Bagaimana cara laba-laba membuat sarang jelaskan secara singkat

Laba-laba, binatang ini terkait erat dengan kutu dan kalajengking. Ada sekitar 35.000 spesies yang diketahui, lebih dari 3.000 di antaranya tersebar di Amerika Serikat. Laba-laba hidup hampir di mana-mana, dalam tanah, di bawah batu, pada rumput, pada cabang pohon, di gua-gua, dan di atas air.

Laba-laba bukan serangga, meskipun mereka berasal dari filum hewan yang sama seperti serangga. Mereka berbeda dari serangga, yang membedakan di antaranya adalah laba-laba tidak memiliki sayap dan memiliki delapan, bukan enam kaki.

Laba-laba mempunyai delapan kaki, arachnida bertaring. Berburu atau membagun sarang untuk menangkap mangsanya.

Laba-laba terkenal karena jaring sutra yang mereka pilin untuk menjebak mangsa mereka dan untuk gigitan berbisa mereka. Namun, tidak semua laba-laba memintal jaring dan walaupun sebagian besar spesies memiliki kelenjar racun, namun hanya beberapa spesies yang dapat meracuni manusia.

Di Amerika Serikat, laba-laba paling beracun adalah betina dari laba-laba black widow dan kedua jenis kelamin dari laba-laba brown recluse. Kebanyakan laba-laba membantu manusia dengan membunuh serangga berbahaya bagi hewan dan tanaman.

Proses Pembuatan Jaring Laba-laba

Laba-laba menghasilkan benang sutra menggunakan beberapa kelenjar yang terletak di ujung perut mereka. Setiap kelenjar memproduksi benang untuk tujuan khusus, misalnya jaring keselamatan, sutera lengket untuk menangkap mangsa atau sutra untuk membungkus. Tujuh jenis kelenjar yang berbeda saat ini telah diidentifikasi, Meskipun spesies tertentu dari laba-laba hanya memiliki beberapa jenis.

Kebanyakan laba-laba memiliki tiga pasang pemintal, masing-masing memiliki fungsi tersendiri, ada juga laba-laba dengan hanya satu pasang dan lainnya sebanyak empat pasang.

Jaring laba-laba memungkinkan untuk menangkap mangsa tanpa harus mengeluarkan energi dengan mengejar mangsa. Oleh karena itu merupakan metode yang efisien mengumpulkan makanan.

Namun, membangun jaring itu sendiri adalah proses yang melelahkan karena banyak protein yang diperlukan, dalam bentuk sutra. Selain itu, setelah waktu tertentu sutra akan kehilangan daya lengket dan dengan demikian menjadi tidak efisien untuk menangkap mangsanya.

Beberapa laba-laba terbiasa untuk memakan jaring mereka sendiri setiap harinya, untuk mengurangi beberapa energi yang digunakan dalam membuat sarang. Protein sutera dapat di daur ulang.

Kekuatan tarik dari sutra laba-laba lebih besar dari baja dan memiliki elastisitas yang jauh lebih besar. Secara mikro di dalam penelitian untuk aplikasi potensial dalam industri, termasuk rompi tahan peluru dan tendon buatan.

Para peneliti telah menggunakan rekayasa genetika mamalia untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan untuk membuat bahan ini.

Jaring Laba-Laba Tidak Semuanya Lengket

Sebagian besar di dalam jaring ada yang lengket dan lainnya tidak. Garis-garis radial di pada jarring laba-laba (baris yang terlihat seperti jari-jari yang keluar dari pusat jaring) tidak lengket.

Sedangkan jaring yang berbentuk spiral merupakan jaring lengket. Jika seekor serangga menyentuh jaring, ia akan terjebak pada bagian yang lengket itu, dan laba-laba segera menuju ke benang yang tidak lengket untuk memangsa serangga tersebut. Jadi laba-laba dapat menavigasi menggunakan jaring radial tanpa masalah.

Meskipun setiap laba-laba membuat beberapa jenis sutra, tidak semua jenis sutra adalah sama. Setidaknya ada enam atau tujuh jenis kelenjar sutra yang ditemukan pada laba-laba, dan masing-masing kelenjar membuat sendiri jenis sutra.

Sutra yang berbeda digunakan untuk jaring-sarang, pembungkus makanan, atau untuk membungkus sebuah kantung telur. Sutra laba-laba bisa lengket bisa tidak, tergantung pada apakah sedang digunakan untuk menangkap makanan atau tidak.

Bagaimana Laba-Laba Berjalan di Jaring

Laba-laba memiliki cakar khusus dalam ukuran kecil, yang memungkinkan mengambil untaian dari jaring laba-laba. Beberapa laba-laba memiliki dua atau tiga cakar pada ujung setiap kaki. Dengan cara ini, laba-laba dapat bergerak dengan cepat melalui jaring tanpa terjebak.

Dalam membuat jaring, salah satu cakar memiliki area khusus yang digunakan untuk mengaitkan untaian jaring. Laba-laba dapat menggunakan cakar khusus untuk berayun dari untaian ke untaian lainnya tanpa harus menyentuh bagian lengket dari jaring.

Oleh karena itu ketika laba-laba menyentuh jaring, tidak seperti lalat dengan sayap besar terjebak di sebuah untaian jaring lengket. Intinya kontak laba-laba pada untaian jaring tersebut sangat kecil. Bahkan jika menyentuh seuntai jaring lengket, jumlah perekat yang tersentuh sangat kecil dan karena itu mudah untuk dilepaskan.

Kaki Berbulu

Banyak laba-laba mempunyai gumpalan rambut pendek dan padat yang disebut scapulae terletak antara cakar. Akhir dari setiap rambut bercabang ke rambut-rambut kecil sedikit banyak mirip seperti sikat.

Rambut ini dapat menyerap kelembaban, membuat kaki laba-laba seperti diberi perekat. Dengan kaki ini laba-laba bisa berjalan melalui permukaan yang halus seperti kaca.

Dua cakar bergigi di ujung kaki laba-laba memungkinkannya untuk memegang permukaan jaring. Laba-laba memiliki cakar tengah ketiga yang dapat mengait jaring sutra dan memegang sutra dengan rambut berduri. memungkinkan laba-laba ini untuk memegang sutra dengan halus dan kering tanpa terjatuh atau tergelincir.

Beberapa ilmuwan juga berpikir bahwa laba-laba memiliki jenis minyak tertentu pada tubuhnya yang membantu menjaga jaring untuk tidak melekat ke tubuh laba-laba dan membantu untuk menghentikannya terjebak dalam jaring sendiri.

Namun jika mereka slip atau jatuh, mereka memang bisa jatuh ke dalam jebakan mereka sendiri (terjebak di web sendiri), namun hanya dalam beberapa kasus saja laba-laba dapat tergelincir.

Laba-laba juga bisa membedakan getaran di jaring yang dibuat oleh seekor lalat, serangga, sebuah tawon berbahaya, atau bahkan sesuatu yang tidak berguna, seperti daun atau ranting. Sumber :

www.kaskus.us

Untuk album Anggun C. Sasmi, lihat Laba Laba.

Untuk istilah untung dalam ekonomi, lihat laba.

Laba-laba

Rentang fosil: Pennsylvanian - Holocene, 319–0 jtyl

PreЄ

Є

O

S

D

C

P

T

J

K

Pg

N

Berbagai jenis laba-laba. Klasifikasi ilmiah Kerajaan:

Animalia

Filum:

Arthropoda

Kelas:

Arachnida

Ordo:

Araneae


Clerck, 1757

Subordo

Mesothelae
Mygalomorphae
Araneomorphae
 Lihat pula Tabel Suku

Diversitas[1]111 suku, 40,000 spesies

Laba-laba adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap, dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo (Araneae) dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.

Araneae adalah ordo terbesar dalam arachnida dan peringkat ketujuh dalam total keragaman spesies di antara seluruh ordo organismse.[2] Laba-laba dapat ditemukan di seluruh dunia di setiap benua kecuali di Antartika, dan telah bertahan lama di hampir semua habitat dengan perkecualian kolonisasi udara dan laut. Hingga Februari 2016[update], sedikitnya 45.800 spesies[3] dan 114 suku laba-laba telah dicatat oleh para taksonomis.[1] Tetapi, telah terjadi perpecahan di dalam komunitas ilmiah mengenai cara semua suku-suku tersebut diklasifikasikan karena sejak tahun 1900 telah ada lebih dari 20 klasifikasi berbeda telah diusulkan.[4]

Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.

Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera—yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat—dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan hati

 

Anatomi laba-laba:
(1) empat pasang kaki
(2) cephalothorax
(3) opisthosoma

 

Salah satu jenis jaring laba-laba yang ditemukan di dekat stasiun riset Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (toraks). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.

Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.

Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.

Mata pada laba-laba umumnya merupakan mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.

Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indra peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.

Kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau pepagan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.

Laba-laba penenun (misalnya anggota suku Araneidae) membuat jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.

Sedikit berbeda, laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.

Bisa yang disuntikkan laba-laba melalui taringnya biasanya sekaligus mencerna dan menghancurkan bagian dalam tubuh mangsa. Kemudian perlahan-lahan cairan tubuh beserta hancuran organ dalam itu diisap oleh si pemangsa. Berjam-jam laba-laba menyedot cairan itu hingga bangkai mangsanya mengering. Laba-laba yang memiliki rahang (chelicera) kuat, bisa lebih cepat menghabiskan makanannya dengan cara merusak dan meremukkan tubuh mangsa dengan rahang dan taringnya itu. Tinggal sisanya berupa bola-bola kecil yang merupakan remukan tubuh mangsa yang telah mengisut.

Beberapa laba-laba penenun memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.

 

Laba-laba kepiting

Hingga Februari 2016, sekitar 45.800 spesies laba-laba telah dipertelakan,[3] dan digolong-golongkan ke dalam 114 suku. Tetapi, mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, sering kali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies.

Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo, yakni:

  • Mesothelae, yang merupakan laba-laba primitif tak berbisa, dengan ruas-ruas tubuh yang tampak jelas; memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan leluhurnya yakni artropoda beruas-ruas.
  • Mygalomorphae atau Orthognatha, yalah kelompok laba-laba yang membuat liang persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di tanah. Banyak jenisnya yang bertubuh besar, seperti tarantula dan juga lancah maung.
  • Araneomorphae adalah kelompok laba-laba ‘modern’. Kebanyakan laba-laba yang ditemui termasuk ke dalam subordo ini, mengingat bahwa anggotanya terdiri dari 95 suku dan mencakup kurang lebih 94% dari jumlah spesies laba-laba. Taring dari kelompok ini mengarah agak miring ke depan (dan bukan tegak seperti pada kelompok tarantula) dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam menggigit mangsanya.
  •  

    Tarantula, Brachypelma smithi; subordo Mygalomorphae

  •  

    Laba-laba punggung duri Gasteracantha; subordo Araneomorphae

  •  

    Laba-laba penenun Araneus diadematus; subordo Araneomorphae

  •  

    Laba-laba berbisa black widow, Latrodectus mactans; subordo Araneomorphae

  •  

    Laba-laba pelompat Myrmarachne yang menyerupai semut; subordo Araneomorphae

  •  

    Laba-laba serigala Lycosidae; subordo Araneomorphae

  •  

    Laba-laba Oxyopes betina; subordo Araneomorphae

  •  

  1. ^ a b "Currently valid spider genera and species". World Spider Catalog (dalam bahasa bahasa Inggris). Natural History Museum Bern. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-25. Diakses tanggal 27-11-2015.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  2. ^ Sebastian, P.A.; Peter, KV, ed. (2009). Spiders of India (dalam bahasa bahasa Inggris). Hyderabad, India: Universities Press (India) Private Ltd. ISBN 978-81-7371-641-6. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  3. ^ a b "World Spider Catalog". Natural History Museum Bern (dalam bahasa bahasa Inggris). 2016. Diakses tanggal 04-02-2016.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
  4. ^ Foelix, Rainer F. (1996). Biology of Spiders (dalam bahasa bahasa Inggris). New York, A.S.: Oxford University Press. hlm. 3. ISBN 0-19-509593-6. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)

Cari tahu mengenai Laba-laba pada proyek-proyek Wikimedia lainnya:
  Definisi dan terjemahan dari Wiktionary
  Gambar dan media dari Commons
  Berita dari Wikinews
  Kutipan dari Wikiquote
  Teks sumber dari Wikisource
  Buku dari Wikibuku
  • Spiders di Curlie (dari DMOZ)
  • (Inggris) Cerita dengan gambar mengenai laba-laba pelompat Aelurillus v-insignitus
  • Laba-laba di Encyclopedia of Life
  • Laba-laba berburu di YouTube

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laba-laba&oldid=20904454"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA