Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan

Yogyakarta, 06 Desember 2018. Wilayah D.I.Yogyakarta kini mulai memasuki musim penghujan, beberapa wilayah di D.I.Yogyakarta pun mulai di guyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Dengan meningkatnya intensitas hujan, maka potensi tejadinya tanah longsor pun meningkat. Lalu apakah kita sudah mengetahui dan mengenal apa itu tanah longsor?

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Ada beberapa penyebab terjadinya bencana tanah longsor, salah satunya di akibatkan oleh hujan. Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

Apa ciri-ciri daerah rawan longsor?

1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.

2. Kondisi lapisan tanah tebal diatas lereng.

3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.

4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.

5. Adanya retakan pada bagian atas tebing.

6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil.

7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana lainnya.

Tanah longsor sendiri di bedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

1. Longsoran Translasi: Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata ataumenggelombang landai.

2. Longsoran Rotasi: Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok: Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu: Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan Tanah: Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan: Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

Lalu bagaimana pencegahan untuk mengurangi resiko bencana tanah longsor? Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi bencana tanah longsor:

1. Hindari Membuat Sawah Di Atas Lereng: Membangun sawah atau kolam di atas lereng hanya akan semakin meningkatkan potensi terjadinya tanah longsor. Hal tersebut karena permukaan lereng akan penuh dengan air, sehingga tanah rentan untuk bergerser dan menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor.

2. Tidak membangun Rumah Di Bawah Tebing: Tidak di anjurkan untuk mendirikan bangunan di bawah tebing, hal tersebut karena mendirikan bangunan di bawah tebing memiliki ancaman besar terkena bencana tanah longsor. Jika tinggi tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau bangunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut.

3. Hindari menebang Pohon di Sekitar Lereng: Pohon yang berada di sekitar lereng menjadi pencegah terjadinya tanah longsor karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah. Tentu kita perlu menghindari menebang pohon di sekitar lereng.

4. Jangan Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai: Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor.  Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai.

5. Membuat Terasering: Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan.

(Kholiq Rahman/MEDIA CENTER BPBD DIY/Danang Samsurizal)

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
Tanah longsor dekat stadion Piala Dunia. ©2018 REUTERS/Stringer

JATENG | 5 Maret 2020 18:00 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Bukan kebetulan di Indonesia kerap terjadi bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa maupun gunung meletus. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk.

Akibat tumbukan tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua.

Selain itu terbentuk pula palung samudera, sebaran gunung api yang berjumlah 129 dan sumber gempa bumi. Apabila terjadi gempa bumi, terutama yang berasal dari bawah laut, berkemungkinan menyebabkan tsunami.

Gempa bumi juga menyebabkan tanah bergetar, sehingga daerah-daerah lereng maupun yang kekurangan vegetasi akan memiliki resiko tinggi terjadi tanah longsor.

Tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau keluar lereng sehingga menimbun bangunan atau apa pun yang berada di bawahnya. Penyebab tanah longsor sendiri cukup beragam.

2 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2019 Merdeka.com/Abdullah Sani

Tingginya curah hujan merupakan salah satu penyebab tanah longsor. Saat musim kemarau yang panjang, tanah akan mengering dan membentuk rongga pecah-pecah atu pori-pori. Hal itu berakibat terjadinya keretakan pada tanah tersebut.

Kemudian, kala musim hujan tiba, air hujan akan masuk dan meresap ke dalam tanah yang retak dan memenuhi rongga, sehingga terjadilah pergeseran tanah. Tanah yang bergeser menyebabkan erosi tanah dan kemudian terjadi longsor.

3 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2020 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Erosi merupakan pengikisan pada tanah. Erosi tanah merupakan salah satu penyebab terjadinya longsor. Erosi tanah bisa disebabkan karena aliran air yang deras menghujam tanah sehingga membuat tanah menjadi kian curam. Aliran ini biasanya berupa aliran sungai, hujan, banjir, dan sebagainya.

Tebing yang kekurangan pohon atau tidak memiliki penahan akan lebih mudah terkikis dan mengalami erosi sehingga mudah longsor.

4 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2019 Merdeka.com

Lereng tebing yang terjal juga bisa menjadi penyebab tanah longsor. Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin dan air di sekitar lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Apabila Anda bermukim di sekitar tebing atau lereng yang terjal, harap waspada karena merupakan daerah yang rawan longsor.

5 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2020 REUTERS/Umit Bektas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena Indonesia berada di lokasi yang memang memiliki sumber gempa bumi yang banyak maka akan sering terjadi gempa bumi. Saat gempa bumi terjadinya getaran pada tanah, dan dapat jadi penyebab tanah longsor.

Tanah yang bergetar juga dapat menyebabkan tanah longsor. Selain gempa bumi, getaran yang dihasilkan lalu lintas di jalan sekitar lereng juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Meski terjadinya perlahan, namun akumulasi dari keretakan-keretakan tanah oleh getaran-getaran kecil akan menyebabkan tanah jatuh ke bawah atau longsor.

6 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
NEW SOUTH WALES POLICE/via REUTERS

Hutan yang terdiri dari pepohonan merupakan salah satu cara pencegah banjir, sebab air akan tersimpan dahulu di akar pohon sehingga tanah tetap kokoh.

Namun, apabila suatu daerah terutama yang berupa lereng atau tebing memiliki hutan yang gundul maka akan berdampak pada struktur tanah yang melonggar karena tidak memiliki penahan, juga air tidak memiliki daerah resapan. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya tanah longsor.

7 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
Kementan

Penyebab tanah longsor selanjutnya ialah keberadaan lahan pertanian di lereng gunung. Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk, akan berdampak pada timbulnya bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan memiliki akar yang kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat.

8 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
img.irocks.com

Bebatuan di lereng, seperti batu endapan yang berasal dari gunung berapi dan batu jenis sedimen kecil memiliki sifat lapuk atau kekuatan yang mudah hancur menjadi tanah. Hal ini yang kemudian juga menjadi penyebab tanah longsor.

9 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2020 Merdeka.com/Fotografer Magang: Muhammad Fayyadh

Tanah yang tidak padat menjadi penyebab tanah longsor selanjutnya, yaitu seperti tanah liat. Tanah liat yang memiliki karakteristik yang mudah pecah ketika musim panas, dan lembek ketika musim hujan. Menyebabkan tanah tidak bisa kuat berada di posisinya sehingga mudah longsor.

10 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2020 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Selain menyebabkan banjir, tumpukan sampah juga bisa jadi penyebab tanah longsor. Sampah yang tidak pernah diolah dan dibiarkan menggunung akan beresiko longsor terutama karena tekanan dan air hujan yang memiliki intensitas yang tinggi. Hal ini pernah terjadi di TPA Leuwigajah dan membuat puluhan orang tewas.

11 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
2020 Merdeka.com

Terjadinya penyusutan muka air danau ataupun bendungan yang cepat dapat menyebabkan hilangnya gaya penahan lereng serta turunnya permukaan tanah. Hal ini akan berdampak pada waduk yang berpotensi untuk longsor.

12 dari 12 halaman

Bagaimana proses terjadinya tanah longsor yang disebabkan air hujan jelaskan
REUTERS/Amanda Perobelli

Setelah mengetahui penyebab tanah longsor, ada baiknya kita mengetahui cara pencegahannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Berikut upaya yang bisa dilakukan:

  1. Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau dekat tebing
  2. Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan Kawasan pertanian dan pemukiman
  3. Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga
  4. Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah
  5. Hindari melakukan pemotongan tebing sehingga menjadi tegak lurus
  6. Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi penyangga tanah dan resapan air
  7. Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan terkena erosi. Jadi carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan rumah
  8. Buatlah saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air tanah (SPAT). Saat terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi, saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat berubah menjadi SPAT
  9. Menanam jenis tanaman keras dan ringan, yang memiliki perakaran yang menancap dalam di wilayah curam
  10. Mengembangkan usaha pertanian yang ramah longsor lahan, contohnya yaitu menanam makanan ternak dengan cara panen pangkas
  11. Lakukan sosialisasi dengan jangkauan semua penduduk yang tinggal di lereng supaya bisa melakukan evakuasi yang benar dan tepat saat terjadi tanah longsor.
(mdk/amd)