Apakah yang dimaksud olah sukma dalam seni teater

Pemain professional (Aktor atau Aktris) yang betul betul seniman biasanya selalu mengasah keahlian actingnya dengan latihan latihan olah sukma, olah vocal dan olah tubuh. Apalagi ketika menjelang kontrak main film atau teater. Kadang kadang mereka memulai mengasah rasa dengan Cuma mendengarkan suara seruling, petikan kecapi, harpa chamber music, musik klasik, dengan penuh konsentrasi perasaan. Istilah rasa perasaan, atau emosi sebenarnya adalah kata yang berkaitan dengan psikologi dan ekspresi seni. Demikian juga dengan istilah penikmatan, penghayatan dan apresiasi.

Kadar rasa seseorang terhadap sesuatu mungkin saja berlainan dengan orang lain. Seorang petani, buruh pabrik, pegawai kantor, kuli dan wanita yang pergi kesalon akan berbeda kesan perasaannya dalam memandang karangan bunga anggrek diatas meja tamu. Penghayatan atau merasakan sesuatu secara mendalam merupakan fenomena psikologis yang harus selalu diasah dan dipertajam agar sampai kepada kepekaan rasa. Dalam berteater dan film kepekaan rasa itu sangat penting, terutama untuk berakting. Tingkah laku ciptaan termasuk segala gerak gerik serta pengucapan harus penuh penghayatan, memiliki bobot rasa yang sepadan dengan situasi peng-adegan-nya. Gerak dan dialog tanpa rasa akan hambar dan tidak mampu mempermainkan dan menghanyutkan perasaan penontonnya. Oleh karena itu latihan olah rasa sangat diperlukan bagi mereka yang melibatkan diri dalam kegiatan teater dan film.

Page 2

Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan/latihan. Proses ini dilkakukan untuk menggali “Potensi Dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran.Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan mampu membangun kejujuran rohani dan pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Selanjutnya pembebesan tersebut diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas pemeranan.Adapun materi latihan yang harus dilakukan antara lain:

a. Teknik Konsentrasi

Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran. Pada bagian ini (konsentrasi) seorang aktor akan berupaya meng-alienansi (mengasingkan) dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa dan karsanya pada satu pusat perhatian.

Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan / pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara lain: Pembebesan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian. Latihan dapat dilakukan dengan cara:

• Latihan mengosongkan pikiran, Sumber: Dok. Kemdikbud

Gambar Gerak Lidah Teknik Olah Suara

Diunduh

dari

• Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya; lilin yang menyala, bun-ga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya,

• Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal. b. Pengindraan

Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu :

• Mata, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap objek-ob-jek penglihatan (visual).

• Hidung, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap ob-jek-objek aroma (penciuman).

• Telinga, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap ob-jek-objek suara / bunyi (pendengaran).

• Lidah, berfunsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap rasa (Taste): manis, asin, pahit, masam dst. (pengecapan).

• Tubuh, berfungsi untuk “ menangkap “ dan Bereaksi “ terhadap sentuhan / rabaan.

Seluruh kemampuan Panca Indra dalam hubungan olah rasa senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan.

c. Kepekaan Sukma / Rasa

Tahapan pembelajaran/ latihan bagian ini merupakan tujuan utama dari latihan Olah Rasa, dimana melalui tahapan: konsentrasi, meditasidan pengindraanmaka diharapkan dpat dimemiliki suatu kepekaan Sukma / Rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur / mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan. Rasa / sukma adalah kekuatan “Dalam“ (inner power) dari aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton melalui media-media : Mime / Mimik (Air Muka), Gesture (Gerak-gerik Tubuh), Emosi Suara (Dialog), Laku Dramatik dan Karakter atau perwatakan.

Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya. Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: Rasa sedih, Rasa takut, Rasa marah, Rasa gembira, Rasa benci.

d. Imajinasi

Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan (metaforik) terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif.

Diunduh

dari

Latihan dapat dilakukan dengan bimbingan guru:

• Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian, seperti : orang bertemu (jabat tangan – memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan), orang berpapasan (senyum – membungkuknya badan) dst.

• Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, kera dst.

• Berimajinasi dengan andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara, benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung dst.

1. Ruang

Pengertian ruang dalam seni teater adalah tempat bermain peran (acting) dengan lingkup peralatan dan set dekorasi yang dihadirkan di atas pentas. Tempat bermain peran dapat dilakukan di lapangan, di dalam kelas atau khusus diciptakan di atas panggung pertunjukan. Ruangan ini oleh pemeran harus diisi dan dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh, sehingga mendukung peran yang dibawakan. Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan ruang bagi seorang pemeran adalah kemampuan merespons kepekaan; blocking, moving, businees, leveling terhadap ruang dan lawan main.

a. Blocking

Blocking berhubungan dengan latihan-latihan untuk mendukung elemen

artistik, dimana para pemeran harus memiliki kepekaan ruang. Artinya para calon aktor harus dilatih bagaimana memposisikan dirinya pada wilayah pentas, terutama apabila pentas di isi lebih dari 1 (satu) orang pemeran. Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan atau 16 wilayah, dengan perhitungan semakin ke belakang panggung atau pentas harus dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan leveling.

Sumber: Dok. Kemdikbud

Gambar Eksplorasi Penghayatan Teknik Olah Sukma atau Kepekaan Rasa

Diunduh

dari

b. Movement

Movement artinya bergerak atau berpindah tempat. Kata Moving dikenal

juga dengan Movement yakni pergerakan atau pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas. Pergerakan atau perpindahan tempat bagi seorang pemeran/pemain dapat dilakukan ke depan, ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain.

Keterangan : Lurus Horizontal = Lurus Vertikal = Lurus Diagonal = Melingkar = Zigzag = c. Businees

Businees atau bisnis adalah suatu tindakan atau upaya menanggapi terhadap

peran yang dibawakan dengan bantuan handprop atau peralatan tangan (benda yang digunakan), seperti; mengambil pisang-dialog-dikupas-dialog-dimakan-buang kulit pisang-dialog dan seterusnya. Contoh-contoh Businees dalam bermain peran sangat tergantung pada peran yang dibawakan dengan daya dukung handprop apa yang memungkinkan, seperti; memainkan topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai dan membuka sepatu, baju, kaos kaki, dst.

d. Leveling

Istilah leveling atau dari asal kata yakni tingkatan atau undak-undak. Maka dalam konteks seni peran (Teater) pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang pentas. Pengaturan tinggi rendah pemain baik personal maupun

grouping selalu dilakukan bahwa pemain yang berada di belakang pemain

lain hendaknya memiliki kesadaran harus lebih tinggi dan pemain yang berada di depannya memberikan level lebih rendah agar keduanya tampak menguntungkan terlihat oleh penonton.

Diunduh

dari

Sesungguhnya bagi pertunjukan apapun termasuk seni teater, audience (penonton) akan mendapat kesan mendalam apabila menonton sebuah pertunjukan yang baik, manakala pertunjukan tersebut dimainkan oleh para pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik laku dramatik atau karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan.

170 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan suara keras Pagi ini hujan tidak turun. ucapkan dengan suara lemah

3. Olah Rasa Sukma

Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahanlatihan. Proses ini dilkakukan untuk menggali “Potensi Dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran.Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan mampu membangun kejujuran rohani dan pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat dan membatasi. Selanjutnya pembebesan tersebut diharapkan membantu sikap perasaan untuk melahirkan ide-ideilham dan kreativitas pemeranan.Adapun materi latihan yang harus dilakukan antara lain: a. Teknik Konsentrasi Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam menguasai peran. Pada bagian ini konsentrasi seorang aktor akan berupaya meng-alienansi mengasingkan dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa dan karsanya pada satu pusat perhatian. Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi antara lain: Pembebesan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan perhatian. Latihan dapat dilakukan dengan cara: • Latihan mengosongkan pikiran, Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar Gerak Lidah Teknik Olah Suara Diunduh dari bse.kemdikbud.go.id 171 Seni Budaya • Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya; lilin yang menyala, bun- ga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya, • Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal. b. Pengindraan Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu : • Mata, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap objek-ob- jek penglihatan visual. • Hidung, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap ob- jek-objek aroma penciuman. • Telinga, berfungsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap ob- jek-objek suara bunyi pendengaran. • Lidah, berfunsi untuk “ menangkap “ dan “ Bereaksi “ terhadap rasa Taste: manis, asin, pahit, masam dst. pengecapan. • Tubuh, berfungsi untuk “ menangkap “ dan Bereaksi “ terhadap sentuhan rabaan. Seluruh kemampuan Panca Indra dalam hubungan olah rasa senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir sebagai rangsangan emosi dalam teknik pemeranan. c. Kepekaan Sukma Rasa Tahapan pembelajaran latihan bagian ini merupakan tujuan utama dari latihan Olah Rasa, dimana melalui tahapan: konsentrasi, meditasidan pengindraanmaka diharapkan dpat dimemiliki suatu kepekaan Sukma Rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan. Rasa sukma adalah kekuatan “Dalam“ inner power dari aktor yang kemudian ditampilkan kepada penonton melalui media-media : Mime Mimik Air Muka, Gesture Gerak-gerik Tubuh, Emosi Suara Dialog, Laku Dramatik dan Karakter atau perwatakan. Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya. Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: Rasa sedih, Rasa takut, Rasa marah, Rasa gembira, Rasa benci. d. Imajinasi Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan metaforik terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif. Diunduh dari bse.kemdikbud.go.id 172 Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK Latihan dapat dilakukan dengan bimbingan guru: • Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian, seperti : orang bertemu jabat tangan – memeluk, orang berpisah jauh melambaikan tangan, orang berpapasan senyum – membungkuknya badan dst. • Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, kera dst. • Berimajinasi dengan andai aku menjadi metaforik: angin, air, suara, benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung dst.

1. Ruang

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA