Apa yang diketahui tentang dema fitk uin jakarta

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Organisasi Mahasiswa Intra Kampus (OMIK) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta) berkolaborasi dalam rangka memperingati HUT 75 RI.

Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan 1000 masker dan 1000 handsanitizer gratis kepada masyarakat yang membutuhkan di Ciputat.

Pantauan TIMES Indonesia di lokasi, acara ini digelar degan tema “Gerakan Peduli Kesehatan: Pembagian 1000 Masker dan Handsanitizer” yang di gagas oleh Dema dan Sema FITK, HMJ dan HMPS, serta Pojok Seni Tarbiyah (Postar).

Acara ini mendapat dukungan langsung dari Dekan FITK, Dr. Sururin, M.Ag., dia  hadir dalam pembukaan acara.

“Acara yang digelar oleh para mahasiswa yang terhimpun dalam OMIK FITK ini merupakan kegiatan menebar manfaat dalam membantu masyarakat dengan membagikan masker dan penyanitasi tangan. Kegiatan semacam ini sangat baik untuk dilakukan," kata Dr. Sururin kepada awak media di Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Selain itu, beliau berpesan kepada mahasiswa supaya tetap menjaga kesehatan dan terus memberikan manfaat untuk masyarakat. Di tengah riuhnya peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-75, pandemi Covid-19 masih mewabah.

"Kegiatan ini digelar sebagai refleksi hari kemerdekaan Indonesia dan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mencegah penularan Covid-19 di masyarakat oleh OMIK FITK. Ketua HMJ PBSI. Ini sangat bagus dan perlu kita dukung," pungkas Dr. Sururin.

Sedangkan, Ketua Dema FITK UIN Jakarta, Thoriq Majid mengatakan bahwa diadakannya pembagian masker dan handsanitizer ini sebagai upaya kepedulian OMIK FITK untuk mendukung pemerintah dalam memerangi Covid-19.

"Kegiatan ini dilakukan dengan harapan menyadarkan kembali masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari di masa pandemi ini," pungkas Ketua Dema FITK UIN Jakarta, Thoriq Majid.

Untuk diketahui, mahasiswa UIN Jakarta ini membagikan 1000 masker dan handsanitizer serta melakukan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di beberapa titik wilayah, seperti Kampus 1, 2, 3, dan Kampus UIN di Sawangan, serta masyarakat Tangerang Selatan. (*) 

Pewarta : Edy Junaedi Ds
Editor : Deasy Mayasari

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Dema Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Pendidikan (Dema FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengelar diskusi pendidikan. Diskusi peringatan Hardiknas ini diadakan dalam bentuk daring dengan tema 'Pandemi Covid-19 Memicu Fenomena Letargi: Apa Peran Pendidikan di Era Revolusi 4.0 Mengatasinya?'. 

Dalam sambutanya, Ketua Dema FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Thoriq Majid mengatakan dalam kondisi negara yang sedang kebingungan dunia pendidikan harus hadir menjadi penentu jalan keluar. Kata dia, kebingungan yang dimaksud adalah hadirnya budaya baru yang disebut Letargi dalam kehidupan sehari-hari bangsa dan dunia pendidikan Indonesia.

"Letargi adalah suatu keadaan di mana terjadi penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan. Dalam situasi negara yang sedang berperang melawan Pandemi covid-19 ini tidak boleh terjadi, nah sebelum budaya Letargi ini masuk ke tatanan ruang sosial kita maka harus ada langkah strategis untuk menghalangi," ujar Thoriq kepada TIMES Indonesia di Jakarta, Sabtu (9/5/2020).

Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam diskusi ini menegaskan, bahwa ada potensi lain dari fenomena letargi selain kecemasan, yakni seseorang akan mengalami gangguan kesehatan jiwa Dari situasi pandemi COVID-19.

Kata Dr. Baik, Budaya Letargi dalam ilmu psikologi terbagi menjadi tiga zona yakni: (1) Zona Ketakutan, (2) Zona Belajar, dan (3) Zona Bertumbuh. Dari ketiga zona tersebut Letargi mengindikasikan bahwa setiap peristiwa menuju ke titik kesetimbangannya, menuju ke arah lebih baik. 

"Sama halnya seperti pendidikan, sektor pendidikan perlahan mengalami perubahan mulai dari teknis manual menuju ke digital. Artinya, pendidikan seiring berjalannya waktu akan mengalami pergesaran mindset dan fokus. Apalagi setelah Pandemi ini, ada kehidupan baru yang memaksa kita untuk terus menyesuaikan dengan keadaan," ujar Dr. Baiq.

Dalam kesempatan yang sama, Pendiri Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko menjelaskan bahwa fenomena letargi yang  dialami bangsa Indonesia saat ini bahkan seluruh manusia didunia, mengalami depresi masal yang sifatnya secara bersamaan, lebih parah lagi ini menyerang psikis setiap individu.

"Serangan pandemi COVID-19 akan lebih parah dampaknya dari economic depression. Maka dari itu terdapat beberapa shifting yang akan dialami oleh manusia pasca COVID-19 ini seperti ; (1) Banyaknya kecemasan, perasaan sepi, dan depresi, (2) Orang dipaksa bekerja dari rumah, (3) e-commerce akan berkembang, (4) Hilangnya trust terhadap sosial dan produk, (5) Meningkatkan ketegangan, (6) Kontak terbatas dengan para lansia dan orang tua, (7) Pembatasan perjalanan, (8) Meningkatnya level pengangguran global (bangkrut)," pungkas Budiman Sudjatmiko, Pendiri Inovator 4.0 Indonesia.

Untuk diketahui, dalam diskusi dalam peringatan Hardiknas kali ini Dema FITK mengundang narasumber yang cukup berkompeten dalam dunia pendidikan. Mereka diantaranya Budiman Sudjatmiko, M.Phil selaku Pendiri Inovator 4.0 Indonesia, Budi Sugandi, selaku penggagas klikerja.com & CEO KlikCoaching, Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (*)

Pewarta : Edy Junaedi Ds
Editor : Deasy Mayasari

Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta untuk berpartisipasi lewat acara Gema Ramadhan dan Santunan 500 Anak Yatim (Gemar Santay), pada (23/5), di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.

Ketua pelaksana Gemar Santay, Habiburahman mengatakan, terobosan baru dipelopori oleh Dema FITK ini mengadakan santunan dengan mengusung tema nikmatnya saling mengasihi dan berbagi kebahagiaan bersama. “Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesama, terutama anak yatim,” pungkasnya. Ia menambahkan, rangkaian acara berupa khataman Al-Quran, hiburan, dan tausiyah. Bagi mahasiwa yang ingin hadir, bisa membeli voucher yang berisi paket santunan dan buka puasa bersama anak yatim.

“Semoga bisa menumbuhkan jiwa sosial dan berbagi kepada yang membutuhkan,” harapnya.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Muhammad Ilham mengatakan, manfaat berbagi adalag mendapatkan ketentraman dan kesenangan hati. “Program ini dapat menolong sesama agar hidup menjadi lebih berkah,” tuturnya. Ia berharap, semoga program tersebut bisa selalu berjalan, karena sebagai manusia harus mempertahankan sikap berbagi dalam kehidupan sesama.

(Alifia Riski Monika)

Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) sedang mengadakan Sport and Art Tarbiyah Competition (Spartac) 2018 yaitu program kerja (proker) terakhir dan terbesar dari Departemen Seni dan Olahraga DEMA FITK periode 2017-2018. Acara ini digelar dari 22 November hingga 2 Desember. Pembukaan diadakan di lobi barat FITK, sedangkan penutupan akan dilaksanakan di Hall Student Center UIN Jakarta.

Ketua pelaksana Spartac 2018, Muhammad Anwar Rosyidi menuturkan, tema yang diangkat dalam acara ini adalah “Build Solidarity With Art and Sportivity”. Rangkaia kegiatan yang ada di dalam acara ini adalah tentang olahrag dan seni.

“Kami mengemas acara kali ini dengan model perlombaan, ada futsal, basket, dan tenis meja. Sedangkan untuk seninya, lomba akustik dan tari tradisional,” tutur Anwar.

Tempat-tempat yang digunakan untuk perlombaan, Anwar mengaku, dimaksimalkan di lingkungan UIN Jakarta, seperti tenis meja di Aula Madya, futsal dan basket di Hall SC.

“Penutupan acaranya juga kami adakan di Hall SC, dengan mengundang Virgoun, Wahyo Selo, dan Villa Sebelah,” ujarnya.

Anwar berharap, karena ini merupakan acara tahunan dan acara besar terakhir dari departemen seni dan olahraga FITK, maka nantinya acara bisa meriah dan bermanfaat bagi banyak orang.

Koordinator divisi acara Spartac 2018, Abdul Kholik menjelaskan acara dibuka dengan penampilan akustik dari tiap jurusan yang ada di FITK. Kemudian dilanjutkan dengan perlombaan tenis meja.

“Perlombaan berlangsung dari 22 November hingga 1 Desember, dan pada 2 penutupan acara,” tutur Kholik.

Saat berlangsungnya pendaftaran, panitia mengaku mengalami kesulitan dalam mencari peserta karena pada bulan yang sama banyak sekali fakultas-fakultas bahkan universitas lain yang menyelenggarakan acara dengan tipe perlombaan dan juga diakui oleh Abdul Kholik bahwa ada keterlambatan dalam mempublikasi informasi acara ini.

“Jumlah peserta tidak mencapai target yang diinginkan oleh panitia, sehingga panitia membagi perlombaan kedalam dua kategori. Pertama adalah perlombaan yang terbuka untuk umum, dan kedua perlombaan yang terbuka untuk internal FITK saja,” jelas Kholik.

Kholik berharap, acara ini bisa berjalan dengan lancar, bisa menghibur semua yang berpartisipasi di dalamnya, dan memberikan manfaat.

(Galuh Alisha)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA