Berapa tahun Yakub tinggal bersama keluarganya di Mesir?

Yakub

Yakub (bahasa Ibrani: יַעֲקֹב, StandarYaʿaqov TiberiasYaʿăqōḇ; Ya'akov; bahasa Arab: يعقوب Yaʿqūb, bahasa Ge'ez ያዕቆብ Yaʿiqob), kemudian namanya diganti menjadi Israel (bahasa Ibrani: יִשְׂרָאֵל, StandarYisraʾel TiberiasYiśrāʾēl; bahasa Arab اسرائيل, Isrāʾīl; bahasa Ge'ez እሥራኤል Israʾēl) adalah kakek moyang ke-3 bangsa Israel seperti yang dicatat di dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Anak dari Ishak dan Ribka; cucu dari Abraham dan Sara. Akang kembarnya bernama Esau. Dia memperagakan peranan penting dalam sejumlah kejadian di dalam Kitab Kejadian dan anak-anaknya menjadi leluhur ke-12 suku Israel.

Daftar pokok

  • 1 Yakub menurut Yahudi dan Kristen
    • 1.1 Mencuri hak kesulungan
    • 1.2 Melakukan pekerjaan di rumah Laban
    • 1.3 Menipu Laban
    • 1.4 Berbaik dengan Esau
    • 1.5 Anak-anak Yakub
  • 2 Perhitungan saat
    • 2.1 Selisih usia
    • 2.2 Usia Yakub
    • 2.3 Garis saat
  • 3 Silsilah
  • 4 Yaqub menurut Islam
    • 4.1 Genealogi
    • 4.2 Kisah Ya'akub
      • 4.2.1 Ya'qub tiba di Iraq
    • 4.3 Kisah Ya'qub di dalam Al-Quran
  • 5 Referensi

Yakub menurut Yahudi dan Kristen

Nama Yakub biasa disebut bersama-sama dengan Ishak, ayahnya, dan Abraham, kakeknya. Ketika Allah mencetuskan diri-Nya kepada Musa dalam semak belukar yang terbakar di tanah Midian, Allah mengatakan: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: YAHWEH (tetragramaton YHWH, YEHUWA), Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus diri sendiri kepadamu: itulah nama-Ku sebagai selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun." [1]

Namun demikian, dalam tradisi Yahudi dan Kristen Yakub adalah tokoh yang kontroversial. Namanya sendiri, Yakub dalam bahasa Ibrani berfaedah cerdik. Tidak mengherankan apabila tingkah-lakunya penuh dengan muslihat. Kitab Kejadian melukiskan bahwa bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, Yakub telah berseteru dengan Esau, kembarnya yang sulung.[2]

Setelah makin akbar, Yakub dan Esau memperlihatkan pribadi yang bertolak belakangan pula. Yakub lebih suka tinggal di kemah bersama orangtuanya, sementara Esau lebih suka berburu. Yakub menjadi anak kesayangan ibunya, Ribka, sementara Esau disayangi ayahnya, Ishak.

Mencuri hak kesulungan

Pada suatu hari, ketika Esau pulang berburu dan merasa sangat lelah dan lapar, dia mencium bau masakan yang sangat lezat yang dimasak oleh Yakub. Dia mau mencicipi sedikit saja masakan itu, namun Yakub menolaknya. "Juallah dulu kepadaku hak kesulungan-mu," kata Yakub. Tanpa berpikir panjang, Esau menyetujuinya, bahkan dengan sumpah.[3]

Kitab Kejadian tidak serta-merta mempersalahkan Yakub dalam hal ini, melainkan lebih menyalahkan Esau karena dia telah "memandang ringan hak kesulungan itu."

Ketika Ishak makin lanjut usianya, Yakub yang merasa belum yakin hendak hak kesulungan yang telah dicurinya itu, kembali berulah dengan bantuan ibunya. Dia mencuri berkat kesulungan Ishak dengan menyamar sebagai Esau (Kejadian 27). Akibatnya, Esau murka dan berniat membunuh Yakub. Karenanya Yakub melarikan diri ke rumah pamannya, Laban, di Padan-Aram, Mesopotamia.

Melakukan pekerjaan di rumah Laban

Di rumah Laban kini giliran Yakub yang ditipu (Kejadian 29:1-30). Yakub jatuh cinta kepada anak perempuan Laban, Rahel. Sebagai mendapatkan Rahel, Laban menyuruh Yakub melakukan pekerjaan selama 7 tahun. Namun setelah masa 7 tahun itu lewat, Laban, dengan tipu muslihatnya, justru memberikan Lea, kakak Rahel, sebagai dinikahi Yakub. Karena lebih cinta kepada Rahel, Yakub setuju sebagai melakukan pekerjaan 7 tahun lagi.

Menipu Laban

Setelah mendapatkan keturunan dari Lea dan Rahel, khususnya setelah Yusuf lahir, Yakub berniat kembali ke kampung halamannya. Sebelum itu, Laban berjanji membayar Yakub sebagai pekerjaannya. Yakub "hanya" meminta kambing-domba yang hitam, berbintik-bintik, dan belang-belang sebagai upahnya (Kejadian 30:25-43). Sementara Laban lepas sama sekali mengambil semua kambing-domba yang putih. Pengalamannya sebagai penggembala telah mengajar Yakub tentang hukum keturunan (yang kelak dikenal sebagai hukum Mendel). Dengan demikian Yakub mendapatkan ternak yang bagus-bagus, sementara Laban mendapatkan yang kurang bagus.

Berbaik dengan Esau

Kembali ke kampung halamannya melahirkan rasa gundah dalam diri Yakub karena dia yakin bahwa Esau sedang tetap mau membunuhnya. Dalam kegelisahannya, pada suatu malam Yakub berjumpa dan bergelut dengan orang asing sampai fajar tiba (Kejadian 32:22-33). Yakub tidak melepaskan orang itu sebelum dia memberkatinya. Ternyata orang yang bergelut dengan Yakub itu adalah Allah sendiri. Allah kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel yang berfaedah "yang bergumul melawan Allah dan manusia", dan memberkatinya.

Ketika berjumpa dengan Esau, Yakub merendahkan dirinya dan menunjukkan penyesalannya kepada Esau, serta memberikan banyak persembahan sebagainya. Hati Esau melunak, dan dia berbaik dengan kerabat yang lebih muda kembarnya (Kejadian 33:1-20).

Anak-anak Yakub

Yakub mempunyai 12 anak laki-laki dan paling sedikit 1 anak perempuan, yang diceritakan namanya di Alkitab.

Dari Lea Yakub mendapatkan 6 putra: Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Zebulon dan paling sedikit 1 putri: Dina. Dari Rahel dia mendapatkan 2 putra: Yusuf dan Benyamin. Dari Bilha, budak perempuan Rahel, dia mendapatkan 2 putra: Dan dan Naftali, dan dari Zilpa, budak perempuan Lea, dia mendapatkan Gad dan Asyer.

Yakub meninggal di Mesir pada usia 147 tahun, setelah dia dan anak-anaknya pindah ke sana sebagai bergabung dengan Yusuf yang menjadi raja muda di negeri itu, ketika Kanaan merasakan bencana kelaparan. Namun dia dikuburkan bersama nenek moyangnya di dalam gua Makhpela, Hebron, di tanah Kanaan.[4]

Perhitungan saat

Selisih usia

  • Yakub lebih muda dari
    • Abraham: 160 tahun (Kejadian 21:5, Kejadian 25:26)
    • Sara: 151 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21, Kejadian 23; sudah meninggal ketika Yakub lahir)
    • Ismael: 74 tahun (Kejadian 17, Kejadian 21, Kejadian 25)
    • Ishak: 60 tahun (Kejadian 25:26)
    • Esau, saudara kembarnya: beberapa saat (Kejadian 25)
  • Yakub lebih tua dari
    • Yusuf: 91 tahun (lihat perhitungan "Usia Yakub" di bawah)

Usia Yakub

Dari Kitab Kejadian pasal 41:46 Yusuf berusia 30 tahun ketika dia dibawa ke luar dari penjara sebagai menghadap Firaun. Setelah Yusuf sukses menjelaskan mimpi Firaun, dia ditinggikan menjadi orang nomor dua di Mesir sebagai mempersiapkan negeri itu menghadapi masa kekurangan. Segera setelahnya terjadi 7 tahun masa kemakmuran, yang segera ditemani dengan 7 tahun masa kekeringan yang hebat yang tidak saja melanda Mesir, tetapi juga daerah-daerah di sekitarnya termasuk Kanaan. Setelah saudara-saudara Yusuf pulang pergi dua kali dari Kanaan ke Mesir, pengahabisannya Yusuf mencetuskan dirinya dan keluarga ini bersatu kembali dengan berpindahnya Yakub ke Mesir (Kejadian 46. Ini terjadi pada kemudian tahun ke-2 masa kekurangan (Kejadian 45:6), yang berfaedah 9 tahun sejak Yusuf menghadap Firaun. Jadi, Yusuf berusia 39 tahun, ketika Yakub datang ke Mesir pada usia 130 tahun (Kejadian 47:9). Dengan demikian dapat dihitung bahwa Yusuf dilahirkan pada saat Yakub berusia 91 tahun.

Usia Yakub saat anak-anaknya yang lain lahir tergantung dari interpretasi apakah dia berada di Padan-Aram selama 20 tahun atau 40 tahun, seperti yang dibahas di Kejadian 31.[5]

Garis saat

  • Yakub berusia 15 tahun ketika Abraham, kakeknya, meninggal (Kejadian 25:7).
  • Yakub berusia 57 atau 77 tahun ketika dia pergi ke Padan Aram (Kejadian 28).
  • Yakub berusia 64 atau 84 tahun ketika dia menikahi Lea dan Rahel (Kejadian 29).
  • Yakub berusia 91 tahun ketika Yusuf dilahirkan oleh Rahel untuknya di Padan Aram (Kejadian 30).
  • Yakub berusia 108 tahun ketika Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya dan dibawa ke Mesir (Kejadian 37).
  • Yakub berusia 130 tahun ketika dia dan keluarganya pindah ke Mesir (Kejadian 46).
  • Yakub mati pada usia 147 tahun di Mesir, kemudian dikuburkan di gua Makhpela, Hebron (Kejadian 47, Kejadian 49).

Silsilah

Menurut catatan Alkitab, silsilah Yakub adalah sebagai berikut:

(isteri)
Terah
(isteri)
Haran
Haran
Nahor
Milka
Yiska
Abraham
Sara
Lot
Hagar
Us
Betuel
Ismael
Bus
Kemuel, ayah Aram
Ketura
Kesed
Zimran
Hazo
Yoksan
Pildash
Ajang
Yidlaf
Midian
Isybak
Suah
Laban
Ribka
Ishak
Lea
Yakub
Esau
Rahel


Yaqub menurut Islam

Ya'akub (sekitar 1837-1690 SM) ialah salah seorang nabi yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Dia ditinggikan menjadi nabi pada tahun 1750 SM dan Namanya diceritakan sebanyak diceritakan sebanyak 16 kali dan memiliki 12 anak. Dia wafat di Alkhalil Hebron Palestina.

Genealogi

Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dari beberapa orang istrinya Ya'qub memiliki dua belas putra dan dua orang putri. Kedua belas putranya yakni Rubin, Simeon, Lawway, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.[6] Sedangkan kedua putrinya adalah Dinah dan Yathirah kembaran Benyamin.[7]

Mertua Yaqub yaitu Laban memiliki dua orang puteri, yang pertama bernama Leah, dan yang kedua bernama Rahel. Ya'qub sebenarnya mau menikah dengan Rahel, karena dia lebih cantik. Hendak tetapi Laban mengatakan bahwa bukanlah hukum budaya mereka menikahkan anak yang lebih kecil (muda) sebelum anak yang akbar. Bila Ya'qub mau menikahi Rahel karenanya dia harus menikahi Leah lebih dahulu, kemudian melakukan pekerjaan selama 7 tahun kepada Laban agar dapat meminang Rahel. Pada saat itu hukum menikahi dua gadis sekandung diperbolehkan.

Kepada masing-masing puterinya, Laban memberikan seorang budak perempuan. Kepada Leah dia memberikan budak perempuan bernama Zulfa, dan kepada Rahel dia memberikan budak perempuan bernama Balhah. Leah dan Rahel kemudian memberikan sahaya mereka sebagai diperistri pula oleh Ya'qub, sehingga istri Ya'qub menjadi 4 orang.

Dari istrinya yang bernama Li'ah atau Elia mempunyai anak yang bernama Lawway, Lawway mempunyai anak 3 orang yaitu Jarsun, Quhas, dan Marun. Quhas mempunyai anak Imran dan Yashar. Imran mempunyai anak Maryam, Harun, dan Musa, sedangkan Yashar mempunyai Qarun, Nafiq dan Dzihun.

Kisah Ya'akub

Nabi Ya'akub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ishaq mempunyai anak kembar, satu Ya'akub dan satu lagi bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak mempunyai menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak dekat itu makin buruk dan tegang setelah dikenal oleh Ishu bahwa Ya'qublah yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya sebagai diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq.

Melihat sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan dia selalu diancam. Maka, datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ya'akub berucap mengeluh: " Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku, bagaimana harus diri sendiri menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, sehinggakan menjadihubungan persaudaraan kami berdua renggang dan tegang, tidak mempunyai saling cinta mencintai dan saling sayang-menyayangi. Dia marah kerana ayah memberkati dan mendoakan diri sendiri agar diri sendiri memperolehi keturunan soleh, rezeki yang gampang dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dengan kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahawa anak-anaknya dari kedua isteri itu hendak menjadi saingan berat untuk anak-anakku kelak di dalam pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan diri sendiri fikiran bagaimana diri sendiri dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.

Berucap Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yang makin hari makin meruncing:" Wahai anakku, kerana umurku yang sudah lanjut diri sendiri tidak dapat menengahi kamu berdua. Ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok, raut mukaku sudah berkerut dan diri sendiri sudah berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan alam yang fana ini. Diri sendiri khuatir bila diri sendiri sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kepadamu hendak makin meningkat dan dia secara terbuka hendak memusuhimu, berupaya mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Dia dalam usahanya memusuhimu hendak mendapat sokongan dan bantuan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Karenanya jalan yang terbaik untukmu, menurut fikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam di kawasan Iraq, di mana bapa saudaramu iaitu saudara ibumu, Laban bin Batu;il. Engkau dapat mengharap dikahwinkan kepada salah seorang puterinya. Oleh yang demikian , menjadi kuatlah letak sosialmu, agar disegani dan dihormati orang kerana letak mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dengan iringan doa daripadaku. Semoga Allah memberkati perjalananmu, memberi rezeki murah dan gampang serta kehidupan yang tenang dan tenteram.

Segala sesuatu yang diajarkan dan ajakan si ayah mendapat tempat dalam hati Ya'akub. Melihat dalam ajakan ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, dengan mengikuti saranan itu, dia hendak dapat berjumpa dengan bapa saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya . Ya'akub segera berkemas-kemas dan membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya dia meminta kepada ayahnya dan ibunya ketika hendak meninggalkan rumah.

Ya'qub tiba di Iraq

Dengan melewati jalan pasir dan Sahara yang lapang dengan panas mataharinya yang terik dan angin samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam perjalanan yang jauh itu , dia sesekali selesai beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dalam salah satu tempat perhentiannya dia selesai kerana sudah sangat letih, lalu tertidurlah Ya'akub dibawah teduhan suatu batu karang yang akbar .Dalam tidurnya yang nyenyak, dia mendapat mimpi bahawa dia dikurniakan rezeki yang lapang, penghidupan yang terlindung damai, keluarga dan anak cucu yang soleh dan bakti serta kerajaan yang akbar dan makmur. Terbangunlah Ya'akub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah dia bahawa apa yang dilihatnya hanyalah suatu mimpi namun dia percaya bahwa mimpinya itu hendak menjadi kenyataan di kemudian hari sesuia dengan doa ayahnya yang sedang tetap mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah dia memperolehi tanaga baru dan bertambahlah semangatnya sebagai secepat mungkin tiba di tempat yang dituju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.

Tiba pada pengahabisannya, Ya'akub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram. Setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika dia mulai melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para warga kota berhilir mundir mencari nafkah dan konsumsi masing-masing. Sesampainya disalah satu persimpangan jalan, dia selesai sebentar berwawancara salah seorang warga di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu tidak sukar untuk seseorang sebagai menemukan alamatnya. Warga yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berucap kepada Ya'akub:"Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahil, yang hendak dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".

Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'akub menghampiri seorang gadis ayu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan mempunyai sesuatu yang mengikat lidahnya ,Ya'akub mengenalkan diri, bahwa dia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu, Laban. Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Ya'akub yang mempunyai tujuan ingin menemui ayahnya, Laban, dan sebagai menyampaikan pesanan(Ishaq). Maka, dengan senang hati, sikap yang ramah, muka yang manis , Rahil (anak gadis Laban) mempersilakan Ya'akub mengikutinya balik ke rumah sebagai menemui ayahnya ,Laban, iaitu bapa saudara Ya'akub.

Setelah berjumpa, lalu berpeluk-pelukanlah dengan mesranya Laban dengan Ya'akub, tanda kegembiraan masing-masing. Pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan mencetuskan airmata untuk kedua-dua mereka, mengalirlah air mata oleh rasa terharu dan sukcita. Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas sebagai anak saudaranya itu, Ya'akub, yang tiada bezanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri, dengan senang hatilah Ya'akub tinggal dirumah Laban seperti rumah sendiri.

Setelah antara beberapa saat tinggal di rumah Laban , Ya'akub menyampaikan pesanan ayahnya (Ishaq), agar Ishaq dan Laban menjadi besan, dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban, dia bersetuju hendak mengahwinkan Ya'akub dengan salah seorang puterinya. Sebagai mas kahwin, Ya'akub harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'akub setuju dengan syarat-syarat yang diceritakan oleh Laban. Bekerjalah Ya'akub sebagai seorang pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.

Tujuh tahun telah dilalui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban. Ya'akub menagih perjanjian bapa saudaranya, sebagai menjadi sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada Ya'akub, agar menyunting puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri. Ya'akub berhendakkan Rahil kerabat yang lebih muda Laiya, kerana Rahil lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya. Ya'akub mencetuskan hasrat sebagai berkahwin dengan Rahil, bukan Laiya. Laban mengerti hasrat Ya'akub, namun hasrat itu ditolak kerana mengikut norma budaya mereka, kakak harus dikahwinkan dahulu dari kerabat yang lebih mudanya. Laban yang tidak mahu kecewakan hati Ya'akub, lalu menyuarakan pendapat, agar menerima Laiya sebagai isteri pertama. Untuk mengahwini Rahil, syarat yang sama juga diberi kepada Ya'akub, sebelum Ya'akub dapat memiliki Rahil.

Ya'akub yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga sendiri. Malah, Laban melayannya dengan berpihak kepada yang benar dan menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Lalu, Ya'akub tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dengan Laiya dilaksanakan, dan perjanjian sebagai mengawini Rahil ditandatangani.

Begitu masa tujuh tahun kedua pengahabisannya dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil gadis yang sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala dia masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan kerabat yang lebih muda, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlanjut pada saat tidak terlarang. Hendak tetapi, syariat ini diharamkan oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Laban memberi hadiah seorang hamba sahaya sebagai menjadi pembantu rumahtangga kepada setiap satu anak perempuannya, Laiya dan Rahil. Dan dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil.

Kisah Ya'qub di dalam Al-Quran

Kisah Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan nabi lainnya. Bahan kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.

Referensi

  1. ^ Keluaran 3:15
  2. ^ Kejadian 25:22-26
  3. ^ Kejadian 25:29-34
  4. ^ Kejadian 49:29-32
  5. ^ Studi Kalender Kejadian 28:9
  6. ^ Nabi Ishaq alayhi salam berputra Nabi Yaqub alayhi salam yang bergelar Israel. Dari beberapa orang istrinya, Nabi Ya'qub alayhi salam berputra dua belas, yakni Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulaon, Isakhar, Dann, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, dan Benyamin.
  7. ^ Dinah dan Yathirah di Scribd.com


Galeri
  • Berapa tahun Yakub tinggal bersama keluarganya di Mesir?

    Yakub bergumul dengan malaikat Gustave Doré, 1855

  • Berapa tahun Yakub tinggal bersama keluarganya di Mesir?

    Mimpi Yakub di Betel

Anak-anak Yakub dan
keduabelas suku Israel
Lea
Ruben (1) (s)· Simeon (2) (s)· Lewi (3) (s)· Yehuda (4) (s)· Isakhar (9) (s)· Zebulon (10) (s)· Dina (P)
Rahel
Yusuf (11) (Manasye Efraim)· Benyamin (12) (s)
Bilha
Dan (5) (s)· Naftali (6) (s)
Zilpa
Gad (7) (s)· Asyer (8) (s)
(angka) = urutan lahir, s = suku, P = Perempuan
Silsilah Yesus dari Adam sampai Daud
KejadianAir bah
Adam (+ Hawa)· Set· Enos· Kenan· Mahalaleel· Yared· Henokh· Metusalah· Lamekh· Nuh· Sem
sampai leluhur bangsa Israel
Arpakhsad· Selah· Eber· Peleg· Rehu· Serug· Nahor· Terah· Abraham (+ Sara)· Ishak (+ Ribka)· Yakub (+ Lea)
sampai Raja Daud
Yehuda (+ Tamar)· Peres· Hezron· Ram· Aminadab· Nahason· Salmon (+ Rahab)· Boas (+ Rut)· Obed· Isai· Daud (+ Batsyeba)
Portal:Kristen · Portal:Yahudi
Nabi dalam Al-Qur'an & Hadits
25 Nabi dan Rasul
Adam (آدم) Idris (ادريس) Nuh (نوح) Hud (هود) Shaleh (صالح) Ibrahim (ابراهيم) Luth (لوط) Isma'il (اسماعيل) Ishaq (اسحاق) Yaqub (يعقوب) Yusuf (يوسف) Ayyub (أيوب)
Syu'aib (شعيب) Musa (موسى) Harun (هارون ) Zulkifli (ذو الكفل) Dawud (داود) Sulayman (سليمان) Ilyas (إلياس) Al-Yasa (اليسع)
Yunus (يونس) Zakariyya (زكريا) Yahya (يحيى) Isa (عيسى) Muhammad (محمد)
Diceritakan dalam Quran dan Hadits
Syits (شيث) Khadr (خضر) Yuwsya` (يوشع ) Hazqiyal (حزقيال) Shamu`il (صموئيل) Asya'ya (أشعياء) Aramiya (إرميا) Dâniyal (دانيال)
Uzayr (عزير) Syam`un (سامءن) Hanzolah (حنظلة)
Keterangan: Ulul Azmi


edunitas.com