Cerita Fantasi adalah bagian dari prosa narasi. Di dalamnya terdapat unsur-unsur kebahasaan yang serupa. Berikut ini akan dijelaskan ciri dan unsur kebahasaan pada cerita fantasi. Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi a) Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni) b) Penggunaan kata yang mencerap pancaindra untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana) Contoh deskripsi latar tempat Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding rumah itu. Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala. Latar suasana Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan. Latar waktu Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut. c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus. Contoh 1 Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendus sekeliling. d) kata sambung penanda urutan waktu Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat. Contoh:
e) Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk menggerakkan cerita (memulai masalah) Contoh
f) Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita Raksasa itu mengejar kita! teriak Fona kalang kabut. Aku ternganga mendengar perkataan Fona. Aku segera berlari. Demikianlah penjelasan singkat ciri dan unsur kebahasaan pada cerita fantasi. |