Beranda Khazanah Tafsir Al-Qoriah Ayat 1-5: Gambaran Kondisi Hari Kiamat kondisi hari kiamat Close Ads X
Tafsir Al-Qoriah Ayat 1-5: Gambaran Kondisi Hari KiamatPenulis Ganjar Mutaqin- 1 28429 BincangSyariah.Com Banyak sekali ayat al-Quran yang menggambarkan kondisi hari kiamat. Bahkan, tidak sedikit surah yang mengkhususkan pembahasan tersebut. Di antaranya Q.S Al-Qoriah yang termasuk ke dalam surah Makkiyyah. Ada perbeedaan pendapat mengenai jumlah ayatnya, ada yang menyebut 8 ayat (ulama Syam dan Basrah), 10 ayat (ulama Makkah dan Madinah), dan 11 ayat (ulama Kuffah). Show
Allah berfirman dalam Q.S Al-Qoriah ayat 1-5: الْقَارِعَةُ (۱) مَا الْقَارِعَةُ (۲) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ (۳) يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ (۴) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ (۵) (1) al-qāriah (2) mal-qāriah (3) wa mā adrāka mal-qāriah (4) yauma yakụnun-nāsu kal-farāsyil-mabṡụṡ (5) wa takụnul-jibālu kal-ihnil-manfụsy Artinya: (1) Hari Kiamat, (2) apakah hari Kiamat itu? (3) Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? (4) Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, (5) dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Tema utama surah ini adalah hari kiamat, karenanya menurut al-Biqai surat ini dinamakan dengan al-Qariah (hari kiamat). Walaupun pembahasan surah ini dibagi menjadi dua, yaitu: menggambarkan hari kiamat, dan amal perbuatan manusia. Syeikh Athiyyah Muhammad Salim mengatakan: sesuatu yang memiliki banyak nama,ia adalah sesuatu yang dahsyat/besar. Seperti yang kita ketahui, banyak surah al-Quran yang berarti hari kiamat. Namun, nama-nama tersebut bukanlah sinonim. Karena setiap nama, mempunyai artinya masing-masing. Dalam tafsir al-Misbah, Kata qariah berasal dari kata qaraa yang berarti mengetuk. Ini diibaratkan sebagai suara yang menggelegar dari kehancuran alam semesta yang mengetuk hati dan pikiran manusia. Sedangkan menurut al-Ragib al-Asfahani, qaraa berarti memukul suatu ketukan dengan sesuatu. Semua pakar bahasa sepakat, kata qariah digunakan untuk menunjuk peristiwa yang besar dan mencekam, baik disertai suara yang keras maupun tidak. Dalam tafsir Jalalayn, pengulangan kata qariah dalam ayat ke-2, bertujuan untuk menambahkan ungkapan ketakutan yang mencekam. Dalam ayat ketiga pun, terdapat pengulangan yang ditambah dengan redaksi wa ma adraka. Suatu kaidah dalam ulum al-Quran mengatakan bahwa, suatu hal yang ditambah dengan redaksi tersebut memiliki makna yang sangat luar biasa, dan tidak terjangkau oleh akal manusia. Menurut Quraish Shihab, Kata al-Farasy berarti belalang yang baru lahir. Ketika mereka terlahir, mereka saling menindih dan hilang arah. Dan dalam tafsir Jalalyn dijelaskan bahwa, manusia berada dalam kebingungan, karenanya mereka hendak berlari beriringan dengan semrawut. Hal tersebut berlangsung sampai mereka dipanggil untuk menjalani penimbangan amal mereka. Kata al-ihn diartikan dengan bulu, pada ayat itu gunung-gunung diumpamakan dengan bulu yang dapat berhamburan dengan mudahnya terbawa angin. Hamka menjelaskan dalam tafsir al-Azhar, gunung ketika itu sudah tidak berfungsi lagi sebagai tiangnya bumi. Letusan pun terjadi di setiap gunung, diiringi dengan gempa yang dahsyat. Lahar yang panas pun bergejolak, mengalir seperti bulu yang berhamburan. Itulah gambaran yang sangat dahsyat tentang hari kiamat. Tentang manusia yang sangat kacau, dan bencana alam yang terjadi dimana-mana. Menandakan, tidak ada tempat yang aman untuk berdiam diri lagi ketika hari kiamat terjadi. Semoga hal tersebut menjadi pengingat kita untuk senantiasa mengerjakan amal yang baik. Wallahu alam bi ash-showab. Tabik Terkait
Facebook Twitter WhatsApp LINE Telegram Print Email Berita sebelumyaTafsir Surah Al-Muzzammil Ayat 4: Kriteria Bacaan Al-Quran yang Tartil Berita berikutnyaKisah Teladan Kehidupan yang Menakjubkan Mahasiswa Tafsir di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Jati Bandung BERITA TERKAITDARI PENULISBucin Yes, Toxic Financialship No!! Simak Penjelasan Imam Nawawi al-BantaniImam Ibnu Katsir; Ulama Tafsir dan Hadits yang Alim Sejak Usia MudaKlarifikasi Humas Kemenag: Menag Tidak Bandingkan Suara Azan dengan Suara Anjing, Tapi Contohkan Pentingnya Pengaturan Kebisingan Pengeras SuaraLEAVE A REPLY Batal balasanPlease enter your comment! Please enter your name here You have entered an incorrect email address! Please enter your email address here Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel. Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.
Δ Artikel TerkiniSyekh Nawawi Al Bantani; Guru Besar Asal Indonesia Paling Populer di...25 Februari 2022 Bucin Yes, Toxic Financialship No!! Simak Penjelasan Imam Nawawi al-Bantani25 Februari 2022 Imam Ibnu Katsir; Ulama Tafsir dan Hadits yang Alim Sejak Usia...24 Februari 2022 Klarifikasi Humas Kemenag: Menag Tidak Bandingkan Suara Azan dengan Suara Anjing,...24 Februari 2022 Flexing Ala Sultan, Begini Penjelasan Quraish Sihab tentang Tahaddus Bin Nimah24 Februari 2022 Ikuti Kami12,004FansSuka 8,856PengikutMengikuti 29,499PengikutMengikuti 4,690PelangganBerlangganan |