Bandingkan proses perubahan sosial budaya pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan

Proses Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan | Kompas

Khoirun Nafiqoh (1706026015)

UIN Walisongo Semarang 

 

Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat yang berlangsung secara terus-menerus, termasuk aspek kebudayaan, seperti nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, dan pola perilaku masyarakat. Proses perubahan sosial meliputi, Proses Reproduction dan Proses Transformation. 

Proses Reproduction adalah proses mengulang-ulang serta menghasilkan kembali semua hal yang diterima sebagi warisan budaya dari nenek moyang kita di masa lalu. Sedangkan, Proses Transformation adalah suatu proses penciptaan hal / sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah yakni aspek budaya yang bersifat material serta bersifat norma dan nilai yang sulit untuk diadakan perubahan (Agus Salim, 2014).

Baca juga: Konversi Lahan Pertanian Menjadi Sektor Bisnis Sebagai Dampak Perubahan Sosial Budaya

Setiap individu memilki peranan yang cukup penting terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perubahan yang terjadi ini sesuai dengan sifat dasar dari individu itu sendiri yakni selalu ingin mengalami perubahan. Karena dalam diri individu terdapat sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa-apa yang telah didapatkannya serta selalu saja berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru yang belum ada di kehidupannya itu. 

Adapun masyarakat pedesaan itu bersifat statis, maksudnya di dalam masyarakat hanya ada sedikit saja perubahan dan itupun berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ada juga perubahan yang sengaja direncanakan ataupun begitu saja terjadi tanpa ada perencanaan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan terkadang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga dalam masyarakat pedesaan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, serta hubungan kemasyarakatan lainnya. Sehingga, hal tersebut pasti akan mempengaruhi tatanan di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam teori perubahan sosial (Agus Salim, 2014), masyarakat tergambar seperti piramida yang terdiri dari tiga lapisan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada lapisan pertama yakni infrastuktur yang meliputi kondisi ekologi, demografi, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu daerah. Infrastruktur di dalam suatu daerah sangat mempengaruhi struktur sosial di daerah itu sendiri. 

Baca juga: Perubahan Sosial dan Budaya akibat Teknologi dan Sosial Media bagi Semua Orang

Struktur sosial di dalam piramida tersebut menempati lapisan kedua. Struktur sosial meliputi ras, etnik, strtifikasi sosial, pendidikan serta kesetaraan gender. Adapun lapisan ketiga yakni ideologi super struktur yang mana ideologi tersebut dipengaruhi juga oleh struktur sosial yang meliputi agama, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.


Page 2

Khoirun Nafiqoh (1706026015)

UIN Walisongo Semarang 

 

Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat yang berlangsung secara terus-menerus, termasuk aspek kebudayaan, seperti nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, dan pola perilaku masyarakat. Proses perubahan sosial meliputi, Proses Reproduction dan Proses Transformation. 

Proses Reproduction adalah proses mengulang-ulang serta menghasilkan kembali semua hal yang diterima sebagi warisan budaya dari nenek moyang kita di masa lalu. Sedangkan, Proses Transformation adalah suatu proses penciptaan hal / sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah yakni aspek budaya yang bersifat material serta bersifat norma dan nilai yang sulit untuk diadakan perubahan (Agus Salim, 2014).

Baca juga: Konversi Lahan Pertanian Menjadi Sektor Bisnis Sebagai Dampak Perubahan Sosial Budaya

Setiap individu memilki peranan yang cukup penting terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perubahan yang terjadi ini sesuai dengan sifat dasar dari individu itu sendiri yakni selalu ingin mengalami perubahan. Karena dalam diri individu terdapat sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa-apa yang telah didapatkannya serta selalu saja berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru yang belum ada di kehidupannya itu. 

Adapun masyarakat pedesaan itu bersifat statis, maksudnya di dalam masyarakat hanya ada sedikit saja perubahan dan itupun berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ada juga perubahan yang sengaja direncanakan ataupun begitu saja terjadi tanpa ada perencanaan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan terkadang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga dalam masyarakat pedesaan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, serta hubungan kemasyarakatan lainnya. Sehingga, hal tersebut pasti akan mempengaruhi tatanan di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam teori perubahan sosial (Agus Salim, 2014), masyarakat tergambar seperti piramida yang terdiri dari tiga lapisan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada lapisan pertama yakni infrastuktur yang meliputi kondisi ekologi, demografi, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu daerah. Infrastruktur di dalam suatu daerah sangat mempengaruhi struktur sosial di daerah itu sendiri. 

Baca juga: Perubahan Sosial dan Budaya akibat Teknologi dan Sosial Media bagi Semua Orang

Struktur sosial di dalam piramida tersebut menempati lapisan kedua. Struktur sosial meliputi ras, etnik, strtifikasi sosial, pendidikan serta kesetaraan gender. Adapun lapisan ketiga yakni ideologi super struktur yang mana ideologi tersebut dipengaruhi juga oleh struktur sosial yang meliputi agama, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.


Bandingkan proses perubahan sosial budaya pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 3

Khoirun Nafiqoh (1706026015)

UIN Walisongo Semarang 

 

Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat yang berlangsung secara terus-menerus, termasuk aspek kebudayaan, seperti nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, dan pola perilaku masyarakat. Proses perubahan sosial meliputi, Proses Reproduction dan Proses Transformation. 

Proses Reproduction adalah proses mengulang-ulang serta menghasilkan kembali semua hal yang diterima sebagi warisan budaya dari nenek moyang kita di masa lalu. Sedangkan, Proses Transformation adalah suatu proses penciptaan hal / sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah yakni aspek budaya yang bersifat material serta bersifat norma dan nilai yang sulit untuk diadakan perubahan (Agus Salim, 2014).

Baca juga: Konversi Lahan Pertanian Menjadi Sektor Bisnis Sebagai Dampak Perubahan Sosial Budaya

Setiap individu memilki peranan yang cukup penting terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perubahan yang terjadi ini sesuai dengan sifat dasar dari individu itu sendiri yakni selalu ingin mengalami perubahan. Karena dalam diri individu terdapat sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa-apa yang telah didapatkannya serta selalu saja berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru yang belum ada di kehidupannya itu. 

Adapun masyarakat pedesaan itu bersifat statis, maksudnya di dalam masyarakat hanya ada sedikit saja perubahan dan itupun berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ada juga perubahan yang sengaja direncanakan ataupun begitu saja terjadi tanpa ada perencanaan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan terkadang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga dalam masyarakat pedesaan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, serta hubungan kemasyarakatan lainnya. Sehingga, hal tersebut pasti akan mempengaruhi tatanan di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam teori perubahan sosial (Agus Salim, 2014), masyarakat tergambar seperti piramida yang terdiri dari tiga lapisan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada lapisan pertama yakni infrastuktur yang meliputi kondisi ekologi, demografi, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu daerah. Infrastruktur di dalam suatu daerah sangat mempengaruhi struktur sosial di daerah itu sendiri. 

Baca juga: Perubahan Sosial dan Budaya akibat Teknologi dan Sosial Media bagi Semua Orang

Struktur sosial di dalam piramida tersebut menempati lapisan kedua. Struktur sosial meliputi ras, etnik, strtifikasi sosial, pendidikan serta kesetaraan gender. Adapun lapisan ketiga yakni ideologi super struktur yang mana ideologi tersebut dipengaruhi juga oleh struktur sosial yang meliputi agama, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.


Bandingkan proses perubahan sosial budaya pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan

Lihat Sosbud Selengkapnya


Page 4

Khoirun Nafiqoh (1706026015)

UIN Walisongo Semarang 

 

Perubahan sosial merupakan suatu perubahan pada struktur dan juga fungsi yang ada didalam sistem sosial pada masyarakat yang berlangsung secara terus-menerus, termasuk aspek kebudayaan, seperti nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kebiasaan, kepercayaan, dan pola perilaku masyarakat. Proses perubahan sosial meliputi, Proses Reproduction dan Proses Transformation. 

Proses Reproduction adalah proses mengulang-ulang serta menghasilkan kembali semua hal yang diterima sebagi warisan budaya dari nenek moyang kita di masa lalu. Sedangkan, Proses Transformation adalah suatu proses penciptaan hal / sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang berubah yakni aspek budaya yang bersifat material serta bersifat norma dan nilai yang sulit untuk diadakan perubahan (Agus Salim, 2014).

Baca juga: Konversi Lahan Pertanian Menjadi Sektor Bisnis Sebagai Dampak Perubahan Sosial Budaya

Setiap individu memilki peranan yang cukup penting terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Perubahan yang terjadi ini sesuai dengan sifat dasar dari individu itu sendiri yakni selalu ingin mengalami perubahan. Karena dalam diri individu terdapat sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa-apa yang telah didapatkannya serta selalu saja berkeinginan untuk mencari sesuatu yang baru yang belum ada di kehidupannya itu. 

Adapun masyarakat pedesaan itu bersifat statis, maksudnya di dalam masyarakat hanya ada sedikit saja perubahan dan itupun berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ada juga perubahan yang sengaja direncanakan ataupun begitu saja terjadi tanpa ada perencanaan. Perubahan yang terjadi pada masyarakat pedesaan terkadang mencakup nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola organisasi, susunan lembaga dalam masyarakat pedesaan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan, serta hubungan kemasyarakatan lainnya. Sehingga, hal tersebut pasti akan mempengaruhi tatanan di dalam kehidupan masyarakat.

Dalam teori perubahan sosial (Agus Salim, 2014), masyarakat tergambar seperti piramida yang terdiri dari tiga lapisan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pada lapisan pertama yakni infrastuktur yang meliputi kondisi ekologi, demografi, dan teknologi yang dimiliki oleh suatu daerah. Infrastruktur di dalam suatu daerah sangat mempengaruhi struktur sosial di daerah itu sendiri. 

Baca juga: Perubahan Sosial dan Budaya akibat Teknologi dan Sosial Media bagi Semua Orang

Struktur sosial di dalam piramida tersebut menempati lapisan kedua. Struktur sosial meliputi ras, etnik, strtifikasi sosial, pendidikan serta kesetaraan gender. Adapun lapisan ketiga yakni ideologi super struktur yang mana ideologi tersebut dipengaruhi juga oleh struktur sosial yang meliputi agama, ilmu pengetahuan, seni, dan sebagainya.


Bandingkan proses perubahan sosial budaya pada masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan

Lihat Sosbud Selengkapnya