Show Modalitas Belajar dan Strategi Belajar Efektif Menurut Para AhliOleh Universitas Psikologi 20:11 Posting Komentar Modalitas Belajar dan Strategi Belajar Efektif Menurut Para Ahli - Gaya belajar merupakan kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar (Entwistle, Gibbs, Mogran, & Taylor; Wright, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Menurut DePorter dan Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Rita Dunn (dalam Mangunsong & Indianti, 2006), pelopor dalam gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang, antara lain mencangkup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang belajar dengan cahaya terang bahkan ada yang harus memakai lampu belajar khusus. Ada yang senang belajar sendiri, ada yang membutuhkan nara sumber, dan ada yang merasa lebih efektif belajar dalam kelompok. Sebagian mahasiswa memerlukan musik sebagai latar belakang, yang lain justru tidak dapat berkonsentrasi belajar apabila tidak dalam ruangan yang sepi. Ada yang suka menggelar bukunya untuk melihat berbagai sumber sekaligus, ada yang sebelum belajar merapikan dulu tempat belajarnya supaya rapih dan teratur. image source: cocreat(dot)purot(dot)net Baca juga: Teori Motivasi dan Motivasi Belajar Modalitas BelajarTelah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, cara menyerap informasi dengan mudah yang disebut sebagai modalitas belajar, dan kedua, cara mengatur dan mengolah informasi tersebut yang dinamakan sebagai dominasi otak. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Mangunsong & Indianti, 2006), pada awal pengalaman belajar, salah satu langkah pertama adalah mengenali dominasi modalitas visual, auditorial, atau kinestetik (V-A-K).Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat, auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan tipe kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Untuk tingkatan tertentu, kebanyakan orang menggunakan ketiga tipe; tapi kebanyakan orang menunjukkan kecenderungan dominasi pada salah satu diantara ketiganya. Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku dan ungkapan-ungkapan yang menunjukkan kecenderungan belajar seseorang (DePorter & Hernacki, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Orang-orang visual, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Orang-orang auditorial, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Orang-orang kinestetik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Dengan mengenali kecenderungan-kecenderungan perilaku ini, maka siswa dapat menyesuaikan aktivitasnya dengan menggunakan modalitas belajar yang paling sesuai dengan dirinya. Selain itu, dengan mengenali modalitas belajar orang lain, seorang mahasiswa dapat melakukan presentasinya secara efektif. Misalnya, presentasi dapat disampaikan dengan menggunakan alat bantu visual seperti slide, transparansi di samping memberikan makalah. Hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bandler & Grinder, 1981, dalam DePorter dkk., 2000) yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu (Markova, 1992, dalam DePorter dkk., 2000). 1) VisualModalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar akan lebih menonjol dalam modalitas ini. Orang dengan modalitas visual memiliki ciri sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Visual (DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Visual (DePorter dkk., 2000):
2) AuditorialModalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara lebih menonjol di modalitas ini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut (DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Auditorial (DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Auditorial (DePorter dkk., 2000):
3) KinestetikModalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang diciptaka maupun diingat. Hal yang menonjol pada modalitas ini adalah gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional dan kenyamanan fisik. Seseorang yang sangat kinestetik sering (DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa dengan modalitas Kinestetik(DePorter dkk., 2000):
Strategi yang dapat dilakukan siswa dengan modalitas Kinestetik (DePorter dkk., 2000):
Strategi Belajar yang Efektif (Ormrod, 2003)Hasil penelitian menunjukkan sejumlah strategi belajar yang efektif, antara lain:1. Mengidentifikasi informasi yang pentingSiswa jarang mempelajari semua yang mereka baca di buku pelajaran atau mengingat semua yang mereka dengar di kelas. Oleh karena itu, mereka harus selektif dalam mempelajari materi pelajaran. Apa yang mereka pilih untuk pelajariapakah ide utama dan informasi yang penting, atau fakta terpisah dan detil yang remeh-temehtidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi proses belajar dan prestasi mereka di sekolah (Dee-Lucas & Larkin, 1991; Dole et al., 1991; R. E. Reynolds & Shirey, 1988).2. MencatatMenarik kembali (retrieve) pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) yang relevan. Siswa dapat terlibat dalam proses belajar yang bermakna apabila mereka memiliki pengetahuan sebelumnya yang dapat dikaitkan dengan informasi baru, serta menyadari hubungan yang mungkin ada di antaranya (Ausubel et al., 1978).3. MengorganisasiInformasi yang terorganisasi disimpan dan dapat ditarik kembali dengan lebih mudah dibandingkan yang tidak terorganisasi. Saat siswa terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang membantu mereka mengorganisasi apa yang mereka pelajari, mereka belajar dengan lebih efektif (Dubois et al., 1988; M. A. McDaniel & Einstein, 1989; Mintzes, Wandersee, & Novak, 1997). Cara mengorganisasi informasi antara lain membuat outline dan concept map.4. MengelaborasiSiswa membaca, mencatat, atau belajar dengan lebih baik jika melakukan elaborasi terhadap materi yang ada, misalnya dengan menarik kesimpulan atau memikirkan implikasinya. Siswa dapat membuat dan mengajukan pertanyaan kepada diri mereka sendiri, yang biasa disebut sebagai elaborative interrogation. Strategi ini seringkali bukan strategi yang mudah untuk dipraktekkan. Siswa terkadang menggunakannya dengan lebih efektif, setidaknya untuk pertama kali, jika bekerja berpasangan atau dalam kelompok kecil (A. King, 1994; Rosenshine et al., 1996; E. Wood et al., 1999). Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:
5. MeringkasMeringkas yang efektif biasanya memerlukan setidaknya tiga proses (Hidi & Anderson, 1986; Spivey, 1997):
6. Memantau pemahaman (comprehension monitoring)Siswa yang berhasil terlibat dalam comprehension monitoring. Mereka secara rutin mengecek diri mereka untuk memastikan mereka mengerti apa yang mereka baca atau dengar. Mereka juga melakukan tindakan jika tidak memahami materi yang dipelajari, misalnya dengan membaca kembali bagian dari suatu buku atau bertanya di kelas (Hacker, 1998b; Haller, Child, & Walberg, 1988; Stone, 2000).Sebaliknya, siswa yang berprestasi rendah jarang mengecek diri mereka atau mengambil tindakan yang tepat ketika tidak memahami materi yang dipelajari (Baker & Brown, 1984). Untuk menjadi pembelajar yang sukses dan lebih khusus lagi mengetahui apa yang mereka ketahuisiswa harus memantau pemahaman mereka selama dan setelah belajar (Hacker et al., 2000; T. O. Nelson & Dunlosky, 1991; Spires, 1990). Kita dapat mendorong siswa untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menanyakannya pada diri mereka sendiri serta saling menguji satu sama lain. Dengan demikian, siswa dapat mengetahui apa yang sudah dan belum mereka ketahui, dan karenanya mempelajari materi dengan lebih utuh dan bermakna (Rosenshine et al., 1996; Wong, 1985). Karena siswa seringkali dapat menilai apa yang mereka pelajari dengan lebih baik setelah mereka belajar (T. O. Nelson & Dunlosky, 1991; Weaver & Kelemen, 1997), mereka sebaiknya didorong untuk menindaklanjuti belajar mereka dengan self-test di kemudian waktu. Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Modalitas Belajar dan Strategi Belajar Efektif Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaat. Universitas Psikologi Media belajar ilmu psikologi terlengkap yang berisi kumpulan artikel dan tips psikologi terbaru hanya di universitaspsikologi.com | Mari kita belajar psikologi dengan cara yang menyenangkan. Berbagi |