Teori feminisme dapat dikatakan sebagai salah satu cabang teori sosial. Teori ini menggunakan perspektif feminisme untuk melihat dan menjelaskan fenomena sosial. Sering kali miskonsepsi terjadi dalam pemahaman teori ini. Seperti misalnya, melihat feminisme sebagai teori tentang perempuan. Asumsi dasar yang perlu diketahui untuk memahami teori ini adalah bahwa dalam sejarahnya, pengetahuan sosial dan teori-teori ilmu sosial dirumuskan dengan dominasi dari perspektif laki-laki. Sehingga dunia sosial yang terbentuk memposisikan perempuan secara marjinal. Kenyataan historis ini menciptakan jurang ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dimana yang satu didominasi dan yang lain mendominasi. Baca juga Ketimpangan Sosial: Pengertian dan Contohnya Pada awal perkembangannya, teori ini didukung oleh kebanyakan kaum perempuan. Kini, keterlibatan kaum laki-laki yang ikut mengusung feminisme sudah menjadi hal yang lumrah. Feminisme sebenarnya merupakan sebuah gerakan sosial yang syarat ideologi. Feminis memiliki akar kata femme atau female dan isme yang menyiratkan sebuah ideologi. Baca juga: Pengertian Ideologi dan Contohnya Secara historis, teori ini muncul di Eropa Barat. Awal perkembangannya barangkali tidak seperti apa yang diperjuangkan sekarang. Namun demikian, prinsip kebebasan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Sebagai contoh, salah satu versi sejarah feminise mengatakan bahwa awal mulanya sekelompok perempuan kelas menengah di Barat memandang adanya opresi, dominasi, diskriminasi serta pembagian kerja yang tidak adil. Pertanyaan yang muncul meliputi, mengapa perempuan harus berada di rumah sedangkan laki-laki berada di ruang publik? Apa yang menjustifikasi pembagian tugas semacam ini? Sekelompok perempuan kelas menegah yang radikal mulai menganggap rumah sebagai penjara. Dalam perpektif feminisme, penjelasan biologis seperti perpedaan anatomi tubuh tidak dapat dijadikan justifikasi perbedaan peran sosial. Apalagi dijadikan alasan untuk membenarkan terjadinya diskriminasi dan ketimpangan yang berbasis jenis kelamin dan gender. Oleh karenanya, ilmu sosial harus berkontribusi aktif dalam membongkar kesesatan berpikir yang banyak dipraktikkan di muka bumi ini. Baca juga: Gender Sebagai Konstruksi Sosial Untuk memahami seperti apa penindasan patriarkis tersebut, kita bisa bayangkan sebuah kondisi dimana perempuan dianggap sebagai konco wingking, alih-alih garwo atau partner. Kita bisa pula melihat bahwa perempuan sebagai sex dan gender manjadi alasan bahwa seseorang dianggap lemah dan tak berdaya. Teori feminisme berupaya untuk membuang sejauh mungkin penjelasan tentang realitas sosial dari perspektif laki-laki dan menempatkan perspektif perempuan yang semula subordinat. Baca juga Peran Sosial: Pengertian dan Contohnya Sampai saat ini, perjuangan kaum feminis belum sampai pada apa yang dicita-citakannya. Patriarki bukan hanya masih eksis, namun kapitalisme yang eksploitatif juga makin superior. Teori feminisme terus berkembang dengan mempromosikan bagaimana perspektif perempuan digunakan dalam melihat dan menganalisis fenomena sosial. Baca juga: Kumpulan Teori Sosiologi |