Bagaimana embrio dalam rahim mendapatkan makanan dan oksigen jelaskan

  • PREGNANCY / SECOND TRIMESTER

8 Oktober 2021

Perkembangan janin di rahim mama begitu mengagumkan untuk dilihat dan diikuti. Dari waktu ke waktu, janin dalam perut mama akan menunjukkan perkembangan yang mengagumkan. Janin dalam perut berkembang dari bentuk blastokista hingga menjadi janin manusia dengan melewati berbagai tahapan.

Salah satu hal yang dibutuhkan janin dalam kandungan adalah nutrisi dan oksigen. Kedua hal itu bisa didapatkan janin melalui plasenta sang Mama.

Plasenta adalah organ yang menyediakan oksigen dan nutrisi bagi bayi untuk proses tumbuh kembangnya di dalam kandungan. Oksigen dan nutrisi akan dibawa melalui aliran darah mama kemudian menembus ke plasenta. Dari sini tali pusar terhubung ke bayi dengan membawa oksigen dan nutrisi tersebut ke tubuh bayi.

Bagaimana proses pengantaran nutrisi ke janin ini? Apa saja hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin di dalam kandungan? Berikut Popmama.com rangkum informasi selengkapnya.

1. Janin mendapat berbagai nutrisi yang dialirkan ke tali pusarnya

Makanan janin di dalam perut berupa oksigen dan air yang diantarkan melalui aliran darah. Sementara itu, ampas pencernaan dari janin berupa Co2 (karbondioksida) juga dikeluarkan melalui aliran darah mama.

Bagaimana proses pengantaran nutrisi ke janin ini?

Dikutip dari Hello Motherhood, molekul yang ada di dalam darah mama seperti glukosa, protein, lemak, oksigen, dan lainnya akan sampai ke bayi karena akan diserap oleh jaringan pembuluh darah yang akan diantarkan pada bayi. Darah berisi nutrisi ini kemudian akan mengalir melalui tali pusar ke tubuh bayi.

Jadi apapun molekul yang ada dalam aliran darah mama akan langsung mengalir ke plasenta janin. Dengan cara inilah nutrisi disalurkan. Apapun yang Mama konsumsi akan diserap oleh janin. Oleh karenanya, hindari mengonsumsi hal yang akan membahayakan janin ya, Ma.

2. Nutrisi yang wajib dipenuhi oleh ibu hamil

Ada beberapa nutrisi yang harus dipenuhi ibu hamil agar bayi dalam kandungan sehat. Dikutip dari John Muir Health, berikut adalah daftar nutrisi yang harus Mama penuhi selama kehamilan.

  • Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi janin yang kuat. Bisa didapat dari susu, keju, yoghurt, dan beberapa jenis ikan. Selama kehamilan, Mama perlu sekitar 1.000 mg setiap hari.
  • Zat besi dibutuhkan untuk bisa mengantarkan oksigen dengan lancar ke janin mama. Bersumber dari daging merah, kacang-kacangan, dan sereal dengan zat besi tinggi. Selama kehamilan, Mama perlu sekitar 27 mg per hari.
  • Vitamin A diperlukan untuk kulit, penglihatan, dan pertumbuhan tulang yang sehat bagi janin. Bisa didapatkan dari wortel, sayur berwarna hijau, dan ubi jalar. Selama kehamilan, setidaknya perlu 770 mikrogram per hari.
  • Vitamin C dibutuhkan untuk gusi sehat, gigi, dan tulang yang baik bagi janin. Sumber terbaik vitamin C bisa didapat dari buah jeruk, brokoli, tomat, dan strawberry. Selama kehamilan perlu 85 mg sehari.
  • Vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Sumber terbaik didapat dari sinar matahari, susu fortifikasi, dan ikan salmon. Selama kehamilan, Mama perlu 600IU per hari.
  • Vitamin B6 dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah dan membantu tubuh mama bisa memproses protein, lemak, dan karbohidrat lebih baik. Vitamin B6 bisa ditemukan dalam daging sapi, hati, dan pisang. Selama kehamilan, setidaknya Mama perlu 1.9 mg per hari.
  • Vitamin B12 dibutuhkan untuk mempertahankan sistem saraf mama. Sumber vitamin ini bisa ditemukan di hati, daging, ikan, ayam dan susu. Selama kehamilan setidaknya perlu 2.6 mikrogram per hari.
  • Asam folat penting untuk produksi darah dan protein, juga mengurangi risiko gangguan otak pada janin atau cacat sumsum tulang belakang. Mama bisa mendapatkan asam folat di sayuran berdaun hijau, hati, jus jeruk, hingga kacang-kacangan. Mama setidaknya bisa mengonsumsi 400 mikrogram folat setiap hari hingga minggu ke-12 pertama kehamilan untuk mengurangi risiko gangguan atau cacat otak pada janin. Selama kehamilan selanjutnya, Mama bisa mengonsumsi hingga 600 mikrogram setiap hari.

3. Hal-hal yang sebaiknya dihindari selama kehamilan

Selain ada nutrisi yang harus dipenuhi ibu hamil agar tumbuh kembang janin baik, tentunya ada beberapa hal yang perlu dihindari agar proses pengantaran nutrisi kepada janin berjalan lancar. Berikut adalah hal-hal yang sebaiknya dihindari selama kehamilan:

  • Hindari minuman beralkohol karena bisa menyebabkan gangguan mood untuk ibu hamil. Selain itu, pertumbuhan janin juga bisa terhambat. Untuk konsumsi alkohol yang berat, bisa mengakibatkan masalah serius bagi janin hingga kecacatan.
  • Hindari asupan kafein yang berlebih. Meski saat ini belum ada ukuran pasti soal konsumsi kafein tertentu yang harus dihindari, tapi sebaiknya tidak terlalu sering karena bisa menyebabkan keguguran. Mama tetap bisa minum kopi kok, tapi hanya satu gelas per hari ya.
  • Hindari ikan yang mengandung merkuri tinggi. Tidak selamanya ikan itu sehat lho. Memang ada beberapa ikan yang mengandung merkuri tinggi berbahaya bagi tumbuh kembang janin di dalam perut. Ikan dengan merkuri tinggi seperti ikan hiu, makarel, ikan tenggiri, tuna, hiu, todak, marlin, dan nila.

Itulah tadi informasi mengenai proses pengantaran nutrisi ke janin selama di dalam kandungan. Mama  perlu memerhatikan apa saja yang mendukung tumbuh kembang janin. Mengingat setiap hal yang Mama konsumsi bisa diserap oleh janin.

 Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.

Baca juga:

Topic:

~si embrio mendapatkan makanan dari sang ibu yang telah menjadi nutrisi bukan dalam bentuk makanan. prosesnya yaitu nutrisi dapat didapatkan oleh si embrio dari tali pusar.

~Embrio juga akan mendapatkan oksigen melalui tali pusar juga. Tali pusar pada embrio memiliki fungsi yang sangat banyak dan sangat penting

Halodoc, Jakarta - Bagi ibu yang tengah mengandung, sudah tak asing bukan dengan ari-ari atau plasenta? Nah, penghubung antara ibu dan embrio adalah plasenta. Embrio atau zigot merupakan tahap awal setelah pembuahan. Embrio atau zigot ini akan menuju rahim dan berkembang seiring bergulirnya waktu hingga membentuk fisik janin.

Nah, penghubung antara ibu dan embrio atau plasenta akan terbentuk sejak awal kehamilan, kira-kira dua minggu setelah pembuahan. Plasenta ini berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Mau tahu lebih jauh mengenai plasenta yang menjadi penghubung antara ibu dan embrio? Ini ulasannya!

Baca juga: Hamil Tetapi Enggak Punya Embrio, Kok Bisa?

Kesehatannya Dipengaruhi Berbagai Faktor

Penghubung antara ibu dan embrio adalah plasenta yang merupakan organ kehamilan yang sangat terspesialisasi. Organ ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan normal dari embrio hingga menjadi janin. Pertumbuhan dan fungsi plasenta diatur dan dikoordinasikan secara tepat, untuk memastikan pertukaran nutrisi dan produk limbah antara sistem peredaran darah ibu dan janin.

Plasenta memiliki banyak fungsi, salah satunya menyediakan oksigen untuk janin. Di samping itu, embrio juga mendapatkan nutrisi dari ibu yang disalurkan melalui plasenta. 

Umumnya plasenta menempel pada dinding rahim ibu. Organ tersebut biasanya menempel di bagian atas, samping, depan atau belakang rahim. Pada kasus yang jarang terjadi, plasenta mungkin menempel di area bawah rahim. 

Hal yang perlu ibu ketahui mengenai penghubung antara ibu dan embrio ini adalah terdapat beberapa kondisi yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta. Contohnya, usia ibu. Hati-hati, beberapa masalah plasenta lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua, terutama setelah usia 40 tahun.

Selain usia ibu, ada pula kondisi lainnya yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta. Misalnya tekanan darah tinggi, kehamilan kembar, gangguan pembekuan darah, riwayat operasi rahim sebelumnya, riwayat masalah plasenta, penggunaan zat-zat terlarang, hingga cedera perut.

Mau tahu lebih jauh mengenai plasenta dan cara menjaga organ tersebut agar senantiasa sehat? Ibu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Baca juga: Perkembangan Janin Selama Trimester Pertama Kehamilan

Fungsi Plasenta pada Kehamilan

Fungsi plasenta sebagai penghubung antara ibu dan embrio tidak main-main. Orang yang satu ini berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan embrio hingga menjadi janin selama kehamilan. Nah, berikut ini fungsi plasenta yang perlu diketahui:

1. Menyalurkan Nutrisi dan Oksigen

Plasenta bertindak untuk memberikan oksigen dan nutrisi kepada janin, sambil mengeluarkan karbon dioksida dan produk limbah lainnya. Oksigen dan nutrisi dari tubuh ibu akan dibawa oleh darah dan dialirkan ke dalam plasenta. 

2. Menyalurkan Antibodi

Selain menyalurkan nutrisi dan oksigen, plasenta juga menyalurkan antibodi dari ibu ke janin. Nah, antibodi ini yang akan memberikan kekebalan tubuh pada Si Kecil agar terhindar dari penyakit. 

3. Membuang Zat Sisa atau Limbah

Penghubung antara ibu dan embrio ini juga berfungsi untuk membuat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa atau limbah tersebut dialirkan kembali ke aliran darah ibu, dan dikeluarkan bersama sisa metabolisme yang ibu hasilkan.

4. Melindungi dari Infeksi Bakteri

Selain tiga hal di atas, plasenta juga berperan dalam melindungi janin terhadap infeksi bakteri. Andaikan bumil mengalami infeksi bakteri, plasenta akan melindungi janin agar tak tertular infeksi tersebut. 

Baca juga: Hamil Anak Laki-laki Rentan Alami Solusio Plasenta, Benarkah?

Tuh, tidak main-main bukan fungsi plasenta bagi janin? Nah, bagi ibu yang ingin melakukan kontrol kehamilan, bisa kok memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit.

Bagaimana embrio dalam rahim mendapatkan makanan dan oksigen jelaskan

Referensi:
National Library of Medicine - PubMed. Diakses pada 2021. Growth and function of the normal human placenta
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Placenta: How it works, what's normal
National Health Service - UK. Diakses pada 2021. Diakses pada 2021. What complications can affect the placenta?