Home > Kesehatan > Olahraga & Kebugaran 21 September 2022 Olahraga ini sudah dipertandingkan di olimpiade
KOMPAS.com - Jalan cepat adalah gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Selama melangkah, kaki yang bergerak maju harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Jalan cepat atau disebut juga dengan racewalking merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Adapun, nomor jalan cepat yang dilombakan pada ajang Olimpiade adalah 20 kilometer (putra dan putri) serta 50 kilometer (putra). Baca juga: Jalan Cepat: Sejarah, Pengertian, Teknik Dasar, dan Peraturan Rangkaian Gerak dalam Jalan CepatDalam modul Sehat-Bugar untuk Tua-Muda, Atletik Jalan dan Lari (2017) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hal penting yang harus diperhatikan dalam lomba jalan cepat adalah melakukan gerak langkah maju ke depan dengan salah satu kaki tetap kontak dengan tanah. Rangkaian gerak jalan cepat ditunjukkan oleh gerak maju dengan melangkah tanpa adanya hubungan terputus dengan tanah. Artinya, setiap akan melangkahkan kaki, salah satu kaki harus selalu berhubungan atau menempel pada tanah. Sehingga, pada gerakan jalan cepat, posisi kaki harus menempel di atas tanah. Pelaksanaan perlombaan jalan cepat diawali dengan adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis finis. Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Jalan Cepat Oleh karena itu, rangkaian gerak dalam jalan cepat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu gerakan start, jalan cepat, dan melewati garis finis. Teknik awalan atau start adalah teknik untuk memulai jalan cepat. Gerakan start bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Gerakan dalam jalan cepat meliputi gerakan kaki, ayunan lengan, sikap badan, dan pandangan mata. Tahapan melakukan jalan cepat adalah sebagai berikut.
Baca juga: Teknik Dasar Jalan Cepat Teknik finis yang benar dalam perlombaan jalan cepat adalah tidak langsung berhenti ketika menyentuh garis finis. Sebakinya, tetap melakukan gerakan jalan cepat setidaknya sampai sejauh lima meter dari garis finis. Setelah menyentuh garis finis, gerakan bisa diperlambat sampai akhirnya benar-benar berhenti. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Pejalan cepat Jepang, Satoshi Maruo, saat menyelesaikan lomba nomor jalan cepat 50 kilometer cabang atletik Asian Games XVIII di Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2018). Dirinya finish posisi keempat. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna) Liputan6.com, Jakarta - Atletik dianggap sebagai cabang olahraga tertua hingga dijuluki sebagai “Mother of Sports”. Cabang olahraga ini terdiri dari jalan, lari, lompat dan lempar. Aktivitas fisik yang dilakukan pada atletik merupakan gerakan bawaan yang sudah ada ketika manusia hidup di dunia. Pasalnya, segala kegiatan manusia akan dilakukan dengan cara berjalan, berlari, melompat hingga melempar. Maka tak heran jika cabang olahraga satu ini dikatakan sebagai pelopor cabang olahraga terkenal lainnya, seperti sepak bola, basket, voli dan lain-lainnya. Olahraga satu ini memiliki banyak nomor cabang atletik diantaranya, jalan cepat, lari jarak pendek, lompat jauh dan tolak peluru. Apakah kamu tahu diantara keempat nomor cabang atletik ada kegiatan yang sering kamu terapkan? Ya, jalan cepat menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh manusia. Kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidupmu. Jalan cepat umumnya diadakan di stadion atau lintasan lari. Jarak umum jalan cepat berkisar dari 3.000 meter hingga 100 kilometer. Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII, Adapun gerakan yang dilakukan dalam nomor cabang atletik jalan cepat, yakni start, gerak tungkai, tumpuan kaki, ayunan lengan, gerak pinggul dan memasuki garis finis. Tahukah kamu ada ketentuan dalam menumpu kaki pada jalan cepat? Saat melakukan jalan cepat kamu perlu menerapkan posisi kaki yang benar. Salah satunya adalah saat kaki menumpu pada jalan cepat dilakukan dengan cara tumit mendarat terlebih dahulu. Simak penjelasan lengkap prinsip dasar yang dibutuhkan pada nomor cabang atletik jalan cepat di halaman selanjutnya. Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII, pelaksanaan perlombaan jalan cepat diawali dengan adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis finish. Start Dalam jalan cepat, pejalan harus melakukan start dengan posisi badan berdiri. Posisi ini dapat memudahkan pejalan untuk menyesuaikan gerakan selanjutnya. Prinsip Dasar Jalan Cepat Langkah Gerak langkah kaki dilakukan dengan cara mengangkat paha kaki yang diayunkan ke arah depan, dengan posisi lutut terlipat dan tungkai badan bergantung ke depan. Ayunan dari paha ke depan tungkai bawah akan ikut terayun ke depan, sehingga lutut menjadi lurus dan menampakkan tumit terlebih dahulu untuk menyentuh tanah. Posisi Badan Dengan Ayunan dari Lengan Prinsip dasar selanjutnya dalam jalan cepat adalah posisi badan yang condong ke depan dengan ayunan lengan. Dimana, bagian siku dilipat hingga lebih kurang dari 90 derajat, barulah pejalan mulai mengayunkan lengan. Pejalan perlu memperhatikan gerakan lengan agar seirama dengan langkah kaki. Finish Dalam nomor cabang atletik jalan cepat, tak ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya, pejalan akan terus berjalan hingga melewati garis finish. Memasuki hari keempat Peparnas XVI Papua 2021, rekor nasional kembali dicatatkan lewat Rifki Ahmad Soleh yang berhasil meraih medali emas dalam cabor para atletik putra nomor 1.500 meter (T46). (Humas NPC Indonesia) Induk organisasi atletik di Indonesia merupakan organisasi yang berperan penting dalam mengembangkan olahraga atletik di Indonesia. Induk organisasi atletik di Indonesia adalah PASI singkatan dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia. Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) didirikan pada 3 September 1958 di Jakarta. Awal keberadaan organisasi atletik di Indonesia didirikan pada Zaman Belanda dengan nama Nederlands Indisehe Unie (NIAU). Nama NIAU dalam Bahasa Indonesia, memiliki arti Perserikatan Atletik Hindia Belanda yang dibentuk pada tahun 1917. Pada tanggal 3 September 1950, tokoh-tokoh atletik dari perhimpunan atletik beberapa daerah berkumpul di Semarang untuk membentuk induk organisasi atletik sebagai wadah untuk menaungi para atlet di seluruh penjuru negeri. Berangkat dari sanalah, lahir induk organisasi atletik Indonesia yaitu Persatuan Atletik Seluruh Indonesia yang disingkat PASI. Tujuan PASI sebagai induk organisasi atletik di Indonesia adalah untuk menaungi dan meningkatkan prestasi para atlet atletik yang ada di Indonesia. Induk organisasi inilah yang memiliki peranan terbesar dalam berbagai macam prestasi yang telah diraih oleh atlet atletik Indonesia di ajang nasional maupun internasional. Para pelari beradu cepat saat tampil pada Kejurnas Atletik 2019 nomor 4x100 meter estafet senior putra di Stadion Pakansari, Bogor pada Rabu (8/8/2019). Kejurnas Atletik berlangsung dari 3 hingga 7 Agustus. (Bola.com/Peksi Cahyo) Atletik berasal dari Bahasa Yunani, yakni “Athlon atau athlum” yang memiliki arti pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan. Sedangkan, orang yang melakukan kegiatan tersebut dinamakan “athlete” atau atlet. Dilansir melalui buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII Edisi Revisi, bangsa Yunani lah yang menjadi pelopor dalam menyelenggarakan perlombaan atletik. Hal ini terbukti melalui karya pujangga Yunani Purba Bernama homerus. Kala itu, cabang olahraga atletik dikenal dengan nama pentathlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba. Adapun nomor cabang lari atletik yang sudah dimulai sejak tahun 490 SM, yaitu Marathon. Nama kegiatan ini ternyata berawal dari sebuah kota kecil bernama Marathon yang berjarak 40 km dari Athena. Jarak sepanjang itulah yang digunakan pada perlombaan Olimpiade 1889 di Athena. Namun, jarak marathon dibakukan dengan jarak 42,195 km pada tahun 1908. Sejak itu, cabang olahraga marathon ini menjadi olahraga yang dinantikan sekaligus menjadi puncak penutupan seluruh rangkaian olahraga. Lambat laun, olimpiade nomor atletik menjadi tambang medali yang selalu diperebutkan dan terbentuklah organisasi olahraga atletik internasional. Pada tanggal 17 Juli 1912 saat Olimpiade ke-5 di Stockhom, Swedia, induk organisasi internasional atletik dibentuk dengan nama International Amateur Athletic Federation (IAAF). Infografis Indonesia Berkibar di 25 Cabang Olahraga Asian Games 2018. (Liputan6.com/Triyasni) |