Apa yang dimaksud dengan tahapan production dalam konteks desain multimedia?

Proses produksi merupakan tahap eksekusi lapangan, berupa pengerjaan proyek yang mengacu pada persiapan yang dihasilkan dari proses pre-production. Hal-hal penting yang dilakukan pada proses produksi meliputi pembuatan content multimedia, pemrosesan content, pembuatan program/software yang dibutuhkan, mengintegrasikan content dan software, merevisi desain dan membangun alpha version. Pada tahap membangun alpha version , hampir semua fungsi produk sudah dibangun, diimplementasikan dan di integrasikan. Selanjutnya dilakukan pengujian awal pada produk, mengevaluasi produk, merevisi software dan content berdasarkan hasil evaluasi, serta membangun beta version. Pada tahap ini semua fungsi produk sudah dibangun, diimplementasikan, dan diintegrasikan, tetapi belum diuji secara lengkap.

Proses production secara sekuensial:

    1. Integration of content and software
    1. Revise content and software according to final design
    1. Revise software and content based on evaluation
a. Meyiapkan/membuat bahan (content creation)
Langkah ini berupa tahap menyiapkan dan membuat bahan-bahan (content multimedia) yang akan digunakan dalam pembuatan proyek, seperti teks, gambar, video, animasi, visual effect, sound effect, music/lagu. Jika produk yang akan dibuat berupa film, maka dalam tahap ini dilakukan pegambilan gambar dengan kamera video (shooting)

b. Pemrosesan konten (content processing)
Dalam pemrosesan content, yang dilakukan adalah uji coba terhadap konten dan kesesuaiannya dengan tema yang akan dipergunakan, melakukan pengolan dan pengeditan konten, mengumpulkan dan menempatkan konten pada desain yang telah ditentukan, membuat format ukuran dan membentuk konten sesuai rancangan, serta memperkecil ukuran format file konten agar tidak terlalu berat pada saat digunakan pada aplikasi. Dalam proyek pembuatan film, pada tahap ini dilakukan proses pemindahan video hasil shootng dari kaset video ke dalam hardisk computer atau biasa juga yang disebut dengan proses capture.

c. Pembuatan perangkat lunak yang diperlukan (software creation)
Langkah ini harus diperhitungkan lebih lanjut. Jika memang harus dan memungkinkan maka perlu dilakukan pembuatan perangkat lunak untuk melakukan pengolahan content. Akan tetapi, biasanyanya pengelolaan content sudah dapat dilakukan dengan perangkat lunak/software pendukung multimedia yang beredar di pasaran seperti Adobe Photoshop, Coreldraw, 3D Max, Maya, Adobe Premeire, Ulite, After Effect, Flash, Dreamwaver dan lain-lain. Jika proyek yang dilakukan berupa film atau audio visual maka langkah ini dilakukan dengan proses editing, yaitu proses mengolah film hasil shooting, berupa pemotongan dan penggabungan video sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

d. Mengintegrasikan/menyatukan konten dan perangkat lunak (integration of content and software)
Setelah semua tahap sebelumnya dilakukan dan perangkat lunak atau software siap, dilakukan penggabungan berbagai konten tersebut menjadi sebuah rancangan atau desain yang sesuai dengan tema proyek, sehingga menjadi satu kesatuan berupa produk mueltimedia. Dalam proyek film, langkah ini berupa penggabungan semua unsure video, narasi, sound, animasi, dan content pendukung lainnya menjadi satu kesatuan, atau lebih dikenal dengan istilah rendering.

e. Merevisi desain (revise design)
Apabila desain awal produk multimedia tadi telah selesai digabungkan dan telah menjadi sebuah produk multimedia, maka tahap selanjutnya adalah melakukan preview dengan memperlihatakan hasil desain kepada pimpinan produksi dan anggoti tim lainnya, dengan tujuan mencari masukan dan koreksi untuk dilakukan revisi bila masih dianggap ada kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki atau dikembangankan lebih lanjut.

f. Pengujian awal produk/desain (Freeze design)
Jika revisi telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba tahap awal, dengan memperhatikan kelayakan content dan desain, kesesuaian antara narasi, sound/audio terhadap desain dan tema, juga menguji keterkaitan link antar halaman (jika produk berupa interaktif), serta melakukan pengujian terhadap hasil dengan tema atau pesan yang ingin disampaikan.

g. Merevisi bahan dan menyesuaikan konten dengan desain akhir (Revise content and software according to final design)
Dalam tahap ini, kembali dilakukan revisi berdasarkan hasil pengujian awal tadi terhadap konten dan desain kembali dilakukan revisi dengan memperhatikan saran dan masukan-masukan yang didapat pada saat pengujian awal. Dalam tahap ini dapat dipastikan bahwa content dan desain benar-benar sempurna dan tidak ada kesalahan lagi.

h. Membangun versi alpha (Build alpha version)
Membangun versi alpa merupakan tahap uji coba terhadap produk sebelum dikeluarkan secara komersial. Biasanya produk ini akan diedarkan secara Cuma-Cuma atau gratis kepada calon pengguna untuk mendapatkan komentar dan informasi mengenai produk, terutama dalam hal kelemahan dan kekurangannya.

i. Tes awal (First testing)
Berdasarkan hasil yang didapat dari mengedarkan versi alpa produk tadi, ditarik kesimpulan dan tindakan atas masukan dari calon pengguna mengenai kelemahan dan kekurangan produk. Setelah dilakuakn perbaikan lalu dilakukan tes awal, yaitu mencoba produk untuk dinilai apakah sudah siap dan benar-benar layak utuk lempar ke pasaran.

j. Evaluasi (Evaluation)
Setelah melalui tes awal dan dilakukan perbaikan, selanjutnya kembali dilakukan evaluasi. Langkah evaluasi ini mencoba untuk meninjau kembali apakah masih ada kelemahan dan kekurangan dari produk multimedia yang telah dibuat.

k. Meninjau kembali software dan konten sebagai dasar evaluasi (Revise software and content based on evaluation)
Setelah melakukan evaluasi produk, kembali dilakukan peninjauan terhadapa software dan content yang diaplikasikan pada produk multimedia yang telah dibuat. Langkah ini memastikan agar produk benar-benar sempurna sebelum diedarkan secara komersil di pasaran.

l. Membangun versi beta (Building Beta version)
Versi beta merupakan tahap akhir penyempurnaan software atau produk multimedia yang telah dibuat. Software yang berstatus beta kemungkinan besar masih memiliki kesalahan di dalamnya. Langkah ini merupakan tes hasil produk pada tahap kedua sebelum dikeluarkan secara komersil. Pada tahap ini, produk diedarkan secara percuma (seperti versi alfa) kepada pengguna untuk mendapatkan komentar dan informasi mengenai kelemahan perangkat lunak serta masukan lain yang diperluakan untuk produk tersebut.