Apa yg melatar belakangi terjadinya alih fungsi lahan?

Pemanfaatan ruang merupakan bagian proses Penataan Ruang, Pemanfaatan Ruang di kota Bengkulu saat ini masih banyak terjadi penyimpangan, alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis di kawasan Danau Dusun Besar adalah salah satu penyimpangan yang terjadi. Danau Dusun Besar dalam Perencanaan Ruang merupakan kawasan budidaya pertanian lahan sawah beririgasi teknis, namun kenyataan di lapangan banyak dijumpai penggunaan lahan sawah beralih fungsi menjadi bangunan rumah, ruko, sarang walet dan kebun sawit secara prinsip melanggar Perencanaan Ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengapa Terjadi Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Alih Fungsi Lahan Sawah Beririgasi Teknis Di Kawasan Danau Dusun Besar kota Bengkulu. Sebagai turunan, penelitian ini untuk mengetahui : Penyebab penyimpangan, Aktor, Kepentingan, dan Mekanisme. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif dengan pendekatan kualitatif, analisa dan interpretasi data menggunakan model analisis kualitatif, melalui 3 (tiga) komponen : Reduksi Data, Penyajian Data, dan Menarik Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi Fungsi Lahan Sawah Beririgasi Teknis diawali oleh adanya alih fungsi lahan di kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar yang mengakibatkan berkurangnya air yang bisa mengairi seluruh lahan sawah. Selain itu alih fungsi terjadi karena adanya ketidaktepatan waktu penetapan perencanaan ruang, lemahnya pengendalian ruang dan persaingan pemanfaatan ruang. Berdasarkan analisis tentang aktor, kepentingan dan mekanisme : Aktor dalam penyimpangan alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis adalah aktor secara langsung yaitu pemilik sawah awal dan pembeli lahan sawah (swasta/pengusaha) serta aktor secara tidak langsung yaitu pemerintahan daerah. Kepentingan yang melatarbelakangi bagi pemilik sawah awal adalah kebutuhan ekonomi (hidup), pemilik sawah pembeli adalah penguasaan modal dan kepentingan politik administrasi oleh pemerintahan daerah. Mekanisme penyimpangan dilakukan secara personal, pemilik lahan sawah langsung mengalihfungsikan lahannya dan pembeli lahan sawah yang mengalih fungsikan lahan sawahnya yang bekerjasama dengan oknum pemerintah daerah. Dari hasil penelitian disimpulkan : 1). Penyimpangan alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis berawal dari adanya penyimpangan alih fungsi lahan yang terjadi dikawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, adanya kelalaian pembuat kebijakan dalam menetapkan Perda RTRW tepat waktu, persaingan Pemanfaatan Ruang, dan lemahnya Pengendalian Ruang, 2). Aktor dalam penyimpangan adalah aktor secara langsung yaitu pemilik lahan sawah awal dan pembeli lahan sawah (swasta/pengusaha) dan aktor secara tidak langsung yaitu pemerintahan daerah, 3). Kepentingan yang melatarbelakangi terjadinya alih fungsi di dominasi oleh kepentingan ekonomi dan adanya politik administrasi, 4). Mekanisme alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis dilakukan secara personal atau oknum.

Utilization of space is part of the process of Spatial Planning, Land Use in Bengkulu city today there are many irregularities, over the function of technical irrigated rice fields in the Great Lakes region is one of the Hamlet of irregularities that occurred. Hamlet the Great Lakes in Space Planning is an area of land irrigated rice cultivation technical, but the reality on the ground often found the use of wetland converted to building a house, shop, swallow nest and palm oil plantation in principle violate Space Planning. This study aims to find out Why Deviation Occurs Land Use Irrigated Rice Land Transfer Function Technical In Hamlet the Great Lakes Region town of Bengkulu. For instance, the study was to determine: Causes of deviation, Actors, Interests, and Mechanism. This research uses descriptive research with a qualitative approach, analysis and interpretation of data using a model of qualitative analysis, through 3 (three) components: data reduction, data presentation, and interesting conclusions. The results showed that over the function Function Technical Irrigated paddy field was initiated as a land-uses in the area of the Great Orchard Lake Nature Reserve which result in reduced water could irrigate the entire wetland. In addition over the function due to inaccuracies when determining space planning, lack of control room space utilization and competition. Based on the analysis of actors, interests and mechanism: The actor in the drift over the function of technical irrigated rice field is a direct actor is the owner and the buyer's early rice paddy fields (private / business) and indirect actors of local governance. Underlying interests for the owner of the initial field is economic need (life), the buyer is the mastery of paddy field owners of capital and political interests of the administration by local governments. Mechanism penyimpngan done personally, the owners of wetland land and the buyer directly mengalihfungsikan wetland averting enable lowland rice fields in cooperation with corrupt governments. From the results of the study concluded: 1). Deviation over the function of technical irrigated rice field originated from the irregularities that occurred over the function of land area of the Nature Reserve of Lake Village, negligence in setting policy makers RTRW timely regulation, competition Utilization of Space, and the weakness of Control Room, 2). Actor in the drift is directly actor is the owner and the buyer's initial wetland rice fields (private / business) and indirect actors of local governance, 3). The interests behind the transfer function is dominated by economic interests and the political administration, 4). Mechanism of irrigated rice land conversion done personally or technical person.

Kata Kunci : Penyimpangan, pemanfaatan ruang, aktor, kepentingan, mekanisme.