Bagaimana sikap yang diajarkan Islam dalam menyelesaikan perselisihan

Ketika memutuskan untuk menjalani kehidupan rumah tangga, berarti kita harus siap dengan situasi dan kondisi apa pun di dalamnya. Termasuk dengan adanya konflik dan pertengkaran. Kedua hal ini adalah hal yang normal, dan kita harus terbiasa dengannya.

Namun, bukan berarti harus terus mendapat pemakluman, ya. Kamu dan pasangan tetap harus mencari solusi dan jalan keluarnya. Jangan dibiarkan terus menerus dan menjadi pasrah dengan keadaan. Bisa-bisa petaka menghampiri rumah tangga kalian, lho.

Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi konflik pasangan suami istri, salah satunya dengan ajaran Islam. Berikut ini Popbela sudah merangkum cara menyelesaikan konflik rumah tangga menurut ajaran Agama Islam. 

1. Menyelesaikannya dengan kasih sayang

Islam itu selalu mengajarkan umatnya untuk menyebarkan sikap kasih sayang kepada siapa pun itu di sekelilingnya, termasuk pasangan dalam rumah tangga. Untuk itu, ketika terjadi konflik, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menyelesaikannya lewat kasih sayang.

Bela, tidak semua masalah dalam pernikahan harus diselesaikan lewat pertengkaran. Misalnya, bisa dengan mencoba mengalihkan suasana dengan bercanda, menebus kesalahan dengan memasakkan atau membeli masakan lezat, atau mungkin jalan-jalan ke luar dan menghirup udara segar.

Cara ini juga yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang penuh kasih sayang dengan keluarganya. Lalu, disebutkan juga oleh firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran: 159.

“Maka berkat rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.”

2. Mengendalikan emosi sebaik mungkin

Emosi itu memang bentuk reaksi alami setiap orang yang tidak bisa kita hindari. Namun, bukan berarti harus selalu diikuti, lho. Seseorang yang bisa mengendalikan emosinya dan bersikap lebih sabar lebih disukai oleh Allah SWT. Seperti yang disebutkan oleh sabda Nabi Muhammad SAW berikut:

“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai.” (HR. Ahmad, Dawud, Tirmidzi, dan Ibu Majah)

“Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga.” (HR. At-Thabrani)

Maka dari itu, salah satu cara menyelesaikan konflik rumah tangga menurut ajaran Agama Islam adalah dengan bersikap sabar. Ingat, api yang sedang membara tidak bisa diatasi dengan api juga, Bela. Hal itu justru membuatnya semakin besar dan tidak terkendali. 

3. Saling memberi nasihat dengan lembut

Ketika terjadi konflik dalam rumah tangga, biasanya kedua belah pihak akan merasa dirinya paling benar, sehingga masing-masing teguh dengan pendiriannya. Padahal, tindakan seperti ini hanya akan membuat situasi makin runyam.

Maka dari itu, cobalah untuk menyelesaikan dengan pendekatan yang lebih lembut. Mintalah pasanganmu untuk duduk dan saling bermusyawarah mencari solusi dari masalah kalian. Dengan bersikap saling mendengarkan ini, permasalahan bisa lebih cepat diatasi dan hubungan semakin harmonis.

4. Saling memaafkan satu sama lain

Pexels.com/Meruyert Gonullu

Bersikap keras kepala dengan saling bertahan di posisi masing-masing itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah, Bela, apalagi jika ditambah dengan tidak ada yang mau meminta maaf duluan. 

Kalian harus bisa bersikap bijak dengan menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap dari kita termasuk kamu dan pasangan pasti membuat kesalahan. Untuk itu, mengambil langkah untuk minta maaf itu bukan berarti menjatuhkan harga diri, lho. Justru itu bisa menunjukkan kadar kedewasaanmu dalam rumah tangga.

Allah SWT juga menyukai orang-orang yang mau saling memaafkan. Seperti yang tertuang dalam ayat Al-Quran berikut:

 قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah : 263)

5. Saling menyadari hakikat dan kodrat diri masing-masing

Pexels.com/Nur Andi Ravsanjani

Cara menyelesaikan konflik rumah tangga menurut islam selanjutnya adalah dengan memahami kodrat masing-masing. Misalnya, mengenai kodrat suami seperti yang tertuang dalam ayat berikut:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar." (Q.S An-Nisa: 34)

Kedudukan seorang suami yang lebih tinggi dari istri ini bisa disalahartikan dan disalahgunakan jika tidak dipahami dengan baik dalam kehidupan rumah tangga.

Kepemimpinan seorang laki-laki di sini bukan berarti ia berhak atas perilaku otoriter, keras, dan selalu benar. Akan tetapi, lebih kepada perilaku yang adil dan mengayomi sang istri. Seorang suami yang baik harus mampu menaungi, melindungi, mendidik, menyayangi dan menempatkan diri dengan lembut.

Dengan memahami kodrat ini sejak awal, pastinya konflik rumah tangga bisa lebih mudah dihindari.

6. Menjaga komunikasi dan saling percaya

Pexels.com/Danu Hidayatur Rahman

Cara menyelesaikan konflik rumah tangga menurut ajaran Islam yang terakhir adalah dengan tetap menjaga komunikasi dan kepercayaan. Hal ini lantaran keduanya adalah fondasi utama dari kekuatan sebuah hubungan.

Dengan adanya komunikasi yang lancar dan terbuka, kesalahpahaman dalam rumah tangga bisa diminimalisir. Untuk itu, perkara apa pun yang kalian hadapi, mau itu kecil atau besar, baiknya untuk selalu dikomunikasikan sama-sama.

Lalu, sikap saling percaya bisa membuat prasangka-prasangka buruk atau suudzon bisa dihindari, sehingga hati pun bisa jauh lebih tenang.

Allah SWT juga sudah berfirman dalam ayat berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.” (Q.S Al-Hujurat: 12)

Seperti itulah cara menyelesaikan konflik rumah tangga menurut Agama Islam. Semoga kamu dan pasangan bisa menerapkan cara-cara tersebut seandainya konflik menghadang, ya!

Baca Juga: Ini Hukum Istri Mendiamkan Suami Saat Bertengkar

Baca Juga: Hak-Hak Suami terhadap Istri dalam Ajaran Islam, Apa Saja?

Baca Juga: 9 Cara dan Doa agar Disayang Suami, Jadi Makin Lengket!

Seorang Muslim dengan Muslim yang lain, bagaikan suatu. bangunan

Rabu , 21 Aug 2019, 18:18 WIB

Republika/Putra M. Akbar

Umat Islam saat beribadah di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta (ilustrasi)

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Setiap Muslim bersaudara. Seorang Mumin dengan Mumin yang lain, bagaikan suatu bangunan yang satu mengukuhkan yang lainnya.  Ajaran Nabi Muhammad SAW seperti tertera dalam sebuah hadis muttafaq 'alaih itu mengingatkan pentingnya persatuan dan persaudaraan di antara umat Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran Rasulullah SAW itu kerap terlupakan. Perselisihan dan sengketa antara sesama umat Islam masih kerap terjadi. Tingkatannya mulai dari yang ringan dan bisa diselesaikan dengan mudah, hingga yang berpotensi menimbulkan kekerasan atau balas dendam.

Padahal,  Rasulullah SAW  begitu menekankan pentingnya aspek persaudaraan dalam masyarakat Muslim. Nabi Muhammad SAW selalu menghendaki agar  kehidupan umatnya  dipenuhi dengan harmoni, kesucian dan saling memahami.

''Rasulullah SAW  tak pernah bosan menganjurkan umatnya baik melalui ucapan maupun perbuatan untuk menjadi baik, ramah serta toleran,'' jelas Dr Muhammad Ali al-Hasyimi, dalam bukunya bertajuk It's My Life, Hidup Saleh dengan Nilai Spiritual Islam.

Menurut al-Hasyimi, tuntunan itu merupakan bagian dari usaha Rasulullah untuk memerhatikan kesejahteraan dan melindungi Muslim dari bahaya.  Rasulullah SAW menganjurkan agar umatnya segera mendamaikan saudaranya yang berselisih. Karena itulah. mendamaikan perselisihan merupakan salah satu perintah utama agama Islam.

Di tengah kesibukan dakwahnya, Nabi SAW senantiasa berupaya mendamaikan kelompok-kelompok yang bertikai. Dengan tindakan itu, Nabi ingin menegaskan bahwa Muslim berkewajiban mengedepankan rekonsiliasi. Alkisah, pernah suatu ketika, Rasulullah mendengar ada beberapa orang di antara Banu Amr ibnu Auf yang berselisih.

Segera saja Nabi SAW pergi bersama beberapa sahabat pergi untuk mencari solusi yang terbaik. Mendamaikan orang atau kelompok yang berselisih sangat dianjurkan. Alquran – pedoman hidup Manusia – menjelaskan keutamaan yang akan diperoleh oleh orang-orang yang mengedepankan rekonsiliasi untuk mengakhiri perselisihan.

Dalam surat al-Hujurat ayat 10 Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.''

Sejatinya, saling bertikai hanya akan melemahkan umat. Dari kekhawatiran itulah, Imam al- Ghazali lantas memosisikan upaya mendamaikan selisih ke dalam salah satu dari 22 perkara hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya.

''Di mana ada peluang, damaikanlah perselisihan paham di antara kaum Muslimin,'' ujar Imam Ghazali menegaskan.  Lalu bagaimana caranya? Seperti dijelaskan Rasulullah SAW, pada tahap awal dapat dilakukan dengan mengucapkan banyak hal, salah satunya, dengan memberikan harapan kepada kelompok yang bertikai dan melembutkan hati mereka.

Dr Muhammad Ali al-Hasyimi memaknai perkataan-perkataan itu bukan termasuk jenis kebohongan yang haram. Dan orang yang mengucapkannya pun tidak dianggap sebagai pembohong dan seorang pendusta.

Syeikh Ibrahim bin Amir ar-Ruhaily mengungkapkan beberapa hal yang perlu dilakukan seorang Muslim dalam usaha meredam serta mendamaikan sengketa antarumat Islam. Menurut dia, jika perselisihan terjadi pada lingkup ilmiah, perlu bagi seorang Muslim mempelajari dalil-dalilnya dan mengetahui pendapat ulama terhadap masalah ini.  Sehingga, bisa mengambil sikap yang jelas dan tegas.

Selain itu, tidaklah dianjurkan untuk melakukan tindakan atau berkata yang bisa memperkeruh persoalan. ''Jadi, dia perlu memahami masalahnya dulu serta meneliti setiap perbuatan dan perkataannya,'' papar Syeikh Ibrahim.  Hanya saja, kata dia, akan lebih baik jika sedari awal perselisihan dapat dihindari.

Kunci utama untuk menghidari perselisihan,  ungkap Nabi SAW,  adalah dengan tidak berdusta, tidak membuat gurauan yang keterlaluan, serta jangan berjanji yang kemudian diingkari.

Gurauan yang menyakitkan dapat menimbulkan kebencian dan hilangnya rasa hormat. Mengingkari janji hanya akan menghancurkan orang. Dan, seorang Muslim sejati tak akan melakukan semua itu. Rasulullah SAW  tak suka dengan umat Islam yang saling berselisih.

''...Janganlah kalian berselisih, karena sesungguhnya orang sebelum kalian telah berselisih, hingga mereka binasa,'' sabda Rasulullah dalam sebuah hadis Sahih Bukhari.

  • perselisihan
  • perdamaian
  • tuntunan islam

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA