Terdapat berbagai hormon yang ada dalam tubuh manusia, salah satunya adalah hormon reproduksi. Hormon reproduksi ini memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan organ reproduksi, temasuk mengenai kehamilan, menstruasi, dan perkembangan seksual anak. Pada pria dan wanita, hormon reproduksi yang dihasilkan tidaklah sama. Show Pada masa pubertas, hormon reproduksi juga berpengaruh terhadap perubahan fisik remaja. Gejala pubertas pada remaja wanita yang paling khas adalah membesarnya payudara. Sementara untuk remaja lelaki, bentuk dada yang lebih bidang menunjukkan dirinya memasuki usia pubertas.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️ Jenis dan fungsi hormon reproduksi manusiaMeskipun jenisnya berbeda, ada beberapa hormon reproduksi yang sama-sama ada dalam diri pria dan wanita. Secara umum, berikut adalah jenis beserta fungsi hormon-hormon reproduksi dalam tubuh manusia, antara lain: 1. Follicle Stimulating Hormone (FSH)Hormon FSH adalah hormon reproduksi yang diproduksi di kelenjar pituitari. Kelenjar ini ada di otak dan memiliki ukuran sebesar kacang polong. Fungsi hormon FSH yang paling utama adalah mengoptimalkan perkembangan fisik manusia saat memasuki usia pubertas. Hormon ini sama-sama ada dalam tubuh pria dan wanita, tapi fungsinya berbeda. Hormon FSH pada wanita berperan penting terhadap proses pembentukan sel telur dan mengendalikan siklus menstruasi. Sedangkan pada pria, hormon ini berfungsi untuk mengendalikan sperma dan perkembangan organ reproduksi serta organ kelamin. Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Haid Tidak Teratur? 2. Luteinizing Hormone (LH)Hormon LH juga diproduksi di kelenjar pituitari dan memiliki keterkaitan dengan hormon FSH. Kedua hormon ini saling melengkapi satu sama lain, terutama pada siklus menstruasi wanita.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️ Tak hanya itu, hormon LH juga berperan penting dalam produksi sel telur dan fisiologi ovarium. Sedangkan pada pria, fungsi hormon LH dapat merangsang produksi testosteron dan mempengaruhi tingkat produksi sperma pria. 3. Hormon testosteronHormon testosteron lebih dikenal sebagai hormon seks pria, karena memang lebih banyak diproduksi dalam tubuh pria. Akan tetapi, wanita pun juga memproduksi hormon testosteron dalam jumlah yang lebih sedikit daripada pria. Fungsi hormon terstosteron pada pria adalah untuk mengendalikan gairah seks, memproduksi sperma, dan mempengaruhi kepadatan serta kekuatan tulang. Pada masa pubertas, kadar hormon testosteron pada pria akan meningkat dan perlahan akan menurun saat memasuki usia 30 tahun. Sementara itu, fungsi hormon testosteron pada wanita adalah untuk mengontrol suasana hati, gairah seks, dan juga meringankan rasa nyeri. Baca Selengkapnya: 4 Fungsi Testosteron dan Cara Meningkatkannya 4. Hormon estrogenJika sebelumnya hormon testosteron diproduksi lebih banyak pada pria, maka wanita memiliki kadar hormon estrogen yang lebih tinggi.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️ Hormon estrogen disebut juga hormon seks wanita, karena memiliki peran penting bagi perkembangan seksual remaja wanita saat pubertas. Selain itu, hormon ini juga dapat mengendalikan pertumbuhan dinding rahim selama periode menstruasi dan masa kehamilan. Sedangkan pada pria, hormon estrogen berperan penting untuk menjaga kesehatan sperma. Akan tetapi, kelebihan hormon estrogen juga tidak baik bagi pria, karena dapat membuat kualitas sperma menurun dan memicu disfungsi ereksi. Memiliki kadar hormon reproduksi yang seimbang sangat penting untuk menjaga fungsi seksualitas pria dan wanita. Jika hidup Anda sehat, maka kualitas hormon tentu akan terus membaik. Caranya, pastikan untuk selalu menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Konsumsi makanan sehat yang kaya nutrisi dan tetap aktif bergerak aktif. Jika Anda mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan, maka segera berkonsultasikan ke dokter karena ini bisa memengaruhi hormon reproduksi Anda.
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ali Abulmeaty, M., Almajwal, A., ElSadek, M., Berika, M., & Razak, S. (2019). Metabolic Effects of Testosterone Hormone Therapy in Normal and Orchiectomized Male Rats: From Indirect Calorimetry to Lipolytic Enzymes. International Journal Of Endocrinology, 2019, 1-10. https://doi.org/10.1155/2019/7546385. Hindawi. (https://www.hindawi.com/journals/ije/2019/7546385/)
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda? Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.
Ketika puber, seorang perempuan akan mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya. Mulai dari pembesaran payudara, pinggul yang lebih lebar, hingga tumbuhnya rambut di area vagina dan ketiak. Ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen. Tak hanya itu, hormon estrogen juga mengatur siklus menstruasi wanita. Apabila sel telur tidak dibuahi dalam periode masa subur, level estrogen akan turun drastis dan menstruasi terjadi. Sebaliknya, apabila sel telur berhasil dibuahi, maka estrogen akan “berkolaborasi” dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama kehamilan. Dalam kaitannya dengan pembentukan tulang, estrogen juga tak ketinggalan. Hormon yang satu ini akan bekerja sama dengan vitamin D, kalsium, dan hormon lainnya untuk proses pembentukan tulang secara alami. Tak berhenti sampai di situ, hormon estrogen juga berpengaruh terhadap cara kerja otak. Ada banyak riset – salah satunya dari National Library of Medicine – yang membuktikan bahwa level estrogen yang rendah menyebabkan mood seseorang berantakan. 2. Progesteron Hormon wanita kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini adalah hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga puncaknya selama proses kehamilan. Hormon progesteron membantu mengendalikan siklus menstruasi dan mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah mengapa hormon progesteron kerap berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi lancar tidaknya menstruasi, kehamilan, hingga risiko komplikasi saat hamil. Progesteron ini pula yang mempersiapkan dinding uterus untuk siap “menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak hanya itu, hormon progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan dinding rahim seakan menolak sel telur. Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron juga menjadi stimulus berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap memproduksi air susu ibu atau ASI. Ketika proses persalinan, hormon ini akan bergabung dengan hormon relaxin untuk melunakkan ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan semakin siap untuk mengeluarkan bayi. 3. Testosteron Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski demikian, testosteron juga ada dalam tubuh wanita dalam jumlah lebih sedikit. Meskipun sedikit, ada banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah seksual, menstruasi, massa tulang, hingga produksi sel darah merah. Idealnya, seorang wanita perlu memiliki 15-70 nanogram per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka. Apabila terlalu rendah, bisa jadi seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah, jadwal menstruasi tidak lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering. SEHATQ |