Beranda Question
Gelombang laut adalah gerak naik turunnya air laut yang tidak disertai dengan perpindahan massa airnya. Gelombang laut dapat terjadi karena : 1. Angin Gelombang ini terjadi akibat adanya gerakan air laut di permukaan sehingga arah gelombang sesuai dengan arah angin. Tinggi rendah gelombang tergantung kecepatan angin dan kekuatan angin yang mengenai permukaan air laut tersebut. 2. Gempa bumi Gelombang ini terjadi bila ada getaran kulit bumi di dasar laut sehingga mengakibatkan dislokasi vertikal pada dasar laut. Bisa juga terjadi karena meletusnya gunung api baik yang berada di bawah permukaan laut atau gunung api yang berada di atas permukaan laut. 3. Perbedaan Suhu Air Laut Air bergerak dari suhu panas ke suhu dingin, pergerakan air ini yang terjadi ke segala arah. Gerakan ini terjadi di bawah permukaan air laut yang menyebabkan adanya perpindahan masa yang mempengaruhi gerakan di permukaan air. 4. Perubahan kedalaman dasar laut. Gelombang akan sangat terlihat dan terasa ketika kita berada di pantai, hal ini dikarenakan volume antara dasar laut dan permukaan air terjadi penyempitan, sehingga massa air yang telah memiliki gaya gerak akan terdorong ke atas permukaan dan menciptakan gelombang.
Merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang mempunyai belasan ribu pulau, mulai dari pulau besar hingga pulau-pulau kecil yang belum memiliki nama. Setiap pulau ini dipisahkan oleh laut, sehingga tidak heran jika Indonesia mempunyai kekayaan laut yang melimpah. Tentu ini menjadi salah satu keunggulan menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia. Bukan hanya kekayaan laut saja, lautan di Indonesia mempunyai panorama yang eksotis. Ini tentu saja menjadi daya tarik pariwisata yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Selain itu, beberapa pantai di Indonesia juga memiliki ombak yang menantang untuk kegiatan surfing atau selancar air. Meskipun begitu, pada waktu-waktu tertentu laut di Indonesia terkadang menampilkan ombak tinggi. Terutama ketika cuaca di Indonesia sedang tidak stabil seperti terjadinya angin dengan kecepatan tinggi. Bukan hanya itu, terdapat beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya ombak tinggi. Selain mengetahui faktor penyebab ombak tinggi, Anda juga perlu mengetahui jenis-jenis gelombang tinggi bisa terjadi di lautan. Terutama bagi Anda yang mempunyai hobi berselancar atau berenang di pantai. Beberapa informasi berikut menjadi bekal pengetahuan Anda untuk melindungi diri jika sewaktu-waktu menemui ombak tinggi di lautan. Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami merangkum penyebab ombak tinggi yang sering terjadi hingga berbagai jenis gelombang laut yang perlu Anda ketahui. 2 dari 5 halaman
©Shutterstock.com/Beth Swanson Hal pertama yang perlu Anda ketahui adalah pengertian dari ombak tinggi. Ombak tinggi atau disebut juga dengan gelombang tinggi merupakan suatu fenomena gelombang yang mempunyai ketinggian signifikan. Dalam hal ini, ahli kelautan biasanya menggunakan analisis statistik untuk memprediksi adanya gelombang tinggi. Secara umum, perkiraan gelombang tinggi 10 kaki, tinggi rata-ratanya adalah 6,4 kaki, sedangkan untuk 10 persen gelombang tertinggi adalah 12,7 kaki, dan tinggi gelombang maksimum diperkirakan mencapai 20 kaki. Pada waktu dan tempat tertentu ketinggian gelombang ini dapat meningkat melebihi perkiraan ketinggian gelombang umum yang biasanya dilaporkan oleh ahli kelautan. 3 dari 5 halaman
Setelah mengetahui pengertiannya, Anda perlu memahami hal apa saja yang menjadi faktor terbentuknya ombak tinggi di lautan. Gelombang atau ombak yang terjadi di laut pada dasarnya disebabkan oleh energi yang merambat melalui air. Tanpa halangan, gelombang laut ini dapat melintasi seluruh lautan. Umumnya, gelombang atau ombak tinggi berasal dari angin yang bergerak di atas permukaan, serta dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan yang menciptakan gelombang. Selain itu, faktor lain yang memberikan pengaruh pada terbentuknya ombak tinggi juga meliputi tinggi, panjang, periode waktu, dan kecuraman. Kecuraman yang dimaksud adalah perbandingan antara tinggi dan panjang. Ketika kecuraman gelombang melebihi 1:7, gelombang akan mulai pecah kemudian menghasilkan whitecaps. Ini umumnya terjadi pada 12 hingga 15 knot angin. 4 dari 5 halaman lawnstarter.com Setelah mengetahui berbagai hal yang menjadi faktor penyebab terbentuknya ombak tinggi, perlu diketahui pula bahwa ombak yang terjadi di lautan melewati proses tertentu. Dalam hal ini, energi melewati lautan dalam gerakan melingkar. Ketika angin bertiup di atas permukaan, itu mengganggu air, menciptakan gelombang permukaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan gelombang permukaan adalah kecepatan angin, durasi dan jarak permukaan yang dicakupnya, juga dikenal sebagai fetch. Gelombang permukaan hanyalah salah satu jenis gelombang. Ada pula jenis gelombang lainnya, seperti tsunami yang terjadi akibat energi dari gempa bumi bawah laut atau tanah longsor ke laut. Agitasi dalam proses ini juga menciptakan energi yang bergerak melalui air. Saat terjadi gelombang, air sebenarnya bergerak dalam pola melingkar dengan gerakan yang cukup untuk menjaga energi tetap maju. Energi gelombang permukaan juga mempengaruhi air di bawahnya, tetapi gerakan melingkar energinya akan mendatar saat air semakin dalam sampai energi gelombang menghilang. 5 dari 5 halaman
Setelah mengetahui faktor penyebab ombak tinggi, terakhir yang tidak kalah penting yaitu terdapat beberapa jenis gelombang laut yang perlu Anda ketahui. Masing-masing jenis gelombang ini mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan jenis gelombang satu dengan yang lainnya. Berikut adalah beberapa jenis gelombang laut dan ciri khasnya :
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea. Bentuk gelombang lain yang disebabkan oleh angin adalah gelombang yang bergerak dengan jarak yang sangat jauh sehingga semakin jauh meninggalkan daerah pembangkitnya gelombang ini tidak lagi dipengaruhi oleh angin. Gelombang ini akan lebih teratur dan jarak yang ditempuh selama pergerakannya dapat mencapai ribuan mil. Jenis gelombang ini disebut Swell. Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari kecepatan angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai dengan panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara ini umumnya mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan tipe gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat angin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984). Jarak tanpa rintangan dimana angin bertiup merupakan fetch yang sangat penting untuk digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif lebih kecil seperti danau (di darat) dengan yang terbentuk di lautan bebas, (Pond and Picard, 1978). Gelombang yang terbentuk di danau dengan fetch yang relatif kecil dengan hanya mempunyai beberapa centimeter sedangkan yang terbentuk di laut bebas dimana dengan fetch yang lebih sering mempunyai panjang gelombang sampai ratusan meter. Kompleksnya gelombang-gelombang ini sangat sulit untuk dijelaskan tanpa membuat pengukuran-pengukuran yang lebih akurat dan kurang berguna bagi nelayan atau pelaut. Sebagai gantinya mereka membuat suatu cara yang lebih sederhana untuk mengetahui gelombang yaitu dengan menggunakan suatu daftar skala gelombang yang dikenal dengan Skala Beaufort untuk memberikan keterangan tentang kondisi gelombang yang terjadi di laut dalam hubungannya dengan kecepatan angin yang sementara berhembus (Hutabarat dan Evans, 1984).
Gelombang pasang surut yang terjadi di suatu perairan yang diamati adalah merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri. Tipe pasang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi (Cappenberg, 1992). Tipe pasang surut yang terjadi di Indonesia terbagi atas dua bagian yaitu tipe diurnal dimana terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap hari misalnya yang terjadi di Kalimantan dan Jawa Barat. Tipe pasang surut yang kedua yaitu semi diurnal, dimana pada jenis yang kedua ini terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, misalnya yang terjadi di wilayah Indonesia Timur (Ceppenberg,1992). Pasang surut atau pasang naik mempunyai bentuk yang sangat kompleks sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hubungan pergerakan bulan dengan katulistiwa bumi, pergantian tempat antara bulan dan matahari dalam kedudukannya terhadap bumi, distribusi air yang tidak merata pada permukaan bumi dan ketidak teraturan konfigurasi kolom samudera.
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan hasil dari cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan. Kecepatan gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10 meter. Bentuk gelombang ini dapat menghancurkan pantai dengan vegetasinya maupun wilayah pantai secara keseluruhan (Pond and Picard, 1978).
Gelombang tsunami merupakan bentuk gelombang yang dibangkitkan dari dalam laut yang disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanis seperti letusan gunung api bawah laut, maupun adanya peristiwa patahan atau pergeseran lempengan samudera (aktivitas tektonik). Panjang gelombang tipe ini dapat mencapai 160 Km dengan kecepatan 600-700 Km/jam. Pada laut terbuka dapat mencapai 10-12 meter dan saat menjelang atau mendekati pantai tingginya dapat bertambah bahkan dapat mencapai 20 meter serta dapat menghancurkan wilayah pantai dan membahayakan kehidupan manusia, seperti yang terjadi di Kupang tahun 1993 dan di Biak tahun 1995 yang menewaskan banyak orang serta menghancurkan ekosistem laut (Dahuri,1996)
Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai gelombang diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Gelombang ini merupakan standing wave dari periode yang relatif panjang dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau dan sepanjang pantai laut terbuka. Seiche merupakan hasil perubahan secara mendadak atau seri periode yang berlangsung secara berkala dalam tekanan atmosfir dan kecepatan angin (Pond and Picard, 1978). Bhatt, (1978) mengemukakan bahwa ada 4 jenis gelombang, antara lain : Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya. Gelombang katastrofik ini di namakan berdasarkan akibat yang di timbulkannya yaitu mampu menghancurkan apa saja yang di temui. Gelombang ini juga sering disebut sebagai gelombang lautSeismik atau Tsunami.
Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.
Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan gelombang permukaan laut yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak sangat lambat dan tidak dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya dimana adanya variasi densitas. Gelombang ini mempunyai tinggi lebih besar dari pada gelombang permukaan.
Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan dengan tidak adanya gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya bergerak naik turun saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya pada danau, teluk atau kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam atau seiche. Gelombang ini dihasilkan oleh badai yang digabungkan dengan kondisi atmosfir yang drastis. Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa hidup suatu organisme dan dapat pula menyebabkan kerusakan daratan. |