Berikut ini yang bukan merupakan hasil budaya zaman Megalitikum adalah

27 September 2021 13:20

Pertanyaan

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Jawaban terverifikasi

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

28 September 2021 05:31

Halo Nis Secara etimologi, megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang artinya batu. Oleh karena itu, zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar. Pada periode ini, setiap bangunan yang didirikan oleh masyarakat sudah mempunyai fungi yang jelas. Budaya megalitikum sendiri lebih mengarah pada sebuah pemujaan terhadap roh leluhur. Beberapa peninggalan zaman megalitikum di Indonesia, adalah kubur batu, menhir, dolmen, sarkofagus, waruga, punden berundak, arca batu. Dengan demikian, jawabannya adalah C. Mapel: Sejarah Kelas: 10 SMA Topik: Indonesia Zaman Praaksara Semoga membantu ya.

Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang berarti batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. Kebudayaan Megalitikum menyebar ke indonesia melalui 2 gelombang, yaitu Megalitikum Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolitikum (2500-1500 SM) dan Megalitikum Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM).

Adapun hasil budaya dari zaman Megalitikum adalah sebagai berikut.

  1. Menhir : batu yang digunakan untuk sarana upacara keagamaan.
  2. Dolmen : merupakan meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
  3. Punden berundak : bangunan yang tersusun bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
  4. Waruga : peti kubur batu yang berada di Minahasa.
  5. Sarkofagus : peti kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang pada ujung-ujungnya terdapat tonjolan.
  6. Kubur Batu : peti mati yang dibentuk dari enam papan batu, terdiri dari dua sisi panjang, dua sisi lebar, dan sebuah lantai.

Dengan demikian, hasil budaya dari zaman Megalitikum, yaitu menhir, dolmen, punden berundak, waruga, sarkofagus, dan kubur batu.

tirto.id - Peninggalan zaman megalitikum dan fungsinya memiliki peran penting dalam masa prasejarah. Sebagai bagian dari salah satu klasifikasi masa prasejarah, di zaman tersebut terdapat beberapa peninggalan berupa batu-batu besar yang dijadikan sebagai hasil kebudayaannya.

Fungsi hasil kebudayaan berupa alat dari batu ini diklaim sebagai media atau tempat beribadah dan mengenang nenek moyang dalam sistem kepercayaan animisme dan dinamisme.

Soejono dan kawan-kawan dalam Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah Indonesia (2010) menjelaskan, batu besar yang dijadikan bangunan tersebut adalah medium penghormatan, persinggahan, dan lambang kematian.

Melengkapi pendapat tersebut, Veni Rosfenti dalam Sejarah Indonesia (2020:10) menambahkan, hasil kebudayaan itu ternyata memiliki fungsinya masing-masing dalam beberapa upacara tertentu. Apa saja hasil kebudayaan zaman Megalitikum tersebut?

1. Menhir

Di Indonesia, menhir ditemukan di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan. Benda ini berbentuk menyerupai tiang atau tugu dan bahannya terbuat dari batu. Pembangunannya dimaksud sebagai lambang peringatan kepada roh atau arwah nenek moyang.

Bukan hanya itu, benda ini digunakan untuk mengikat binatang persembahan kepada nenek moyang. Lalu, juga dijadikan sebagai sarana tempat ibadah ketika masyarakat zaman Megalitikum ingin memuja roh pendahulunya.

2. Dolmen

Benda peninggalan kebudayaan yang satu ini berbentuk seperti meja dari batu besar. Permukaan atau bagian atasnya yang rata diduga dijadikan tempat menaruh roh, duduk ketua suku, dan tempat meletakkan persembahan. Bagian bawah batu datar tersebut, terdapat penyangga di bawahnya yang berjumlah empat buah.

3. Punden Berundak-undak

Peninggalan budaya zaman Megalitikum ini berupa bangunan bertingkat, terdiri atas tumpukan batu. Bentuknya yang tinggi ini membuat bangunan ini memiliki tanjakan-tanjakan kecil yang bahannya dari batu.

Diduga, pada zaman dahulu tingkatan teratas punden berundak-undak adalah tempat yang paling suci dan digunakan sebagai tempat memuja roh pendahulu. Bukan hanya dugaan tersebut, bentuk batu bertumpuk ini juga diklaim sebagai asal-usul penciptaan bangunan candi seiring perkembangannya.

4. Kubur Peti

Seperti namanya, benda ini berbentuk peti dan digunakan untuk menaruh jenazah seseorang. Batu yang dibuat dalam bentuk persegi panjang ini nantinya dikubur dan dipendam di dalam tanah setelah dimasukkan jenazah. Di Indonesia, benda ini pernah ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.

5. Waruga

Fungsi peninggalan kebudayaan ini sama dengan kubur peti yang dijelaskan sebelumnya. Namun, pembedanya adalah bentuk bendanya. Waruga digambarkan berbentuk bulat atau kubus dan di atasnya terdapat atap yang terlihat seperti genteng rumah (segitiga).

Mayat manusia yang meninggal nantinya ditaruh dalam posisi jongkok di dalam benda ini. Terkait penemuannya, pernah ditemukan di Minahasa, Sulawesi Utara.

6. Sarkofagus

Peninggalan ini masih sama fungsinya dengan kubur peti dan waruga. Namun, bentuknya lebih terkesan cekung atau diklaim menyerupai lesung. Lokasi penemuan hasil kebudayaan zaman Megalitikum yang satu ini adalah di daerah Bali.

7. Patung (Arca)

Seperti yang kita ketahui bahwa patung adalah penggambaran sesuatu makhluk dari bahan apapun. Terkait peninggalan kebudayaan Megalitikum ini, patung atau arca masih terbuat dari bahan batu.

Bentuk benda ini biasanya menyerupai binatang atau manusia. Sedangkan fungsinya, digunakan untuk simbol pemujaan serta lambang roh nenek moyang. Beberapa batu patung atau arca ini pernah ditemukan di Dataran Tinggi Pasemah (pegunungan sekitar Bengkulu dan Palembang).

Baca juga:

  • Menjelajahi Situs Peninggalan Zaman Megalitikum
  • Peradaban Megalitikum Di Kampung Adat Bena

Baca juga artikel terkait MEGALITIKUM atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/dip)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Lihat Foto

Tourism Ireland/Holger Leue

Poulnabrone Dolmen, sebuah makam megalitik prasejarah di County Clare, Irlandia.

KOMPAS.com - Secara etimologi, megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang artinya batu.

Oleh karena itu, zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, di mana masyarakatnya menggunakan peralatan dari batu yang berukuran besar.

Pada periode ini, setiap bangunan yang didirikan oleh masyarakat sudah mempunyai fungi yang jelas.

Budaya megalitikum sendiri lebih mengarah pada sebuah pemujaan terhadap roh leluhur.

Peninggalan zaman megalitikum

Peninggalan-peninggalan dari zaman megalitikum mempunyai bentuk beraneka ragam.

Begitu pula dengan ukurannya, ada yang pendek dan ada pula yang tingginya mencapai delapan meter.

Bangunan-bangunan megalitik pada dasarnya menggunakan bahan dasar batu.

Di Indonesia, peninggalan zaman megalitikum dapat dijumpai di berbagai daerah, dari ujung Sumatera hingga Timor-Timur.

Situs megalitik di beberapa wilayah Indonesia biasanya juga menunjukkan ciri khas tersendiri.

Baca juga: Zaman Arkean: Pembagian dan Ciri-ciri

Berikut ini beberapa peninggalan zaman megalitikum di Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA