Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Ilustrasi puisi. (dok. Foto Álvaro Serrano/Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Puisi adalah satu di antara bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya imajinatif.

Puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulisnya. Pesan yang ingin disampaikan penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehari-hari.

Bahkan, bahasa dalam puisi juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa. Hal tersebut yang membuat banyak orang menyukai puisi.

Indonesia memiliki banyak penyair besar yang telah menghasilkan karya-karya puisi yang fenomenal, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, dan lain sebagainya.

Beberapa sastrawan tersebut memiliki gaya bahasa masing-masing saat menulis dan membaca puisi.

Dalam membuat tentunya tidak mudah. Ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat atau menyusun puisi.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai puisi, kamu perlu memahami ciri-ciri, unsur, jenis hingga contohnya.

Berikut ini hasil rangkuman ciri-ciri, jenis dan contoh puisi, seperti dilansir dari Gurupendidikan dan ZonaReferensi, Rabu (5/8/2020).

Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Ilustrasi Penulis. (sumber: unsplash)

Ciri-Ciri Puisi secara Umum

1. Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf.

2. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.

3. Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.

4. Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.

5. Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.

Ciri-Ciri Puisi Lama

1. Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi.

2. Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya.

3. Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.

4. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.

Ciri-Ciri Puisi Baru

1. Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.

2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.

3. Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.

4. Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.

5. Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.

6. Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.

7. Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.

8. Pada tiap gatra terdiri dari 4 sampai 5 suku kata.

9. Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan.

Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Ilustrasi menulis. (dok. pixabay.com/Asnida Riani)

Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang pas dan selaras dalam puisi. Pilihan kata yang pas, akan menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi.

Majas

Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bahasa kiasan agar puisi yang ditulis terlihat indah serta menarik.

Bahasa kiasan mempunyai tujuan untuk mengemukakan secara otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang puisi.

Rima atau Unsur Bunyi

Rima atau unsur bunyi abisa disebut sebagai sajak. Jadi, rima merupakan satu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak.

Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi yang ditulis.

Citraan atau Imajinasi

Citraan dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai kata yang biasa dipakai untuk mengungkap pengalaman imajinasinya.

Kata-kata yang dipakai itu memberi kesan pada panca indra untuk pembaca. Jenis-jenis citraan dalam puisi antara lain, citraan pandang, citraan dengar, citraan rasa, serta citraan pengecap.

Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Ilustrasi menulis. /Photo by The Journal Garden | Vera Bitterer on Unsplash

Puisi memiliki beragam jenis, namun umumnya puisi dibagi menjadi tiga jenis, yakni puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer. Masing-masing jenis puisi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, berikut ulasannya.

1. Puisi lama

Puisi lama merupakan puisi yang dihasilkan sebelum abad ke-20 sehingga puisi ini cenderung memiliki aturan dan bermakna yang sering digunakan saat upacara adat. Puisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, seperti pantun, talibun, syair, dan gurindam.

2. Puisi baru

Puisi baru merupakan sebuah karya sastra berisi ungkapkan perasaan serta pikiran dengan menggunakan bahasa yang memperhatikan irama, mantra, penyusunan lirik hingga makna dalam puisi tersebut.

3. Puisi kontemporer

Puisi kontemporer adalah puisi yang selalu berusaha menyesuaikan perkembangan zaman atau keluar dari ikatan konvensional. Umumnya jenis puisi ini tidak lagi mementingkan irama serta gaya bahasa seperti puisi lama dan puisi baru.

Adapun klasifikasi puisi kontemporer meliputi puisi konkret, puisi lama dan puisi mbeling atau puisi yang tidak mengikuti aturan umum.

Baris baris yang membentuk bait adalah ciri dari karya a puisi B. pantun c cerpen

Ilustrasi menulis. (dok. Pixabay.comStockSnap/Putu Elmira)

Aku Ingin

Karya: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

1989

Hujan Bulan Juni

Karya: Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

Sumber: GuruPendidikan, ZonaReferensi