Berapa lama waktu tidur malam yang baik

Perbesar

Ilustrasi Istirahat dan Tidur Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Biasanya mahasiswa identik dengan rambut berantakan, kantong di bawah mata, dan kopi atau minuman energi di tangan. Akibat dari aktivitas begadang semalaman, entah untuk berpesta atau bersusah payah jelang ujian. Sehingga membuat mereka kekurangan tidur.

Dasgupta dan Kolla sependapat bahwa tujuh sampai sembilan jam tidur adalah yang terbaik bagi orang dewasa. Meskipun Kolla menambahkan bahwa orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih baik dalam mengatasi kurang tidur.

Lalu Chick menambahkan hal itu sebagai pengecualian terhadap orang dewasa muda yang mungkin membutuhkan sembilan jam atau lebih secara teratur, karena otak mereka masih berkembang. Orang dewasa dari segala usia mungkin juga membutuhkan sembilan jam atau lebih ketika pulih dari cedera, penyakit, atau utang tidur.

Kolla mengatakan ada pula varian alami yang merujuk pada beberapa orang yang membutuhkan lebih dari 10 jam tidur. Lalu, ada yang kurang dari empat jam tetapi tetap berfungsi secara normal.

Terlepas dari julukan night owl alias si penyuka begadang. Semua itu tergantung dari gaya hidup yang kompatibel dengan preferensi Anda atau tidak.

"Jika Anda seorang night owl, tetapi pekerjaan Anda mengharuskan Anda berada di kantor pada jam 07.00 pagi. Akan kurang ideal untuk kesehatan fisik dan mental Anda. Tapi itu akan sama bermasalahnya bagi morning person --orang yang suka beraktivitas pagi-- yang bekerja shift malam," jelas Kolla.

Lalu, bagaimana cara meningkatkan kualitas tidur? Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Tetap pada rutinitas sebelum tidur. Bagi Dasgupta, cobalah terbiasa dengan pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama di setiap harinya. Anda juga bisa membuat jurnal untuk mencatat waktu tidur dan seberapa sering Anda bangun di malam hari. Sehingga Anda dapat mengetahui apa yang cocok untuk Anda. Selain itu, pastikan juga bahwa kamar dengan suasana gelap, sejuk dan nyaman saat Anda akan tidur.

2. Matikan perangkat elektronik. Chick mengatakan sekiranya Anda mencoba mematikan gadget atau smartphone Anda lebih dahulu sebelum tidur. Lantaran paparan cahaya dapat memengaruhi siklus tidur-bangun tubuh Anda.

Terutama jika Anda ingin tidur lebih awal. Penting untuk membatasi paparan cahaya pada jam-jam sebelum tidur. Perangkat elektronik meniru banyak panjang gelombang di bawah sinar matahari yang memberi isyarat agar tubuh Anda tetap terjaga.

3. Mengaplikasikan teknik mindfulness. Chick menambahkan bahwa latihan pernapasan, meditasi, dan yoga juga dapat membuat tidur lebih mudah. Studi terbarunya menunjukkan bahwa pelatihan mindfulness membantu anak-anak tidur lebih dari satu jam per malam.

4. Mengatur pola makan yang sehat dan kebiasaan berolahraga. Dasgupta menyatakan bahwa mengonsumsi makanan sehat dan menjaga kebugaran tubuh dinilai mampu mendukung tidur yang lebih nyenyak di malam hari.

“Selalu usahakan untuk konsisten berolahraga di siang hari. Olahraga mengurangi stres dan membantu Anda lebih cepat mengantuk di malam hari," pesannya.

Reporter: Bunga Ruth

Lihat Foto

Ridofranz

Ilustrasi tidur

KOMPAS.com - Memiliki jam tidur yang baik atau cukup memiliki banyak manfaat untuk tubuh. Mulai dari menjaga berat badan agar tetap ideal, menurunkan risiko stres, hingga menjaga suasana hati menjadi lebih baik.

Sayangnya, sebagian orang tidak terlalu memerhatikan waktu tidur. Padahal, tidak memenuhi waktu tidur yang cukup dapat merugikan kesehatan.

Idealnya, orang-orang akan tidur lebih awal di malam hari dan bangun di pagi hari.

Waktu tersebut cocok dengan kecenderungan biologis manusia yang menyesuaikan pola tidur dengan waktu terbit-terbenam matahari. Maka tak heran, secara alami kita akan merasa lebih mengantuk setelah matahari terbenam.

National Sleep Foundation menyarankan bahwa jam tidur yang baik dimulai pukul 08.00 malam hingga tengah malam.

Baca juga: Kurang Tidur Berisiko Turunkan Daya Ingat

Meski demikian, jam tidur yang baik bisa saja tergantung pada kapan kita akan bangun di pagi hari, lalu menghitung mundur sebanyak 7 jam (jumlah waktu minimum yang dianjurkan bagi orang dewasa).

Misalnya, jika harus bangun sebelum jam 6 di pagi hari, maka kita harus mempertimbangkan untuk tidur sebelum jam 11 malam hari. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah jumlah waktu tidur yang dibutuhkan setiap malam.

Jam tidur yang baik sesuai usia

Kebutuhan jam tidur yang baik cenderung beragam tergantung usia. Semakin bertambah usia seseorang maka kebutuhan waktu tidur semakin berkurang.

Seorang bayi mungkin membutuhkan hingga 17 jam tidur setiap hari, sementara orang dewasa membutuhkan waktu 7 jam setiap malam. Berikut adalah rekomendasi jam tidur yang baik menurut National Sleep Foundation sesuai dengan kelompok usia:

Editor: Wisnubrata

Jakarta -

Tidur adalah satu cara atau obat untuk mengatasi tubuh yang lelah. Waktu tidur yang cukup akan membuat tubuh menjadi lebih sehat, pikiran semakin fresh, dan perasaan lebih bahagia.

Para ahli mengatakan kualitas tidur buruk bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit mematikan. Selain itu, bisa menyebabkan seseorang lebih mudah stres dan depresi.

Tapi, jam berapa sih sebaiknya kita tidur malam?

Mengutip dari Health, Kirstin Aschbacher seorang peneliti dari Jawbone menyarankan untuk tidur sebelum jam 11 malam. Tidur pada waktu tersebut ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan fisik maupun psikis seseorang.

Umumnya, jam biologis manusia butuh waktu istirahat paling lambat pukul 11 malam. Tapi, saat tidur sebelum jam 11 malam, akan membantu jam biologis tubuh bekerja lebih baik dan membuat tubuh lebih bugar.

Selain itu, tidur sebelum jam 11 malam membuat seseorang memiliki perasaan yang lebih tenang, nyaman, dan bahagia. Ini juga membantu membuat rambut, kulit, dan tubuh lebih terawat, sehat, dan cantik.

Simak Video "Siapa Saja yang Disarankan untuk Jalani Meditasi?"


[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

tidur kualitas tidur jam tidur waktu tidur waktu tidur yang cukup

Jam tidur dapat memengaruhi produktivitas Anda. Sebenarnya berapa lama jam tidur yang baik? Apakah harus tidur 8 jam per hari? Ini penjelasannya.

Klikdokter.com, Jakarta Tidur merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang secara keseluruhan. Apalagi, jika kita mengikuti jam tidur yang baik seperti anjuran selama ini, yakni 8 jam per hari. Tapi, apakah kita harus memenuhinya?

Meski manusia menghabiskan 1/3 dari total waktu dalam hidupnya untuk tidur, namun perilaku tidur terhadap kesehatan manusia masih menjadi suatu hal yang sering diteliti dalam berbagai aspek.

Anda tentu sering mendengar, bahwa mendapatkan kualitas tidur yang baik itu penting. Padahal kenyataannya mendapatkan durasi tidur yang cukup saja kerap kali kurang. Bahkan ada yang lupa rasanya merasakan tidur yang cukup.

Tak hanya itu, stimulan seperti kopi dan minuman berenergi, jam weker, serta cahaya eksternal (termasuk dari gawai) akan mengganggu jam tubuh atau irama sirkadian Anda yang mengatur siklus bangun tidur.

Artikel Lainnya: Ini Efek Negatif Tidur Terlalu Lama!

Nyatanya, kebutuhan tidur tiap orang sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh gaya hidup. Untuk menentukan berapa lama durasi tidur yang Anda butuhkan, penting untuk menilainya dari berbagai faktor. Mulai dari gaya hidup, kualitas dan kuantitas tidur, serta jadwal kerja dan stressor alias situasi yang membuat tekanan.

Nah, agar Anda tidak bingung lagi, menurut National Sleep Foundation, inilah jam tidur yang baik sesuai dengan kategori:

  • Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam tidur per hari
  • Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam tidur per hari
  • Batita (1-2 tahun): 11-14 jam tidur per hari
  • Usia pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam tidur per hari
  • Usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam tidur per hari
  • Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari.
  • Dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam tidur per hari
  • Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam tidur per hari
  • Dewasa lanjut usia (65 tahun ke atas): 7-8 jam tidur per hari

Jika dilihat, mulai dari dewasa muda hingga lanjut usia, secara rata-rata manusia membutuhkan 8 jam tidur dalam sehari. Namun, tetap ada beberapa faktor yang berperan dalam hal tersebut, di antaranya:

Seperti yang telah dijabarkan, semakin muda usia, semakin banyak durasi tidur yang dibutuhkan, dan sebaliknya semakin tua usia, semakin sedikit durasi tidur yang dibutuhkan.

Sebagian besar wanita hamil mengalami masalah selama kehamilan. Durasi tidur mungkin lebih banyak di trimester pertama, namun kualitas tidur akan sangat menurun karena kehamilan dapat membuat Anda merasa lelah seharian, sehingga memicu insomnia.

Artikel Lainnya: Posisi Tidur Ibu Hamil, Bagaimana Sebaiknya?

Namun disisi lain, ada beberapa kondisi kehamilan yang juga memicu kesulitan tidur. Diantaranya seperti mual, muntah, sering buang air kecil, nyeri pinggang, dan kaki kram

Untuk mengantisipasinya, diperlukan kerjasama dengan suami agar kondisi kehamilan yang ada tidak mengganggu kebutuhan tidur calon ibu.

Beberapa obat yang diresepkan dokter maupun tidak, dapat mengganggu kualitas tidur. Seperti, obat tekanan darah tinggi, pil KB, steroid, obat untuk gangguan pernafasan, pil diet, beberapa obat anti-depresi, obat yang mengandung kafein, nikotin, serta obat-obatan terlarang seperti marijuana, heroin, kokain, amfetamin dan metamfetamin.

Orang dengan kondisi asma kronis atau bronkitis cenderung memiliki kesulitan untuk tidur dibandingkan orang yang sehat, baik karena kesulitan mereka untuk bernafas atau karena obat-obatan yang mereka konsumsi.

Kondisi medis lainnya seperti arthritis atau radang sendi, gagal jantung kongestif, refluks lambung dan, anemia juga seringkali memiliki kesulitan untuk tidur.

Pada beberapa keadaan, kondisi tubuh seperti penumpukan lemak di perut menjadi faktor pemicu gangguan tidur.

Artikel Lainnya: Mana Lebih Baik, Tidur dengan Lampu Mati atau Menyala?

Jika Anda kurang tidur, waktu yang Anda butuhkan untuk tidur akan meningkat. Ketika hal ini terjadi secara terus-menerus, ‘hutang’ tidur Anda akan mengganggu dan memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup Anda.

Ingat, bahwa tidur panjang saat akhir pekan tidak akan menghapus ‘hutang’ tidur Anda, namun justru akan mengganggu jam biologis sehingga Anda akan kesulitan tidur di malam hari dan bangun tidak tepat waktu pada pagi hari.

Diperkirakan terdapat 1% dari populasi hanya membutuhkan waktu tidur 6 jam atau kurang untuk tidur di malam hari tanpa adanya dampak penyakit. Kebutuhan tidur yang lebih sedikit ini menurun pada keluarga. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor genetik juga berperan dalam durasi waktu tidur.

Suatu studi menunjukkan bahwa tidur kurang dari 7 jam atau lebih dari 9 jam pada malam hari berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kejiwaan, seperti gangguan mood dan risiko kematian yang lebih tinggi.

Artikel Lainnya: Manfaat Tidur yang Cukup untuk Hubungan Sosial Anda

Jika sudah mengganggu kualitas hidup, lakukanlah konsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh serta kejiwaan Anda  dengan psikolog atau psikiater agar masalah tidak berdampak lebih jauh.

Baca Juga

Jadi, durasi atau jam tidur yang baik akan tergantung dengan kelompok usia, gaya hidup, serta beberapa faktor sebagai penentu durasi jam tidur yang baik bagi Anda. Hal ini bisa diterapkan dalam sehari-hari sebagai salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

[RPA]

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA