Berikut yang merupakan tokoh tafsir dinasti abbasiyah adalah

Dalam agama Islam, terdapat berbagai cabang ilmu yang mempelajari ajaran-ajaran agama, salah satunya adalah ilmu tafsir. Foto: Pixabay.com

Cendikiawan Islam dibidang ilmu tafsir adalah Ibnu Abbas. Selain Ibnu Abbas, terdapat cendekiawan Islam lainnya yang sangat menguasai ilmu tafsir.

Ilmu tafsir adalah salah satu cabang ilmu agama Islam yang membahas tentang Alquran dan mencoba untuk menjelaskan makna-makna di dalamnya.

Dikutip dari buku Tafsir Inspiratif: Ayat-Ayat Al-Quran Pilihan Penggugah Jiwa karya KH. DR. M. Tata Taufik, ilmu tafsir adalah ilmu yang membahas Alquran dari segi ketepatan maknanya sesuai dengan kehendak Allah Swt sebatas kemampuan manusia.

Penafsiran Al-Qur'an sebenarnya telah dilakukan sejak Nabi Muhammad masih hidup. Setelah Nabi wafat, penafsiran terhadap Al-Qur'an dilanjutkan oleh para sahabat dan tabi'in.

Menurut Mohd. Nazri Ahmad dalam buku Israiliyyat: Pengaruh Dalam Kitab Tafsir, ilmu tafsir berkembang pesat pada masa dinasti pemerintahan Abbasiyah.

Pada masa dinasti Abbasiyah, ilmu pengetahuan sangatlah berkembang. Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai masa keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam.

Pada masa ini, ada banyak cendekiawan muslim yang mendalami ilmu tafsir. Lantas, siapa saja cendekiawan muslim yang ahli di bidang ilmu tafsir? Simak jawabannya di bawah ini.

Ilmu tafsir adalah ilmu yang mempelajari Al-Quran dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Foto: Pixabay.com

Cendikiawan Islam di Bidang Ilmu Tafsir

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Muhammad Ahsan dan Sumiyati, berikut cendekiawan Islam yang ahli di bidang ilmu tafsir.

Ibnu Abbas adalah salah satu ahli ilmu tafsir yang populer. Ia memiliki nama lengkap Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf Al-Quraisy.

Banyak para ahli ilmu tafsir yang mendasarkan tafsirannya pada tafsir Ibnu Abbas. Selain dikenal sebagai ahli ilmu tafsir, Ibnu Abbas juga merupakan salah satu perawi.

Tafsir Ibnu Abbas ditulis dan dibukukan oleh Abi Tahir Muhammad bin Ya'qub asy-Syairazy asy-Syafi'i dan menjadi tafsir tertua di dunia.

Tafsir Ibnu Abbas adalah kitab ilmu tafsir paling tua di dunia.Foto: Wikipedia Commons

Ibnu Jarir At-Tabari adalah cendekiawan Islam yang sangat terkenal di bidang ilmu tafsir. Ia bahkan dijuluki sebagai Bapak Ilmu Tafsir.

At Tabari lahir di kota Amul, Tabartistan dan berhasil menghafalkan Al-Qur'an pada usia 7 tahun. Pada usia 9 tahun, ia sudah menjadi imam salat serta mahir menulis hadits.

Karya tafsirnya yang populer adalah Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an atau yang dikenal dengan Tafsir al-Tabari.

3. Ibnu Athiyah Al-Andalusy

Ibnu Athiyah Al-Andalusy merupakan seorang ahli tafsir yang lahir saat peradaban Islam berkembang pesat di Granada, Andalusia. Ia dikenal sebagai ahli tafsir Al-Ma'tsur.

Salah satu karyanya yang sangat populer di bidang ilmu tafsir adalah Tafsir Al-Muharrar Al-Wajiz fi Tafsir Al-Kitab Al-Aziz. Kitab ini menjadi salah satu kitab rujukan dalam kajian tafsir.

Muqatil bin Sulaiman adalah salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar di bidang ilmu tafsir. Ia berasal dari Barkh.

Ia dipandang sebagai ahli tafsir besar dari kalangan tabi' tabi'in, yakni, pasca-tabi'in. Salah satu kitab tafsir populer milikinya adalah Tafsir al-Kabir.

Pembahasan tafsir Alquran sudah mulai dipisah dari disiplin hadis

Rabu , 20 Apr 2022, 04:24 WIB

Republika/Agung Supriyanto

Alquran

Rep: Nashih Nashrullah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO,ID, JAKARTA -- Perkembangan ilmu tafsir Alquran sangatlah dinamis.

Baca Juga

Pada masa kodifikasi ilmu tafsir, yang dimulai pada masa Bani Umayyah dan permulaan Dinasti Abbasiyah, pembahasan tafsir Alquran sudah mulai dipisah dari disiplin hadis dan dibukukan secara terpisah menjadi satu buku tersendiri.

Muncullah beragam metode penafsiran Alquran dengan ragam madrasahnya, di antaranya metode tafsir Alquran bi al-ma’tsur. Metode ini fokus pada riwayat-riwayat yang sahih, baik menggunakan ayat dengan ayat, hadis, dan perkataan sahabat atau tabiin.

Ada beberapa tokoh yang dikenal memomulerkan metode ini. Berikut ini jejak terakhir para imam mufasir bi al-ma’tsur:    

Imam at-Thabari 

Entah Anda percaya atau tidak. Makam yang berlokasi di Al-A’dhamiyah, Baghdad, ini disebut-sebut sebagai makam Ibnu Jarir at-Thabari. Kondisi makam tokoh kelahiran Tabaristan, Persia ini, jauh dari kata layak. Bahkan memprihatinkan. 

Padahal ia adalah imam besar, sejarawan, sekaligus seorang mufasir. Tokoh yang wafat pada 923 M/310 H ini mengarang kitab tafsir monumental, yaitu Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Ayy al-Qur’an.

Tafsir yang lebih dikenal dengan Tafsir at-Thabari ini menjadi rujukan para ulama pada masa berikutnya, seperti al-Baghawi, as-Suyuthi, dan juga Ibnu Katsir.

Ibnu Katsir

Selain disebut sebagai sejarawan lewat karyanya al-Bidayah wa an-Nihayah, tokoh yang lahir di Busra 1301 M di Busro, Suriah ini dikenal juga sebagai seorang mufasir andal.

Pemikir dan ulama Muslim ini mengarang kitab tafsir berjudul Tafsir al-Qurad al-Azhim atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tafsir Ibn Katsir.

Makam yang berada di Damaskus, Suriah ini, sebenarnya adalah makam Ibnu Taimaiyah, guru Ibnu Katsir, tetapi makam Ibnu Katsir bersebelahan dengan makam sang guru. Ibnu Katsir wafat pada 1372 M di Damaskus Suriah.   

As-Suyuthi

Imam as-Suyuthi dimakamkan tak jauh dari makam Imam as-Syafii di el-Qarafa el-Kubra. Selain dikenal sebagai pakar fikih Mazhaf Syafi’i, pemilik nama lengkap Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin, Jalaluddin al-Misri as-Suyuthi asy-Syafi'i al-Asy'ari itu dikenal pula sebagai mufasir.  

Di antara karyanya di bidang tafsir adalah kitab ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir bi al-Ma’tsur. Kitab tokoh kelahiran Kairo, pada 849 H/ 1445 M ini di bidang Alquran adalah al-Itqan fi ‘Ulum al-Alquran 

  • peradaban islam
  • tafsir alquran
  • kajian alquran

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA