Apakah di Indonesia sudah terwujud pada sila ke-5?

SEJAK 18 tahun reformasi, keberadaan Pancasila seolah musnah. Nilai-nilai Pancasila semakin luntur, bahkan nyaris hilang. Tidak mengherankan jika kondisi Indonesia tidak keruan.

Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mencontohkan perwujudan sila kelima yang semakin jauh dan tidak adilnya setiap bangsa dalam berkehidupan sosial.

"Sila yang paling sial karena di sini banyak ketimpangan yang terjadi. Jadi, sudah memadai atau belum peran negara dalam menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? Hasil survei mengatakan (keadilan sosial) memadai 5% dan tidak 95%," ungkap Zulkifli saat menjadi pemateri Empat Pilar di hadapan para mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) di Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Kemerosotan juga terlihat pada perilaku bernegara, seperti tercantum dalam sila keempat. Budaya bermusyawarah untuk mencapai mufakat mulai menghilang.

Dalam survei, menurut Zulkifli, 94% responden menyatakan orang yang meng-utamakan politik bernegara tidak ada.

"Buktinya, di semua lini ribut melulu, enggak ada ujungnya. DPR ribut, DPD ribut. Tapi, alhamdulillah MPR masih akur," ujarnya.

Kendati begitu, Zulkifli menegaskan, Pancasila harus bisa dikuatkan lagi dan ditanamkan dalam setiap jiwa bangsa ini, terutama para pemimpin negeri.
Pancasila harus kembali menjadi pandangan dan pedoman berperilaku bagi insan Indonesia. "Manusia yang tidak memikirkan dirinya, tapi manusia yang pancasilais harus berguna bagi sesama untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nah, itulah Pancasila," pungkasnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Batang, Jateng, kemarin, juga mengajak masyarakat mengamalkan butir-butir Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Pancasila sebagai dasar negara tidak sekadar dihafalkan, tetapi perlu diamalkan," kata Presiden Jokowi di sela peletakan batu pertama ruas Tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. (BU/Ant/Pol/P-1)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA