Apa saja gejala alam abiotik yang terjadi akibat pergerakan bumi berputar pada porosnya?

GEJALA ALAM ABIOTIK





  A. Rotasi Bumi
Dalam peredaranya mengelilingi matahari, bumi pun berputar pada porosnya atau sumbunya. Perputaran bumi pada sumbunya disebut rotasi bumi. Bumi berotasi pada porosnya dari arah barat ke timur. Arahnya persis sama dengan arah revolusi bumi mengelilingi matahari .
Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4 detik ,selang waktu ini disebut satu hari. Sekali berotasi, bumi menempuh 3600 bujur selama 24 jam. Artinya 10 bujur menempuh 4 menit. Dengan demikian, tempat-tempat yang berbeda 10 bujur akan berbeda waktu 4 menit. Rotasi bumi menimbulkan beberapa peristiwa yaitu :


  • Pergantian siang dan malam
  • Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi
  • Gerak semu harian bintang
  • Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

1. Pergantian siang dan malam
Permukaan bumi yang sedang menghadap matahari mengalami siang. Sebaliknya permukaan bumi yang membelakangi matahari mengalami malam. Akibat rotasi bumi, permukaan bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti secara bergantian. Ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-rata 12 jam. Panjang periode siang atau malam hari di khatulistiwa hampir sama sepanjang tahun, yaitu berlangsung selama 12 jam. Kadang-kadang ada perbedaan sedikit yaitu panjang siang tidak sama dengan panjang malam. Suatu waktu panjang siang lebih besar dari 12 jam, dan ini berarti panjang malam hari kurang dari 12 jam. Perbadaan ini menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa (misalnya di daerah lintang dan kutub)

.2. Perbedaan waktu berbagai tempat dimuka bumi
 Seluruh permukaan bumi dibagi-bagi menurut jaring-jaring derajat. Jaring-jaring derajat itu dinamakan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa,sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub.  Arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Itulah sebabnya matahari selalu terbit di timur terbenam di barat. Orang-orang yang berada di daerah timur akan mengamati matahari terbit dan matahari terbenam lebih cepat dari pada daerah yang berada di sebelah barat. Wilayah yang berada pada sudut 15 0 lebih ke timur akan mengamati matahari terbit lebih cepat satu jam.

Terdapat perbedaan waktu di tempat-tempat yang berbeda merediannya, yaitu tiap 1 derajat jarak dua garis meredian yang berturutan, waktunya berbeda 4 menit atau tiap 15 derajat berbeda 1 jam. Atas dasar inilah diadakannya pembagian daerah waktu di dunia. Sehingga di seluruh permukaan bumi secara umum terdapat 24 daerah waktu. Tiap dua daerah waktu yang berdampingan berselisih waktu 1 jam.

Zone-zone waktu di seluruh dunia berpangkal pada daerah waktu meredian 0o yang dikenal dengan nama Greenwich Mean Time (GMT). Dengan dasar tersebut, tempat-tempat yang terletak di Bujur Timur (Butim) atau sebelah timur Greenwich waktunya ditambah (+) dari waktu GMT, sesuai dengan besar kecilnya perbedaan garis bujur. Sedangkan di Bujur Barat (Bubar) waktunya di kurangi (-) dari waktu GMT. Misalnya jam menunjukkan pukul 15.00 GMT maka pada saat itu di daerah 30oBT, jam menunjukkan pukul 17.00. Dan saat itu di daerah yang terletak di 30oBB baru menunjukkan jam 13.00.
Indonesia yang letaknya memanjang antara 95oBT dengan 141oBT, maka Indonesia memiliki tiga bujur standar, yaitu 105 oBT, 120 oBT, dan 135 oBT. Akibatnya Indonesia dibagi atas 3 daerah waktu yaitu sebagai berikut:

1. Waktu Indonesia bagian Barat (WIB) yang berpangkal pada waktu meredian 105o BT. Daerahnya meliputi DI Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Serang (Banten), Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Kalbar, Kalteng.
WIB = GMT + 7 jam.                                                                                      
2. Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA) yang berpangkal pada waktu meredian 120oBT. Dareahnya meliputi Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut, Bali, NTB, dan NTT. WITA = GMT + 8 jam.
3. Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) yang berpangkal pada meredian 135oBT. Daerahnya meliputi Maluku dan Irian Jaya (Papua). WIT = GMT + 9 jam.

Dalam keperluan lain digunakan waktu meredian, yaitu waktu yang berlaku untuk satu meredian. Selisih waktu meredian antara dua meredian yang berdampingan ialah 4 menit. Kota A yang dilalui garis 100o BT lebih cepat 4 menit daripada waktu di kota B yang dilalui garis 99oBT. Akan tetapi waktu di kota A lebih lambat 12 menit daripada waktu di kota C yang dilalui garis 103oBT.
Selain perbedaan waktu, rotasi bumi juga menyebabkan perubahan hari atau tanggal. Perubahan hari atau tanggal itu terjadi pada garis bujur 180o. Perhatikanlah bahwa garis berikut ini. Dengan demikian jika sebelah kiri garis bujur 180o (BB) masih hari Minggu, maka sebelah kanan bujur 180o (BT) sudah hari Senin. Jadi, penanggalan kita seolah-olah melompat satu hari

.3. Gerak semu harian bintang 
Bintang-bintang (termasuk matahari) yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari arah barat ke timur, bintang-bintang tersebut tampak bergerak dari timur ke barat. Rotasi bumi tidak dapat kita saksikan, yang dapat kita saksikan adalah peredaran matahari dan benda-benda langit melintas dari timur ke barat. Oleh karena itu kita selalu menyaksikan matahari terbit disebelah timur dan terbenam di sebelah barat. Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat di amati setiap hari, maka disebut gerak semu harian.

4. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi 
Rotasi bumi juga menyebabkan penggembungan di khatulistiwa dan pemapatan di kedua kutub bumi. Selama bumi mengalami pembekuan dari gas menjadi cair kemudian menjadi padat, Bumi berotasi terus pada porosnya. Ini menyebabkan menggebungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi sehingga seperti keadaannya sekarang. Karena percepatan gravitasi benbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat      di kutub lebih besar daripada disekitar khatulistiwa.

B. Pelangi
Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras

Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup menyerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu

Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

C. Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.
Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang berbalik menghantam pantai di Srilanka.

Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Adapun antisipasi yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak akibat tsunami antara lain:
1)  Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi jika ada tsunami.
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan sementara yang cukup     aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Selain itu masyarakat juga harus memahami gejala-gejala yang tidak biasa terjadi.
5) Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan  mengenai gempa dan tsunami. Jika masih kurang jelas, dapat mendatangkan ahli untuk memberi informasi.
6) Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
7) Membuat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar guna menandakan evakuasi.
8) Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat tinggal masyarakat.

Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi selama tiga hari seperti makanan, pakaian, surat-surat berharga dan obat-obatan pribadi.
2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya gempa.
3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa. Apabila kita peka sebenarnya alam telah memberikan tandatanda sebelum terjadinya tsunami.

Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.


1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju daratan.


D.  Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1.      Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2.      Aktivitas sesar di permukaan bumi
3.      Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4.      Aktivitas gunung api
5.      Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.

