Apa yang harus dilakukan agar menjadi perawat yang profesional

Mediaperawat.id – Perawat adalah seseorang yang telah selesai menempuh pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri, yang institusinya diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (UU No. 38 Tahun 2014)

Tugas perawat sendiri adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, keluarga, ataupun masyarakat dan bertanggung jawab atas peningkatan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pencegahan penyakit.

Lantas peran apa saja yang harus dimiliki oleh perawat? Berikut simak penjelasannya.

1. Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial.

Dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Beberapa kegiatan yang dilakukan perawat saat memberikan asuhan keperawatan adalah:

  • Memberikan perawatan dan kebutuhan kebersihan pasien setiap hari.
  • Mengatur porsi dan asupan gizi serta diet pasien.
  • Membantu memindahkan pasien dari dan ke tempat tidur.
  • Membantu mobilitas pasien.
  • Mengatur jadwal berobat ke dokter dan jadwal mengkonsumsi obat.
  • Memeriksa tanda-tanda vital seperti tensi darah, suhu tubuh, detak nadi, respiratori dan Spo2.

BACA JUGA : 6 Tantangan Menjadi Perawat Masa Kini

2. Sebagai Pelindung dan Advokat  

Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Selain itu perawat juga harus bisa mempertahankan dan melindungi berbagai hak yang dimiliki oleh pasien, di antaranya:

  • Hak atas pelayanan terbaik.
  • Hak atas informasi tentang penyakitnya.
  • Hak atas perlindungan informasi pribadi (privasi).
  • Hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
  • Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian pelayanan kesehatan.
3. Sebagai Edukator atau Memberikan Edukasi

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan

4. Sebagai Pembimbing atau Konsultan                 

Mempunyai peran pembimbing atau konsultan kepada pasien, keluarga dan komunitas, seorang perawat harus mampu mengidentifikasi perubahan pola interaksi pasien terhadap keadaan sehat dan sakit. Ada pun point-point perawat sebagai pembimbing adalah:

  • Mengidentifikasi perubahan pola interaksi pasien dalam keadaan sehat-sakit.
  • Merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasi.
  • Konseling/bimbingan mengenai masalah kesehatan sesuai prioritas diberikan kepada pasien, keluarga dan masyarakat.
  • Mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman di masa lalu yang menjadi dasar dalam merencanakan metode.
  • Pemecahan masalah difoksukan pada keperawatan, mengubah perilaku hidup tidak sehat ke arah perilaku hidup sehat.

BACA JUGA : Perhitungan Kebutuhan Cairan (Dewasa, Bayi dan Restriksi Cairan)

5. Sebagai Koordinator dan Kolaborator                     

Seorang perawat harus mempunyai sifat kolaboratif dan koordinasi yang baik antar sesama tenaga kesehatan lainnya. Berperan sebagai koordinator harus dapat mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasi pelayanan dari semua anggota kesehatan.  Sedangkan sebagai kolaborator perawat bersama pasien, keluarga dan anggota kesehatan lainnya berupaya untuk mengindentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk diskusi mengenai pelayanan, dukungan, paduan keahlian dan keterampilan kepada pasien. Saat menjalankan peran sebagai koordinator, seorang perawat dapat melakukan hal berikut ini:

  • Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan.
  • Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas.
  • Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan.
  • Memberikan informasi tentang informasi yang berkaitan dengan. pelayanan keperawatan pada saranan kesehatan.

Daftar Pustaka

Amalia. (2015). Peran Perawat dalam Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Muzdalifah Rumah Sakit Siti Khadijah. Palembang: Jurnal Kesehatan STIK Bina Husada. Volume 10 No. 4

Atapada, A. Y., Huriah, T., & Pratama, A. B. (2013). Peran Perawat Dalam Memberikan Dukungan Spiritual Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha. Yogyakarta: Unit Abiyas

(DOK/ND)

BACA JUGA : 6 Tantangan Menjadi Perawat Masa Kini

BACA JUGA : Perhitungan Kebutuhan Cairan (Dewasa, Bayi dan Restriksi Cairan)
BACA JUGA : Asuhan Keperawatan Tercantum Pada SDKI dan SIKI

12 September 2017 Posted in Berita

Menjadi seorang perawat merupakan suatu pilihan hidup bahkan merupakan suatu cita-cita bagi sebagian orang. Namun, adapula orang yang menjadi perawat karena suatu keterpaksaan atau kebetulan, bahkan menjadikan profesi perawat sebagai alternatif terakhir dalam menentukan pilihan hidupnya.

Terlepas dari semua itu, perawat merupakan suatu profesi yang mulia.

Seorang perawat mengabdikan dirinya untuk menjaga dan merawat klien tanpa membeda-bedakan mereka dari segi apapun. Setiap tindakan dan intervensi yang tepat yang dilakukan oleh seorang perawat, akan sangat berharga bagi nyawa orang lain.

Seorang perawat juga mengemban fungsi dan peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik kepada klien. Namun, sudahkah perawat di Indonesia melakukan tugas mulianya tersebut dengan baik? Bagaimanakah citra perawat ideal di mata masyarakat? Perkembangan dunia kesehatan yang semakin pesat kian membuka pengetahuan masyarakat mengenai dunia kesehatan dan keperawatan. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang mulai menyoroti kinerja tenaga-tenaga kesehatan dan mengkritisi berbagai aspek yang terdapat dalam pelayanan kesehatan.

Pengetahuan masyarakat yang semakin meningkat, berpengaruh terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, citra seorang perawat kian menjadi sorotan. Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme selama memberikan pelayanan yang berkualitas agar citra perawat senantiasa baik di mata masyarakat.

Menjadi seorang perawat ideal bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi untuk membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat telah didekatkan dengan citra perawat yang identik dengan sombong, tidak ramah, genit, tidak pintar seperti dokter dan sebagainya. Seperti itulah kira-kira citra perawat di mata masyarakat yang banyak digambarkan di televisi melalui sinetron-sinetron tidak mendidik. Untuk mengubah citra perawat seperti yang banyak digambarkan masyarakat memang tidak mudah, tapi itu merupakan suatu keharusan bagi semua perawat, terutama seorang perawat profesional.

Seorang perawat profesional seharusnya dapat menjadi sosok perawat ideal yang senantiasa menjadi role model bagi perawat vokasional dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dikarenakan perawat profesional memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ia lebih matang dari segi konsep, teori, dan aplikasi. Namun, hal itu belum menjadi jaminan bagi perawat untuk dapat menjadi perawat yang ideal karena begitu banyak aspek yang harus dimiliki oleh seorang perawat ideal di mata masyarakat. Perawat yang ideal adalah perawat yang baik. Begitulah kebanyakan orang menjawab ketika ditanya mengenai bagaimana sosok perawat ideal di mata mereka. Mungkin kedengarannya sangat sederhana. Namun, di balik semua itu, pernyataan tersebut memiliki makna yang besar.

Masyarakat ternyata sangat mengharapkan perawat dapat bersikap baik dalam arti lembut, sabar, penyayang, ramah, sopan dan santun saat memberikan asuhan keperawatan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita memang masih menemukan perilaku kurang baik yang dilakukan oleh seorang perawat terhadap klien saat menjalankan tugasnya di rumah sakit.Hal itu memang sangat disayangkan karena bisa membuat citra perawat menjadi tidak baik di mata masyarakat. Ternyata memang hal-hal seperti itulah yang memunculkan jawaban demikian dari masyarakat. Untuk menjadi perawat ideal di mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat.

Seorang perawat profesional haruslah mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan peran karier.

Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan menekankan peran yang menurut saya paling penting dalam membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai komunikator. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi seorang perawat.Ads

Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional. Seorang perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan.

Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang cerdas, terampil dan profesional. Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu citra keperawatan yang baik.

Seorang perawat profesional diharapkan mampu menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.

Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan, dan sikap empati yang ditunjukkan perawat kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti apa yang diharapkannya.

Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan klien.

Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas. Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas.

Sudah seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klien.

Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil gambaran mengenai peran yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional dalam membangun citra perawat ideal di mata masyarakat. Masih banyak lagi hal lain yang dapat dilakukan oleh seorang perawat profesional untuk menciptakan citra perawat ideal yang lebih baik lagi di mata masyarakat.

Untuk mewujudkan hal itu, tentu saja diperlukan kompetensi yang memadai, kemauan yang besar, dan keseriusan dari dalam diri perawat sendiri untuk membangun citra keperawatan menjadi lebih baik. Perawat yang terampil, cerdas, baik, komunikatif, dan dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik sesuai dengan kode etik, tampaknya memang merupakan sosok perawat ideal di mata masyarakat. Semoga kita dapat menjadi perawat profesional yang mampu menjadi role model bagi perawat-perawat lain dalam membawa citra perawat ideal di mata masyarakat.
Hidup perawat Indonesia.

Oleh : Ns. Triana Dewi, M.Kep, Sp. Kep Mat

* Penulis adalah Perawat Maternitas dan Dosen Keperawatan STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

Sumber: //www.goaceh.co/






O-Sense

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA