Berikan 2 contoh reaksi reduksi berdasarkan konsep pelepasan oksigen !

Ilustrasi elektron dalam konsep reaksi redoks. Foto: Pixabay

Reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi dalam proses elektrokimia. Konsep ini berdasarkan pada pelepasan dan pengikatan oksigen, perpindahan elektron, dan perubahan bilangan oksidasi.

Pengertian reaksi reduksi sendiri adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan terjadi kenaikan elektron. Sehingga dapat dikatakan dalam reaksi reduksi terjadi sebuah reaksi pelepasan oksigen.

Sedangkan reaksi oksidasi memiliki arti kebalikannya, yaitu mengalami peningkatan bilangan oksidasi dan penurunan elektron. Dengan kata lain, reaksi oksidasi merupakan sebuah reaksi pengikatan oksigen.

Oksigen Dalam Reaksi Redoks

Seperti disebutkan di atas, reaksi reduksi yang merupakan pelepasan oksigen. Untuk itu, dibutuhkan sebuah zat guna membantu proses ini. Contoh reaksi pengurangan oksida raksa:

HgO ---> Hg + oksigen (O2)

Hal ini menunjukkan terjadi perubahan dari HgO menjadi Hg. Sedangkan O2 di ruas sebelah kanan menandakan terjadinya pelepasan oksigen.

Ilustrasi oksigen dalam konsep reaksi redoks. Foto: Pixabay

Sementara itu, dalam reaksi oksidasi yang justru mengikat oksigen juga terjadi sebuah reaksi pembentukan tenaga oksida sebagai berikut:

Artinya unsur Cu akan mengikat oksigen dan berubah menjadi tembaga oksida (CuO).

Elektron Dalam Reaksi Redoks

Berdasarkan perpindahan elektronnya, reduksi akan menangkap sedangkan oksidasi akan melepas. Dalam penangkapan elektron di konsep reaksi reduksi digambarkan sebagai berikut:

Kemudian perpindahan elektron dalam reaksi oksidasi digambarkan sebagai berikut:

Elektron (2e) yang berada di ruas sebelah kiri dan disebut sebagai reaktan. Sedangkan pada reaksi oksidasi, elektronnya berada di ruas sebelah kanan reaksi, sebagai produk.

Bilangan Oksidasi dDalam Reaksi Redoks

Bilangan oksidasi sumber ilustrasi: Rumus Rumus

Perpindahan elektron dalam konsep reaksi redoks hanya bisa terjadi pada senyawa ionik aja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karenanya, terjadi konsep reaksi redoks yang berdasarkan perubahan bilangan oksidasi (biloks).

Bilangan oksidasi merupakan muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur biloks positif biasanya merupakan atom-atom unsur logam seperti Na, Fe, Mg, Ca, dan lainnya. Sedangkan unsur yang biloksnya negatif adalah atom unsur nonlogam seperti O, Cl, F, dan lainnya.

Bilangan oksidasi dapat ditentukan dengan cara berikut:

  1. Atom dalam bentuk unsur bebas memiliki nilai oksidasi 0, contohnya adalah Fe, O2, H2, dan Mg.

  2. Bilangan oksidasi atom sesuai dengan muatan ionnya. Contohnya Na+ memiliki bilangan oksidasi +1 dan Fe2+ memiliki bilangan oksidasi +2.

  3. Unsur fluor (F) memiliki bilangan oksidasi yang selalu sama yaitu -1.

  4. Bilangan oksidasi hidrogen yang berikatan dengan logam adalah +1, dan yang berikatan dengan non-logam bilangan oksidasinya -1.

  5. Bilangan oksidasi logam sesuai dengan golongannya. Contohnya Mg memiliki bilangan oksidasi +2 karena berada pada golongan IIA.

  6. Bilangan oksidasi unsur golongan VIA biner adalah -2. Sedangkan bilangan oksidasi unsur golongan VIIA biner adalah -1.

3. Pembakaran

Contoh reaksi redoks yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari adalah Pembakaran. Dalam pembakaran propana (C3H8-;) di udara (mengandung O2), atom karbon teroksidasi membentuk CO2 sementara atom oksigen tereduksi menjadi H2O.

Reaksi redoks dalam pembakaran:

3 Konsep Reaksi Redoks dan Contohnya

Dalam ilmu kimia, mengutip Modul Kimia terbitan Kemdikbud (2020), setidaknya dikenal ada tiga konsep reaksi redoks (reduksi-oksidasi).

Ketiga konsep itu adalah reaksi redoks berdasarkan keterlibatan atom oksigen, reaksi redoks berdasarkan transfer elektron, dan reaksi redoks berdasarkan konsep bilangan oksidasi. Berikut ini penjelasan don conoh dari 3 konsep reaksi redoks tersebut.

1. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Keterlibatan Atom Oksigen

Dalam konsep ini, proses Oksidasi berarti reaksi unsur yang mengikat oksigen. Adapun contohnya adalah di bawah ini.

a. Contoh 1: proses berkaratnya logam dan besi akibat unsur besi mengikat oksigen baik dari udara maupun dari air. Reaksinya adalah: 4 Fe (s) 3 O2(g) → 2 Fe2O3(s)

b. Contoh 2: pembakaran gas metana (CH4) menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Reaksinya adalah: CH4(g) O2(g) → CO2(g) 2H2O(g)

c. Contoh 3: oksidasi glukosa dalam tubuh manusia melalui proses respirasi. Glukosa dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti karbon dioksida dan air. Reaksinya adalah: C6H12O6(s) 6O2(g) → 6CO2(g) 6H2O(g)

d. Contoh 4: buah apel yang dikupas lalu dibiarkan di udara terbuka akan menjadi coklat warna dagingnya, sebab glukosanya bereaksi dengan oksigen.

Sementara itu, dalam konsep yang sama, Reduksi merupakan pelepasan oksigen akibat adanya reaksi suatu unsur (kebalikan oksidasi).

Contoh reduksi ada dalam pengolahan bijih besi (Fe2O3) menjadi besi dengan suhu tinggi, yang menggunakan CO (karbonmonoksida). Dalam proses reduksi di pengolahan bijih besi menjadi besi reaksinya adalah: Fe2O3(s) 3 CO(g) → 2Fe(s) 3 CO2(g).

2. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Transfer Elektron

Di dalam reaksi redoks selalu terjadi reduksi (penerimaan elektron) dan oksidasi (pelepasan elektron), sehingga kedua reaksi ini terjadi bersamaan. Maksudnya, ada zat yang melepas elektron dan ada yang menerima elektron di dalam sebuah reaksi redoks. Karena itulah nama reaksinya adalah reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks.

Rumus umum reaksi redoks berdasarkan transfer elektron adalah sebagai berikut:

  • A → An n e (oksidasi)
  • An n e → A (reduksi)
  • (n = jumlah elektron yang dilepas/diterima)

Contoh dalam proses berkaratnya besi terjadi reaksi:

  • 2 Fe → 2 Fe3 6 e (oksidasi) artinya 6 elektron dilepas oleh 2 atom ferum
  • 3 O2 6 e → 3 O2- (reduksi) artinya 3 atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3

3. Konsep Reaksi Redoks Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Konsep terakhir ini adalah pengecualian dari dua konsep di atas, yaitu adanya beberapa reaksi redoks yang tidak bisa dijelaskan walau menggunakan konsep keterlibatan oksigen ataupun transfer elektron.

Pakar kimia membuat konsep alternatif karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen maupun transfer elektron. Konsep alternatif itu disebut perubahan bilangan oksidasi.

Penjabaran dari konsep ini adalah: jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom meningkat, atom tersebut mengalami oksidasi. Jika bilangan oksidasinya turun, atom mengalami reduksi.

Guna mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan, menurut konsep perubahan bilangan oksidasi, perlu diketahui bilangan oksidasi dari setiap atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi.

Baca juga artikel terkait REAKSI KIMIA atau tulisan menarik lainnya Cicik Novita
(tirto.id - cck/add)

Penulis: Cicik Novita Editor: Addi M Idhom Kontributor: Cicik Novita

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA