Bagaimana kecenderungan energi ionisasi dalam satu golongan dan satu periode?

TSeptember 16, 2020

Artikel ini menjelaskan tentang: pengertian energi ionisasi, kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam satu golongan dan periode beserta alasannya dan contoh soal dan pembahasan berkaitan dengan energi ionisasi.

Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan oleh atom untuk melepaskan satu buah elektron terluarnya dalam keadaan gas.

Elektron terluar adalah elektron terlemah yang dimiliki oleh atom dan berada di kulit valensi/ kulit terluarnya.

Elektron tersebut sangat mudah terlepas dari atom. 

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya energi ionisasi.

Besar kecilnya energi ionisasi bergantung pada ada ukuran dari jari-jari atom dan daya tarik inti terhadap elektron terluar.

Dibandingkan dengan elektron yang berada di kulit yang lebih dalam, daya tarik inti terhadap elektron terluar adalah yang paling lemah mengingat jaraknya yang jauh dari inti.

Semakin jauh letak elektron terluar suatu unsur dari inti, semakin lemah daya tarik inti terhadap elektron tersebut, yang berarti energi ionisasi unsur semakin kecil. 

Dapat juga disimpulkan bahwa energi ionisasi berbanding terbalik dengan jarak antara inti dengan elektron terluar. 

Jarak inti ke elektron terluar merupakan pengertian dari jari-jari atom. 

Berarti, energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom. 

Semakin banyak jumlah proton yang terdapat di dalam inti suatu atom maka muatan intinya akan semakin besar. 

Dengan begitu daya tarik inti juga semakin kuat sehingga energi ionisasi akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya jumlah proton di dalam suatu unsur.

Semakin banyak jumlah elektron valensi yang terdapat pada kulit terluar suatu unsur, maka daya tarik inti terhadap elektron tersebut akan semakin besar sehingga energi ionisasinya meningkat.

Sebagaimana yang sudah kamu ketahui bahwa:

Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atom bertambah besar, maka energi ionisasinya semakin kecil. 

Sedangkan, dalam satu perioda (dari kiri ke kanan), jari-jari atom semakin pendek yang berarti energi ionisasinya semakin besar.

Berikut adalah grafik energi ionisasi 20 unsur pertama dalam tabel periodik.

Bagaimana kecenderungan energi ionisasi dalam satu golongan dan satu periode?

Elektron terluar suatu unsur tidak selalu berjumlah satu, tetapi bisa dua atau tiga. Misalnya pada Mg (12).

Mg memiliki dua elektron terluar. Energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron terlemah dari Mg disebut dengan energi ionisasi I. 

Mg ⇒ Mg+ + elektron       energi ionisasi I

Sedangkan, energi yang dibutuhkan untuk melepas satu elektron terlemah berikutnya dari Mg disebut dengan energi ionisasi II dan seterusnya. 

Mg+ ⇒ Mg^2+ + elektron  energi ionisasi II

Hal yang sama berlaku untuk unsur lainnya. 

Misalnya Al, yang punya tiga elektron terluar, berarti ada tiga buah energi ionisasi yang diperlukan untuk melepas seluruh elektron terluarnya. 

Lalu, energi ionisasi mana yang paling besar? 

Secara umum, urutan energi ionisasi mulai dari terkecil adalah: 

Energi ionisasi I < energi ionisasi II < energi ionisasi III <.......... dan seterusnya 

Mengapa energi ionisasi III lebih besar dari energi ionisasi I dan II? 

Ketika elektron keluar dari atom, maka ukuran atom menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran semula (jari - jari atom semakin pendek).

Semakin banyak elektron yang keluar, semakin kecil pula jari-jari atom. 

Dengan alasan tersebut, maka energi ionisasi III lebih besar dari energi ionisasi II atau energi ionisasi II lebih besar dari energi ionisasi I.

Energi ionisasi beberapa unsur ternyata tidak mengikuti kecenderungan umum seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. 

Misalkan saja, unsur perioda 3 yaitu Mg dan Al. Harusnya, energi ionisasi Al lebih besar dari Mg karena Al terletak di kanan Mg ( karena Al punya jumlah proton yang lebih banyak) . 

Tetapi kenyataannya tidak begitu. Malah, energi ionisasi Mg yang lebih besar dibandingkan Al. 

Penyimpangan ini dapat dijelaskan melalui konfigurasi elektron dari kedua unsur.

Alasan pertama adalah karena elektron terluar Al terletak lebih jauh dari inti dibanding elektron terluar Mg. 

Alasan kedua adalah karena seluruh orbital Mg terisi penuh oleh elektron sehingga lebih stabil dibandingkan Al yang orbit 3p-nya hanya terisi oleh 1 elektron. 

Dengan alasan itulah, energi ionisasi Mg lebih besar dibandingkan Al.

Penyimpangan yang sama juga terjadi pada beberapa unsur lain seperti Be dan B. 

Berikut beberapa contoh soal terkait energi ionisasi. 

P, Q, R dan S merupakan unsur yang terletak dalam satu perioda. Unsur tersebut masing-masing memiliki energi ionisasi I sebesar 345, 200, 678 dan 433 (dalam kJ/mol). Urutan unsur tersebut dari kanan ke ke kiri adalah…….. 

Dari soal diketahui bahwa unsur P, Q, R dan S terletak dalam satu perioda. 

Berdasarkan kecenderungan energi ionisasi unsur - unsur dalam satu perioda yang semakin besar, maka urutan unsur tersebut dari kiri ke kanan adalah: Q, P, S, R

Tapi yang ditanya pada soal adalah urutan unsur dari kanan ke kiri, maka jawabannya adalah: R, S, P, Q 

Diketahui energi ionisasi beberapa unsur sebagai berikut: 237, 982, 476, 580 dan 349 (dalam kJ/mol). Jika unsur tersebut adalah A, B, C, D dan E dan terletak berurutan dalam satu golongan, maka besarnya energi ionisasi unsur C adalah…… 

Jika unsur A sampai E terletak dalam satu golongan, maka energi ionisasinya semakin kecil. 

Urutan energi ionisasinya adalah: 237, 349, 479, 580, 982. 

Maka, energi ionisasi C adalah 479 kJ/mol

Sekian penjelasan tentang energi ionisasi dan kecenderungan energi ionisasi dalam satu golongan dan perioda. Semoga bermanfaat.

Bantu Orang Untuk Temukan Artikel Ini Lewat Tombol Share Di Bawah Ini

Sifat periodik unsur merupakan sifat unsur yang berhubungan dengan letak unsur dalam tabel periodik (periode dan golongan). Sifat periodik yang akan dibahas di sini meliputi sifat atom yang berhubungan langsung dengan struktur atomnya, mencakup jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan. Sifat fisis yang meliputi kerapatan, titik leleh, titik didih, dan daya hantar listrik tidak dibahas.

a)      Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan elektron terluar.

Kecenderungan jari-jari atom:

a.     Dalam satu golongan jari-jari atom dari atas ke bawah makin besar. Karena jumlah kulit dari atas ke bawah makin banyak meskipun muatan inti bertambah positif, maka gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah.

b.    Dalam satu periode jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil. Meskipun jumlah elektron dari kiri ke kanan bertambah tetapi masih menempati kulit yang sama. Bertambahnya muatan positif dalam inti menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat. Akibatnya jari-jari atom makin kecil.

b)    Energi ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimal yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 elektron terluar dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya.

Kecenderungan energi ionisasi:

a.     Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah makin kecil, karena jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah karena jari-jari makin panjang. Akibatnya energi ionisasi makin berkurang.

b.    Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan makin besar. Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti danjumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti makin kuat. Akibatnya energi ionisasi makin bertambah.

3)    Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang terlibat (dilepas atau diserap) ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.

Gambar 2.5 Hubungan afinitas elektron dengan nomor atom.

Afinitas elektron suatu unsur:

a.     Dalam satu golongan afinitas elektron unsur dari atas ke bawah makin berkurang. Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas elektron berkurang.

b.    Dalam satu periode afinitas elektron unsur dari kiri ke kanan cenderung bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap makin kuat. Akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.

4)    Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom berarti dalam ikatan kimia atom tersebut cenderung menarik elektron dari atom yang lain. Sebagai contoh dalam ikatan H dan Cl, atom Cl cenderung menarik elektron dari H, jadi Cl lebih elektronegatif dari H. Unsur-unsur golongan VIIIA (Gas Mulia) sulit membentuk ikatan kimia/tidak reaktif, jadi keelektronegatifannya sangat rendah.

Keelektronegatifan suatu unsur:

a.     Dalam satu golongan keelektronegatifan unsur dari atas ke bawah makin berkurang. Jumlah muatan inti bertambah positif jumlah kulit bertambah maka kemampuan inti untuk menarik elektron menjadi lemah. Akibatnya keelektronegatifan unsur makin lemah.

b.     Dalam satu periode keelektronegatifan unsur dari kiri ke kanan cenderung naik Muatan inti bertambah positif jumlah kulit tetap, menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat. Akibatnya kemampuan atom untuk menarik elektron makin besar.

5)    Sifat logam

Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi unsur logam, semilogam (metalloid), dan nonlogam. Kelogaman unsur terkait dengan energi ionisasi dan afinitas elektron. Unsur logam mempunyai energi ionisasi kecil sehingga mudah melepas elektron membentuk ion positif. Unsur nonlogam mempunyai afinitas elektron besar sehingga mudah menarik elektron membentuk ion negatif.

Sifat logam unsur:

a.     Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah. Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah melepas elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron. Sifat nonlogam berkurang.

b.    Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri ke kanan. Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang. Nilai afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk menarik elektron.Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang.