Cara guru agar pembelajaran daring tidak MEMBOSANKAN

Suara.com - Selama pandemi corona atau wabah Covid-19 yang masih belum menunjukkan tanda-tanda mulai membaik, seluruh aktivitas yang biasa dilakukan pada umumnya hanya dilakukan di rumah melalui sistem jejaring atau online. Tak terkecuali pendidikan yang ikut serta terkena dampak Covid-19 ini.

Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat belajar-mengajar dibidang pendidikan. Pasalnya, dengan adanya kegiatan belajar mengajar melalui online ini mampu mengasah kemampuan para siswa baik dari sisi akademik maupun non akademik. Tak hanya siswa, para guru juga harus belajar lebih kreatif lagi agar siswanya tidak merasa bosan.

Seperti yang dilakukan oleh para guru yang ada di Papua. Nico salah seorang guru di Papua mengaku dengan adanya kegitan belajar mengajar secara online ini mendorong para guru di Papua untuk lebih kreatif lagi dalam menjalankan tugasnya.

Kan pasti bosan itu belajar hanya dikasih tugas aja, jadi kami bikin lebih kreatif misalnya menggunakan video. Contoh dalam mata pelajaran seni budaya, kan ada seni tari, nah nanti anak-anak diminta membuat video saat mereka menari, bisa juga menggunakan pakaian adat yang mereka miliki. Kalau tidak membuat produk-produk daur ulang, atau bikin binatang menggunakan daun pisang. Ini juga bisa meningkatkan kreativitas anak, ujarnya.

Baca Juga: Kemendikbud Buka Rekrutmen Calon Guru, Dosen dan Pamong Guru

Saat berbincang dengan suara.com Nico menjelaskan, hasil tugas-tugas para siswa nantinya akan dikirimkan melalui grup Whatsapp yang telah disedikan. Ia pun mengakui, agak kesulitan dengan menerapkan belajar online ini, pasalnya tidak setiap orang tua memiliki fasilitas pendukung belajar online.

Namun, ia bersama dengan guru-guru lain tetap berusaha agar kegiatan belajar online ini bisa berjalan disemua siswa. Kan ada yang tidak punya laptop, atau kuota terbatas, atau orang tuanya pagi bekerja, itu tidak apa-apa kami tetap menunggu hasil pembelajaran yang dikirimkan orang tua ke kami. Tapi sejauh ini masih berjalan dengan lancar, ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh para guru di Yogyakarta. Dimana, para guru terus mengatur berbagai strategi untuk mendorong anak-anak untuk tetap belajar tanpa ada rasa bosan. Salah satu guru di SMP Muhammadiyah Bording School Prambanan, Yogyakarta Agus Yulianto mengatakan para guru lebih sering memberikan tugas praktik.

Misalnya membuat infografis tentang Covid19 atau membuat barang-barang dari daur ulang. Mengajarkan mereka juga kan untuk memproduksi sesuatu dari bahan-bahan daur ulang. Nanti itu dibikin video juga dan dikirim, kan bikin dia seneng, tidak melulu harus akademik, ujarnya.

Selain itu, Agus mengaku juga melakukan kegiatan tatap muka dengan para muridnya dengan menggunakan aplikasi zoom.

Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan Program Belajar Dari Rumah yang akan Disiarkan TVRI

Anak-anak pasti juga kangenkan ketemu teman-teman sekelasnya, nah ini kita lakukan sekali-sekali kalau memang benar-benar dibutuhkan, tegasnya.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid mengatakan hingga hari ini tercatat sebanyak 97,6 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh.

Sisanya sebanyak 2,4 persen belum melakukan karena daerahnya tidak terjangkit corona atau tidak memiliki perangkat pendukung.

Dari jumlah 97,6 persen tersebut, sebanyak 54 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya, yakni guru dan siswa mengajar dan belajar dari rumah.

"Sejumlah 46 persen guru lainnya masih mengajar dari sekolah, tapi muridnya di rumah. Karena ada beberapa daerah yang masih mewajibkan guru-guru datang ke sekolah, secara piket bergantian," ucap Hamid.

Begitu juga siswa SMK yang seharusnya sudah menjalani kerja praktik namun tak bisa dilakukan secara langsung maupun via internet.

Jika Program Belajar Dari Rumah (BDR) diperpanjang hingga akhir tahun, maka harus ada penyesuaian kembali berkenaan dengan tahun ajaran baru. Kemendikbud akan membuat penyesuaian agar tiap sekolah dapat menjalankan KBM di masa tahun ajaran baru.

Mengacu pada kalender pendidikan, Tahun Ajaran 2020/2021 mulai pada Juli 2020 sampai Juni 2021 setelah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) usai dilaksanakan.

Menurut Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun 2020, dinas pendidikan dan sekolah harus menyiapkan PPDB di wilayahnya yang mengikuti protokol kesehatan. Orang tua dan siswa tidak boleh berkumpul secara fisik di sekolah. Dengan kata lain PPDB dianjurkan dilakukan daring.-*