nusantara dkk, 2011, Membangun Komunitas Murid Yesus kelas IX, Yogyakarta, Kanisius 4. T. Krispurwana Cahyadi, SJ. 2012, Roti Hidup Ekaristi dan Dunia Kehidupan, Yogyakarta, Kanisius Pendekatan 6DLQWL¿N.DWHNHWLV Metode Pengamatan, tanya jawab, diskusi, dan penugasan Waktu 3 jam pelajaran Pemikiran Dasar Iman pertama-tama dan terutama menyangkut hubungan manusia dengan Allah. Dalam iman manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak terbatas memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya. Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga. Dalam iman manusia menyerahkan diri kepada