Contoh nyata bahwa agama dan Pancasila di Indonesia sesungguhnya tidak bertentangan

MENARAnews, kab. Cianjur (Jawa Barat) Dewasa ini banyak kalangan yang membincangkan kembali relevansi Pancasila dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Pancasila kini dianggap mulai terpinggirkan dari kancah pergaulan kebangsaan serta gangguan dan ancaman terhadap ideologi Pancasila semakin kuat, terlebih pada era gelobalisasi dimana pergumulan bahkan benturan antar berbagai pemikiran dan ideologi dunia begitu keras.

Semakin melemahnya penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila pada generasi penerus bangsa, karena semakin banyaknya anak bangsa yang kian tertarik kepada ideologi dan budaya lain yang memang gencar memasarkan dan menjajakan kepada siapa pun melalui metode dan media yang sangat menarik, yang juga melanda para pemimpin bangsa ucap Paisal Anwari, Kabid PAO HMI Cabang Cianjur & Mahasiswa Pasca Sarjana UNSUR

Paisal mengatakan seharusnya bangsa Indonesia patut bersyukur kepada para pendiri bangsa telah meletakkan dasar-dasar tegaknya Indonesia, dilihat dari dinamika perdebatan dalam merumuskan landasan ideologi, sesuai dengan latar belakang keilmuan, agama dan budaya masing-masing, dengan disertai rasa saling menghargai dan menghormati, sehingga lahirlah Pancasila.

Jika dicermati, difahami dan dihayati, nilai yang terkandung disetiap sila dalam Pancasila, sungguh sejalan dengan ajaran agama-agama, sehingga dapat dikatakan bahwa mengamalkan nilai Pancasila adalah setali tiga uang dengan menjalankan ajaran agama yang luhur. Atau dengan kata lain, mengamalkan ajaran agama yang difahamai secara baik dan tidak akan bertentangan dengan Pancasila. tambah Paisal

Bahkan ketika Tokoh-tokoh agama di Indonesia telah meneladankan, bahwa penerimaan terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa, adalah sebuah bentuk kepatuhan terhadap nilai-nilai agama yang luhur.

Jika ditinjau dari perspektif keislaman, Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan Islam, begitu pula sebaliknya. Ini perlu ditekankan mengingat di tengah umat Islam sendiri masih ada kalangan yang menganggap Pancasila bertentangan dengan Islam bahkan menyebut Pancasila sebagai paham syirik. Persepsi semacam yersebut jelas mengecilkan peranan para tokoh Islam dalam perumusan Pancasila serta munafikan kenyataan besarnya pengaruh Islam dalam konsepsi Pancasila itu sendiri. lanjut Paisal

Islam dan Pancasila berjalan seirama. Nilai-nilai ketuhanan dan pengakuan atas Tuhan YME jelas termaktub di dalam sila pertama. Hal tersebut pula yang menjadi dasar bahwa Indonesia adalah negara agama, bukan negara sekuler. Kemudian, nilai-nilai persatuan, keadilan, musyawarah, dan menjunjung tinggi hak-hak manusia adalah tidak lain merupakan penafsiran atas teks-teks yang ada di dalam Al-Quran. Dan tentu saja, sama sekali tidak ditemukan pertentangan antara Islam dan Pancasila.

Kerinduan akan hidup damai di Indonesia tidaklah mampu terwujud tanpa memahami serta menjalankan nilai-nilai agama dan hukum negara. Ali Syariati juga memberikan penegasan bahwa Islam dengan kemanusiaan (humanisme) tidaklah saling bertentangan karena humanisme adalah ungkapan dari sekumpulan nilai-nilai ilahiah yang ada dalam diri manusia. Nilai-nilai tersebut merupakan petunjuk agama dalam kebudayaan dan moral manusia. Dengan prinsip humanisme itulah, orang justru akan mencapai puncak keIslamannya yang sejati dan menyeluruh untuk mewujudkan tatanan Islam yang rahmatan lil alamin. tutup Paisal

Terakhir dalam rangka memperkuat kerjasama Islam untuk kemanusiaan dan kebangsaan, paisal meminta kepada umat Islam khusunya harus memberi dukungan serta sumbangsih nyata bagi tercapainya prinsip-prinsip kemanusiaan dan kebangsaan sebagai paradigma gerakan seluruh umat. Prinsip tersebut harus dilaksanakan, salah satunya adalah dengan mengakhiri konflik, menegakkan keadilan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan serta mempertinggi satu Identitas bersama yakni Bangsa Indonesia atau persaudaraan bangsa. (AA)