Apa yang dilakukan oleh para kusir cidomo di daerah wisata agar menarik

ABSTRAK GaneÇ Swara Edisi Khusus Vol. 3 No.3 Desember 2009 STUDI PEMBERDAYAAN KUSIR CIDOMO DI LINGKUNGAN JEMPONG KOTA MATARAM LALU AHMAD RAHMAT Fak. Ilmu Sosial dan Politik. Univ. 45 Mataram Masalah kondisi sosial ekonomi di beberapa daerah Indonesia adalah masih rendah. Demikian juga di Lingkungan Jempong Kota Mataram yang sebagian masyarakatnya sebagai kusir cidomo. Oleh karena itu partisifasi aktif masyarakat tersebut untuk berperan serta dalam pembangunan adalah sangat urgen, agar kusir cidomo / masyarakat di lingkungan Jempong. dapat meningkatkan kesejahtaeraannya melalui peningkatan pola hidup, menjamin kepastian hak dan tanggung jawab disegala bidang dengan memanfaatkan sumber daya lokal Kata kunci : Pemberdayaan, kusir codomo PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia saat ini berada dalam berbagai masalah seperti terjadi pengeboman di beberapa daerah, berkurangnya pasokan BBM (Bahan Bakar Minyak), dan masalah kesehatan gizi / gizi buruk yang sangat memprihatinkan. Hal ini muncul diberbagai daerah yang ada di Indonesia seperti di Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Makasar dan Jawa serta Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Masalah kesehatan yang muncul di pulau Jawa adalah masalah penyakit folio dan untuk Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah busung lapar atau masyarakat kurang gizi/ gizi buruk. Dengan munculnya permasalahan ini merupakan tanggung jawab semua pihak. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan subsidi berupa susu dan beras bagi masyarakat yang mendapat musibah kurang gizi/gizi buruk. Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi masyarakat kekurangan gizi/ gizi buruk. Salah satunya adalah dengan melakukan bantuan berupa beras dan susu bagi masyarakat yang mengalami masalah kekurangan gizi/gizi buruk atau busung lapar. Dalam upaya penanggulangan masalah kurang gizi di masyarakat, pemerintah telah melibatkan semua pihak seperti LSM, Konsultan dan masyarakat. Masyarakat yang ada di Wilayah Kota Mataram sedang mendapat perhatian dari pemerintah dalam upaya penanggulangan masyarakat kurang gizi/gizi buruk. Berbagai kegiatan seperti bantuan subsidi beras atau raskin bagi masyarakat miskin, kebersihan lingkungan dan penyuluhan. Untuk dapat mempertahankan kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta perbaikan pola hidup dan peningkatan perekonomian masyarakat, pemerintah akan melakukan pemberdayaan masyarakat. Untuk dapat terlaksananya kegiatan ini perlu memperhatikan kelembagaan yang ada dalam masyarakat. Berkembangnya perekonomian masyarakat ditentukan oleh adanya keinginan masyarakat untuk selalu berupaya menggali dan mengembangkan potensi daerah yang ada. Banyak dalam lingkungan masyarakat tidak memperhatikan potensi yang ada sehingga pembangunan tidak dapat terlaksana dengan baik. Selain itu pula pada sekelompok masyarakat tidak berinisiatif membentuk suatu lembaga atau kelompok untuk memperjelas berbagai bantuan yang datang dari pemerintah. Atas dasar kondisi tersebut, sudah seharusnya mengembalikan keyakinan masyarakat bahwa kesehatan dan peningkatan perekonomian serta perbaikan pola hidup merupakan sarana utama untuk masa depan masyarakat sehingga harus dikelola dengan baik melalui pengelolaan lingkungan terpadu sehingga dapat bermanfaat secara ekologi, ekonomi, dan sosial politik, dengan mengintegrasikan antara kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, perencanaan horizontal dan vertikal. Untuk mengatasi terjadinya masalah gizi buruk dilingkungan masyarakat, maka perlu pemberdayaan masyarakat tentang pengelolaan kesehatan agar memiliki nilai kesehatan yang kuat dan meningkat bagi semua pihak. Jempong merupakan salah satu lingkungan yang mendapat masalah kesehatan di Kota Mataram. Kegiatan masyarakat Jempong sebagai pekerjaan pokoknya adalah kusir cidomo. Dalam menangani masalah kesehatan, perekonomian dan pembangunan perbaikan pola hidup ini pemerintah dan lembaga swasta berupaya Studi Pemberdayaan Kusir Cidono.Lalu Ahmad Rahmat

melakukan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian pemerintah melibatkan pihak ketiga dalam melakukan studi pemberdayaan masyarakat. Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah : a.untuk berupaya mengatasi ketidak mampuan masyarakat yang disebabkan oleh keterbatasan akses, kurangnya pengetahuan dan keterampilan dan adanya kondisi kemiskinan. b.untuk mendorong masyarakat menjadi lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat, melalui pembangunan yang berkelanjutan. c. Untuk membentuk hubungan kerjasama antara pemerintah, lembaga sosial masyarakat lokal dan masyarakat. d.untuk menyiapkan sarana dan prasarana tentang pengelolaan perekonomian dan perbaikan pola hidup masyarakat di lingkungan Jempong, yang selanjutnya akan menjadi bahan pembahasan di Legislatif (DPRD) dan eksekutif di Kota Mataram untuk menjadi program pokok. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi kusir/masyarakat Lingkungan Jempong melalui pendekatan partisipatif. b. Meningkatkan kerjasama dan jaringan kerja antara masyarakat dan lembaga sosial masyarakat lokal dalam rangka pemberdayaan ekonomi kusir/masyarakat di Lingkungan Jempong. c. Meningkatkan kemampuan masyarakat Jempong untuk menentukan pilahan kegiatan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan mobilasi sumber-sumber daya milik masyarakat setempat dalam kegiatan pembangunan yang berkelanjutan. Manfaat Studi dan Sasaran Bagi pihak pemerintah : sebagai acuan yang bersifat mendasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan implementasi pelaksanaan pemberdayaan ekonomi kusir/masyarakat dan perbaikan pola hidup masyarakat secara terpadu, bahan evaluasi bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi dan perbaikan pola hidup masyarakat serta adanya kepastian akan sarana dan prasarana lingkungan. Bagi masyarakat : sebagai dasar untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan pembangunan perekonomian, serta perbaikan pola hidup, menjamin kepastian hak dan tanggung jawab masyarakat disegala bidang. Sasaran yang dicapai dalam studi pemberdayaan ekonomi Kusir Cidomo di Lingkungan Jempong adalah : Berkembangnya organisasi sosial ekonomi masyarakat, Berkurangnya jumlah masyarakat miskin, Meningkatnya kondisi sosial ekonomi masyarakat, Pembentukan kelompok usaha, Pembinaan METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang secara teoritis dapat diklasifikasikan ke dalam Subjekmatters research (Jonson, 1986), yaitu suatu penelitian tentang suatu obyek dengan tujuan untuk menyediakan seperangkap informasi praktis kepada pihak pengambil kebijakan. Konsekwensinya penelitian ini lebih banyak menjelaskan atau ekplanasi, menganalisis data dan akhirnya memunculkan sejumlah rekomendasi praktis yang masih perlu dikaji lebih dalam lagi untuk mencari solusi terbaik Prosedur/Alur Studi Prosedur/Alur Studi Pemberdayaan Ekonomi Kusir Cidomo Lingkungan Jempong adalah ada beberapa tahap. Tahap pertama melakukan survay lapangan, tahap kedua pendekatan pada masyarakat, pendekatan pada pemuka Agama, pemimpin atau pemuka masyarakat, dan masyarakat lainnya yang bekerja sebagai kusir yang ada di Lingkungan Jempong. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung yang mendalam dengan masyarakat (Spradley, 1980), sedangkan metode yang digunakan untuk penggalian informasi dari masyarakat, yaitu dengan metode PRA yang meliputi : Penelusuran Alur Sejarah Lokasi, Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan, Pemetaan, Penelusuran Lokasi (Transek), Pembuatan Sketsa Kandangisasi, Pembuatan Hubungan Studi Pemberdayaan Kusir Cidomo.Lalu Ahmad Rahmat 35

Kelembagaan, Analisa Mata Pencaharian, Wawancara Semi Terstruktur, Pembentukan Bagan Arus Masukan dan Keluaran, Pengorganisasian Masalah, Lokasi Studi. Atau dengan kaya lain Pemilihan Sampel Pemilihan sampel dalam Studi Pemberdayaan Ekonomi Kusir Cidomo Lingkungan Jempong ini adalah Simple Random Sampling atau Metode Acak Sederhana dari jumlah populasi pada masing-masing lingkungan yang ada serta ekonomi kerakyatan dalam kawasan studi. Sampel atau responden dalam Studi ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai kusir cidomo. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara tabulasi data berdasarkan metode penelitian yang dipergunakan, kemudian dianalisis dengan SWOT HASIL DAN PEMBAHASAN Studi Pemberdayaan Kusir Cidomo Lingkungan Jempong dilakukan dengan analisis mata pencaharian, analisis hubungan kelembagaan, pengorganisasian masalah dan pembuatan bagan peringkat. Analisis mata pencaharian yang dilakukan adalah dengan melakukan survey langsung kepada masyarakat tentang masalah pekerjaan dan upaya-upaya yang dilakukan. Selanjutnya dilakukan analisis kelembagaan dengan melakukan kegiatan yang sama dengan analisis mata pencaharian. Dari analisis hubungan kelembagaan ini dapat diperoleh permasalahan yaitu dengan belum adanya kepahaman masyarakat akan arti suatu lembaga. Selain itu masyarakat yang diharapkan untuk membuat suatu lembaga tidak memiliki kemampuan berorganisasi dan pengetahuannya yang rendah. Analisis mata pencaharian yang diperoleh adalah dengan data pekerjaan masyarakat paling besar sebagai kusir cidomo, melakukan penyetruman ikan untuk kebutuhan makan dan berbagai kegiatan yang dilakukan seperti bertukang dan berdagang bakulan. Permasalahan yang timbul secara sengaja dilakukan oleh masyarakat yang memiliki kurang sadarnya akan arti pentingnya kebersihan. Selain itu kepemilikan akan lokasi pembuangan sampah serta pembuangan kotoran lainnya tidak dimiliki oleh masyarakat lingkungan jempong. Sedangkan masalah yang diperoleh dari para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Pemuda serta dari Ketua RT diantaranya adalah : - Untuk masyarakat yang bekerja sebagai petani, belum memiliki sawah sendiri. Pengolahan akan pertanian dilakukan dengan penyewaan tanah. - Sulit melakukan alih profesi selain sebagai petani, buruh tani, pedagang bakulan dan lain sebagainya terutama kusir cidomo. - Masih adanya masyarakat yang mengalami buta aksara. - Belum adanya ketenangan yang diharapkan oleh masyarakat tntang profesinya sebagai kusir. Hal ini disebabkan oleh sering terjadinya penangkapan cidomo oleh pihak LLAJ. - Banyak terjadinya persaingan dengan alat transportasi lainnya seperti Bemo, Taxi, dan Ojek. - Belum adanya tempat pembuangan sampah/countener. - Belum adanya kandang kumpul disebabkan oleh kurang mampunya masyarakat untuk menyewa atau mengorganisir serta mebangun kandang kumpul. - Belum adanya perolehan air melalui PDAM. - Belum memiliki MCK - Pekerjaan yang dilakukan selain kusir adalah melakukan strum ikan pada malam hari. - Tidak diaktifkan kembali modes yang dimiliki oleh lingkungan disebabkan oleh pemodes yang telah dilatih tidak lagi tinggal dilingkungan jempong. - Pendidikan mebaca atau Kelompompok Belajar Paket A tidak diaktifkan kembali oleh karena kurang dana dalam membayar masyarakat untuk belajar. Atau dengan katalain masyarakat tidak mau belajar membaca kalau tidak diberikan upah atau uang keperluan makan. - Tidak adanya pelatihan pekerjaan alternative yang akan dilakukan oleh masyarakat lingkungan Jempong. - Dan berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat Jempong terutama oleh para kusir atau pemilik cidomo yaitu dengan lokasi kandang sama dengan tempat tinggal mereka. - Masalah yang cukup besar dimiliki oleh mereka adalah masalah permodalan. Studi Pemberdayaan Sosial Kusir Cidomo di Lingkungan Jempong Kesehatan lingkungan diwilayah studi terutama pada pemukiman penduduk di lingkungan jempong kualitasnya masih relative rendah. Letak rumah yang bedempetan dan tidak teratur serta sampah yang Studi Pemberdayaan Kusir Cidomo.Lalu Ahmad Rahmat 36

