Apa yang anda ketahui tentang hidrasi dalam kimia

Sementara itu, Ketua Departemen Kedokteran Fisiologi di Toulouse School of Medicine, Paul Sabatier France University, Prancis, Prof. Ivan Tack menambahkan, kebiasaan minum air yang sehat dapat menjaga kesehatan ginjal.

“Minum air paling sedikit 2 liter atau 8 gelas bagi orang dewasa bisa membantu mencegah penyakit batu ginjal, infeksi kandung kemih, dan dapat membatasi perkembangan dari penyakit ginjal akut,” kata Prof. Ivan.

Untuk mendorong perilaku masyarakat dalam memenuhi hidrasi sehat, IHWG beserta PT. Tirta Investama dan Kementerian Kesehatan RI mengembangkan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran lewat penelitian, advokasi, dan edukasi di bawah bendera kampanye Ayo Minum AIR (AMIR).

“Melalui program AMIR, kami berupaya untuk membiasakan perilaku minum air yang sehat kepada murid sekolah dasar dengan menyediakan gelas dan air saat makan siang di sekolah. Selain itu, kebiasaan perilaku juga akan berubah bila di rumah juga diterapkan kebiasaan yang sama, sehingga diperlukan kerja sama antara orang tua dan guru,” kata Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH.

Kurangi dan batasi konsumsi gula!

Dietary Guidelines Advisory Committee menyarankan agar Anda membatasi konsumsi gula maksimal 10 persen dari total konsumsi kalori dalam sehari. Jadi, misalkan Anda mengonsumsi total 1500 kalori, maka Anda hanya boleh mengonsumsi gula sebanyak 150 kalori  atau setara dengan 39 gram (maksimal tiga sendok makan sehari).

Sedangkan anjuran dari Kementerian Kesehatan RI sedikit berbeda, yang mematok konsumsi gula maksimal adalah 50 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari).

Gula dapat ditemukan dalam berbagai makanan, mulai dari aneka kue, krim, permen, minuman manis, es kopi, bubble tea, buah-buahan, dan masih banyak lagi. Jika konsumsi gula tidak dikendalikan, gula yang terdapat dalam makanan dan minuman tersebut dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.

Gangguan kesehatan tersebut antara lain: gigi berlubang, wajah berjerawat, kegemukan, penuaan dini, diabetes mellitus, naiknya tekanan darah, peningkatan kadar kolesterol, meningkatnya risiko penyakit jantung, potensi pengembangan Alzheimer, serta kanker.

Lantas, bagaimana jika seseorang sudah terlanjur kecanduan minuman manis? Menurut Prof. Stavros, kebiasaan ini harus diubah. Meski mungkin sulit, tapi ada trik yang bisa dicoba, misalnya pada orang yang gemar minuman bersoda.

“Perbanyak asupan air putih dengan beralih ke sparkling water (untuk mengganti konsumsi minuman bersoda). Minuman ini sama baiknya dengan air mineral pada umumnya,” kata Prof. Stavros kepada KlikDokter.

Lantas, bagaimana dengan penelitian yang menemukan bahwa sparkling water bisa merusak enamel gigi dan dapat meningkatkan hormon grelin (hormon lapar) yang pada akhirnya bisa berujung pada kenaikan berat badan? Apakah konsumsi sparkling water aman?

“Saya juga membaca penelitian tersebut. Namun, hasil penelitian tersebut belum matang untuk dijadikan acuan. Memang ada potensi merusak enamel gigi karena pH-nya, tapi di luar itu konsumsinya aman. Saya secara pribadi juga sangat menyukai sparkling water,” akunya.

Nah, dengan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai hidrasi sehat sudah meningkat, maka ketahui juga bahwa pembatasan minuman manis itu sangat penting untuk menghindari berbagai penyakit. Mulai hari ini, yuk prioritaskan air putih sebagai sumber utama hidrasi tubuh. Jangan lupa juga untuk teliti dengan warna urine. Jika warnanya cenderung gelap, itu tandanya Anda harus perbanyak minum!

[RVS]

Foto: Google Image



medcom.id, Jakarta: Tentu Anda tahu bahwa olahraga bermanfaat bagi kesehatan. Namun, apakah Anda mengetahui pentingnya menjaga kondisi tubuh tetap terhidrasi saat berolahraga? Hidrasi diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh. Hidrasi menjamin fungsi metabolisme sel tubuh. Berkebalikan dengan hidrasi, dehidrasi berarti kurangnya cairan di dalam tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih besar daripada jumlah yang masuk. Tubuh memerlukan cairan lebih banyak ketika sedang berolahraga atau melakukan latihan fisik. Sebab, tubuh kehilangan cairan melalui keringat dan pernapasan. Ritme napas yang lebih cepat dan dalam saat latihan fisik akan meningkatkan jumlah uap air yang keluar bersama udara. Apabila Anda kekurangan cairan (dehidrasi) saat berolahraga, maka gejala yang muncul berupa rasa haus dan mulut kering. Kemudian timbul lemas dan lelah, pusing serta mual. Akibatnya, Anda sulit berolahraga dengan optimal. Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih menganggap enteng masalah hidrasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) tahun 2009, menunjukkan 47,1 persen dari 1.200 remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan. Oleh karena itu, Anda harus memastikan tubuh terhidrasi. Terutama ketika berolahraga. Jika Anda mengalami dehidrasi ketika berolahraga, jangan tunda untuk mengembalikan keseimbangan kadar air. Mengatasi dehidrasi tak cukup hanya dengan air putih. Sebab, cairan dalam tubuh juga mengandung elekrolit. Mineral ini sangat penting untuk menjaga tubuh dari reaksi kimia berbahaya. Elektrolit bisa ditemukan di dalam darah, keringat, air seni, dan cairan tubuh lainnya. Zat-zat yang disebut sebagai elektrolit, antara lain sodium, kalsium, bikarbonat, dan potasium. Dikutip American College of Sport Medicine (ACSM), agar tetap terhidrasi selama berolahraga, maka Anda dianjurkan memenuhi asupan cairan sebelum, ketika, dan setelah olahraga.

Sebelum olahraga

Empat jam sebelum melakukan kegiatan fisik, dianjurkan mengonsumsi 500-600 ml air putih. Jika dalam dua jam sebelum berolahraga Anda tidak buang air kecil, atau buang air kecil tapi urin berwarna gelap, maka dianjurkan minum lagi 3-5 ml per kilogram berat badan. Contoh, bila berat badan 60 kilogram, disarankan minum 180-300 ml. Begitu juga, 10-15 menit sebelum olahraga dianjurkan kembali minum air putih atau minuman isotonik (sport drink) sebanyak 250-350 ml. Fungsi minum sebelum memulai aktivitas fisik agar tubuh cukup cairan untuk persiapan peningkatan suhu tubuh akibat pemanasan dan awal latihan.

Ketika olahraga

Konsumsi cairan di tengah latihan fisik ditentukan oleh durasi latiha. Bila olahraga kurang dari 60 menit, minum 100-250 ml air putih tiap 15-20 menit latihan. Jika latihan fisik lebih dari 60 menit, minum minuman isotonik dengan takaran sama. Minuman isotonik (sport drink) dianjurkan karena mengandung karbohidrat yang penting untuk sumber energi. Minuman isotonik membantu menurunkan panas tubuh yang berlebihan akibat latihan dan menjaga supaya lambung tetap terisi cairan sehingga pengosongan lambung tidak terhambat.

Setelah olahraga

Selesai berolahraga, timbang berat badan. Setiap penurunan berat 0,5 kilogram, minum 600-700 ml air putih atau minuman isotonik sedikit demi sedikit. Fungsi minuman isotonik pada fase ini untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Anda disarankan mengonsumsi minuman isotonik bukan hanya air putih biasa, karena air putih tidak cukup menggantikan cairan tubuh yang hilang dan menurunkan suhu tubuh tinggi. Jika Anda hanya minum air putih, dikhawatirkan terjadi hiponatremia akibat kadar natrium dalam darah terencerkan oleh asupan air yang banyak. Efeknya, tubuh berusaha menormalkan keseimbangan cairan dengan cara membuang cairan tersebut melalui urin. Kondisi ini malah membuat tubuh dehidrasi. Sebaliknya, bila Anda minum minuman isotonik, maka manfaat yang diperoleh tubuh berlipat ganda. Minuman isotonik tak cuma meredakan haus, namun juga memenuhi kebutuhan akan ion sehingga membuat tubuh bugar dan sehat. (ADV)

Editor : Rosa Anggreati

Hidrasi adalah proses di mana ion dikelilingi oleh molekul-molekul air yang tersusun dalam keadaan tertentu. Hidrasi membantu menstabilkan ion-ion dalam larutan dan mencegah kation untuk bergabung kembali dengan anion. Hidrasi berbeda dengan Hidrolisis. Pada hidrolisis, biasanya molekul terpecah menjadi dua bagian. Rehidrasi adalah proses senyawaan kembali. Sedangkan Dehidrasi adalah pembuangan molekul air dari senyawa atau reaksi kimia. Pada medis Dehidrasi dikenal sebagai gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.

Tampilkan lebih sedikitBaca lebih banyak

Wikipedia

Reaksi hidrasi adalah suatu reaksi kimia di mana suatu zat dikombinasikan dengan air. Dalam kimia organik, air ditambahkan pada substrat tak jenuh, biasanya merupakan suatu alkena atau alkuna. Jenis reaksi ini digunakan secara industri untuk menghasilkan etanol, isopropanol, and 2-butanol.[1]

Reaksi hidrasi alkena menjadi alkohol.

 

CuSO4·5H2O berwarna biru cerah dan memiliki struktur yang agak berbeda dari turunan anhidratnya yang tidak berwarna.

Hidrasi merupakan proses penting dalam banyak aplikasi; Salah satu contohnya adalah produksi semen Portland oleh ikatan silang kalsium oksida dan silikat yang diinduksi oleh air. Hidrasi adalah proses dimana zat pengering berfungsi.

Beberapa miliar kilogram etilen glikol diproduksi setiap tahun oleh hidrasi etilen oksida:

C2H4O + H2O → HO–CH2CH2–OH

Katalis asam biasanya digunakan dalam reaksi ini.[2]

Alkena

Untuk hidrasi alkena, persamaan reaksi kimia yang umum adalah sebagai berikut:

RRCH = CH 2 → asam H 2 O RRCH ( − OH ) − CH 3 {\displaystyle {\ce {RRCH=CH2 ->[{\ce {H2O}}][{\ce {asam}}] RRCH(-OH)-CH3}}}  

Sebuah gugus hidroksil (OH−) menempel pada salah satu karbon pada ikatan rangkap dua, dan sebuah proton (H+) menambah pada karbon ikatan rangkap lainnya. Reaksi ini sangat eksotermik. Pada langkah pertama, alkena bertindak sebagai nukleofil dan menyerang proton, mengikuti aturan Markovnikov. Pada langkah kedua sebuah molekul H2O terikat pada karbon yang lain, yang lebih tersubstitusi. Atom oksigen pada titik ini memiliki tiga ikatan dan membawa muatan positif (yaitu, molekulnya adalah oksonium). Molekul air lainnya datang dan mengambil proton tambahan. Reaksi ini cenderung menghasilkan banyak produk samping yang tidak diinginkan, (misalnya dietil eter dalam proses pembuatan etanol) dan dalam bentuk sederhana yang dijelaskan di sini tidak dianggap sangat berguna untuk produksi alkohol.

Dua pendekatan diambil. Secara tradisional alkena diolah dengan asam sulfat untuk menghasilkan alkil sulfat ester. Dalam kasus produksi etanol, langkah ini bisa dituliskan:

H2SO4 + C2H4 → C2H5-O-SO3H

Selanjutnya, ester sulfat ini dihidrolisis untuk meregenerasi asam sulfat dan melepaskan etanol:

C2H5-O-SO3H + H2O → H2SO4 + C2H5OH

Rute dua langkah ini disebut "proses tidak langsung".

 

Dalam "proses langsung", asam tersebut memancarkan alkena, dan air bereaksi dengan karboksi yang baru mulai ini untuk menghasilkan alkohol. Proses langsung lebih populer karena lebih sederhana. Katalis asam meliputi asam fosfat dan beberapa asam padat.[1] berikut ini adalah contoh reaksi hidrasi 1-metilsikloheksena menjadi 1-metilsikloheksanol:

 

Banyak rute alternatif tersedia untuk memproduksi alkohol, termasuk reaksi hidroborasi–oksidasi, reaksi oksimerkurasi–reduksi, hidrasi Mukaiyama, reduksi keton dan aldehida serta sebagai metode fermentasi biologis.

 

Alkuna

Asetilena terhidrasi untuk menghasilkan asetaldehida:[3] Prosesnya biasanya bergantung pada katalis raksa dan telah dihentikan di Barat namun masih dipraktekkan di Tiongkok. Pusat Hg2+ mengikat pada ikatan rangkap tiga C≡C, yang kemudian diserang oleh air. Reaksinya adalah:

 

Hidrasi substrat lain

Setiap senyawa organik tak jenuh rentan terhadap hidrasi. Nitril mengalami hidrasi untuk menghasilkan amida:

H2O + RCN → RC(O)NH2

Reaksi ini digunakan dalam produksi akrilamida.

Aldehida dan sampai batas tertentu bahkan keton, hidrat sampai diol geminal. Reaksi ini terutama dominan untuk formaldehida, yang, dengan adanya air, hadir secara signifikan sebagai dihidroksimetana.

 

Reaksi konseptual serupa meliputi hidroaminasi dan hidroalkoksilasi, yang melibatkan penambahan amina dan alkohol ke alkena.

 
  • Reaksi dehidrasi

  1. ^ a b Falbe, Jürgen; Bahrmann, Helmut; Lipps, Wolfgang; Mayer, Dieter (2005), "Alcohols, Aliphatic", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH, doi:10.1002/14356007.a01_279 .
  2. ^ Siegfried Rebsdat; Dieter Mayer (2005), "Ethylene Glycol", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH, doi:10.1002/14356007.a10_101 
  3. ^ Marc Eckert, Gerald Fleischmann, Reinhard Jira, Hermann M. Bolt, Klaus Golka "Acetaldehyde" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, 2006, Wiley-VCH, Weinheim. doi:10.1002/14356007.a01_031.pub2.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Reaksi_hidrasi&oldid=14773558"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA