Apa perceraian bisa menyebabkan mental seorang anak terganggu jika iya sebutkan alasannya

Lihat Foto

shutterstock

ilustrasi anak

KOMPAS.com - Anak-anak mulai PAUD hingga SMA mulai menunjukkan beragam aktivitas diri. Namun bagaimana jika aktivitasnya terlihat berbeda dengan teman sebayanya?

Bisa lebih aktif, atau justru agak terhambat. Atau anak akan menunjukkan suatu gejala kesehatan mental yang terganggu?

Karena itu, bagi para orangtua perlu mengetahui berbagai gejala gangguan mental pada anak. Harapannya, semakin dini mengenali gangguan kesehatan mental ini tentunya akan dapat segera menentukan penanganan yang tepat.

Dijelaskan laman Sahabat Keluarga Kemdikbud, gangguan mental merupakan gangguan yang terjadi dan menyerang pikiran serta kejiwaan seseorang.

Umumnya gangguan ini tidak sepenuhnya menyebabkan anak tidak sadar, namun cenderung terlambat dan mengalami beberapa kejadian yang dianggap "di luar kendali".

Baca juga: Mengenal Halusinasi dan Delusi, Gejala Gangguan Mental Psikosis

Untuk itulah orangtua sebaiknya mengetahui 15 gangguan kesehatan mental pada anak yang bisa dipelajari, di antaranya:

Ini merupakan perasaan cemas yang biasa dirasakan atau dialami anak-anak. Untuk seukuran anak-anak merasa cemas adalah hal wajar, dimana mereka cenderung mengenal hal-hal yang belum mereka tahu. Untuk itu, anak yang waspada dan memiliki kecemasan merupakan hal yang baik.

Tapi bagaimana jika berlebihan dan juga terlalu ekstrim ? Hal ini sudah masuk ke tahapan gangguan mental. Dimana gangguan cemas terjadi bila anak tersebut mengkhawatirkan hal yang sebenarnya tidak ada atau tidak terjadi.

Gangguan ini biasanya terjadi karena faktor genetik hingga trauma berat akan hal-hal yang akhirnya membuat mereka takut.

2. Autisme

Autisme adalah anak-anak yang mengalami kesulitan sosialisasi, tingkah laku, bahkan berbicara dan sering disebut abnormal. Anak-anak autisme cenderung memilih untuk sibuk dengan dunianya sendiri.

Selain itu pengidap autisme termasuk anak yang sangat sulit untuk diajak fokus dan juga berinteraksi, mereka hanya menaruh fokus pada hal yang mereka sukai.

3. Retardasi Mental

Retardasi mental adalah keterbelakangan mental atau biasa disebut oligofrenia. Ini terjadi karena gangguan perkembangan intelejensia disertai mental anak yang tidak sesuai dengan usia seharusnya.

Penyebabnya bisa jadi karena proses patologis di otak yang disebabkan infeksi, racun, trauma atau gen. Gangguan ini bisa juga ditentukan oleh sikap sang anak dan juga tes IQ, namun tidak dianggap abnormal.

4. Diseleksia

Ini adalah gangguan dialami anak-anak ketika mereka tidak bisa membaca maupun kesulitan untuk menuliskan huruf dengan teratur dan berurutan. Hal ini bisa terlihat ketika mereka tidak bisa membedakan atau membaca susunan huruf dengan benar meski usianya sudah beranjak besar.

Perceraian memang melibatkan hubungan antara suami dan istri. Namun, ternyata ada lho dampak perceraian pada anak dari sisi psikologi dan Islam.

Sebetulnya perceraian adalah hal yang paling dihindari oleh pasangan yang sudah menikahdan dilarang oleh agama Islam.

Namun, tidak selamanya harapan menjadi kenyataan. Terkadang, di tengah perjalanan menjadi sebuah keluarga, badai datang dan menyebabkan perceraian.

Biasanya, keputusan ini diambil ketika sudah tidak ada lagi jalan keluar yang bisa menyelesaikan permasalahan kedua.

Tidak hanya orangtua yang tersakiti, perceraian juga menyisakan trauma pada anak yang mungkin akan terus dibawanya hingga dewasa.

Lantas, apa saja dampak perceraian terhadap anak dalam psikologis dan agama Islam? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Baca Juga: 5 Manfaat Menjaga Daya Tahan Tubuh Anak untuk Kesehatan Mental, Yuk Terapkan!

Dampak Perceraian pada Psikologis Anak

ADVERTISEMENT

Foto: Orami Photo Stock

Saat terjadi perceraian, anak-anak pasti akan mengalami efek psikologis. Akan tetapi, stres yang dirasakan anak broken home berbeda-beda, tergantung pada usia, dan temperamen.

Efek psikologis perceraian pada anak kerap menjadi kekhawatiran orang tua, bahkan sebelum mengambil keputusan untuk berpisah. Hal ini karena tidak menutup kemungkinan ada beberapa dampak perceraian terhadap psikologis yang dialami oleh anak, antara lain:

1. Prestasi Akademik Menurun

Sebuah penelitian ilmiah Lowa State University menunjukkan bahwa, usia anak saat menghadapi masa perceraian orang tua ternyata memberikan pengaruh berbeda pada pencapaian akademisnya lho, Moms.

Diketahui bahwa anak yang masih berusia di bawah 18 tahun saat orang tua bercerai memiliki kemungkinan meraih gelar sarjana 35% lebih rendah, bila dibandingkan dengan anak yang sudah berusia di atas 18 tahun saat melalui masa perceraian.

Selain karena berkurangnya waktu berkualitas dan bimbingan dari salah satu orang tua, perubahan kondisi finansialkeluarga setelah perceraian juga menjadi faktor lain yang sering menjadi hambatan anak dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Kehilangan Keinginan untuk Berinteraksi Sosial

Dampak perceraian juga dapat memengaruhi hubungan sosial anak dengan lingkungan sekitarnya.

Akibat perceraian atau peran orangtua yang hilang, sebagian anak akan melepaskan rasa kegelisahan mereka dengan bertindak agresif.

Tindakan agresif yang bisa anak lakukan adalah perilaku bullying (perundungan). Jika orangtua membiarkannya, hal ini dapat memengaruhi hubungan anak dengan teman sebayanya.

Baca Juga: Kumpulan Doa Diberi Kesabaran, Agar Selalu Diberi Kekuatan oleh Allah SWT

3. Anak akan Merasa Bersalah

Dampak perceraian selanjutnya adalah anak akan selalu merasa bersalah selama hidupnya.

Pikiran anak-anak memang kerap kali belum matang, sehingga saat orang tua memutuskan untuk bercerai mereka akan merasa bahwa hal ini terjadi karenanya.

Mereka akan merasa sangat bersalah, apalagi jika anak masih berusia di bawah 12 tahun. Mereka tergolong sangat rapuh dalam menghadapi hal ini.

Anak akan merasa jika dunia mereka menjadi berantakan setelah kedua orang tua bercerai.

4. Mudah Terpengaruh Hal Negatif

ADVERTISEMENT

Dampak perceraian juga menyebabkan anak yang beranjak remaja mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk yang ditemuinya dalam pergaulan. Seperti merokok, minum alkohol, dan narkoba.

Hal ini disebabkan anak merasa tidak lagi diperhatikan oleh orang tuanya yang sibuk dengan masalah rumah tangga.

Terlebih, jika perceraian melalui proses yang tidak mudah sehingga masing-masing orangtua membutuhkan waktu untuk memulihkan dirinya sendiri sehingga mereka mengabaikan anak-anaknya.

Baca Juga: Sering Dianggap Sehat, 10+ Makanan yang Membuat Gemuk Ini Bisa Mengecoh

5. Menjadi Lebih Posesif

Dampak perceraian terhadap anak akan membawa mereka lebih posesif dalam lingkungan pertemanan atau percintaan.

Hal ini karena anak broken home secara emosional lebih haus kasih sayang karena tidak mereka dapatkan dari keluarganya. Selain itu, anak broken home juga cenderung memiliki rasa cemburu yang berlebihan pada orang di sekitarnya.

6. Sulit Percaya dengan Orang Lain

Melansir International E-journal of Advances in Social Sciences menunjukkan bawah, anak broken home akan sulit percaya dengan orang lain dan akan selalu merasa bahwa ia sedang dibohongi.

Perasaan sulit menaruh kepercayaan pada orang lain ini dapat menyebabkan anak mudah frustrasi dan sering berkecil hati saat berhubungan dengan orang lain.

Baca Juga: Mengenal 4 Jenis Alat Pemadam Ringan Beserta Fungsinya, Moms Perlu Tahu!

Dampak Perceraian pada Anak Menurut Islam

Foto: Orami Photo Stock

Dalam agama Islam, pernikahan adalah ikatan suci tidak hanya pada manusia tetapi juga dengan Allah SWT. Karenanya pernikahan dianggap sebagai bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Tetapi, tidak semua mahligai rumah tangga berjalan sesuai rencana. Banyak pernikahan yang berakhir dengan perceraian karena berbagai alasan.

Padahal, Allah SWT sangat membenci perceraian dua orang muslim, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar. Dikutip dari Azislam, Rasulullah SAW mengatakan,

"Dari semua tindakan yang sah, yang paling dibenci oleh Allah adalah perceraian."

Allah SWT membenci perceraian karena banyak alasan. Bukan hanya merugikan bagi suami dan istri yang bercerai, melainkan bagi anak-anak yang mengalaminya.

Orang yang paling menderita karena perceraian adalah anak-anak. Perceraian orang tua dapat memengaruhi mereka sampai dewasa, dan bukan tidak mungkin anak memiliki rasa trauma.

Berikut ini dampak negatif perceraian pada anak menurut Islam.

7. Membuat Anak Stres

Tanpa disadari anak akan merasa bahwa dia adalah penyebab orang tuanya bercerai dan mereka juga merasakan tanggung jawab untuk membuat orang tuanya kembali lagi. Selain itu, akan akan merasa orang tuanya tidak lagi menyayanginya.

Perasaan inilah yang akhirnya membuat anak menjadi stres, yang akhirnya mengarah pada pikiran negatif.

8. Mengalami Kesedihan Akut

Jika anak sudah cukup dewasa untuk memahami apa arti perceraian, mereka akan merasakan kesedihan yang akut, setelah mengetahui bahwa orang tua mereka tidak lagi bersama.

Perasaan ini bahkan bisa berujung pada depresi dini, dan menyebabkan kesedihan dalam waktu yang lama.

9. Perubahan Suasana Hati yang Parah

Anak yang mengalami perceraian tidak lagi merasakan kehangatan dan kebahagiaan. Karenanya, perubahan suasana hati cenderung dialami oleh anak.

Mereka juga menarik diri dari lingkungannya dan memilih untuk tidak berbicara dengan siapapun. Meskipun ada pula anak yang menjadi overacting untuk mencari perhatian orang disekitarnya.

Baca Juga: Kapan Si Kecil Bisa Melihat? Ketahui Tahapan Penglihatan Bayi Hingga Usia 1 Tahun Berikut Ini!

10. Kehilangan Fokus dalam Beraktivitas

Karena anak lebih bergantung pada orang tuanya, perceraian membuat mereka mudah kehilangan fokus untuk melakukan kegiatan apapun. Anak akan mudah cemas, tegang, gugup, dan merasa sulit untuk berkonsentrasi pada hampir semua hal, terutama dalam belajar.

Mereka juga akan kehilangan minat pada kegiatan apa pun yang membuat hatinya senang.

11. Menimbulkan Masalah Perilaku

Anak mungkin akan menjadi pribadi yang emosional, antisosial, mudah kehilangan kesabaran, dan memiliki perilaku menyerang. Ini juga menjadi dampak perceraian orang tua.

12. Depresi

Depresi tidak mengenal usia. Bahkan anak-anak kecil bisa merasakan depresi saat mereka merasa sangat sedih atas perceraian orang tuanya. Risiko depresi ini lebih tinggi pada anak yang menyaksikan perceraian dan mengerti apa artinya.

Menurut banyak penelitian, perceraian orang tua adalah adalah satu faktor penyebab seseorang memiliki gangguan bipolar.

Selain itu, pada balita dan anak-anak prasekolah antara usia 18 bulan dan 6 tahun menunjukkan rasa depresi dengan kembali ke perilaku seperti menempel, mengompol, mengisap jempol, dan amarah.

Baca Juga: Cara Bercinta yang Disarankan Menurut Islam

Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa banyak dampak perceraian bagi anak. Jangan biarkan anak merasakan dampak yang lebih buruk lagi dari kondisi tersebut.

Jika keadaan semakin memburuk, jangan ragu untuk minta bantuan psikolog, ya!

Sumber

  • //www.researchgate.net/publication/322055793_RESILIENCE_OF_A_CHILD_FROM_BROKEN-HOME_FAMILY_A_PHENOMENOLOGY_STUDY
  • //www.news.iastate.edu/news/2018/08/28/divorcegrad
  • //azislam.com/negative-effects-of-divorce-in-islam
  • //www.healthline.com/health/parenting/effects-of-divorce-on-children

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA