Bercampurnya dua kebudayaan yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli disebut

Ilustrasi Akulturasi Budaya dan Asimilasi, Foto: Dok. freepik.com

Akulturasi budaya dan asimilasi bukanlah suatu hal yang baru. Asimilasi dan akulturasi merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan interaksi dan komunikasi antara individu maupun komunitas yang memiliki budaya berbeda. Keduanya berhubungan dengan proses masuk atau bercampurnya dua kebudayaan, oleh karena itu banyak orang yang tidak dapat membedakan keduanya.

Padahal jika ditelaah, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Mungkin saat ini banyak diantara kalian yang bertanya-tanya mengenai perbedaan dan contohnya? Eits, jangan khawatir. Berikut penjelasan mengenai perbedaan akulturasi budaya dan asimilasi beserta contohnya.

Perbedaan Akulturasi Budaya dan Asimilasi

Akulturasi dan asimilasi memiliki perbedaan yang sangat jelas. Meskipun keduanya merupakan proses sosial yang berhubungan dengan kebudayaan. Menurut Mulyana dan Rakhmat dalam buku Komunikasi Antar Budaya mengartikan akulturasi sebagai suatu bentuk perubahan budaya yang diakibatkan oleh kontak kelompok-kelompok budaya, yang menekankan pada penerimaan pola-pola dan budaya baru dan ciri-ciri masyarakat pribumi oleh kelompok-kelompok minoritas (2001:159).

Secara sederhana, akulturasi merupakan sebuah proses masuknya budaya asing ke dalam suatu kebudayaan tertentu. Kebudayaan asing tersebut diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Salah satu contoh akulturasi budaya adalah candi. Indonesia memiliki banyak candi yang merupakan produk akulturasi antara budaya Hindu-Budha India dan Indonesia.

Berbeda dengan akulturasi, Mengutip Soekanto dalam buku Sosiologi: Suatu Pengantar, asimilasi dapat diartikan sebagai perubahan pola kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan mayoritas (1983:38). Terdapat dua proses asimilasi yakni asimilasi tuntas satu arah dan asimilasi tuntas dua arah.

Asimilasi tuntas satu arah dapat terjadi, jika seorang individu atau kelompok mengambil alih kebudayaan serta jati diri kelompok dominan lainnya. Sementara asimilasi tuntas dua arah terjadi jika dua atau lebih kelompok etnik saling menerima dan memberi budaya yang dimiliki.

Contoh asimilasi budaya adalah pernikahan beda etnis. Saat seseorang menikah dengan psangan yang berbeda etnis atau ras, maka anak yang dihasilkan menunjukan perbedaan, seperti peleburan warna kulit, paras, dan rambut. Selain itu, contoh lainnya adalah Singlish atau Singaporean English yang masuk ke dalam asimilasi linguistik.

Demikian perbedaan dan beberapa contoh akulturasi budaya serta asimilasi. Ternyata selama ini kita sering dihadapkan dengan akulturasi dan asimilasi. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan mengenai proses kebudayaan ya!

Menteri ESDM Isyaratkan Tarif Listrik dan Pertalite Naik, Dampaknya?

Oleh Husnul Abdi pada 07 Mar 2021, 13:05 WIB

Diperbarui 07 Mar 2021, 13:05 WIB

Perbesar

Kondisi Masjid Jami Tan Kok Liong di Kampung Bulak Rata, Cibinong, Kab Bogor, Jabar, Senin (4/5/2020). Masjid yang memiliki arsitektur seperti kelenteng tersebut dibangun pada 2005 lalu berdasarkan nama kecil sang pendiri yaitu M Ramdhan Effendi atau Anton Medan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Akulturasi adalah salah satu bagian interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terjadi akibat interaksi sosial dalam masyarakat yang berbeda-beda suku, agama, ras, dan golongannya. Aktivitas kontak sosial antarbudaya berdampak pada munculnya proses akulturasi.

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing ini lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi. Singkatnya, akulturasi adalah proses adaptasi kebudayaan dengan tetap mempertahankan kebudayaan lama.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (7/3/2021) tentang akulturasi adalah.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Perbesar

Kondisi Masjid Jami Tan Kok Liong di Kampung Bulak Rata, Cibinong, Kab Bogor, Jabar, Senin (4/5/2020). Masjid yang memiliki arsitektur seperti kelenteng tersebut dibangun pada 2005 lalu oleh M Ramdhan Effendi atau Anton Medan, saat ini kondisinya memprihatinkan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada tiga pengertian akulturasi yang bisa kamu pahami. Hal ini bisa dilihat secara umum, antropologi, dan secara lingusitik. Secara umum, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Sementara itu, pengertiaan secara antropologi, akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing dalam suatu masyarakat, sebagian menyerap secara selektif sedikit atau banyak unsur kebudayaan asing itu, dan sebagian berusahan menolak pengaruh itu.

Secara linguistik, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat bahasa, ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul saat suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing ini lambat laun diterima dan diolah tanpa menghilangkan unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Singkatnya, akulturasi adalah proses adaptasi kebudayaan dengan tetap mempertahankan kebudayaan lama.

Contoh akulturasi adalah seni wayang Indonesia yang merupakan perpaduan kesenian Jawa dengan cerita dari India, seperti Mahabarata. Selain itu, pemberian nama pada anak orang Indonesia juga bisa dijadikan contoh akulturasi. Nama anak Indonesia biasanya merupakan gabungan dari budaya Indonesia sendiri yang dipadukan dengan kebudayaan lain, seperti nama Arab.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Setiap manusia memeroleh suatu proses budaya. Proses sosialisasi dan pendidikan budaya yang ditanamkan menjadi perilaku dan kepribadian yang sudah melakat pada sistem saraf di setiap individu. Dengan proses belajar ini manusia harus berinteraksi dan berkomunikasi antar sesama, proses ini didapatkan pada setiap individu yang dinamakan enkulturasi.

Budaya dan individu memiliki hubungan dalam proses enkulturasi sehingga manusia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. Jika ada individu imigran atau pendatang yang masuk pada wilayah pribumi, maka imigran ini belajar menyesuaikan dan menciptakan situasi-situasi yang relevan pada masyarakat pribumi.

Pola menyesuaikan individu imigran ke wilayah masyarakat pribumi dengan adanya perubahan menyesuaikan yang baru inilah yang disebut akulturasi. Ciri khas dari budaya setempat tetap dipertahankan dan saling melengkapi dengan unsur kebudayaan asing.

Tapi dalam prosesnya, akulturasi bisa terjadi karena pemaksaan dan tentunya juga secara damai.

Akulturasi dengan Pemaksaan. Akulturasi yang dilakukan dengan cara pemaksaan contohnya seperti yang dilakukan penjajah di Indonesia, proses penyesuaian tidak bertahan lama karena akulturasi itu hilang jika penjajah pun di usir di indonesia.

Akulturasi dengan Cara Damai. Akulturasi yang dilakukan dengan cara damai mampu bertahan lama jika dibandingkan dengan cara pemaksaan. Proses penyesuaiannya sangat lama dan melekat erat dalam masyarakat. Akulturasi sendiri dapat muncul karena adanya kontak kebudayaan dari kebudayaan asing yang lambat laun diterima oleh kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan aslinya.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Perbesar

Sejumah warga asyik berfoto di bawah lampion yang terpasang di kawasan Pasar Gede, Solo, Rabu (15/1).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Pada akulturasi, sering kali terjadi perubahan dan perkembangan kebudayaan masyarakat setempat. Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat. Dampak-dampak akulturasi adalah sebagai berikut:

- Adisi. Adisi adalah penambahan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru sehingga timbul perubahan struktural atau tidak sama sekali.

- Sinkretisme. Sinkretisme adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan lama dengan unsur-unsur kebudayaan baru dengan tidak meninggalkan jati diri masing-masing dan membentuk sistem kebudayaan baru.

- Substitusi. Substitusi adalah unsur-unsur kebudayaan yang telah ada atau terdahulu diganti oleh unsur-unsur kebudayaan yang baru, terutama yang dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini, kemungkinan terjadi perubahan struktural sangat kecil.

- Dekulturisasi. Dekulturisasi adalah tumbuhnya unsur-unsur kebudayaan yang baru untuk memenuhi berbagai kebutuhan baru karena perubahan situasi.

- Rejeksi. Rejeksi adalah penolakan unsur-unsur perubahan yang terjadi amat cepat sehingga sebagian besar orang tidak dapat menerimanya. Hal ini dapat menimbulkan penolakan, bahkan pemberontakan atau gerakan kebangkitan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Berbeda dengan akulturasi yang tetap mempertahankan kebudayaan lama, asimilasi membuat budaya asli hilang dan membentuk budaya baru. Asimilasi adalah suatu proses penggabungan dua kebudayaan berbeda menjadi suatu kebudayaan baru.

Proses asimilasi ini dapat diartikan sebagai suatu peleburan budaya dengan menghilangkan budaya asli menjadi suatu budaya baru yang lebih dominan. Perbedayaa asimiliasi dan akulturasi adalah, akulturasi tidak membutuhkan penerimaan dari luar kelompok, sedangkan asimilasi memerlukan penerimaan karena merupakan suatu budaya baru atas peleburan dari dua kebudayaan lama.

Selain itu, asimilasi juga membutuhkan orientasi positif terhadap luar kelompok. Secara lebih lanjut, juga membutuhkan adanya identifikasi dengan kelompok luar.

Lanjutkan Membaca ↓

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA