Contoh makanan yang melalui proses pengolahan pengawetan dengan cara pasteurisasi adalah

Contoh makanan awetan dengan cara pasteurisasi adalah makanan yang bertahan lama biasanya, lebih lami dari makanan sejenisnya.

Sebelumnya perkenankan saya menyapa teman-teman para pembaca setia, bagaimana kabarnya? Baik kan?

Haha, saya juga baik, selamat datang di pembahasan contoh makanan awetan dengan cara pasteurisasi.

Jadi kali ini saya akan berbagi kepada teman-teman terutama yang lagi sibuk dengan soal di makanan awetan.

Jika di sekolah dasar (SD), ini masuk kedalam kategori pelajaran IPA. Tapi jika di SMA seharusnya materi ini masuk ke pelajar biologi kalau tidak salah.

Oke, sebelum memulai saya ingin membahas dulu tentang apa sih pasteurisasi itu? Apakah teman-teman sudah tahu?

Definisi Proses Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan dengan suhu tertentu yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang merugikan. Seperti apa itu?

Contohnya seperti bakteri, protozoa, kapang, dan sebagainya. Dengan hilangnya bakteri ini diharapkan makanan dan minuman yang kita konsumsi bisa lebih terjaga kesehatannya.

Selain menjaga memurnikan makanan dan minuman kita, proses pasteurisasi ini juga bisa membuat makanan dan minuman kita lebih awet.

Kenapa bisa begitu? Karena sebenarnya pembusukan itu terjadi karena adanya bakteri. Dengan berkurangnya bakteri tadi, proses pembusukan akan terjadi dalam kurun waktu yang lebih lama.

Jadi sebenarnya tujuan utamanya bukanlah pengawetan, tapi pembunuhan mikroorganisme jahat yang terkandung dalam makanan dan minuman kita.

Bagaimana sampai sini, sudah mulai masuk kan?

Sekarang kita akan membahas tentang contoh makanan dan minuman awetan dengan cara pasteurisasi.

3 Contoh Makanan Awetan Dengan Cara Pasteurisasi

Tidak semua makanan bisa diawetkan dengan cara pasturisasi. Hanya makanan dan minuman yang kita rasa memiliki bakteri saja yang cocok untuk di pasteurisasi.

Susu

Contoh makanan yang melalui proses pengolahan pengawetan dengan cara pasteurisasi adalah

Susu itu adalah produk paling umum yang melalui proses pasturisasi. Karena susu yang asli itu memiliki banyak bakteri, maka harus melewati proses pemanasan dahulu sebelum siap dikonsumsi.

Proses pemanasan itu pada umumnya ada 2, yaitu pasteurisasi dan UHT. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Proses pemanasan susu pasteurisasi tidak lebih panas dari UHT, bahkan ibu rumah tangga pun bisa melakukan pasteurisasi. Tapi jika UHT atau Ultra High Temperature ini harus melewat sebuah proses dengan alat khusus.

Lebih baik mana, pasteurisasi atau UHT? Tentu saja kita harus lihat dari berbagai sisi, seperti gizi, ketahanan, dan sebagainya. Tidak ada yang lebih baik dan lebih buruk, kembali kepada kita lagi.

Jus Buah Kemasan

Contoh makanan yang melalui proses pengolahan pengawetan dengan cara pasteurisasi adalah
jus buah kemasan pasteurisasi

Ada yang tahu merek jus buah dalam kemasan, biasanya tersedia di supermarket. Buah itu pada dasarnya adalah bahan alami yang memiliki waktu cukup pendek hingga bisa membusuk.

Tapi pada jus buah kemasan, mereka bisa bertahan lama, bagaimana? Tentu karena melewati proses pasteurisasi. Selain (mungkin) memakai pengawet, minuman dalam kemasan itu bisa juga melewati proses pasteurisasi.

Makanan Kalengan

Contoh makanan yang melalui proses pengolahan pengawetan dengan cara pasteurisasi adalah
makanan kaleng awet pasteurisasi

Sama seperti jus buah kemasan tadi, makanan kalengan itu sebagian besar juga melewati proses ini.

Contoh saja seperti daging kalengan kornet, ikan kalengan, jamur kalengan, dan sebagainya.

Maka dari itu pada dasarnya sebagian besar makanan kalengan itu bisa langsung dimakan. Karena sudah melewati proses pemanasan yang cukup, makanan kalengan ini tidak benar-benar mentah.

Bagaimana teman-teman, sudah terjawab kan pertanyaannya?

Akhir Kata Contoh Makanan Awetan Dengan Proses Pasteurisasi

Sebelum saya tutup, saya mengucapkan terimakasih banyak karena sudah mampir disini. Saya akhiri pembahasan tentang contoh makanan awetan dengan cara pasturisasi ini.

Jika ada yang masih kebingungan, atau ingin minta contoh lagi, bisa langsung sampaika di kolom komentar yaa.

Makanan mengandung berbagai nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan sebagainya sehingga rentan terhadap pembusukan mikroba. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu untuk menghancurkan muatan mikroba tersebut, yaitu pasteurisasi.