berserakan disekitar rumah telah memperburuk kondisi kesehatan lingkungan masyarakat Jempong. Sampah yang berserakan di sekitar rumah pada umumnya merupakan sampah rumah tangga, yang terdiri dari plastic, dedaunan, kertas, kardus bekas, dan sebagainya. Redahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan serta sarana MCK yang jumlahnya sangat terbatas sebagaimana disebutkan pada masalah-masalah diatas. Disamping itu kurang tersedianya air bersih, terutama air bersih untuk air minum. Studi Pemberdayaan Ekonomi Kusir Cidomo di Lingkungan Jempong Sebagaimana umumnya kondisi masyarakat di lingkungan Jempong memiliki kondisi ekonomi yang ditandai dengan rendahnya tingkat pendapatan. Rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh sangat terkait dengan minimnya sarana dan prasarana lingkungan atau pekerjaan. Bahkan sebagian besar masyarakat dijumpai sebagai kusir, buruh tani dan pertukangan. Aspek lain yang terkait dengan pendapatan masyarakat adalah karena belum adanya lembaga ekonomi atau kelompok usaha. Selain itu kurang sadarnya masyarakat dalam pendidikan sehingga akan menimbulkan ketidak mengertinya alternative pekerjaan. Hal lain yang dilihat di Lingkungan Jempong adalah rendahnya kemampuan masyarakat untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada seperti Kelompok belajar paket A, latihan pertukangan, modes dan lain sebagainya. Kondisi tersebut memerlukan penangan yang sangat serius. Kegiatan awal yang dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan dialog langsung dengan masyarakat dengan memberikan pengarahan dan pembinaan tanpa pemberian modal. Akan tetapi hal tersebut masih tetap diharapkan tentang bantual modal usaha sehingga mereka tidak melkukan kegiatan hutang piutang. Dari beberapa bidang yang dilakukan dalam Studi Pemberdayaan Ekonomi Kusir Cidomo di Lingkungan Jempong dapat dilihat bahwa masyarakat lingkungan Jempong masih tetap berpaku pada pekerjaan sebagai kusir, kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya kebersihan, tidak memanfaatkan peluang pekerjaan baru, belum sadarnya masyarakat lingkungan Jempong akan pentingnya pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Masalah yang sering ditemukan adalah daya piker masyarakatnya yang rendah serta pola hidup yang rendah. Selanjutnya yang diharapkan oleh masyarakat Jempong adalah perlunya bantuan modal. Untuk mengatasi kendala seperti ini, sebagian masyarakat melakukan kebersihan lingkungannya dilokasi tempat tinggalnya. Selain itu untuk penangan masalah pekerjaan alternative dilakukan pelatihan bagi masyarakat yang mampu dan sadar akan arti pentingnya pendidikan. Selanjutnya dilakukan pekerjaan langsung setelah memperoleh ilmu yang telah dilakukan seperti montir, pertukangan dan lain sebagainya. Keasadran masyarakat perlu tetap diawasi dan perlu diberikan pembinaan dengan pemberian uang saku atau dengan kata lain dengan adanya upah, baru mereka mau melakukan kegiatan yang diminta. Dari hasil dan telaah data di atas, maka dengan analisis SWOT (Swarsono Muhammad, 2002) dapat diuraikan sebagai berikut : a. Strength (Kekuatan) Penduduk yang bergerak di bidang kusir cidomo cukup banyak, Potensi pertanian dengan khususnya padi memiliki sumberdaya yang cukup potensial, Letak perdagangan Lingkungan Jempong yang strategis, transportasi menuju kawasan wisata Ampenan Senggigi di Kabupaten Lombok Barat. b. Weakness (Kelemahan) Kualitas SDM khususnya kusir relatif masih rendah,terbatasnya faktor sarana penunjang pekerjaan bagi kusir cidomo, kegiatan utama masyarakat masih besar sebagai kusir cidomo sehingga penghasilannya, Penghasilan masyarakat tergantung pada kusir, Masih tergantungnya masyarakat pada hasil kusir cidomo, sementara alternative mata pencaharian belum ada, Belum ada awig-awig untuk masyarakat yang tinggal di Lingkungan Jempong c. Opportunities (Peluang) Pemberdayaan sumberdaya lingkungan sebagai sumber andalan baru bagi pertumbuhan ekonomi di Lingkungan Jempong, sebab selain didukung oleh besarnya potensi yang dimiliki, nilai komersial yang tinggi dan pangsa pasar yang cukup luas, Produksi pertanian dilingkungan Jempong pada umumnya masih berupa bahan mentah dan bahan baku dengan tingkat pengelolaan yang masih tradisional. Hal ini berarti adanya peluang dalam peningkatan nilai tambah melalui pengelolaan dan pengembangan industri pertanian serta adaptasi dan rekayasa teknologi, informasi dan promosi, Sikap terbuka masyarakat jempong, memudahkan untuk pengenalan inovasi dalam tekhnologi sehingga bisa bersaing dengan masyarakat wilayah lain dalam hal pekerjaan. Studi Pemberdayaan Kusir Cidomo.Lalu Ahmad Rahmat 37

d.treath (Ancaman) Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kelestarian sumberdaya alam, Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan peningkatan pendidikan, Timbulnya berbagai konflik pemanfaatan ruang dan sumberdaya di wilayah jempong, Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemberdayaan perekonomian SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Belum adanya dana yang dimiliki kusir cidomo, masih adanya persaingan atau tidak adanya jalur khusus untuk cidomo sehingga bemo, taxi. 2. kurang sadarnnya masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah disembarang tempat. Lokasi pembuangan sampah dalam bentuk container belum ada. Kurang dimilikinya oleh masyarakat berupa sarana MCK, kurang tersedianya air bersih untuk diminum dan berbagai masalah kesehatan yang sedang dihadapi. 3. belum mengertinya masyarakat tentang masalah ekonomi. Belum adanya kelompok-kelompok usaha bersama untuk kepentingan bersama serta demi kebutuhan hidup bersama. Selain itu masih minimnya sarana dan prasarana pekerjaan. Belum adanya lembaga perekonomian dalam bentuk koperasi yang mengatur dan menangani masalah ekonomi masyarakat. Rekomendasi 1. Diharapkan Pemerintah Kota Mataram turut serta dalam kegiatan pembangunan berupa kebersihan lingkungan dengan MCK, Kandang Kumpul dan lembaga local dan lembaga ekonomi local. Untuk itu diperlukan dukungan semua pihak mulai dari masyarakat setempat, LSM, Konsultan dan Instansi/Dinas terkait untuk dapat mengambil peran sesuai tugas pokok dan kemapuannya. 2. Diharapkan masyarakat dapat menyiapkan local institusi yang dapat mersepon keuntungan dari lahirnya kegiatan lingkungan bersih dengan memelihara keberdihan dan kelestarian lingkungan. 3. Untuk menunjang upaya Pemberdayaan Ekonomi Kusir Cidomo masyarakat, maka pengembangan kearifan local perlu mendapat perhatian. Untuk diperlukan komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan dana untuk dapat diaplikasikan dalam bentuk lembaga ekonomi masyarakat, awig-awig maupun lainnya sehingga dalam menyelesaikan konflik dan melanjutkan berbagai kegiatan tanpa harus dikelola olehpemerintah. 4. Pemerintah diharapkan komitment dalam pembuatan kandang kumpul dan tempat pembuangan sampah akhir berupa container sehingga pemeliharaan lingkungan dapat dilakukan menjadi bersih. DAFTAR PUSTAKA Jonson, G.L., 1986. Research Methodology For Economist, Philosophy and Practics. McMillan Publishing, London Robert. Mayer dan Ernerst Greenwood, 1990. Rancangan penelitian Sosial. Kebijakan Sosial.(terjemahan).Pustekkom dan Dikbud dan CV. Rajawali Jakarta. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian (Editor), 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Spradley, YP., 1980. Partisipant Observation.Halt, Rinchart and Viston, New York. Swarsono Muhammad, 2002. Manajemen Strategik. Konsep dan Kasus. UPP AMP YKPN Yogyakarta. (Spradley, 1980) Studi Pemberdayaan Kusir Cidomo.Lalu Ahmad Rahmat 38