Berikan 3 contoh pondok pesantren salaf yang ada di Indonesia

Berikan 3 contoh pondok pesantren salaf yang ada di Indonesia

Beda Pondok Modern, Pesantren Salaf dan Ponpes Salafi Apakah tipe pesantren yang Anda cari: modern, salaf, atau salafi?

Ponpes atau pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang bersistem asrama (Jawa: pondok). Di mana santri (pelajar) tinggal di dalam asrama (hostel) selama masa belajar tanpa diijinkan untuk pulang ke rumahnya kecuali saat musim libur.

Pendidikan pesantren berlangsung 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Selain pendidikan khas pesantren, di dalamnya terdapat berbagai lembaga pendidikan yang sama seperti lembaga pendidikan di luar pesantren. Seperti, pendidikan formal TPQ, TK, SD/MI, SMP/MTS, MA/SMA/SMK, dan perguruan tinggi/universitas. Di samping madrasah diniyah tentunya yang memang menjadi ciri khas sebuah pesantren, khususnya yang bersistem salaf.

Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA) adalah kombinasi antara pondok modern dan pesantren salaf. Apa maksudnya? Secara sederhana definisi pesantren salaf adalah sebuah pesantren yang menganut sistem tradisional di mana di dalamnya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan sama sekali tidak mengajarkan ilmu umum.

Sedangkan pondok modern adalah pesantren yang di dalamnya menganut sistem pendidikan yang diadopsi dari sistem pendidikan modern dan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara ilmu agama dan ilmu umum. Ciri khas pondok modern adalah penekanannya pada kemampuan berbahasa asing secara lisan sedangkan keunikan pesantren salaf adalah lebih menekankan pada kemampuan penguasaan kitab kuning. Contoh pesantren salaf yang murni adalah Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan. Sedangkan contoh pondok modern adalah Pondok Modern Gontor.

DAFTAR ISI

PESANTREN SALAF

Pesanten Salaf adalah bentuk asli dari lembaga pesantren. Sejak pertama kali didirikan oleh Wali Songo, format pendidikan pesantren adalah bersistem salaf. Kata salaf berasal dari bahasa Arab السلف. Dari akar kata yang sama aAda beberapa makna dari kata ‘salaf’ yang berbeda-beda. Harap dibedakan antara pesantren salaf sebagai sebuah sistem penditikan dengan aliran salafi wahabi.

Pengertian kata Salaf

(a) Salaf dengan bentuk jamak aslaf (أَسْلُفٌ) dan suluf (سُلُوفٌ) bermakna kulit yang belum disamak atau samaknya tidak dianggap sah. Salaf bisa juga berarti wadah yang besar.

(b) Salif (سَلِف) dengan bentuk jamak aslaf (أَسْلافٌ) bermakna kulit; ipar; yang lalu; sedikit; perbandingan;

(c) Salaf (سَلَف) dengan bentuk jamak aslaf (أَسْلافٌ), sallaf (سُلاَّفٌ), suluf ( سُلُف ) bermakna setiap pendahulu yakni ayah, kakek, nenek moyang dan kerabat dalam segi usia dan keutamaan.

(d) Salaf adalah setiap amal saleh yang dilakukan di masa lalu; atau apa yang telah lalu dari harga barang yang dijual. Dalam jual beli atau muamalah salaf berarti hutang yang tidak ada manfaatnya pada muqradh fih

(e) Salaf soleh adalah ayah, kakek, nenek moyang yang dihormati. (f) Salaf kholaf adalah generasi masa kini dan masa lalu.

(g) Madzhab Salaf adalah madzhabnya kalangan ulama terdahulu.

Kata Salaf dalam istilah Pesantren

Kata salaf dalam pengeritan pesantren di Indonesia dapat dipahami dalam makna literal dan sekaligus terminologis khas Indonesia. Secara literal, kata salaf dalam istilah pesantren adalah kuno, klasik dan tradisional sebagai kebalikan dari pondok modern, kholaf.atau ashriyah.