Pengertian Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah proses yang dilakukan untuk membunuh sebagian mikroba dengan meminimalisasi kerusakan protein akibat suhu yang terlalu tinggi.

Salah satu proses pasteurisasi adalah dengan memanaskan objek dengan menggunakan suhu di bawah 100 derajat dalam jangka waktu tertentu. Teknik ini biasa digunakan untuk sterilisasi minuman, seperti susu atau jus buah, agar waktu penyimpanan minuman tersebut bisa lebih panjang.

Sementara itu, menurut Food and Drug Administration, pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap partikel susu atau produk susu dalam peralatan yang dirancang dan dioperasikan dengan benar ke salah satu kombinasi waktu-suhu pasteurisasi yang ditentukan.

Pasteurisasi diterapkan pada produk, seperti bir, susu, telur, kacang-kacangan, jus buah, sirup, cuka, anggur, produk kalengan dan sebagainya.

Sejarah Pasteurisasi

Seperti namanya, teknik ini pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur pada 1864. Saat itu, ahli kimia asal Perancis ini melakukan eksperimen menghilangkan mikroba dengan menghangatkan wine pada suhu 60 derajat Celcius.

Advertising

Advertising

Percobaan tersebut sukses membunuh bakteri patogen dalam wine sekaligus menonaktifkan enzim penyebab kerusakan pada minuman.

Eksperimen Pasteur menunjukan partikel di udara, sebagai lawan dari udara murni, menyebabkan pembusukan makanan. Penelitian tersebut menunjukan mikroorganisme sebagai penyebab pembusukan dan penyakit, yang pada akhirnya mengarah pada Teori Kuman Penyakit.

Mengacu pada eksperimen Louis Pasteur, pada 1886, ahli kimia asal Jerman, Franz von Soxhlet mengaplikasikan teknik pasteurisasi pada susu, dan pada 1912 tekniknya mulai digunakan secara luas di Amerika Serikat.

Macam-macam Pasteurisasi

Mengutip International Dairy Food Association, ada beberapa macam proses pasteurisasi, yaitu:

  • Vat Pasteurization: 63 derajat Celcius/ 30 menit.
  • High Temperature Short Time Pasteurization (HTST): 72 derajat Celcius/ 15 detik.
  • Higher-Heat Shorter Time (HHST): 89 derajat Celcius/ 1,0 detik.
  • Higher-Heat Shorter Time (HHST): 90 derajat Celcius/ 0,5 detik.
  • Higher-Heat Shorter Time (HHST): 94 derajat Celcius/ 0,1 detik.
  • Higher-Heat Shorter Time (HHST): 96 derajat Celcius/ 0,05 detik.
  • Higher-Heat Shorter Time (HHST): 100 derajat Celcius/ 0,01 detik.
  • Ultra Pasteurization (UP): 138 derajat Celcius/ 2,0 detik.

Meski terdapat beberapa macam proses, namun teknik yang sesungguhnya adalah vat pasteurization. Teknik ini sering digunakan pada industri susu untuk berbagai produk olahan, seperti yogurt, keju, dan es krim.

Manfaat Pasteurisasi

Proses pasteurisasi memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

  • Menyimpan produk lebih lama: proses ini dapat menonaktifkan bakteri dan mikroorganisme yang menyebabkan makanan cepat membusuk, sehingga memperpanjang masa simpan makanan atau minuman.
  • Mengusir bakteri bahaya: banyak bakteri berbahaya yang bakal tersingkir lewat proses pasteurisasi, seperti Salmonella, Listeria, Yersinia, Escherichia coli, dan sebagainya.
  • Mencegah penyakit: pembunuhan bakteri dan mikroorganisme pada proses pasteurisasi tentu dapat menjauhkan orang yang mengonsumsi dari berbagai ancaman penyakit.

Risiko Pasteurisasi

Kendati memiliki ragam manfaat dan mampu membunuh bakteri berbahaya, proses pasteurisasi, pada produk susu khususnya, bisa berdampak buruk terhadap kesehatan.

Mengutip Hello Sehat, suhu yang digunakan dalam proses pasteurisasi tergolong tinggi, terutama susu UHT, sehingga komponen susu dari segi fisik atau kimia mengalami perubahan.

Susu UHT adalah susu yang dibuat dengan teknik pemanasan suhu tinggi oleh fasilitas produksi susu untuk memastikan keamanan pangan susu. Dalam proses UHT (Ultra-high temperature), susu dipanaskan pada suhu tinggi di atas 135 derajat celcius selama 2 hingga 5 detik untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan dan berbahaya.

Hal ini memungkinkan produk susu UHT untuk memiliki masa simpan dari 6 hingga 9 bulan selama kemasan masih tertutup dan belum dibuka. Proses UHT adalah sejenis proses pasteurisasi, meskipun dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu pasteurisasi.

Namun, proses pasteurisasi juga dinilai dapat merusak mineral, vitamin, dan zat gizi pada susu, seperti:

  • Hilangnya vitamin A, C, B6, dan B12 dalam susu.
  • Mengubah gula susu dan menjadi beta-laktosa.
  • Sebagian kalsium dan fosfor dalam susu akan berkurang.
  • Merusak 20% iodin dalam susu.