Apakah narasumber termasuk nominalisasi

Show

Top PDF SISTEM NOMINALISASI BAHASA GAYO: KAJIAN STRUKTUR DAN SEMANTIK.

SISTEM NOMINALISASI BAHASA GAYO: KAJIAN STRUKTUR DAN SEMANTIK.

[r] Baca lebih lajut

Perilaku Morfem Auf Bahasa Jerman Dan Pengungkapan Maknanya Dalam Bahasa Indonesia: Kajian Struktur Dan Semantik.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan kajian distribusional. Data penelitian ini adalah data tulis dan data lisan (dari informan). Data tulis diambil dari beberapa novel-novel BJ dan kamus besar BJ, sedangkan data lisan dari tiga orang mahasiswi Jerman yang digunakan sebagai data pendukung. Baca lebih lajut

SINONIMI DALAM BAHASA BATAK TOBA:KAJIAN STRUKTUR DAN SEMANTIK.

[r] Baca lebih lajut

PERTUNJUKAN KESENIAN TERBANG DI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG DAN BENTUK PELESTARIANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR PELATIHAN EKSTRAKURIKULER DI SMA.

Kajian struktur teks dari lirik lagu-lagu pertunjukan kesenian terbang mempunyai sepuluh lagu yang akan dianalisis oleh peneliti yaitu, Huyaalloh, Ulaela, Pinangkalu, Engko, Ayun Ambing, Dipapag-papag, Siuh, Gobyog, Ayun Puntang, dan Kembang Kacang. Kajian terhadap lagu-lagu ini merupakan kajian verbal dalam tradisi lisan Kajian struktur ini meliputi kajian semantik dan formula bunyi yang terdiri dari asonansi, aliterasi, rima dan irama. (3) Koteks (4) Konteks pertunjukan dimana selain dilihat dari lagu-lagu yang ada dalam pertunjukan kesenian terbang konteks pertunjukan juga dilihat dari unsur unsur yang ada dalam pertunjukan dan adanya struktur penyajian dalam pertunjukan kesenian terbang yang terdiri dari pra penyajian, pelaksanaan penyajian, dan pasca penyajian sebagai penelitian dilihat dari konteks situasi dan konteks budaya, konteks sosial dan konteks ideologi (5) Fungsi pertunjukan dalam pertunjukan kesenian terbang. Baca lebih lajut

Metafora MURUKEN Marah dalam Bahasa Pakpak (Kajian Semantik)

Mengikuti pandangan semantik kognitif, metaforisasi dilihat sebagai prinsip analogikal dan melibatkan konseptualisasi satu unsur struktur konseptual melalui struktur konseptual yang lain yang terjadi antar-ranah konseptual yang sama, yang menata sistem konseptual sehari-hari penutur bahasa, termasuk konsep yang paling abstrak yang terdapat di balik penggunaan bahasa sehari-hari. Metafora memasilitasi pikiran dengan menyediakan satu kerangka eksperiensial tempat konsep-konsep abstrak yang baru diperoleh yang dapat diakomodasi. Jaringan metafora yang mendasari pikiran dengan cara ini membentuk peta kognitif, satu jaringan konsep yang disusun dari segi konsep mana yang kemudian berfungsi untuk menjadi dasar konsep-konsep abstrak dalam pengalaman- pengalaman fisik pelaku kognitif dan di dalam hubungan pelaku dengan dunia luar. Fokus pembahasan adalah perilaku bahasa, bukan perubahan kemasyarakatan. Perilaku bahasa yang menjadi objek pembahasan adalah ungkapan metafora konseptual, yang melambangkan berbagai jenis pemetaan konsep (Lakoff , dalam Silalahi 2005:97). Baca lebih lajut

Analisis Jukujikun pada Kanji Bahasa Jepang (Kajian Semantik).

Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia dengan manusia lain untuk saling berinteraksi. Dengan adanya bahasa, seseorang dapat saling mengerti antara satu sama lain, bahkan bahasa dapat menjadi alat untuk mempersatukan suatu bangsa. Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. (Kushartanti, 2005:3). Bahasa terdiri dari lisan dan tulisan. Bahasa lisan jauh lebih dulu tercipta dibandingkan dengan bahasa tulis. Baca lebih lajut

Analisis Kalimat Imperatif Bahasa Jepang Kajian Semantik.

Bab 1 Pendahuluan; Pada bab ini dikemukakan alasan dilakukannya penelitian yang mencakup subbab 1.1 latar belakang masalah, subbab 1.2 rumusan masalah, subbab 1.3 tujuan penelitian, subbab 1.4 metode penelitian dan teknik kajian, dan subbab 1.5 organisasi penulisan. Bab 2 Landasan Teori; Membahas teori imperatif, semantik, dan beberapa teori yang sekiranya mendukung penelitian ini. Bab 3 Analisis mengenai Kalimat Imperatif dalam kalimat bahasa Jepang. Pada bagian ini akan menganalisis berbagai data yang ditemukan dari berbagai buku-buku sumber berupa kalimat imperatif. Bab 4 Kesimpulan; Pada bab ini merupakan kesimpulan dari hasil analisis dan menjawab tujuan dari penelitian, Baca lebih lajut

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QURAN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Quran Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

Fatimah Djajasudarma mengatakan bahwa semantik dalam hubungannya dengan sejarah, melibatkan asal kata tersebut dari bahasa apa dan bagaimana perubahan maknanya. Ia memberikan contoh seperti kata In Sya> Allah berasal dari kata bahasa Arab dengan konotasi positif, namun lazim digunakan oleh muslim Indonesia dengan makna cenderung negatif. Hal ini terlihat misalnya jika ada seseorang yang diundang kemudian ia menyatakan In Sya> Allah, maka ia cenderung tidak bisa memberikan kepastian datang atau bahkan tidak datang. 20 Baca lebih lajut

BBM 7 Ilmu Semantik

Aristoteles, sebagai pemikir Yunani yang hidup pada masa 384-322 SM, adalah pemikir pertama yang menggunakan istilah makna lewat batasan pengertian kata yang menurut Aristoleles adalah satuan terkecil yang mengandung makna. Dalam hal ini, Aristoteles juga telah mengungkapkan bahwa makna kata itu dapat dibedakan antara makna yang hadir dari kata itu sendir secara otonom, serta makna kata yang hadir akibat terjadinya hubungan gramatikal.Bahkan Plato (429-347 SM) dalam Cratylus menungkapkan bahwa bunyi-bunyi bahasa itu secara implisit mengandung makna-makna tertentu. Hanya saja memang, pada masa itu batas antara etimologi, studi makna, maupun studi makna kata, belum jelas. Baca lebih lajut

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

Jelaskanlah mengapa kajian semantik menduduki tmpat yang sangat penting dalam kajian bahasa.. Jelaskan hubungan antara ilmu fonologi, morfologi, dan ilmu semantic Jelaskanlah hubu[r] Baca lebih lajut

KONSEP PAKAIAN MENURUT AL-QURAN (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Quran Perspektif Toshihiko Izutsu) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

Secara linguistik al-Qur ā n merupakan satu karya asli berbahasa Arab. Oleh karena itu, semua kata yang digunakan dalam Kitab Suci ini memiliki latar belakang pra-Quran atau pra-Islam. Dengan kata lain, beberapa kata tersebut berasal dari perbendaharaan Arab pra-Islam. Namun demikian, pemaknaan terhadap kata ini mengalami perkembangan karena medan semantik dan hubungan relasional dengan kata lain yang terdapat di dalam konsep al-Qur ā n. Bagaimanapun, perubahan makna adalah mungkin di dalam semantik karena hakikatnya bahasa itu diwariskan kepada generasi selanjutnya. Setiap generasi akan memberikan pemahaman baru terhadapnya. Oleh sebab itu Izutsu juga menggunakan bahan sejarah masyarakat Arab untuk mengukuhkan tesisnya tentang kaitan bahasa dan pandangan hidup sesebuah bangsa. Hal ini diperolah dari penggunaan kata tersebut dalam syair-syair Arab. Baca lebih lajut

UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG : KAJIAN SEMANTIK.

Penelitian adalah cara memahami sesuatu melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu yang dilakukan dengan hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya (Wiraartha, 2006: 67). Djajasudarma (2006: 4) menyebutkan bahwa metode penelitian merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan penelitian atau dalam mengumpulkan data. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2008: 910) mengatakan bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuatu yang dikehendaki; cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Baca lebih lajut

Metafora MURUKEN Marah dalam Bahasa Pakpak (Kajian Semantik)

Pengkategorian terhadap data metafora adalah suatu proses yang disebut menentukan sistem metafora yang terlibat. Kategorisasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan, menggolong-golongkan menurut jenis, cara mengungkapkan makna dengan pelbagai potensi yang ada dalam bahasa (Alwi, 2007 : 516). Baca lebih lajut

Metafora MURUKEN Marah dalam Bahasa Pakpak (Kajian Semantik)

Skripsi ini menganalisis metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak dengan kajian semantik. Tujuannya untuk melestarikan metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak yaitu data dikumpulkan dengan menggunakan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, yaitu peneliti terlibat langsung dalam dialog dengan narasumber dan metode cakap yaitu metode penyediaan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan secara langsung. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan, yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkut an. Teknik dasarnya berupa teknik pilah unsur penentu dengan alat penentu mitra wicana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kategorisasi metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak (kajian semantik) ada enam, yaitu MURUKEN bagi BINATANG Marah sebagai Binatang, MURUKEN bagi CAIREN Marah sebagai Cairan, MURUKEN bagi API Marah sebagai Api, MURUKEN bagi RASA Marah sebagai Rasa, MURUKEN bagi GERAKAN Marah sebagai Gerakan, MURUKEN bagi WAKTU Marah sebagai Waktu. Baca lebih lajut

Metafora MURUKEN Marah dalam Bahasa Pakpak (Kajian Semantik)

Skripsi ini menganalisis metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak dengan kajian semantik. Tujuannya untuk melestarikan metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak yaitu data dikumpulkan dengan menggunakan teknik lanjutan berupa teknik simak libat cakap, yaitu peneliti terlibat langsung dalam dialog dengan narasumber dan metode cakap yaitu metode penyediaan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan secara langsung. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan, yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkut an. Teknik dasarnya berupa teknik pilah unsur penentu dengan alat penentu mitra wicana. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kategorisasi metafora MURUKEN marah dalam bahasa Pakpak (kajian semantik) ada enam, yaitu MURUKEN bagi BINATANG Marah sebagai Binatang, MURUKEN bagi CAIREN Marah sebagai Cairan, MURUKEN bagi API Marah sebagai Api, MURUKEN bagi RASA Marah sebagai Rasa, MURUKEN bagi GERAKAN Marah sebagai Gerakan, MURUKEN bagi WAKTU Marah sebagai Waktu. Baca lebih lajut

KONJUNGSI TAMENI DAN YOUNI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK).

[r] Baca lebih lajut

Wasei-Eigo dalam Bahasa Jepang : Kajian Morfologi dan Semantik.

Gairago adalah salah satu jenis kosakata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa Jepang. Tamamura (2001:102) menerangkan bahwa gairaigo adalah jenis kosakata asing selain kango. Contohnya seperti ー ャ ン (maajan) mahyong, ラ ー メ ン (raamen) yang berasal dari Tiongkok dan チョンガー ( chongaa ) dan オンドル (ondoru) yang berasal dari Korea. Tetapi yang paling banyak digunakan adalah kosakata yang berasal dari negara-negara Eropa terutama Inggris. Baca lebih lajut

Verba Gerakan Agentif Dalam Bahasa Jawa Kajian Metabahasa Semantik Alami

Verba Emosi Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Asahan Kajian Semantik Lintas Bahasa Disertasi.. Program Doktor Linguistik Universitas Udayana.[r] Baca lebih lajut

Struktur Bahasa Indonesia Semantik

Aspek makna dalam hal ini dibedakan dengan aspek sebagai kategori gramatikal sebuah verba yang biasanya mengungkapkan lama dan jenis kegiatan. Oleh karena itu, aspek makna yang dimaksud di sini lebih cederung mengarah kepada aspek makna tertentu dalam hubungannya dengan pemakaian bahasa pada konteks situasi dan sosial tertentu. Baca lebih lajut

Nominalisasi Dalam Bahasa Melayu Deli

Objek penelitian ini adalah mengkaji proses pembentukan nomina dalam bahasa Melayu Deli. Selain itu, pembahasan tentang nomina fungsi dan makna yang terbentuk dari proses nominalisasi tersebut juga dianalisis dalam penelitian ini. Tujuan penulisan ialah mengetahui bentuk-bentuk nomina, fungsi dan makna dalam kajian morfologi berdasarkan bahasa Melayu Deli. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yaitu hasil data dari informan dan bahan yang berkaitan dengan bahan yang diteliti. Metode dasar yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan obyek/subyek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Teori yang digunakan adalah teori nominalisasi berdasarkan kajian morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nominalisasi dalam kajian morfologi yang melalui proses-proses pembentukan nomina dengan afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembentukan nomina melalui afiksasi, redupilikasi, dan komposisi. Baca lebih lajut