Secara terminologi sosiologis, pesantren salaf adalah sebuah pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama saja kepada para santri.  Atau, kalau ada ilmu umum, maka itu diajarkan dalam porsi yang sangat sedikit. Umumnya, ilmu agama yang diajarkan meliputi Al-Quran, hadits, fikih, akidah, akhlak, sejarah Islam, faraidh (ilmu waris Islam), ilmu falak, ilmu hisab, dan lain-lain.  Semua materi pelajaran yang dikaji memakai buku berbahasa Arab yang umum disebut dengan kitab kuning, kitab gundul, kitab klasik atau kitab turots.

Metode Belajar Mengajar

Metode belajar mengajar di pesantren salaf terbagi menjadi dua yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustadz atau kyai. Sedangkan sistem weton adalah kyai membaca kitab yang dikaji sedang santri menyimak, mendengarkan dan memberi makna pada kitab tersebut. Metode sorogan dan wethonan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan dan masih tetap eksis dan dipakai sampai saat ini.

Adapun metode klasikal adalah metode sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Hanya saja bidang studi yang diajarkan mayoritas adalah keilmuan agama.

Ciri Khas Kultural  dan Administratif

Ciri khas kultural yang terdapat dalam pesantren salaf yang tidak terdapat dalam pondok modern antara lain:

  1. Santri lebih hormat dan santun kepada kyai, guru dan seniornya.
  2. Santri senior tidak melakukan tindak kekerasan pada yuniornya. Hukuman atau sanksi yang dilakukan biasanya bersifat non-fisikal seperti dihukum mengaji atau menyapu atau mengepel, dll.
  3. Dalam keseharian memakai sarung.
  4. Berafiliasi kultural ke Nahdlatul Ulama (NU) dengan ciri khas  seperti fikih bermadzhab Syafi’i, akidah tauhid Asy’ariyah Maturidiyah, tarawih 20 rakaat plus 3 rokaat witir pada bulan Ramadan, baca qunut pada shalat Subuh, membaca tahlil pada tiap malam Jum’at, peringatan Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj.
  5. Sistem penerimaan tanpa seleksi. Setiap santri yang masuk langsung diterima. Sedangkan penempatan kelas sesuai dengan kemampuan dasar ilmu agama yang dimiliki sebelumnya.
  6. Biaya masuk pesantren salaf umumnya jauh lebih murah dan itdak ada daftar ulang setiap tahunnya.
  7. Infrastruktur lebih sederhana.

Ciri Khas Kualitas Keilmuan

Santri pesantren salaf memiliki kualitas keilmuan yang berbeda dengan santri pondok modern antara lain sebagai berikut:

  1. Menguasai kitab kuning atau literatur klasik Islam dalam bahasa Arab dalam berbagai disiplin ilmu agama.
  2. Menguasai ilmu gramatika bahasa Arab atau Nahwu, Sharaf, balaghah (maany, bayan, badi’), dan mantiq secara mendalam karena ilmu-ilmu tersebut dipelajari serius dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren salaf di samping fikih madzhab Syafi’i.
  3. Dalam memahami kitab bahasa Arab santri salaf memakai sistem makna gandul dan makna terjemahan bebas sekaligus.

DAFTAR PONPES SALAF MURNI

Yang dimaksud ponpes salaf murni adalah pesantren yang kurikulumnya murni mengajarkan bidang studi ilmu agama saja baik melalui sistem madrasah diniyah maupun pengajian sorogan, wetonan dan bandongan. Di ponpes salaf murni tidak ada pendidikan formalnya. Santri juga tidak boleh sekolah formal di luar pesantren namun dibolehkan mengikuti program WAJAR DIKDAS (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) sistem Paket A (setara SD/MI), Paket B (setara SLTP) dan Paket C (setara SLTA). Pesantren salaf murni, disebut juga dengan salafiyah, memang bertujuan untuk mencetak ulama ahli agama. Saat ini, pesantren salaf murni tidak banyak. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Ponpes Sidogiri Pasuruan, Jatim
  2. Ponpes Langitan Tuban, Jatim
  3. Ponpes Lirboyo Kediri, Jatim
  4. Ponpes Ploso, Kediri
  5. PP Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jateng.
  6. PP MIS, Sarang, Rembang.
  7. PP MUS, Sarang, Rembang.
  8. Pesantren Cidahu, Pandeglang, Banten
  9. Pesantren Putri Salafiyah, Bangil, Jatim

Silahkan tambahkan di kotak komentar apabila ada ponpes salaf murni yang belum masuk daftar di atas.

DAFTAR PESANTREN KOMBINASI SALAF DAN MODERN

Saat ini, umumnya pesantren yang dulunya salaf murni sudah beradaptasi dan mengkombinasikannya dengan sistem modern dalam arti ada pendidikan formal dan sistem pembelajaran bahasa Arab atau Inggris aktif di samping pendidikan kitab kuning. Beberapa pesantren kominasi ini ada yang berhasil tetap mempertahankan sistem salafnya yakni kemampuan membaca kitab kuning, namun tidak sedikit yang kalah sama sistem modernnya di mana santri hanya bisa berbicara bahasa Arab, tapi kesulitan memahami kitab gundul. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Pesantren Al-Khoirot Malang, Jatim
  2. Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jatim
  3. Pesantren Bata-bata Pamekasan, Madura
  4. Pesantren Salafiyah Sukorejo, Situbondo
  5. Pesantren Krapyak, Yogyakarta
  6. Pesantren Buntet, Cirebon
  7. Pesantren Purba, Sumatera Utara
  8. Pesantren Al-Khairaat, Sulawesi.

Silahkan tambahkan di kotak komentar apabila ada ponpes kombinasi salaf modern dan berhasil mempertahankan tradisi kitab kuningnya yang belum masuk daftar di atas.

PONDOK MODERN

Pondok modern adalah anti-tesa dari pesantren salaf. Sistem ini dipopulerkan pertama kali oleh Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo yang kemudian diduplikasi di pesantren lain yang memakai label modern. Pondok Modern disebut juga dengan pesantren kholaf (modern) sebagai akronim dari salaf atau ashriyah.

Metode Belajar Mengajar

Umumnya memakai ssitem klasikal.

  1. Ilmu umum dan agama sama-sama dipelajari.
  2. Penekanan pada bahasa asing Arab dan Inggris percakapan.
  3. Penguasaan kitab kuning kurang.
  4. Sebagian memakai kurikulum sendiri  seperti Gontor. Sedangkan sebagian yang lain memakai kurikulum pemerintah.

Ciri Khas Kultural dan Administratif

  1. Lebih disiplin dan lebih agresif.
  2. Mirip dengan sistem militer, santri senior mendominasi. Kekerasan menjadi budaya dalam memberi sanksi pada santri yunior.
  3. Sopan santun agak kurang setidaknya menurut standar pesantren salaf.
  4. Pendaftaran dengan sistem seleksi sehingga tidak semua calon santri diterima.
  5. Biaya masuk umumnya lebih tinggi dari pesantren salaf.
  6. Ada daftar ulang setiap tahun layaknya sistem administrasi di sekolah.
  7. Secara finansial lebih tercukupi karena biaya relatif tinggi dibanding salaf.

Kualitas Keilmuan

  1. Pintar berbahasa Arab percakapan tapi kurang dalam kemampuan penguasaan literatur kitab kuning karya para ulama salaf.
  2. Kemampuan membaca kitab gundul kurang.
  3. Kemampuan memahami Al-Quran dan tafsirnya kurang.
  4. Kemampuan dan pengetahuan tentang hadis dan ilmu hadis kurang.
  5. Kemampuan dalam ilmu fikih dan ushul fiqih sangat kurang.
  6. Kemampuan ilmu gramatika Bahasa Arab seperti Nahwu, sharaf, balaghah, mantiq, kurang.

PESANTREN SALAFI WAHABI (SAWAH)

Ciri khas yang paling mudah diketahui dari ponpes Wahabi adalah: tidak ada qunut saat shalat subuh[1] dan tidak ada tahlilan pada malam Jumat[2] serta tidak ada materi pelajaran tasawuf dan tauhid Asy’ariyah atau Maturidiyah.[3]

Istilah Salafi ada dua macam. Pertama, Salafi sebagai sinonim dari salaf atau salafiyah. Sebagian pesantren NU juga memakai istilah Salafi.

