Bagaimana melihat seseorang sehat secara mental?

Ditulis oleh: Choirunisa Nirahma Putri, M.Psi., Psikolog

Sebelum memahami kesehatan mental perlu kiranya kita memahami apa itu sehat. Konsep Sehat menurut Undang-Undang no. 23 tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO mengandung 3 karakteristik yaitu merefeleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal, sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian dan bukan merupakan suatu keadaan tetapi merupakan proses berupa adaptasi individu secara fisik dan lingkungan sosialnya.

Pada dasarnya manusia terdiri dari dua subsistem, yaitu psikis (jiwa atau mental) dan fisik (soma atau badan). Kedua subsistem yang menyatu pada manusia ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia tidak selamanya ada dalam kondisi sehat, pada saat tertentu manusia mengalami gangguan, baik gangguan fisik maupun gangguan mental (Latipun, 2002). Gangguan fisik yang dialami oleh manusia dapat dengan mudah diketahui seperti panas, sakit gigi dan sakit fisik lainnya, sedangkan gangguan psikis pada prinsipnya dapat diketahui jika kita memahami gejala-gejalanya, misalnya gejala apa yang bisa dilihat dari orang yang stres, depresi atau cemas.

Latipun (2002) juga mengungkapkan bahwa pemahaman masyarakat terhadap gejala-gejala psikis yang dialami oleh seseorang menjadikan mereka paham bahwa tidak hanya ada sakit/sehat secara fisik namun ada pula sakit/sehat secara mental.

Sehat secara mental juga tidak hanya terbebas dari gangguan mental namun juga berkaitan dengan kesehatan fisik dan perilaku. Menurut Goldberg (1984 dalam Latipun, 2002) ada tiga kemungkinan hubungan antara sakit secara fisik dan mental yatu pertama, orang mengalami sakit mental disebabkan oleh sakit fisiknya karena kondisi fisik yang tidak sehat, ia tertekan sehingga menimbulkan gangguan mental. Kedua, sakit fisik yang diderita sebenarnya gejala dari adanya gangguan mental. Ketiga, antara gangguan mental dan sakit secara fisik saling menopang, artinya bahwa orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental, dan gangguan mental tersebut memperparah gangguan fisiknya.

Sedangkan kesehatan Mental, menurut Pieper dan Uden (2006) seseorang dapat dikatakan memiliki kesehatan mental jika dia memiliki perasaan positif terhadap dirinya, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kesehatan mental merupakan kondisi dimana seseorang berfungsi secara efektif di kehidupan sosial, bahagia dengan hidupnya dan mampu menyesuaikan diri dengan tantangan yang dihadapi.

Menurut Notosoedirdjo dan Latipun (2005) kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor internal dan fator eksternal. Faktor internal adalah faktor biologis dan psikologis, sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah sosial budaya. Faktor biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental diantaranya adalah otak, sistem endrokin, genetika, dan sensori, sedangkan faktor psikologis yang berpengaruh adalah ketenangan jiwa.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tingkat kecenderungan kasus gangguan kesehatan mental (emosional) yang ditunjukkan melalui gejala seperti depresi dan panik/kecemasan adalah sebanyak 6% pada kalangan usia 15 tahun keatas, sekitar empat belas juta orang (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dalam Insan Jurnal Psikologi, 2017).

Oleh karena itu adanya data diatas menunjukkan bahwa kesehatan mental penting sekali untuk kita jaga, kita harus memahami diri kita, mencari dan melakukan hal-hal positif yang bisa menjaga kesehatan mental kita. Apa saja hal-hal positif yang bisa kita lakukan? Dimulai dari menjaga kesehatan fisik kita, berolahraga, hidup sehat, menambah pengetahuan kita dengan berdiskusi dengan teman/keluarga, mengikuti seminar, berpartisipasi sosial dalam kegiatan di lingkungan kita serta yang tidak lupa mendekatkan diri kepada Tuhan.

Yuk ingin tahu lebih banyak mengenai kesehatan mental? Macam-macam gangguan kesehatan mental dan tanya jawab mengenai kesehatan mental? Follow media sosial intagram : @psikologirsjiwamenur. Akan ada informasi kesehatan mental setiap minggunya dan tanya jawab secara online tentang tema kesehatan mental yang diunggah.





Daftar Pustaka

Insan Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental. 2017. Pengaruh Edukasi Kesehatan mental Intensif Terhadap Stigma pada Pengguna Layanan Kesehatan mental. Australia : University of Melbourne.

Latipun. 2002. Kesehatan Mental. Konsep dan Penerapan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Notosoedirjo & Latipun.,2005. Kesehatan Mental,Konsep dan Penerapan. Universitas Muhamadiyah Malang Press.

Pieper, J. & Uden, M. V.,2006, Religion in Coping and Mental Health Care, Yord University Press, New York.

Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Pengertian Kesehatan Mental. //Promkes.kemkes.go.id. (diakses tanggal 2 November 2019 pukul 11.24)

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA