Apa saja tujuan dan manfaat dari perubahan organisasi?

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jutaan tahun lalu, pernah hidup mahkluk bernama dinosaurus. Mereka dikabarkan pernah menjadi penghuni bumi untuk beberapa waktu dan kemudian musnah ditelan zaman. Kabarnya kemusnaan mereka dipicu oleh ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi.
Kalau boleh menebak, hal yang paling diinginkan dinosaurus di bumi ini pasti pembumihangusan perubahan. Mengapa? Sebab jika perubahan tidak pernah ada bisa dipastikan mereka akan tetap ada sampai saat ini.
Namun sayangnya perubahan selalu terjadi dari waktu kewaktu. Hal itu jelas membuktikan bahwa satu-satunya hal yang abadi dimuka bumi ini adalah perubahan itu sendiri.
( (((((( (((( (((( (((( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((( (((((( (((((( (((((((((((( ((( ((((((((((((( ( (((((( (((( ((((((( ((((((( ((((
53. (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Dari ayat diatas pun dapat kita pahami bahwa Allah pun menginginkan kita melakukan perubahan
Perubahan dalam organisasi tidak dapat kita punkiri, untuk itu dalam makalah ini, penulis akan membahas apa mamfaat manajemen perubahan bagi kemajuan organisasi, perlunya perubahan dalam kemajuan organisasi, dan kepemimpinan yang baik dalam manajemen perubahan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Apa mamfaat manajemen perubahan bagi kemajuan organisasi?
Mengapa dalam memajukan organisasi perlu melakukan perubahan?
Bagaimana kepemipinan yang baik dalam manajemen perubahan?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui apa mamfaat manajemen perubahan bagi kemajuan organisasi.
Untuk mengetahui mengapa dalam memajukan organisasi perlu melakukan perubahan.
Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan yang baik dalam manajemen perubahan.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Mamfaat Manajemen Perubahan Bagi Kemajuan Organisasi
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Tanpa adanya perubahan, dapat dipastikan usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan organisasi bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman. Seorang pemimpin melakukan perubahan dengan visi dan strategi yang didasarkan pada asumsi tentang keadaan di masa depan yang diperkirakan akan terjadi. Hanya pemimpin yang memiliki personality, behavior, dan the sense of power yang mampu menghadapi perubahan.
Perubahan lingkungan dan teknologi yang begitu cepat memaksa sebuah organisasi untuk menyesuaikan diri. Banyak organisasi yang gagal dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan akhirnya tertinggal oleh pesaingan-pesaingannya dan akhirnya organisasi menjadi mati. Namun sebaliknya organisasi-organisasi besar yang mau terus maju bergerak secara inovatif dan selalu mampu bertahan menyongsong perubahan, contohnya seperti BNI, Gudang Garam dan lain sebagainya sampai hari ini masih dapat tetap eksis walaupun usianya sudah lebih seratus tahun karena organisasi mampu berubah menyesuaikan diri.
Ada masa masa sulit bahkan kritis dalam melewati perubahan zaman dan organisasi menjadi lamban, rentan, kusam dan tak bersemangat maka organisasi harus dipaksa untuk berubah, jika tidak segera berubah maka organisasi seperti ini akan tergusur serta tertinggal jauh oleh pesaing-pesaingnya. Menurut Winardi J Bahwa manajemen perubahan merupakan proses yang terus menerus untuk melayani setiap kebutuhan akan perubahan dan perubahan selalu memunculkan kekhawatiran serta harapan. Salah satu sasaran manajemen perubahan adalah mengupayakan agar proses transformasi tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif cepat dengan kesulitan-kesulitan seminimal mungkin. Sedangkan menurut Kasali R. Manajemen perubahan adalah bagian yang penting dari management dan setiap pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksiperubahan dan menjadikan perubahan tersebut suatu potensi.
Heller R. Mengatakan bahwa perubahan adalah elemen manajemen bisnis yang terpenting, agar kompetitif dalam pasar yang semakin agresif, organisasi dan orang-orang didalamnya haruslah bersikap positif terhadap perubahan. Menurut Heller R. Mengabaikan atau menyepelekan perubahan tren maka organisasi akan merugi.
Tujuan konkrit dari manajemen perubahan (Change Management) bagi beberapa organisasi yang berbeda mungkin tidak sama. Namun, etos manajemen perubahan sama yaitu, menjadikan organisasi lebih efektif, efisien dan responsive terhadap perubahan yang terjadi didalam organisasi. Proses perubahan biasa dilakukan melalui focus perubahan keorganisasian dan dimulai dari dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan baik organisasi yang kecil ataupun besar, baik disektor swasta ataupun publik.


B. Perlunya Perubahan dalam Memajukan Organisasi
Globalisasi dan inovasi konstan hasil tekhnologi dalam lingkungan bisinis yang terus berkembang. Fenomena seperti media sosial dan kemampuan beradapatasi ponsel telah merevolusi bisnis dan efek ini merupakan kebutuhan kebutuhan yang semakin meningkat untuk perubahan, dan karena itu perubahan manajemen. Pertumbuhan teknologi juga memiliki efek sekunder dari peningkatan ketersediaan dan karena itu akuntabilitas pengetahuan. Mudah informasi yang dapat diakses telah mengakibatkan pengawasan belum pernah terjadi sebelumnya dari pemegang saham dan media dan tekanan pada manajemen.
Dengan lingkungan bisnis mengalami begitu banyak perubahan, organisasi maka harus belajar untuk menjadi nyaman dengan perubahan juga. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola dan beradaptasi dengan perubahan organisasi adalah kemampuan penting yang diperlukan di tempat kerja saat ini. Namun, perubahan organisasi besar dan cepat adalah mendalam sulit karena struktur, budaya, dan rutinitas organisasi sering mencerminkan gigih dan sulit-untuk-menghapus "jejak" dari periode masa lalu, yang tahan terhadap perubahan radikal bahkan sebagai lingkungan saat ini organisasi perubahan cepat.
Karena perkembangan teknologi, perubahan organisasi modern sebagian besar didorong oleh inovasi eksterior daripada faktor internal. Ketika perkembangan ini terjadi, organisasi yang beradaptasi tercepat menciptakan keunggulan kompetitif untuk diri mereka sendiri, sedangkan perusahaan yang menolak untuk mengubah tertinggal. Hal ini dapat menghasilkan keuntungan yang drastis dan / atau kerugian pangsa pasar.
perubahan organisasi secara langsung mempengaruhi semua departemen dan karyawan. Seluruh perusahaan harus belajar bagaimana menangani perubahan organisasi.Efektivitas manajemen perubahan dapat memiliki dampak positif atau negatif yang kuat pada semangat kerja karyawan.
C. Kepemimpinan yang Baik Dalam Manajemen Perubahan
Kepemimpinan adalah sikap seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya, dalam menjalankan perubahan organisasi diperlukan sikap-sikap yang baik dari seorang pemimpin. Sikap apa saja yang dapat membantu pemimpin untuk efektivitas perubahan organisasi.


Semangat Belajar
Berubah itu selalu diidentikan dengan belajar. Seorang dikatakan sudah belajar jika ia berhasil membentuk perilaku yang diajarkan atau dilatihkan. Denga demikian, indikator hasil belajar dinyatakan dalam perubahan perilaku.
Sebenarnya tidak sulit bagi kita untuk memahami bahwa tampa mau belajar, maka kita tidak munkin berubah. Tetapi prinsip mendasar ini ternyata tidak mudah dijalankan. Sebagian besar kegagalan perubahan terjadi karena pada tahap implementasi, yaitu ketika kemauan untuk belajar harus betul-betul diwujudkan kedalam perubahan mindset dan perilaku. Oleh karena itu, membuat orang dan organisasi menjadi mau belajar, adalah faktor kunci. Nah, pertanyaanya sekarang, mengapa hal ini menjadi titik keberhasilan penting seorang pemimpin?
Itu karena pada dasarnya manusia menyukai kestabilan. Segala sesuatu yang teratur dan sudah dikenal akan memberikan kepastian serta menimbulkan rasa aman dan nyaman secara psikologis. Hal inilah yang kemudian bisa kita kenal sebagai comfort zone(zona nyaman), dan siapapun sebenarnya enggan meninggalkan zona tersebut.
Kesulitan, merasa bodoh, serba salah, dan rasa frustasi adalah akibat yang munkin muncul karena kita meningalkan zona nyaman untuk belajar sesuatu yang baru. Biasanya seseorang hanya akan bisa mengatasi kesulitan dari zona nyaman nya dan dapat mempelajari hal baru. Bila mereka punya kemauan, rasa percaya diri yang kuat serta kerja keras.
Nah, percaya atau tidak, keenganan belajar justru lebih dialami oleh individu yang sudah sukses. Orang-orang ini biasanya sudah memiliki pola dan resep yang membawa mereka pada kesuksesan. Mereka percaya sekali dengan pola ini, karena memang sudah teruji dan terbukti. Oleh sebab itu, sulit bagi mereka untuk melihat dan percaya bahwa pola ini munkin sudah tidak efektif dengan perkembangan zaman dan perlu dimutakhirkan kembali.
Ternyata menariknya, fenomena yang sama juga terjadi pada organisasi-organisasi yang sudah besar dan mapan justru lebih sulit belajar hal baru, dengan alasan yang sama, kepercayaan yang kaku dan membabi buta terhadap cara-cara sukses lama, biasanya menghalangi organisasi tersebut untuk membuka diri terhadap ide dan hal-hal baru. Peristiwa inilah yang biasanya membawa penurunan(degradasi) pada organisasi besar.
Untuk itu pemimpin harus berani juga menampilkan dirinya sebagai individu yang sedang belajar. Lagi-lagi di sini terlihat bahwa pemimpin menjadi contoh untuk kesdiaan belajar, sebelum meminta orang lain untuk belajar.
Keunggulan Tekhnis
Keunggulan teknis mendukung kredibilitas dan reputasi pemimpin, sehingga mereka lebih mudah mendapatkan dukungan dan legitimasi organisasi.Dengan adanya penguasaan teknis, pemimpin juga menampilkan diri sebagai panutan yang konsekuen. Dengan memiliki bekaltersebut, bawahan akhirnya jadi merasa segan dan hormat kepada pemimpinya dan mereka mudah untuk diarahkan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang menganggap penting hierarki, pemimpin harus memberikan contoh terlebih dahulu sebelum meminta orang lain belajar. Bahkan, pemimpin yang dapat mencontohkan perubahan akan dihargai dengan sangat tinggi karena dianggap sudah berhasil membuktikan. Kasarnya, kalau gurunya saja tidak bias melakukan, mana mungkin ia dapat mengajarkannya kepada muridnya?
Pandangan inilah yang diyakini oleh Gregorius Hariyanto, Direktur Utama Central Sejahtera Insurance, bisnis asuransi milik grup BCA.Selain memang bertujuan membantu bawahan, langkah ini dilakukannya juga memberikan contoh. Di sini pun tampak jelas bahwa perannya sebagai pemimpin yang menjadi panutan dengan menampilkan kemampuannya dalam penguasaan teknis lapangan.
Selain itu, pemimpin yang mengusai teknis operasional tentu juga dapat membantu bawahan unuk mencari solusi konkret bagi kesulitan mereka. Makanya tidaklah mengherankan kalau pemimpin dengan technical excellence akan lebih dihormati oleh bawahan. Hanya saja, nobodys perfect. Pemimpin semacam ini juga punya kelemahan. Hal yang menjadi kelemahan utama pemimpin seperti ini biasanya adalah tidak dapat menahan diri untuk mengejarkan hal-hal teknis, dan mengambil alih tugas bawahan sehingga sering kali mengabaikan tugas dalam ruang lingkup jabatannya sendiri.
Adapatasi Diri
Mempelajarihal baru juga dapat dijadikan strategi untuk membiasakan diri dan beradaptasi dengan perubahan. Jika kita sudah menguasainya, maka itu menjadi pertanda bahwa kita sanggup menjalaninya dan mampu mengajak orang lain untuk mempelajarinya. Belajar hal baru dianggap sebagai pembiasaan diri,sehingga dapat menjadi cara membangun komitmen kepada perubahan ini.
Para pemimpin umumnya memilih menjalankan proses belajar secara sistematis. Proses seperti ini dijalankan melalui program-program, yang paling popular adalah dengan menyelenggarakan berbagai training. Ada dua jenis training yang bisa dilakukan dalam proses perubahan. Jenis pertama adalah pelatihan untuk hard skill, biasanya berisi keterampilan-keterampilan baru yang menjadi target perubahan ataupun keterampilan yang akan membantu karyawan dalam menjalani perubahan.
Keberanian
Proses belajar yang dijalankan pada akhirnya dapat membangun kepercayaan diri dan keberanian untuk mengambil resiko. Manfaat proses belajar yang dirasakan penting adalah keterampilan untuk menghitung risiko. Dengan demikian, pemimpin berani bertindak berdasarkan risiko yang udah diperhitungkan sebelumnya dan menghindari keputusan berani tanpa dasar.
One Team, One Voice
Salah satu kunci penting dalam mengelola perubahan adalah keberhasilan dalam mengkomunikasikan perubahan itu sendiri. Sosialisasi yang memadai dan efektif akan membuat anggota organisasi memahami alasan perubahan. Mereka pun jadi paham langkah-langkah yang harus dijalankan, serta dampak perubahn yang nantinya akan mereka alami. Pemahaman dan keterampilan yang memadai untuk menjalani perubahan inilah, yang akan sangat memberikan manfaat dalam mengurangi penolakan mereka terhadap perubahan. Selain itu, pemahaman juga akan mendorong motivasi mereka untuk berubah. Loh kok bisa?Bisa saja, karena alasan utama yang memunculkan penolakn karyawan terhadap perubahan, biasanya berkisar pada kedua faktor berikut ini :
Karyawan yang tidak tahu dan tidak paham alasan dan proses perubahan yang dijalaninya, biasanya menjadi rentang terhadap kabar/informasi negatif. Celakanya, gosip dan rumor kerap menyebar jauh lebih cepat dari pada informasi formal yang dikeluarkan oleh pihak manajemen perusahaan. Selanjutnya karyawan yang merasa kompetensinya tidak memadai untuk menjalani perubahan, juga cenderung tidak termotivasi atau menolak perubahan. Karyawan seperti ini merasa terancam karena posisinya akan hilang atau terpinggirkan, karena kemungkinan tidak dibutuhkan lagi di organisasi yang baru.
Selain itu, meskipun sering kali dianggap lebih kurang penting disbandingkan tahap implementasi, tahap sosialisasi menjadi tahap kritis. Karena lewat penyampaian informasi yang memadai, karyawaan menjadi lebih paham dan siap untuk berubah. Apalagi jika dalam sosialisasi disampaikan juga program capacity building untuk mempersiapkan karyawan. Langkah ini memberi rasa aman secara psikologis kepada karyawan dan menjadi pendorong motivasi untuk mendukung perubahan.
Be In Charge
Alasan-alasan tersebut diataslah yang kemudian membuat pemimpin yang menyadari pentingnya sosialisasi, jadi mereka tidak segan-segan untuk meluangkan banyak waktu, tenaga, dan juga biaya demi berjalannya proses yag baik.
Pemimpin harus mengambil peran sebagai orang yang menuntun proses perubahan mindset tersebut. Keberanian mengambil resiko pribadi dalam memimpin perubahan, merupakan salah satu tanda pemimpin yang mengambil tanggung jawab utama. Sementara itu kehadiran seorang fisik seorang pemimpin ternyata menjadi awal penting kesediaanya mengambil tanggung jawab utama.


Satu Bahasa dalam Komunikasi
Adanya persepsi yang sama dalam memahami perubahan merupakan modal penting untuk menyamakan langkah dalam menjalaninya. Dan terkait hal ini, ada sejumlah yang dapat dilakukan.
Strategi yang paling lazim dilakukan untuk menjalin komunikasi awal, lagi-lagi mengacu pada kehadiran fisik atau tatap muka. Biasanya yang dilakukan dalam strategi ini adalah pemimpin mendatangi langsung cabang-cabang perusahan. Cara ini juga dikenal sebagai strategi roadshow. Melalui roadshow, pemimpin dapat menyampaikan sendiri pesan perubahan dan memastikan bahwa pesan terakhir sebut di terima sesuai dengan yang diinginkan.
Strategi komunikasi tatap muka ini pada umumnya masih berlanjut hingga tahap pimpinan puncak di cabang perusahan. Dan biasanya, media-media komunikasi dan informasi lain yang berperan pada tahap lanjutan setelah tatap muka, adalah program-program komunikasi atau pun dalam bentuk manual. Strategi yang lebih tidak personal juga dapat dilakukan dalam mengomunikasikan perubahan.
Staretegi yang lebih tidak personal juga dapat dilakukan dalam mengkomunikasikan perubahan. Cara ini dilakuakan melalui dokumentasi pesan perubahan secara berjenjang dan sistematis. Strategi seperti biasanya melakukan dokumentasi konsep dan implementasi perubahan secara cermat dalam beragam bentuk dokumen, sesuai target tingkatan karyawan yang akan menggunakanya.
Namun demikian, strategi yang beronrintasi personal maupun yang lebih mengandalaka dokumentasi sistematis, hanya akan dapat berjalan dengan baik jika ada konsintensi dari pemimpin maupun para motor perubahan.
Rasa Percaya Diri yang Auntentik
Seorang pemimpin harus tampil percaya diri selama proses perubahan sedang berjalan, termasuk pada masa-masa sulit. Dalam situasi perubahan, sikap pesimis dan apatisme kerap muncul dan tidak terhindarkan. Terutama saat perubahan lebih menampilkan kesukaran dan belum memunculkan dampak positif. Kesulitan dalam perubahan juga sering kali mengaburkan arah dan tujuan semula. Dalam kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin kalau karyawan malah jadi tidak termotivasi, ragu, dan mempertanyakan kembali perubahan yangt dijalani
Untuk mengatasinya, pemimpin diharapkan tetap tampil percaya diri. Dengan percaya diri yang memadai, pemimpin akan mampu menghadapi keraguan dan pertanyaan karyawan tampa sifat defensif. Pada akhirnya, hal ini akan mengembalikan motivasi dan keyakinan dan bahan-bahannya. Tigor siagahaan menekankan pentingnya menampilkan keteguhan hati dan percaya diri dimasa sulit.
Merakyat
Proses perubahan tidak pernah mulus. Kesulitan perubahan bisa bersumber dari berbagai banyak hal.diantaranya , Konsep yang tidak matang, insrastruktur pendukung yang kurang siap, sumber daya manusia yang kurang mendukung, dan sebagainya. Perubahan yang diawali yang baik, tetap berpotensi gagal pada saat pelaksanaan di lapangan. Untuk mengatasinya, pemimpin perubahan tentunya memiliki strategi tertentu.
Strategi yang berorientasi pada aspek manusia dijalankan, mulai dari upaya mencari informasi untuk mengenali pihak yang resisten, membuka dialok, membangkitkan motivasi,dan sebagainya. Oleh karnanya pemimpin perlu meluangkan waktu untuk membina antar manusia yang baik, terutama pada kelompok yang keritis. Tentunya bukan upaya yang mudah karna tidak semua manusia dikaruniai interaksi social yang baik.. namun demikian, pemimpin tetap berusaha untuk menguasai keterampilan ini semaksimal mungkin.
Pemahaman Budaya
Umumya pemimpin mengaggap fokus dari pengenalan faktor manusia adalah untuk memahami budaya kelompok atau manusia tersebut. Budaya di sini dipahami dalam arti yang luas, yaitu menyangkut cara pikir dan kebiasaan setempat. Sejumlah pemimpin menyarankan agar usaha ini sudah dilakukan sebagai pengumpulan informasi.
Pentingnya pemahaman budaya dari seorang pemimpin baik budaya individu, kelompok, maupun budaya organisasi. Sebab, pengenalan terhadap budaya tersebutlah yang pada akhirnya membantu pemimpin untuk menentukan solusi yang tepat dalam masa sulit perubahan.
Kerendahan Hati dan Keterlibatan
Pemimpin harus rendah hati jika inginmembina relasi manusia yang baik. Tanda kuat dari sikap kerendahan hati ini adalah ketika pemimpin bersedia turun ke lapangan dan melibatkan diri kedalam pekerjaan yang diilakukan oleh karyawannya. Indikator ini dikemukakan oleh sejumlah pemimpin, dan mereka meyakininya sebagai kerendahan hati yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin. Dengan terjun langsung sendiri pada saat sulit, pemimpin mendapatkan gambaran jelas tentang apa yang terjadi.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Tanpa adanya perubahan, dapat dipastikan usia organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan organisasi bertujuan agar organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam menghadapi perkembangan jaman. Seorang pemimpin melakukan perubahan dengan visi dan strategi yang didasarkan pada asumsi tentang keadaan di masa depan yang diperkirakan akan terjadi.
Dengan lingkungan bisnis mengalami begitu banyak perubahan, organisasi maka harus belajar untuk menjadi nyaman dengan perubahan juga. Oleh karena itu, kemampuan untuk mengelola dan beradaptasi dengan perubahan organisasi adalah kemampuan penting yang diperlukan di tempat kerja saat ini. Namun, perubahan organisasi besar dan cepat adalah mendalam sulit karena struktur, budaya, dan rutinitas organisasi sering mencerminkan gigih dan sulit-untuk-menghapus "jejak" dari periode masa lalu, yang tahan terhadap perubahan radikal bahkan sebagai lingkungan saat ini organisasi perubahan cepat.
Ada 11 kepemimpinan yang baik dalam manajemen perubahan. Diantaranya: Semangat belajar, keunggulan tekhnis, adaptasi diri, keberanian, one time one voice, be in charge, satu bahasa dan komunkasi, rasa percaya diri yang autentik, merakyat, pemahaman budaya, kerendahan hati dan keterlibatan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini kami kekurangan referensi buku, untuk itu kami sarankan kepada pembaca apabila ingin mengetahui lebih banyak tentang mamfaat manajemen perubahan dalam kemajuan organisasi silahkan mencari referensi yg lebih banyak. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA
Rahimi Martga Bella, Mahasiswa Dewa Saatnya Menjadi Mahasiswa Penggempar Dunia Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2015
Sugandi Liana, Dampak Implementasi change management pada organisasi, Jurnal Computerized Accounting Departement, School Of Information System, Jakarta Barat: Binus University.
Tjitra Hora, Dkk. Pemimpin dan Perubahanlanggam terobosan pofesional bisinis Indonesia Jakarta: Pt Elex Media Kompotindo Kelompok Gramedia.2012
Wikipedia, change management, https://en.wikipedia.org/wiki/change_management, diakses pada rabu 5 oktober 2016