Apa perbedaan simponi dan orkestra?

tirto.id - Orkestra adalah musik yang dimainkan sekelompok musisi secara bersama-sama. Umumnya, musik yang dimainkan adalah musik klasik.

Kata orkestra" sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, yang diterjemahkan sebagai tempat menari". Secara istilah, ia merujuk pada lokasi paduan suara bangsa Yunani; bernyanyi; atau menari. Namun, pada abad 18, kata orkestra menjadi sebutan bagi para musisi itu sendiri.

Lalu pada abad ke-17, komposisi penggunaan alat musik yang tergabung dalam sebuah orkestra menjadi sangat beragam, berbeda-beda dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Misalnya jenis alat musik petik lebih banyak dimainkan di Italia, Perancis dan Inggris. Sementara jenis alat musik tiup lebih banyak digunakan di Jerman.

Orkestra sendiri dapat memainkan berbagai repertoar seperti simfoni, overture, musik opera, ballet, dan sebagainya. Seiring perkembangan jaman, saat ini banyak yang memainkan musik pop, tradisional dan musik untuk film dalam aransemen orkestra.

Apa perbedaan simponi dan orkestra?

Jumlah pemusik dalam sebuah orkestra tergantung jenis yang akan dimainkan, dan keleluasaan ruang. Orkestra simfoni merupakan orkestra dengan jumlah musisi terbesar yang mencapai hingga 100 orang.

Sejarah Musik Orkestra

Melansir Ensiklopedia Jakarta, pada awalnya, musik orkestra hanya ditampilkan bagi kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan, bahkan mereka mempekerjakan grup orkestra dan komposernya sendiri. Saat itu, kelompok orkestra hanya boleh tampil secara khusus bagi golongan-golongan elit.

Bahkan, sampai dengan awal abad ke-18, konser publik belum pernah dilakukan karena orkestra masih dimiliki oleh kalangan atas secara eksklusif. Sebenarnya, orkestra pertama terbentuk tahun 1607 oleh Claudio Monteverdi. Dalam opera Orfeo, ia bermain bersama 40 musisi yang memainkan string, flute, cornetts dan trombone.

Kemudian dalam kurun waktu satu abad, orkestra mengalami perkembangan terutama jumlah alat-alat musik yang digunakan terus bertambah. Pada era Baroque berkisar tahun 1600-an sampai 1750, musik yang ditampilkan hanya menggambarkan satu emosi saja, hingga berdampak pada susunan musisi dalam orkestra. Bentuknya menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 6 biola, 3 viola, 2 celo, dan harpsichord. Pada masa inilah muncul cikal bakal orkestra modern termasuk opera.

Hingga akhirnya, di tahun 1725, muncul sebuah konser publik berbayar, yang dilakukan di Perancis yaitu Concerts Spirituels" di sebuah aula, di Tuileries, Paris. Pada masa ini pula muncul dua orang komposer yang akhirnya benar-benar berdiri sendiri dan tidak bekerja di bawah kelompok bangsawan tertentu. Mereka adalah Wolfgang Amadeus Mozart dan Ludwig Van Beethoven.

Musik yang diciptakan oleh kedua komposer itu umumnya membutuhkan musisi hingga 40 orang. Pada akhir abad ke-18, konser publik sudah sering diselenggarakan meskipun harga tiket yang ditawarkan cukup tinggi. Namun, pada zaman Mozart dan Haydn, para penonton tidak duduk diam seperti sekarang, tetapi dapat makan, minum, bercakap-cakap, bahkan tertidur di tengah jalannya pertunjukan.

Memasuki masa modern di abad ke-20, berbagai macam teknik dan improvisasi sering dilakukan oleh para komposer tanpa meninggalkan unsur klasiknya. Konduktor semakin dikenal layaknya selebritis, karena ia memiliki tanggung jawab lebih banyak dan masyarakat lebih mudah mengenali sosok seorang komposer dan konduktor orkestra.

Pada dasarnya komposisi dasar orkestra abad ke-19 masih banyak digunakan, dan musik klasik masih sering dipentaskan dengan berbagai improvisasi yang kreatif.

Di Indonesia, orkestra hadir berkat adanya interaksi dengan bangsa-bangsa barat. Pada abad ke-16, banyak pedagang asal Portugal dan negara Eropa datang ke Indonesia. Para musisi kapal yang datang bersama mereka memberikan penampilan kepada raja atau penguasa setempat, dan pada akhirnya musik barat juga mempengaruhi perkembangan budaya di lingkungan istana di Jawa.

Alat Musik dan Jenis Orkestra

Alat musik yang umumnya digunakan dalam orkestra adalah alat musik gesek, tiup, pukul, dan tidak jarang diiringi dengan vokal, baik solo maupun grup. Berikut contoh-contoh alat musik yang digunakan:

  • Alat musik gesek: violin, piccolo, biola (alto, pompossa, contrabass) dan cello
  • Alat musik tiup:klarinet, saxofon, flute, trumpet, harmonika, tuba, dan lain sebagainya.
  • Alat musik pukul: drum, vibrafon, tabular bells, dan lain-lain.

Sementara merujuk jenisnya, pada dasarnya musik orkestra dibagi menjadi:

  • String Orchetra atau orkes gesek, adalah satuan orkes yang terdiri dari sejumlah alat musik gesek.
  • Simphony Orchestra, adalah standar orkes besar yang dikenal sejak abad ke 15 yang memenuhi syarat untuk memainkan karya simfoni.
  • Chamber Orchestra atau orkes kamar, adalah orkes dalam ukuran yang lebih kecil dengan jumlah pemain yang terbatas.
  • Theater Orchestra atau Light Music Orchestra, adalah satuan musik sejenis simfoni dengan mengikutsertakan alat musik saxofon dan combo band.
  • Philharmonic Orchestra, adalah orkes lengkap yang merupakan menggunakan alat musik yang lebih beragam dari musik simfoni.
  • Cosmopolitan Orchestra, adalah orkes lengkap yang terdiri dari berbagai macam alat, baik alat musik orkes simfoni sebagai intinya atau ragam alat musik tradisional.

Baca juga:
  • Ketimpangan Gender di Dunia Musik Klasik
  • Kidung Etnosia: dari Gunungkidul Membumikan Orkestra Campursari
  • Indra Lesmana Kritik Pemain Orkestra Musik Indonesia Raya di Istana

Baca juga artikel terkait MUSIK ORKESTRA atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
(tirto.id - efd/ale)


Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto
Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Sejarah musik orkestra