Komponen biotik
 adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolongkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusiahewan dan tumbuhan[1]Makhluk hidup berdasarkan ukurannya digolongkan menjadi mikroorganisme dan makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan, atau mempercepat penyebaran hewan dan tumbuhan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:


  • Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau[2].[3]
  • Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia[2][3].
  • Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur

Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang cocok,yang disebut habitat.Di dalam ekosistem,setiap organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu .Hal ini dikenal dengan nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia[2].[3]. 1. Plankton : organisme yang pergerakannya dipengaruhi arus perairan Plankton dibedakan jadi 2 : A.fitoplankton: plankton yang mirip tumbuhan Contoh : alga / gangga B. Zooplankton: planktom yang mirip tumbuhan contoh: ubur ubur(zooplankton raksasa), paramecium 2. Nekton: organisme yang bergerak aktif di dalam air contoh: ikan, gurita, penyu, belut, udang 3. Perifiton: tumbuhan yang melekat di dasar laut contoh: lumut 4. Bentos: organisme yang ditemukan di dasar perairan/melekat di subtrat seperti pasir contoh: keong, kerang, kepiting, bulu babi, siput 5. Neuston: organisme yang dijumpai di permukaan air contoh: jentik - jentik nyamuk, anggang - anggang


Produsen yaitu organisme yang dapat menyusun senyawa organik (mengandung bahan kehidupan) dari bahan anorganik (tidak mengandung bahan kehidupan) menjadi makananya sendiri. Di dalam membentuk makananya sendiri, organisme ini dibantu oleh cahaya matahari dan sering disebut organisme autotrof. Yang termasuk kelompok ini meliputi tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri dan Ganggang biru-hijau[

Konsumen meliputi organisme yang tidak mampu membuat zat makanan sendiri, dan untuk memenuhi kebutuhan makanannya bergantung pada organisme lain. Organisme ini disebut juga organisme heterotrof[2][4]. Komponen yang tergolong heterotrof adalah: manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Organisme konsumen dibedakan berdasarkan atas jenis makanannya menjadi golongan herbivor (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging), dan omnivora (pemakan segala). Berdasarkan tingkatannya, konsumen dibagi menjadi:

  • Konsumen primer, yaitu pemakan langsung produsen
Contohnya adalah semua bangsa herbivora serta omnivora seperti: sapi, kambing, ulat, tikus, dll.
  • Konsumen sekunder, yaitu pemakan konsumen primer
Contohnya ialah sebagian karnivora dan omnivora seperti: ayam, katak, ular, trenggiling, harimau, cheetah, dll.
  • Konsumen tersier, yaitu pemakan konsumen sekunder.
Contohnya ialah sebagian karnivora dan omnivora seperti: hiu, gurita, elang, dll.[2][4]

Dekomposer disebut pengurai . Adanya perombak ini memungkinkan zat-zat organik terurai dan mengalami daur ulang kembali menjadi hara. Yang termasuk kelompok perombak adalah bakteri dan jamur[5].[2][4

  1. Detrivora adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik (detritus). Detritus merupakan hancuran jaringan hewan atau tumbuhan yang melapuk. Yang termasuk golongan ini adalah cacing tanah, siput, lipan, keluwing, dan teripang.

Bumi memiliki atmosfer yang kaya akan oksigen, mengandung banyak air, memiliki suhu yang relatif sedang dan cocok untuk kehidupan organisme, dan mengandung senyawa kimia yang mendukung kehidupan.    Kondisi ini membuat bumi menjadi unik beda dengan planet yang lain.
Bumi bulat seperti bola namun tidak sempurna sedikit menggembung di bagian equator dan merata bagian kutubnya yang disebut oblate ellipsoid (oblate = merata). Para ilmuwan membagi bumi menjadi 3 lapisan, secara urut dari dalam adalah lapisan inti (core), lapisan mantel (mantle), dan lapisan kerak (crust).

a. Inti Bumi ( Core)Lapisan inti terletak di pusat  bumi dengan ketebalan sekitar 3.500 km. Lapisan terluar inti bumi adalah cair dan dalamnya padat. Kandungan inti bumi adalah besi dan nikel. Inti bumi sangat panas sekitar 3000 oC – 5000 oC.

b. Mantel Bumi
Lapisan mantel bumi adalah lapisan yang menyelubungi lapisan inti bumi dengan ketebalan 2900 km. Lapisan ini tersusun oleh batuan yang terdiri dari mafic (magnesium dan besi). Suhu pada lapisan ini adalah 2800 oC yang dekat inti dan 1800 oC yang dekat dengan kerak.

