Bagaimana tahap tahap dalam menulis kritik seni rupa?

Untuk mengingatkan kembali, dalam menulis kritik tari perlu dilakukan dalam beberapa tahapan secara teknis dan prosedural. Meskipun tahapan-tahapan ini tidak sepenuhnya mutlak dilakukan secara berurutan. Akan tetapi, tahapan-tahapan ini dapat dijadikan acuan atau pola dasar dalam mengembangkan tulisan kritik tari. Terdapat beberapa tahapan umum dalam cara menulis kritik tari, sebagai berikut. 

Bagaimana tahap tahap dalam menulis kritik seni rupa?

Tahapan deskripsi data adalah suatu tahapan penguraian data materi secara rinci tentang peristiwa pertunjukan atau fokus masalah yang diamatinya. Data ini seyogianya diuraikan secara objektif dan menyeluruh berbadasarkan aspek-aspek yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya. 

Adapun data yang dideskripsikan terkait dengan masalah gerak, musik, rias, busana, tata panggung, tata cahaya, dan data lainnya yang teramati oleh kamu. 

Tahapan ini dilakukan untuk memberikan penekanan masalah yang lebih dalam dan luas tentang peristiwa pertunjukan karya tari yang sudah dideskripsikan. Contoh masalahnya seperti menilai dan mengomentari persoalan gerak, musik, dan unsur-unsur pertunjukan lainnya didekati dengan elemen keilmuan masing-masing. 

Tahapan interpretasi adalah tahapan mencoba memberikan penekanan masalah makna dari simbol-simbol yang teramati berdasarkan peristiwa pertunjukan dari semua aspek pendukung pertunjukan. Pada bagian ini dapat didekati dengan persoalan kajian nilai etetika tari, nilai etis, dan nilai sosial pada materi karya tari yang diamati. 

Tahapan evaluasi adalah tahapan tentang bagaimana sebaiknya kualitas karya tari yang dianggap ideal menurut kita. Di tahap ini, kita dapat memberikan analisis setelah menemukan kelemahan dalam pertunjukan. 

Pada bagian terakhir dapat ditambahkan tentang pernyataan sikap yang menyangkut kesan dan pesan dari penulis dari apa yang telah dilihat dan dideskripsikan ke dalam tulisan kritik tari. 

Berdasarkan beberapa tahapan penulisan kritik tari tersebut, dapat dikembangkan beberapa pertanyaan mendasar untuk memudahkan kita dalam menuangkannya ke dalam tulisan. 

Pada tahapan ini dapat dikembangkan beberapa pertanyaan untuk dijadikan sebagai bahan dasar awal dalam menuliskan peristiwa pertunjukan. Adapun pertanyaan tersebut diantaranya : 

  • Apa judul karyanya? 
  • Siapa koreografernya? 
  • Siapa panitia penyelenggaranya? 
  • Tempat dimana? 
  • Tanggal berapa pertunjukannya? 
  • Apa tema kegiatannya? 
  • Berapa penari yang telibat? 
  • Apa nama/jenis tarian yang dibawakan? 
  • Bagaimana gerak yang dilakukan? 
  • Dari daerah mana tarian tersebut? 
  • Bagaimana konsep musik yang ditampilkan? 
  • Bagaimana tata pentas yang ditampilkan? 
  • Bagaimana tata cahaya yang ditampilkan? 
  • Bagaimana kostum yang dikenakan? 
  • Riasan apa yang digunakan? 
  • Bagaimana kualitas penari? 
  • Bagaimana kekompakan penari? 
  • dan lain lain. 

Pada tahap analisis dapat dikembangkan dengan beberapa petunjuk pertanyaan sebagai berikut. 

  • Bagaimana konsep gerak yang ditampilkan berdasarkan pendekatan nilai estetika gerak? 
  • Bagaimana konsep musik yang ditampilkan berdasarkan pendekatan nilai estetika musik? 
  • Apa kelemahan dan kelebihan dari karya tari yang disaksikan?

Pada tahap interprestasi dapat dikembangkan dengan beberapa pertanyaan berikut. 

  • Simbol apa saja yang terdapat dalam pertunjukan? 
  • Nilai apa saja yang ditemukan dalam pertunjukan? 
  • Pesan Moral apa yang diperoleh dari penyajian? 

Pada tahap ini diberikan petunjuk pertanyaan untuk pengembangan dalam menuliskan kritik. 

  • Apa yang perlu diperhatikan dari bentuk dan struktur penyajian secara keseluruhan? 
  • Bagaimana sebaiknya untuk menutupi kelemahan bagian pertunjukan? 

Petunjuk pertanyaan di bawah ini dapat membantu kamu dalam menuliskan kritik. 

  • Bagaimana kesan yang diperoleh setelah pertunjukan tari diapresiasi? 
  • Kesan apa yang diperoleh dari karya tari yang diamati? 

Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah coba kamu bentuk kelompok belajar untuk mendiskusikan tentang menulis kritik tari. Carilah objek materi pertunjukan seni tari yang dapat diperoleh dari berbagai media informasi atau menyaksikan langsung pertunjukan tari di daerah kamu untuk kemudian kamu amati secara cermat pertunjukan tersebut. Buatlah tulisan ulasan materi pertunjukan tersebut berdasarkan prinsip dasar dalam membuat tulisan kritik tari. 


Page 2

Anda Bisa Hubungi Admin Dengan Cara :

WhatsApp : 081397196126

Advertisement

Bagaimana tahap tahap dalam menulis kritik seni rupa?
Ilustrasi kritikus seni

pojokseni.com - Karya seni, sebagai objek estetis tentunya mengandung makna yang dalam, serta menarik untuk dianalisis. Namun, untuk menentukan nilainya, ada banyak filosofi tertentu baik untuk mencari atau menafsirkan maknanya, maupun untuk sekedar menikmatinya.

Ketika diciptakan, seniman melakukan riset dan perenungan yang dalam untuk melahirkan sebuah karya yang hebat. Tentu ada banyak hal yang mesti dilakukan sebelum menulis kritik terhadap karya seni, bukan?

Beruntungnya, ada seorang produser film dan akademisi asal Amerika bernama Edward S Feldman yang merumuskan cara kritik seni dengan lebih sederhana. Seniman dan produser sinematografi kelahiran 5 September 1929 tersebut membagi tahap-tahap membuat kritik seni menjadi 4 tahapan, yang di kemudian hari dikenal dengan Metode Feldman.

Cara Menganalisis Karya Seni berdasarkan Metode Feldman

Ada empat tahapan kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian. Berikut ulasan dan penjabarannya.

Tahap 1: Deskripsi

Deskripsi yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. 

Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya.

Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

Tahapan 2: Analisis

Setelah mendeskripsikan karya seni tersebut maka masuk dalam tahapan kedua yakni analisis. Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni.

Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre, pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.

Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.

Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

Tahapan Ketiga: Interpretasi

Setelah melewati tahapan pertama dan kedua, maka kritikus seni akan masuk ke tahapan berikutnya, interpretasi. Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. 

Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

Tahapan Keempat: Penilaian

Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus.

Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. 

Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa.

Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.

Itu tadi keempat tahapan kritik seni berdasar metode Feldman. Simak artikel menarik lainnya di Pojokseni yang mungkin Anda sukai.