Bagaimana pengaruh PERKEMBANGAN moral terhadap PERKEMBANGAN anak dalam belajar

Bagaimana pengaruh PERKEMBANGAN moral terhadap PERKEMBANGAN anak dalam belajar
Bagaimana pengaruh PERKEMBANGAN moral terhadap PERKEMBANGAN anak dalam belajar
Muhammad Rohani, S.Pd.

RADARSEMARANG.ID, Penyakit Virus Corona 2019 (Covid-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan baru-baru ini diterapkan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini. Dan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring menjadi pilihan dengan tujuan kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung.

Menurut Thome, pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi multimedia, video, kelas virtual, teks online animasi, pesan suara, email, telepon konferensi, dan video steraming online (Kuntarto, 2017: 101). Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menggunakan jaringan internet, intranet dan ekstranet, atau komputer yang terhubung langsung dan cakupannya global (luas). Di beberapa sekolah, model pembelajaran seperti ini bisa saja berjalan dengan baik. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah karena keterbatasannya. Untuk itu proses pembelajaran menjadi terhambat, berbeda seperti waktu tatap muka.

Baca juga:  76 Siswa Terpapar Covid-19, PTM di Semarang Dihentikan Dua Pekan

Banyak hal yang mungkin dihadapi oleh anak didik, antara lain: (1) Ketersediaan HP, terkadang 1 HP untuk 1 keluarga. Dia harus bergantian pula dengan kakak/adiknya yang juga mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan waktu yang bersamaan. Belum lagi HP akan dipakai oleh orang tua. Termasuk permasalahan sinyal di rumah. (2) Masalah keharmonisan keluarga di rumah. Bagi siswa/anak didik dengan orang tua yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, atau mungkin seorang guru/pendidik mungkin hal ini bukan masalah, bahkan akan membantu peserta didik tersebut (ketika dia menemukan soal yang sulit untuk dipahami). Sedangkan bagi siswa dengan latar belakang keluarga yang berbeda (misal: pendidikan ortu yang rendah, ortu kerja di pabrik, kurangnya hubungan harmonis dalam keluarga, dll.) sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk mendampingi anaknya selama belajar di rumah. Hal ini akan menjadi masalah yang serius bagi anak didik.

Baca juga:  RME Tumbuhkan Kemampuan Berpikir Siswa dalam Belajar Matematika

Beberapa permasalahan di atas, bisa berakibat anak bosan di rumah, malas belajar, bahkan frustasi. Dia lebih memilih bermain dengan teman sebaya, suasana lebih nyaman, lebih enjoy, bebas, lepas. Namun di sisi lain, watak anak bisa terbentuk akibat lingkungan pergaulan. Karena tidak ada yang mengarahkan, tidak ada yang mengawasi. Yang pada akhirnya temperamen anak akan berubah. Hal-hal negatif lebih mudah mempengaruhi jiwa anak dibanding hal-hal positif.

Untuk menanggulangi hal itu, sekolah perlu mengadakan beberapa inovasi yang dapat dilaksanakan. Misalnya guru bekerja sama dengan orang tua siswa untuk tetap menanamkan Pendidikan Karakter kepada siswa saat di rumah. Guru juga dapat memantau langsung melalui kunjungan ke rumah siswa secara bergantian dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Usaha lain yang dapat membantu adalah dengan pendekatan kepada orang tua, agar mereka juga memperhatikan kebutuhan anak dalam kegiatan ibadahnya sehari-hari di rumah, di samping penanaman pengetahuan agama sesuai yang dianut untuk peningkatan moral anak menjadi lebih baik. Dan jika anak sempat terpengaruh/melakukan hal-hal negatif yang menyimpang norma agama, harapannya akan segera teratasi dalam waktu yang dini. Sehingga dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring di masa pandemi ini moral siswa tetap bisa terpantau dan terjaga dengan baik. (ss1/ton)

Baca juga:  Tuntaskan Pembelajaran Matematika dengan Card Short

Kepala Sekolah SD Negeri Tingkir Lor 01 Salatiga, Jawa Tengah

You're Reading a Free Preview
Pages 6 to 14 are not shown in this preview.

Abderramane Benlahcene, Ruslan Bin Zainuddin, N. S. A. Bt. I. (2018). A Study on Moral Reasoning among Managers of the State-owned Companies in Algeria. Internasional Journal of Academic research in Economics & Management Sciences, 7(3), 89–100. https://doi.org/10.6007/IJAREMS/v7-i3/4438

Ananda, R. (2017). Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19–31. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.28

Aris Priyanto. (2014). Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Aktivitas Bermain. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 0(2).

Dahl, A., & Killen, M. (2018). A developmental perspective on the origins of morality in infancy and early childhood. Frontiers in Psychology, 9(SEP), 1–6. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2018.01736

Fatmawati, N., & Supriyanto, D. (2018). Pengaruh Metode Bercerita (Tentang Kisah – kisah Nabi dan Rosul) terhadap Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia 4-5 Th di RA. Perwanida Raci Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan Tahun Ajaran 2017-2018. PROCEEDING: The Annual International Conference on Islamic Education, 3(2), 332–337. http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/proceedings/article/view/285

Fenti Hikmawati. (2017). Metodelogi Penelitian. Rajawali Pers.

Hasanah, E. (2019). Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Kohlberg. Journal UNY, 6(2), 131–145.

Husaini Usman, S. A. (2014). Pengantar Statistika. Bumi Aksara.

Inawati, A. (2017). Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 51–64.

Irma, C. N., Nisa, K., & Sururiyah, S. K. (2019). Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini di TK Masyithoh 1 Purworejo. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 214. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.152

Kasmadi, N. (2019). Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembinaan Moral Anak Usia Dini. SMART KIDS : Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(2), 17–24. http://smartkids.ftk.uinjambi.ac.id/index.php/smartkids/article/view/35

Kusnilawati, K., Fauziddin, M., & Astuti, A. (2018). Meningkatkan Aspek Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak Usia Dini dengan Penerapan Metode Bercerita Tema Islami. Aulad : Journal on Early Childhood, 1(1), 28–38. https://doi.org/10.31004/aulad.v1i1.4

Laila Maharani. (2014). Perkembangan Moral Pada Anak Laila Maharani. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 01(2), 93–98.

Loukatari, P., Matsouka, O., Papadimitriou, K., Nani, S., & Grammatikopoulos, V. (2019). The Effect of a Structured Playfulness Pogram on Sosial Skills in Kindergarten Children. Internasional Journal of Instruction, 12(3), 237–252. https://doi.org/doi.org/10.29333/iji.2019.12315a

Masganti. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana.

Mirzaqon, A., & Purwoko, B. (2018). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Konseling Expressive Writing Library. Jurnal BK UNESA, 1, 1–8.

Moleong, L. J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Nauli, V. A., Karnadi, K., & Meilani, S. M. (2019). Peran Ibu Pedagang Pasar 24 Jam Terhadap Perkembangan Moral Anak (Penelitian Studi Kasus di Kota Bekasi). Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 241. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i1.179

Nurhayati, N., Awalunisah, S., & Amrullah, A. (2019). Keefektifan Metode Role Play Terhadap Nilai Moral Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Akrab Juara, 4(2), 181–195. http://akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/576

Nurjanah, S. (2018). Perkembangan Nilai Agama Dan Moral (Sttpa Tercapai). Jurnal Paramurobi, 1(1).

Ozbey, S. (2014). A Study on Preschool Children ’ s Perceptions of Moral and Social Rules. International Journal of Humanities and Social Science, 4(11), 149–159.

Permata Ashfi, W. W. (2016). Status Ibu Dan Pengaruhnya Dalam Kecerdasan Moral Anak Pra-Sekolah. jurnal indigenous, 1(2), 62–70.

Pranoto, Y. K. S. (2017). Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah. Edukasi, 2(1), Article 1. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/view/962

Pranoto, Y. K. S., & Khamidun, K. (2019). Kecerdasan Moral: Studi Perbandingan pada Anak Usia 4-6 Tahun. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 2(1), 498–511.

Raihana, P. A., & Wulandari, W. (2017). Status Ibu dan Pengaruhnya dalam Kecerdasan Moral Anak Pra-Sekolah. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(2), Article 2. https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.2905

Rakimahwati, Y. (2012). Upaya Meningkatkan Perkembangan Moral Anak Usia Dini Melalui Mendongeng Di Tk Dharmawanita Improving the Moral Development of Early Age Children. jurnal Ilmiah Visi P2TK PAUD NI, 7(1), 18–41.

Safitri, L. N., & Aziz, H. (2019). Pengembangan nilai agama dan moral melalui metode bercerita pada anak. Jurnal Ilmiah TUmbuh kembang Anak Usia Dini, 4(1), 85–96.

Safitri, Y. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Bahasa Balita di UPTD Kesehatan Baserah Tahun 2016. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(2), 148-155–155. https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.35

Sesmiarni, Z. (2019). The Effective Moral Education on Early Childhood As an Effort Against Immoral Culture. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 561. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i2.191

Sufa, F. F., & Setiawan, H. Y. (2017). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini Usia 4-6 Tahun Pada Pembelajaran Berbasis Komputer Anak Usia Dini. RESEARCH FAIR UNISRI, 1(1).

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitati fKualitatif dan RND. Alfabeta.

Usakli, H. (2010). Early childhood education: The case of Turkey. Sage Journals, 11(2), 215–218. https://doi.org/10.2304/ciec.2010.11.2.215

Yin, R. K. (2011). Qualitative Research from Start to Finish (9 ed.). The Guilford Press.