c. Kerak Bumi (Crust)

Merupakan lapisan terluar bumi dengan ketebalan sekitar 8 – 40 km. Pada lapisan ini manusia dan organisme yang lain hidup. Kerak bumi tersusun atas batuan beku , batuam metamorf, dan sedimen. Kerak bumi dibedakan atas kerak benua (daratan ) dan kerak samodra yang ditutupi perairan. Kerak benua dengan ketebalan 35 km dan kerak samodra dengan ketebalan sekitar 7 km.

1.Perubahan Bentuk Permukaan Bumi

Bumi memiliki permukaan yang tidak rata, ada lembah, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, danau, sungai, air terjun, laut, selat, maupun samodera. Juga ditemukan pulau-pulau dan benua. Banyak teori yang menjelaskan terbentuknya permukaan bumi ini. Wegener (1915) mengemukakan teori terbentuknya permukaan bumi yang dikenal dengan teori pergeseran benua (continental drift theory). Dalam teorinya ini Wegener menyatakan bahwa pada mulanya benua yang ada adalah satu. Dengan adanya pergeseran lempeng permukaan bumi maka terbentuklah benua-benua lain karena pemisahan. Teori Wegener didukung oleh para ahli seismologi (1960), ahli geofisika yang menyatakan bahwa benua-benua mengalami pemisahan yang dikenal dengan teori tektonik lempeng (plate tectonic theory). Aktivitas tektonisme merupakan salah satu tenaga geologi yang menyebabkan adanya perubahan permukaan bumi.

Tenaga geologi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. tenaga endogen tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terbentuknya bangunan baru seperti pegunungan, kawah, palung, dan lembah

2. tenaga eksogen, tenaga dari luar yang merombak hasil tenaga endogen

a.Tektonisme

Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar yang meliputi pembentukan lipatan, patahan, dan pergerakan lempeng. Perubahan ini bisa karena aktivitas lem,peng yang saling menumbuk, menjauh, atau bergesekan, bisa juga karena gaya horisontal yang menekan bagian tertentu dari kerak bumi. Lipatan dan patahan dapat menyebabkan terbentuknya gunung dan pegunungan, pergerakan lempeng menyebabkan tgerjadinya benua. Tektonismeseperti gesekan antar lempeng dapat menimbulkan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Tenaga geologi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. tenaga endogen tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terbentuknya bangunan baru seperti pegunungan, kawah, palung, dan lembah

2. tenaga eksogen, tenaga dari luar yang merombak hasil tenaga endogen


a.Tektonisme
Tektonisme adalah peristiwa pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar yang meliputi pembentukan lipatan, patahan, dan pergerakan lempeng. Perubahan ini bisa karena aktivitas lem,peng yang saling menumbuk, menjauh, atau bergesekan, bisa juga karena gaya horisontal yang menekan bagian tertentu dari kerak bumi. Lipatan dan patahan dapat menyebabkan terbentuknya gunung dan pegunungan, pergerakan lempeng menyebabkan tgerjadinya benua. Tektonismeseperti gesekan antar lempeng dapat menimbulkan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

b.Vulkanisme Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari bagian dalam litosfer yang menyusup ke bagian lebih atas sampai ke luar permukaan bumi. Gerakan magma ini karena adanya tekanan dan temperatur yang tinggi sehingga menekan batuan di sekitarnya yang menimbulkan adanya kubah atau gunung yang kita kenal dengan gunung api.

Magma menempati dapur magma yang volume dan kedalamannya berbeda-beda sehingga letusan untuk mengeluarkan magma juga memiliki kekuatan yang berbeda. Hal ini juga berpengaruh pada lamanya aktivitas gunung berapi. Magma dapat digunakan menjadi sumber energi panas bumi dan menjadi pembangkit tenaga listrik (PLTPB/ Pembangkit Listrik tenaga Panas Buni) seperti di Dieng, Kamojang, dan Sulawesi Utara.

c.Gempa
Gempa merupakan peristiwa sentakan pada kerak bumi sebagai gejala pengiring dari aktivitas tektonis maupun vulkanis, dan kadang-kadang akibat runtuhan bagian bumi secara lokal. Saat gempa bumi terasa bergoyang ke arah samping maupun ke atas. Arah gempa sulit ditentukan sehingga sulit menghindari gempa. Pusat gempa terletak di bawah kerak bumi yang disebut hiposentrum, sedangkan titik garis pada permukaan yang lurus di atas hiposentrum disebut episentrum.Dari episentrum geteran gempa dirambatkan secara horisontal.

Berdasarkan penyebabnya gempa dibedakan menjadi : a. gempa tektonik, terjadi karena pergeseran atau patahan kerak bumi. Pertemuan lempeng merupakan zona sumber gempa tektonik. Gempa ini memiliki kekuatan yang paling besar. b. gempa vulkanik, di sekitar gunung berapi menjelang letusan, saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama

c. gempa tanah runtuh, terjadi mengiringi gua yang runtuh seperti gua kapur, pertambangan yang lapuk.

Berdasarkan jarak fokus dan kedalaman hiposentrum, gempa dibedakan menjadi : a. gempa dalam, memiliki kedalaman lebih dari 300 km b. gempa intermedier, memiliki kedalaman 100-300 km

c. gempa dangkal, memiliki kedalaman kurang dari 100 km

Berdasarkan letak episentrumnya , gempa dapat dibedakan menjadi gempa daratan dan gempa lautan.Gempa daratan memiliki titik episentrum di daratan sedangkan gempa lautan memiliki titik episentrum di dasar lautan.Getaran gempa laut terkadang menimbulkan gelombang pasang yang sangat besar yang dikenal dengan tsunami. Tsunami bisa terjadi karena kekuatan tektonik maupun vulkanik yang menyebabkan gempa lautan yang menimbulkan gelombang pasang yang sangat besar. Getaran gempa dapat diukur dengan alat yang disebut dengan seismograf, yang mencatat getaran horisontal dan getaran vertikal. Ada beberapa skala gempa seperti Skala Mercalli, Skala Omari, dan skala Richter. Pada skala 0-2,5 Richter gempa tidak terasa tetapi tercatat oleh seismograf. Getaran gempa lebih dari 3,0 skala Richter sudah mulai menimbulkan terjadinya kerusakan.

1.2.Tenaga Eksogen

Permukaan bumi yang terbangun karena tenaga endogen seperti tektonisme dan vulkanisme serta perombakan oleh peristiwa gempa maka tenaga eksogen akan melanjutkan dengan proses perusakan. Tenaga eksogen meliputi pelapukan, pengangkutan, pengikisan, dan akhirnya pengendapan.

a.Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa hancurnya batuan dari gumpalan besar menjadi butiran yang lebih kecil sampai menjadi sangat halus dan kadang menjadi terlarut dalam air. Berdasarkan penyebabnya pelapukan dibedakan menjadi 3 :

a. pelapukan mekanik, disebabkan karena keadaan fisik seperti perubahan suhu, pembekuan air dalam celah batu, pelapukan glasial, pengelupasan, dan pengaruh sinar matahari

b. pelapukan kimiawi, disebabhan karena reaksi kimia seperti oksidasi, dehidrasi, dan penguapan

c. pelapukan organi, terjadi karena aktivitas makhluk hidup seperti mikroorganisme, cendawan, dan lumut.

b.PengangkutanMaterial yang lapuk akan mengalami pengangkutan oleh air yang mengalir, angin, es yang bergerak dan karena grafitasi bumi.

a.pengangkutan oleh air yang mengalir, tergantung kepada berat jenis material, maka dalam pengangkutan bisa bergeser, berguling di dasar perairan, melompat-lompat, melayang dan ada yang terapung.

b. pengangkutan oleh angin, biasamnya material yang tidak terlalu berat seperti debu dan partikel tanah.


c. pengangkutan oleh gletser (es), biasanya yang berupa batuan berbutir besar dan kecil. Batuan yang terangkut oleh es disebut moren, yang terdiri dari moren dasar, dalam dan atas.

d. pengangkutan karena gravitasi, terjadi pada tanah yang terjal, jika kena air hujan maka akan terjadi longsoran.

c.Pengikisan/ erosi
Media alam yang bergerak (air, angin, dan gletser) setelah mengankut benda padat akn pula melakukan pengikisan pada batuan yang dilaluinya.

d.Pengendapan/ Sedimentasi
Material yang terbawa oleh angin, air, dan gletser akan menegndap di suatu tempat seperti muara sungai, lembah, lereng, pantai dan sebagainya dan emenjadi endapan.

Tanah adalah lapisan paling atas di permukaan daratan yang diperlukan tanaman untuk mendapatkan nutrisi, air , dan media tempat tumbuh. Selain itu tanah menjadi tempat hidup bagi manusia dan hewan, serta untuk melaksanakan kegiatan pertanian dan perkebunan. Tanah terjadi karena melalui proses pelapukan batuan dan penguraian senyawa organik dari sisa-sisa organisme. Karakteristik tanah tiap daerah berbeda tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukannya. Karakteristik tanah sangat mempengaruhi kualitas tanah.

2.1.Proses pembentukan tanah a. Tahap pertama pembentukan tanah adalah akumulasi lapisan bahan induk yang telah terpecah dan terpisah disebut regolit. Regolit terbentuk dari pelapukan batuan induk yang di bawahnya dan dari bahan-bahan lain yang terbawa dari tempat lain seperti pecahan glasial dan debu vulkanik.

b. Tahap kedua adalah pembentukan lapisan tanah paling atas yang merupakan hasil dari penambahan air, udara, makhluk hidup/ biota, dan bahan organik lain hasil pembusukan sisa organisme (humus).

Faktor-faktor pembentukan tanah

a. Bahan induk, berperan dalam menentukan kedalaman tekstur, permeabilitas air, kandungan nutrisi tanah, dan warna tanah.

b. Iklim, mempengaruhi kecepatan pelapukan batuan induk. Iklim panas dan lembab akan menyebabkan pelapukan berjalan lebih cepat dan jumlah humus yang lebih banyak.

c. Topografi, mempengaruhi kedalaman dan permeabilitas tanah. Permukaan yang miring/ curam akan meningkatkan pergerakan partikel tanah sehingga lapisan tanah menjadi lebih tipis. Hal sebaliknya terjadi pada tanah yang landai.

d. Biota, berbagai makhluk hidup mempengaruhi struktur dan kandungan tanah. Adanya rantai makanan dan daur materi menyebabkan kandungan nutrisi dalam tanah menjadi terjaga.

e. Waktu, tanah yang baru terbentuk akan memiliki sifat yang kuarang lebih sama dengan batuan induknya , tetap yang sudah lama akan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai material yang ditambahkan dan karena aktivitas makhluk hidup.

2.2.Komponen Penyusun Tanah
Tanah tersusun atas beberapa komponen yaitu bahan anorganik (mineral), bahan organik, air , dan udara. Mineral berasal dari bahan induk, bahan organik dari berbagai organisme yang hidup maupun mati, air mengandung senyawa terlarut seperti nutrien yang dibutuhkan tanaman .Udara yang mengandung gas-gas tertentu menempati rongga-rongga tanah. Tanah yang baik mengandung bahan anorganik, organik, air, dan udara pada proporsi yang seimbang.

2.3.Profil, tekstur, dan struktur Tanah
Profil Tanah
Profil tanah adalah potongan vertikal tanah yang menunjukkan horison-horison tanah. Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang masing-masing berbeda dalam hal komposisi kimia, fisik, dan kandungan bahan organiknya. Horison terbentuk karena interaksi antara iklim, makhluk hidup, dan perubahan bentuk permukaan daratan.

Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh tiga jenis partikel penyusun tanah yaitu pasir dengan ukuran paling besar, debu/endapan lumpur dengan ukuran sedang, serta lempung/liat memiliki ukuran paling kecil. Tekstur tanah menentukan kualitas tanah teutama dalam hal kemampuan menahan air. Partikel yang besar,berongga besar memiliki kemampuan kecil menahan air. Partikel yang kecil , berongga kecil dan memiliki kemampuan untuk menahan air lebih besar. Lempung manahan air lebih banyak dibandingkan yang lain, lempung juga memiliki kemampuan tinggi dalam mengikat ion-ion bermuatan positif seperti Na+, Ca 2+, Mg 2+, dan K + yang diperlukan tanaman. Dengan demikian lempung dianggap memiliki kesuburan yang tinggi. Akan tetapi tanah dengan partikel besar memiliki rongga yang besar juga memiliki keuntungan karena mudah digemburkan serta aerasinya baik dan mudah dipenetrasi oleh akar tanaman. Maka tekstur tanah yang paling baik untuk pertanian memiliki komposisi :
– lempung 20 %
– pasir 40 %
– debu/endapan 40 %


Struktur tanah terbentuk melalui agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk/susunan tertentu pada tanah. Struktur tanah menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang akan mempengaruhi pergerakan air, udara, akar tanaman, dan organisme tanah. Beberapa jenis struktur tanah adalah sebagai berikut : Jenis struktur tanah Ukuran struktur partikel (mm) Kualitas dari segi pertanian Remah 1-5 sangat produktif, aerasi, saluran air baik dan mudah ditembus akar Butir/granular 1-5 cukup produktif, bermasalah pada aerasi dan penyaluran air Lempeng 1-10 Kurang produktif, menahan gerak air, udara, dan menghambat akar Balok 10-75 sangat produktif, aerasi dan saluran air baik Prismatik 20-100 cukup produktif, gerakan air dan tumbuhnya akar tanaman baik

tiang 20-100 cuklup produktif jika air yang tersedia memadai

2.4.Jenis-jenis Tanah

Berdasarkan USDA (United States Departement of Agriculture), tanah dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu :

No Jenis Tanah Ciri-ciri Terdapat di 1 Entisols terbentuk dari sedimen vulkanik, batuan kapur, dan batuan metamorf seprti tanah aluvial, regosol, dan litosolPapua , Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Nusa Tenggara Timur 2 Histosols terbentuk dari pembusukan jaringan tanaman , mengandung banyak senyawa organik. Disebut juga tanah gambut. Seperti jenis tanah organosols Riau, Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan 3 Inceptiosols tanah mineral yang masih muda, seperti jenis tanah latosols, aluvial, brown forest, solosak, humic gley Papua, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku 4 Verticols tanah mineral berwarna abu kehitaman, mengan dung 30 % lempung, di daerah beriklim kering dan memiliki batuan induk kaya akan kation Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan

5 Oxisols tanah yang mengalami proses pencucian/peluruhan dengan memiliki kadar aluminium dan besi tinggi Sumatra Selatan, Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, Lampung

6 Andisols tanah berwarna gelap terbentuk dari endapan vulkanik, ditemukan di sekitar gunung berapi Sumatra Utara, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku 7 Mollisols tanah mineral serupa dengan tanah praire, terbentuk dari batuan kapur, kaya bahan organik, senyawa basa, pH netral. Papua, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Jawa Timur

8 Ultisols tanah berwarna kuning-merah, mengalami pencician/ peluruhan. Disebut juga tanah podsolik terdapat di daerah lahan kering. Kalimantan Timur, Papua, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Riau.