Bagaimana makna perdamaian dan keadilan dalam teks Alkitab tersebut

Agama Kristen | Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi agama Kristen kelas XI sub materi pokok pembelajaran keadilan dan perdamaian dalam keluarga revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang materi agama Kristen kelas XI sub materi pokok pembelajaran keadilan dan perdamaian dalam keluarga revisi.


Remaja membutuhkan dan perlu belajar tentang keadilan dan perdamaian. Hal tersebut perlu menjadi bagian dari kehidupan Kristen yang meneladani kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Fenomena perdamaian seringkali berkaitan erat dengan keadilan. Keadaan yang tidak adil dapat menimbulkan konflik antar individu, dalam keluarga dan komunitas.

Pribadi Kristen dipanggil oleh Tuhan untuk membawa keadilan dan perdamaian dimanapun dia berada. Dalam keluarga Kristen realita keadilan dan perdamaian sangat erat kaitannya. Bahkan bisa menjadi fenomena kausalitas (fenomena sebab akibat). Realita keadilan dan perdamaian sangat dibutuhkan dalam lingkup keluarga, bahkan juga dalam lingkup komunitas dan negara.

Keluarga Kristen perlu meneladani sikap Tuhan Yesus Kristus dalam Sang Raja Adil, Sang Raja Damai yang telah memberikan diriNya bagi kita. Kaum muda perlu berperan dalam keluarganya secara aktif untuk mengupayakan adanya keadilan, sehingga tercipta suasan damai dalam keluarga.

Pada gilirannya remaja Kristen perlu menjadi berkat bagi lingkungannya karena keadilan dan perdamaian yang dihadirkannya Keadilan dan Perdamaian dalam Keluarga Tahukah kamu bahwa keadilan dan perdamaian sangat dibutuhkan bagi banyak bangsa di dunia. Berkaitan dengan hal itu, UNESCO telah mewajibkan pada banyak negara anggota PBB untuk melakukan pendidikan perdamaian bagi lembaga pendidikan termasuk keluarga.

Dalam realita sampai saat ini banyak dijumpai fenomena ketidakadilan yang menyebabkan tidak adanya perdamaian di berbagai aras dan institusi/lembaga. Tiap hari kita mendengar dan melihat adanya konflik antara individu, dalam keluarga, kelompok, bahkan dalam aras bangsa dan negara. Akibatnya timbul adanya rasa kebencian, konflik dan banyak pertumpahan darah. Oleh karena itu kita harus mengembangkan budaya damai mulai dari relasi antar individu dan keluarga, bahkan untuk komunitas kita.

Pada umumnya keadilan berkaitan erat dengan perdamaian. Keadilan ternyata memiliki beberapa arti, yakni: adil, tulus, benar, tidak salah. Secara hakiki, adil pada diri sendiri adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebagai kewajiban yang telah menjadi haknya dalam hubungannya dengan hidup.

Itu berarti, adil adalah: sesuai dengan haknya, tidak lebih dan tidak kurang. Keadilan yang dihubungkan dengan keluarga memiliki potensi yang sangat besar. Karena di dalam keluarga seseorang menjadi apa yang telah diajarkan dalam keluarganya. Jika sesorang diajarkan dengan keadilan dalam keluarga maka orang tersebut akan membawa pribadi adil ke luar di masyarakat.

Sikap atau tindakan yang dianggap adil adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan Allah. Dalam hal ini, keadilan selalu berimplikasi pada beberapa prinsip, yakni: kesejahteraan, kecukupan, kesetaraan, personalitas dan persaudaraan. Untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, keadilan juga memerlukan kasih.

Sedangkan perdamaian berasal dari kata damai yang bisa berubah konsepsi sesuai waktu dan budaya. Dalam masyarakat luas, orang-orang memahami istilah damai dan implikasi-implikasinya melalui berbagai pandangan. Banyak orang, dan mungkin juga diri kita sendiri, memahami perdamaian secara sederhana sebagai suatu situasi/keadaan di mana tidak ada konflik atau tidak ada perang.

Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, konsep damai ini sebenarnya memiliki dua pemahaman yaitu negative dan positive. Pemahaman damai yang negatif ini kita menilai apakah sebuah situasi/keadaan bisa disebut sebagai situasi/ keadaan damai atau tidak, dengan cara melihat ada atau tidaknya hal yang biasanya mengancam dan menghancurkan perdamaian, yaitu ketidakadilan dan konflik atau, dalam skala yang lebih luas adalah perang.

Sedangkan pemahaman damai yang positif, bisa menilainya lewat situasi/keadaan, tidak sekedar hanya dengan melihat ada perang atau konflik terbuka atau tidak, melainkan dengan melihat adakah hal-hal yang mendukung terciptanya perdamaian atau tidak. Dalam pemahaman semacam ini, yang kita cermati adalah apakah orang-orang dalam keluarga tersebut sudah dengan sengaja berusaha menghapuskan berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan, baik individual maupun dalam struktural keluarga.

Juga apakah orang-orang tersebut sudah dengan sengaja menciptakan hal-hal yang bisa menjamin kelanggengan perdamaian dan keadilan terdahadap masing- masing anggota keluarga, misalnya antara bapak dan ibu dan antara orang tua dan anak-anak di dalam satu rumah.

Sebelum kita berdamai dengan keluarga dan lingkungan, seharusnya lebih dulu kita berdamai dengan Tuhan dan kehendaknya. Inilah dasar utama kehidupan kristiani. Usahakan dan upayakanlah pola hidup kamu adil dan damai dengan meneladani keadilan dan perdamaian Tuhan. Bagaimana caranya? Caranya adalah membuat pola hidup berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari melalui pembacaan firman dan doa.

Apakah kita sudah menjadi pembawa damai? Sahabat bagi dunia, memiliki sikap kehidupan sebagai orang Kristen, yang identik dengan kasih dan damai. Tentu seharusnya demikian kehidupan kita sebagai orang Kristen. Namun gambar dibawah ini adalah realita di sekeliling kita yang sering terjadi. Apa komentar kamu mengenai ha itu?

Potongan teks ilustrasi berikut diambil dari sebuah wawancara awal antara pendeta dengan keluarga yang menggambarkan struktur keluarga bermasalah. Alan, Mary, Mike, dan Nancy merupakan sebuah keluarga.

Pendeta : Alan, kamu mengatakan bahwa istrimu, Mary tidak bersedia menyiapkan makanan karena ....

Alan : Karena ia terlalu malas. Ia bukan seorang istri.

Mary : Bukan karena saya malas. Saya hanya terlalu lelah..., terlalu lelah. Tidak seorang pun mau melakukan segala sesuatunya, tak seorang pun ...

Alan : Tidak seorang pun mau melakukan sesuatu karena kamu tidak mau melakukannya. Yang kamu lakukan hanya mengkritik dan bertengkar.

Mary : Kamu tidak akan dan tidak mau mengerti! Nancy tidak pernah mengerjakan apapun yang saya katakan bahkan yang saya minta. Ia tidak mau merapikan tempat tidurnya ataupun membantu menyiapkan makan malam ataupun mencuci piring.

Nancy : Oh, Ibu! Ayah benar, ibu hanyalah tukang kritik. Aku tidak mengerti kenapa saya harus merapikan tempat tidur setiap hari. Itu tempat tidurku. Ibu mengkritikku karena hal itu.

Alan : Iya. Untuk apa kamu juga mengeluhkan hal itu? Demi Tuhan, Mary. Kamu bahkan tidak merapikan tempat tidur kita!

Mary : Kamu juga tidak mau mengerti. Aku hanya butuh pertolongan. Ternyata di keluarga ini tidak ada yang mau menolong.

Mike: Bagaimana denganku? Aku ...

Mary : Kamu! Kami bahkan tidak pernah melihatmu. Kamu makan di rumah tapi tidak pernah bersama kami. Kamu tidur di rumah, tapi cuma itu saja. Kamu seperti anak kos saja dan bukan anakku.

Yesaya 57:21 bagian Alkitab ini berisi tentang kata-kata penghiburan dari Nabi Yesaya untuk umat Tuhan. Dia mengungkapkan bahwa tidak akan ada damai apabila umat Tuhan tetap melakukan ketidakadilan atau kefasikan. tiada damai bagi orang- orang fasik itu. Jelas dari ayat ini bahwa realita damai sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat. Keadilan rupanya merupakan langkah awal untuk memasuki suasana damai sejahtera.

Dengan demikian pemecahan masalah kefasikan atau ketidakadilan perlu dipecahkan lebih dahulu sebelum damai sejahtera itu dapat dialami. Ketidakadilan memang pada hakikatnya sangat menganggu, meresahkan dan mengelisahkan. Hal ini dialami oleh Nabi Yesaya ditengah-tengah bangsa yang dikasihinya. Oleh karena itu Nabi Yesaya menyerukan dan mengusahakan agar masalah ketidakadilan lebih dulu digarap dan diatasi sehingga damai sejahtera itu pada akhirnya menjadi realita komunitas.

Dari teks ini kita mendapat pengajaran bahwa untuk mengalami suasana damai sejahtera baik dalam keluarga, dalam komunitas bahkan ditengah-tengah bangsa, maka lebih dahulu perlu diusahakan lebih dahulu pemecahan ketidakadilan. Hasil dari usaha tersebut maka akan tercipta suasana yang adil dan damai yang menjadi dambaan dari setiap insan dimanapun dia berada.

Matius 5:9 teks ini adalah khotbah Tuhan Yesus dibukit : Berbahagialah orang yang membawa damai. Orang yang membawa damai itu adalah orang yang menciptakan perdamaian atau yang menyalurkan damai yang berasal dari Tuhan Sang Pendamai Agung kepada semua orang. Jadi, orang tersebut lebih dahulu menerima damai itu dan menyampaikan kepada semua orang sebagai kesaksiannya.

Mereka inilah yang akan disebut anak-anak Allah, yaitu keluarga besar Kerajaan Allah. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai orang yang berbahagia karena mereka hidup secara adil, tanpa masalah, permusuhan, dan tanpa konflik. Jadi dalam ajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah, damai merupakan kondisi yang tidak boleh tidak ada dalam Kerajaan Allah. Tanpa keadilan dan perdamaian, Kerajaan Allah tidak dapat dihadirkan dan tanda-tanda Kerajaan Allah tidak dapat dirasakan.

Berbagi :

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA