Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat

Nuryani, Yuyun (2020) Kajian historiografi buku Bacharuddin Jusuf Habibie Detik-Detik Yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi: Studi tentang corak dan metode penulisan Tahun 1998. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Abstract

Historiografi Indonesia merupakan suatu kajian perkembangan penulisan sejarah Indonesia. Dilihat dari fungsinya, historiografi adalah upaya untuk mempelajari bagaimana para sejarawan menafsirkan dan menuliskan kembali fakta sejarah, baik pandangan seorang sejarawan tentang fakta sejarah, atau persepektif sejarah tentang fakta sejarah, dan juga perspektif sejarah seorang sejarawan. Dalam penulisan sejarah Indonesia mengalami tingkat perkembangan yang berbeda-beda menurut zaman, lingkungan kebudayaan, dan tempat bagaimana historiografi itu dihasilkan. Buku Detik-Detik Yang Menentukan : Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi karya Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan hasil dari perkembangan historiografi yang ada. Memuat bagaimana sejarah lahirnya reformasi mulai dari jatuhnya Presiden Soeharto dan digantikan oleh wakilnya yaitu BJ. Habibie hingga sampai saat BJ. Habibie berakhir menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia. Sedikitnya, rumusan masalah dalam penelitian ini akan mengungkap bagaimana latar belakang mengapa BJ. Habibie menulis buku Detik-Detik Yang Menentukan, serta bagaimana corak dan metode penulisan yang digunakan oleh BJ. Habibie dalam menyusun buku ini, Karena, latar belakang penulisan dan motivasi penulisan akan berpengaruh kepada tujuan penulisan sebuah karya historiografi, khususnya buku BJ. Habibie ini. Adapun metode yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan metode penelitian sejarah yang dilakukan melalui empat tahap : heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa buku Detik-Detik Yang Menentukan merupakan sebuah karya sejarah dengan menandai semangat perkembangan historiografi yang sesuai pada zamannya. Menggunakan pendekatan metode kualitatif karena BJ. Habibie ini merupakan seorang pelaku dan saksi sejarah pada peristiwa yang ditulisnya, sehingga banyaknya mendorong permasalahan sosial yang bersifat apa adanya juga menenkankan lebih kepada hasil yang telah diperbuat oleh pelaku sejarah tersebut. Karya ini sangat popular sebagai sebuah karya yang banyak memuat informasi mengenai sejarah terjadinya reformasi di Indonesia, mulai dari pengunduran dirinya Soeharto sampai dengan pemilihan Presiden ke-4 oleh Abdurrahman Wahid. Menjadi salah satu sumber rujukan yang kredibel dalam mengungkap peristiwa peralihan antara masa orde baru dan reformasi.

Actions (login required)

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat
View Item

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat
Kisah hidup dan pemikiran Presiden ke-3 RI BJ Habibie banyak ditulis dalam buku. (Foto: istimewa).

Ilma De Sabrini, Aditya Pratama Sabtu, 21 September 2019 - 09:44:00 WIB

JAKARTA, iNews.id – Presiden ke-3 RI Bacharuddin Jusuf Habibie telah pergi menghadap Sang Pencipta. Namun, kenangan tentang sosok dan keteladannya hidup dalam benak masyarakat Indonesia.

Presiden Joko Widodo menyebut BJ Habibie sebagai negarawan sejati. Mantan menteri negara riset dan teknologi itu selalu mengingatkan bahwa ilmu pengetahuan, iman dan takwa harus menyatu, tidak bisa dipisahkan.

BACA JUGA:
PWI Anugerahi BJ Habibie Gelar Bapak Kemerdekaan Pers Indonesia

”Selamat jalan Mr Crack, selamat jalan Sang Pionir. Kami akan selalu ingat pesanmu, jangan terlalu banya diskusi, jangan cengeng, tapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di dunia," ujar Jokowi saat memimpin upacara pemakaman BJ Habibie di TMPN Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).” kata Jokowi.

BJ Habibie wafat di RSPAD pada Rabu (11/9/2019) petang pukul 18.05 WIB. Mantan Kepala BPPT itu sebelumnya dirawat karena usia menua. Habibie berpulang dalam usia 83 tahun.

Kenangan tentang Habibie tidak hanya lekat dalam hati keluarga, sahabat, kolega maupun masyarakat Indonesia, namun akan selalu abadi. Sepak terjang ilmuwan jenius penemu teori keretakan pesawat itu telah terpatri dalam berbagai buku.

Kisah hidup, cinta, keteladanan dan pemikiran tentang BJ Habibie bertebaran dalam ratusan buku, jurnal maupun esai. Mereka yang mengguratkan cerita itu mulai dari akademisi, jurnalis hingga penulis buku.

Berikut 7 di antaranya:

1. Habibie & Ainun.
Habibie & Ainun merupakan buku karya almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie yang diterbitkan pada 2010. Buku ini mengisahkan perjalanan cinta dan kehidupan Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari atau Ainun Habibie.

Buku ini kemudian diangkat dalam film layar lebar yang dibintangi Reza Rahadian sebagai Habibie dan Bunga Citra Lestari (BCL) sebagai Ainun. Premiere film ini disaksikan BJ Habibie, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo.

2. Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Buku karya Gina S Noer ini terbit pada 12 Oktober 2015. Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner mengisahkan tentang perjalanan BJ Habibie ketika masih anak-anak, remaja dan masa-masa pendidikan awal di Jerman atau dalam rentang 1936 hingga 1962.

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat

3. Habibie, Soeharto dan Islam.
Buku ini ditulis jurnalis Republika Adian Husaini dan diterbitkan Gema Insani Press pada 1 Januari 1995. Buku setebal 101 halaman ini banyak mengupas hubungan Habibie dengan Presiden ke-2 RI Soeharto serta mengaitkannya dengan Islam. Adian banyak menggali dari tokoh-tokoh Islam, termasuk dari ICMI.

4. Setengah Abad Prof Dr Ing BJ Habibie: Kesan & Kenangan.Buku karya Andi Makmur Makka ini diterbitkan oleh

Cipta Kreatif bekerja sama dengan Biro Hukum dan Humas BPPT pada 1986. Buku setebal 658 halaman ini bersampul biru dengan gambar Habibie. Makka juga menulis sejumlah buku lain tentang Habibie, misalnya The True Life of Habibie, Habibie: Kecil tapi Otak Semua hingga Mr Crack dari Parepare.

5. Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi.
Salah satu buku monumental yang ditulis BJ Habibie. Inilah buku yang mengisahkan catatan harian Habibie jelang hingga menjabat menjadi Presiden RI, menggantikan Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998. Tekanan, ketidakpercayaan publik, hingga berbagai rumor politik menghiasi perjalanan 512 hari kepemimpinannya.

Buku setebal 549 halaman yang diterbitkan THC Mandiri ini hanya terdiri atas empat bab. Bab 1 mengisahkan detik-detik menjelang pengunduran diri Pak Harto. Di bab ini Habibie antara lain mengisahkan bagaimana dia ditelpon Sekretaris Negara pada 20 Mei 1998 malam dan memberitahukan bahwa Pak Harto akan mundur esok hari. Habibie pun kaget.

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat

Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul “Decesive Moments: Indonesia’s Long Road to Democracy”. Di pasaran, buku ini juga laris manis. Dalam peluncurannya, ribuan orang antre untuk mendapatkan buku serta tanda tangan langsung Habibie.

6. Habibie and the Democratisation of Indonesia.
Sudut pandang tentang BJ Habibie tidak hanya datang dari dalam negeri. Bilveer Singh, pengajar di Departemen Ilmu Politik Universitas Nasional Singapura (NUS) sekaligus peneliti di S Rajaratnam School of International Studies melahirkan buku Habibie and the Democratisation of Indonesia.

Buku setebal 487 halaman dan diterbitkan pada 2006 ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Habibie dan Demokratisasi di Indonesia”. Buku ini terasa “berat” karena menganalisis peran Habibie dalam pusaran kebangkitan demokrasi di Indonesia setelah era Orde Baru.

7. Democracy Take-off? The BJ Habibie Period.
Bagi para akademisi atau pakar politik, membicarakan BJ Habibie tak akan jauh dari perkembangan demokrasi di Indonesia. Wajar, sebab mantan wapres RI itu adalah figur sentral Indonesia pascakeruntuhan rezim Soeharto. Saat Orde Baru tumbang, Indonesia disebut dalam fase menuju demokrasi.

Itu pula yang menjadi bahasan menarik dalam tulisan Dewi Fortuna Anwar dan Bridget Welsh. Buku yang diterbitkan PT Sinar Harapan Persada pada 2013 itu setebal 581 halaman, merekam naik turun politik Indonesia di era BJ Habibie.

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat
Prosesi pemakaman BJ Habibie di TMPN Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). Upacara secara militer dipimpin Presiden Joko Widodo. (Foto: Antara).


Editor : Zen Teguh

TAG : bj habibie demokrasi buku bj habibie wafat

Buku Detik-Detik yang menentukan yang menceritakan kisah BJ Habibie yang terjadi pada saat
​ ​

Gue itu adalah satu dari bermilyaran warga NKRI yang ga tau apa-apa tapi sok tau dan selalu negatif sama pemerintah. Makanya, buku ini telah membuka pikiran gue bahwa masalah politik itu ga selalu hitam atau putih.

Berawal dari rasa penasaran gue, kenapa banyak orang yang ngefans sama BJ Habibie? Padahal bagi gue sosok dia ga ada yang spesial dan mudah terlupakan. Tapi setelah baca buku ini, gue bersimpati, kagum dan salut sama dia. Ternyata dari sebagian besar pemerintah orde baru yang kotor, t

Gue itu adalah satu dari bermilyaran warga NKRI yang ga tau apa-apa tapi sok tau dan selalu negatif sama pemerintah. Makanya, buku ini telah membuka pikiran gue bahwa masalah politik itu ga selalu hitam atau putih. Berawal dari rasa penasaran gue, kenapa banyak orang yang ngefans sama BJ Habibie? Padahal bagi gue sosok dia ga ada yang spesial dan mudah terlupakan. Tapi setelah baca buku ini, gue bersimpati, kagum dan salut sama dia. Ternyata dari sebagian besar pemerintah orde baru yang kotor, ternyata ada juga yang lumayan bersih. 'It was a wrong time to become a president', tapi dia bisa bertahan dan melakukan perubahan yang memang dibutuhkan. Ketabahan dia menghadapi kritikan dan hinaan, hebat banget. Padahal orang yang mengkritik atau melakukan demo mungkin ga ngerti apa-apa dan hanya terprovokasi oleh pers atau omongan oposisi. Gue ga menutup mata, kalau buku ini ditulis oleh BJ Habibie, maka isinya pasti adalah pembelaan dari sudut pandang dan persepsi BJ Habibie. Buku ini menjawab semua kritikan atas tindakan yang dia lakukan selama jadi presiden. Namun pasti masih ada beberapa kekurangan dia yang tidak dicantumkan di buku ini, jadi gue ga segitu menyesali kalau dia ga jadi presiden ke 4. Gue ga yakin saat itu rakyat Indonesia akan sanggup menerima kalau ternyata yang jadi presiden ke 4 dari partai golkar lagi. Kalau Habibie dari partai lain, mungkin masih bisa diterima di masyarakat.Hal-hal yang dibahas di buku ini dan gue anggap 'eye opening':1. Masalah TimtimKarena bagi gue, BJ Habibie terkenal sebagai presiden yang membuat Indonesia kehilangan Timor Timur, maka dengan adanya penjelasan di buku ini, gue jadi lebih ngerti dan bisa menerima. Dulu sebelum krisis, gue ga peduli sama konflik di Timtim. Provinsi itu begitu jauh dan ga penting untuk gue perhatiin. Tapi ketika Indonesia kehilangan provinsi itu dan mendengar beberapa kritikan tajam yang bilang Habibie bego, kenapa Timtim dilepas padahal itu bagian dari Indonesia. Gue jadi ga rela. Kesannya Indonesia lemah banget, ga bisa ngurus warga negaranya sendiri, ga bisa mempertahankan NKRI. Dipaksa sama luar negri dikit aja, langsung takut. Tapi setelah baca buku ini, gue setuju dan mendukung tindakan Habibie. Ngapain provinsi yang memang bukan bagian dari Indonesia waktu proklamasi kemerdekaan terus menghabiskan uang APBN Indonesia melulu, dan ga terlalu menghasilkan pemasukan ke Indonesia, masih mesti dipertahankan? Intinya: udah nyusahin, masih belagu? Mending duit APBN nya dipakai untuk provinsi lain yang lebih berguna.(note: memang mungkin APBN nya bukan masuk ke rakyat Timtim, tapi ke pejabat-pejabat yang mempunyai kepentingan di Timtim. Tapi setidaknya, ketika Habibie melepaskan Timtim, aliran dana ke pejabat itu jadi terhenti)

Pertanyaannya: sekarang setelah Timtim jadi negara merdeka, apa mereka lebih makmur? (ini pertanyaan beneran loh, bukan bermaksud sarkastik)

2. Masalah perubahan UU dan fungsi pemerintahanGue juga salut pada pemikiran dia atas desentralisasi kekuasaan dari presiden ke MPR/DPR, pemisahan Bank Indonesia dari presiden, pemisahan kekuatan ABRI. Pemikiran yang hebat! Kalau pun bukan asli hasil pemikiran dia, tapi dengan dia mengundang semua tokoh pinter dari dalam atau luar negri untuk mendapat masukan, dan setelah menimbang apa yang dibutuhkan Indonesia, dia bisa memberikan keputusan yang tepat.

Salah satu ciri pemimpin yang gue kagumi: berani mengambil resiko yang terkalkulasi untuk tujuan yang baik walau banyak pihak yang tidak setuju.

3. Masalah SoehartoSampai beberapa kali ganti presiden pun Soeharto belon pernah diadili. Belum ada kemajuan dari penyelidikan Soeharto, jadi kenapa pemerintahan BJ Habibie di kritik masalah Soeharto? Kayaknya sampai kapan pun ga akan selesai deh. Padahal daripada duit yang dimiliki Bambang Tri dikasih ke Mayangsari, mending kan di balikin ke rakyat.Intinya, gue suka sama buku ini. Walaupun katanya penulisannya seperti diary, tapi bagi gue seperti research paper doctorate contohnya: banyak memberikan deskripsi permasalahan, menimbang beberapa alternatif solusi dan akibat yang mungkin ditimbulkan, kemudian mengambil keputusan dengan kembali menjelaskan alasan kenapa diambil solusi tersbut. Banyak pengulangan pembahasan masalah, penuh dengan data statistik dan format teori. Gue suka banget deh, walau karena banyak pengulangan jadi agak bosen. Tapi yang rada aneh sih, penulisan doa yang dipanjatkan. Gunanya untuk apa? penegasan bahwa Habibie orang yang soleh?

Buku ini buku perkenalan yang bagus untuk orang yang ingin tahu situasi politik Indonesia. Ada pokok permasalahan, intrik politik, good guy dan bad guy. Recommended untuk semua warga negara Indonesia.

...more