Kedua, salafi sebagai gerakan yang dikampanyekan oleh kelompok Islam radikal yang bernama gerakan Wahabi. Pesantren Salafi dengan makna kedua ini berbeda jauh dengan pesantren salaf (tanpa ‘i’) atau salafiyah.

Keduanya berbeda jauh bagaikan langit dan bumi. Pesantren Wahabi Salafi adalah pesantren yang akidahnya menganut idelogi Wahabi Arab Saudi yang radikal. Akan tetapi mereka lebih suka menyebut dirinya dengan Pesantren Salafi, bukan Pesantren Wahabi. Atau, Salafi Wahabi. Itulah sebabnya banyak kalangan muslim NU (Nahdlatul Ulama) yang merasa tertipu ketika masuk ponpes Wahabi Salafi yang dikira berfaham salaf atau salafiyah tapi ternyata berfaham Wahabi.

Kalau pesantren salaf lebih terkait dengan metode pendidikan yang berada di sebuah pesantren, sedangkan Pesantren Salafi lebih bermakna sebuah pesantren yang berideologi Wahabi atau Wahabi Salafi.

[1] Masalah qunut adalah masalah khilafiyah dalam madzhab empat. Akan tetapi, dalam konteks Indonesia yang tidak berqunut hanyalah kalangan Wahabi Salafi dan ormas variannya yang ikut mazhab Hanbali. Kajian lebih mendalam soal sunnahnya shalat lihat: Sunan Ash-Shalah ala Mazahibil Arba’ah

[2] Tahlil adalah tradisi tiap malam Jumat yang biasa dilakukan kalangan Aswaja An-Nahdiyah. Yang tidak melakukan ini bahkan mengecamnya adalah kalangan Wahabi dan/atau ormas yang berafiliasi dengannya. Hukum tahlilan, lihat di sini.

[3] Tentang tasawuf lihat di sini. Asy’ariyah lihat di sini.

Akidah dan Ciri Khas Pesantren Salafi Wahabi

Akidah pesantren Salafi Wahabi sama dengan akidah gerakan Wahabi itu sendiri yang ciri khasnya sebagai berikut:

  1. Doktrin tauhid sebagaimana yang diajarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri Wahabi yang mengambil inspirasi dari Ibnu Taimiyah. Salah satu ciri khasnya adalah pembagian tauhid menjadi tiga yakni tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid al-asma was shifat.

Baca detail: Wahabi, Hizbut Tahrir dan Syiah

VIDEO: Akar Terorisme adalah Ideologi Wahabi

Sistem dan Metode Pendidikan

Sistem pendidikan yang dianut pada pesantren Salafi umumnya sistem modern dalam arti memberlakukan pendidikan formal dari Playgroup, TK sampai perguruan tinggi. Walaupun ada juga program Tahfidz Al-Quran di sebagian pesantren salafi seperti Al-Bukhori Solo.

Daftar Pesantren Salafi Wahabi

Berikut beberapa Pesantren Wahabi. Silahkan tambahkan daftar ini di kotak komentar apabila terdapat ponpes Salafi di tempat Anda.

Tujuan membuat daftar pesantren Wahabi ini ada dua: (a) Agar kaum Wahabi tidak kerepotan dalam mencari pesantren untuk anak-anak mereka; (b) agar wali santri kalangan NU tahu dan tidak terjerumus atau terperangkap masuk ke dalam pesantren mereka. Kasihan kalau sudah bayar mahal ternyata salah masuk, bukan?

1. Ma’had Imam Buhori Solo 2. Ma’had Al-Ukhuwah Sukoharjo 3. Ma’had Ibnu Abas Sragen 4. PONPES Islam Al-Irsyad Semarang

5. Daftar lengkap ponpes Wahabi.

Baca juga: Beda Wahabi Salafi, Hizbut Tahrir, Jamaah Tabligh dan Syiah