Apa penyebab timbulnya arus listrik Ceritakanlah asal muasalnya?

Apa yang menyebabkan timbulnya arus listrik

Apa yang menyebabkan timbulnya arus listrik

Ini Lho, Asal Mula Terbentuknya Listrik

15 Agustus 2016 14:00 |
Diperbarui: 15 Agustus 2016 14:06

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Listrik merupakan energi yang dapat menggerakan barang-barang elektronik, seperti TV, mesin cuci, AC, Kulkas dll menjadi berfungsi. Di zaman dahulu manusia hidup tidak menggunakan listrik hanya mengandalkan api untuk sumber penerangan di malam hari. Listrik sangat dekat dengan kehidupan manusia dengan adanya listrik kehidupan manusia semakin nyaman.

Di zaman pra sejarah tahun 1752 Benjamin Frankiln membuktikan bahwa Petir merupakan energi listrik, yang bersumber dari alam yang mempunyai kekuatan sangat besar, Benyamin Franklin juga orang yang pertama kali menemukan penangkal petir untuk melindungi gedung-gedung dari hantaman petir, lalu Tahun 1879 Thomas Alva Edision orang yang pertama kali menemukan bola lampu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Masyarakat dapat merasakan cahaya terang melalui bola lampu yang diciptakan oleh Thomas Alva Edison bukan dari api lagi seperti di zaman sebelumnya.

Petir merupakan sebuah tenaga listrik yang berasal dari alam. Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju muatan positif, petir merupakan hasil pelepasan muatan listrik di awan. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya, sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif akan berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (electron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai keseimbangan pada proses pembuangan muatan media yang digunakan electron adalah udara pada saat electron mampu menembus batas isolasi udara inilah terjadi ledakan besar yang kita sebut petir.

Tenaga Listrik dapat dihasilkan dengan memanfaatkan tenaga alam, seperti air, uap, gas alam, minyak bumi dan panas bumi.

Indonesia mempunyai Pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber daya alam seperti PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel).

Nah, untuk di PLTA listrik di buat dengan memanfaatkan tenaga air. Arus air yang mengalir dan menggerakan turbin akan menghasilkan energi gerak dan energi gerak akan di ubah menjadi energi listrik didalam generator. Setelah itu terjadi kumpulan energi listrik yang besar yang terbangun dalam dua unsur yaitu tegangan dan arus biasanya di Indonesia listrik mempunyai tegangan antara 6000 volt hingga 2100 Volt. Setiap negara mempunyai kapasitas tertentu dalam hal pasokan listrik, maksudnya pasokan listrik yang dihasilkan harus disesuaikan dengan kebutuhan di setiap negara tersebut.

Tegangan listrik yang dihasilkan harus di hantarkan kedalam trafo agar dapat di sesuaikan dengan daya kebutuhan masyarakat. Trafo adalah alat yang dapat menaikan dan menurunkan tegangan listrik. Setelah itu tegangan listrik yang tadinya 500.000 volt di salurkan ke dalam Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi dan di turunkan menjadi 150.000 volt setelah itu di salurkan kembali melalui SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) ke dalam GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra) kembali agar di sesuaikan dengan pasokan listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat, sampai tegangan listrik sesuai apa yang dibutuhkan oleh rumah-rumah pendukduk yaitu 220 volt.

Listrik yang kita rasakan merupakan proses yang dihasilkan oleh manusia dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam berupa air, sehingga kita sebagai masyarakat harus bijak dalam menggunakan pasokan listrik. Agar sumber energi dari alam ini dapat kita pergunakan sampai generasi selanjutnya. “Cintailah Alammu Maka Kau Mencintai Generasimu.”




Tahun 1700-an

Penelitian fenomena batu amber ini diteruskan pada tahun 1733. Listrik ditemukan oleh ilmuwan yang berasal dari inggris yaitu William Gilbert.

4+

KOMPAS.com: Berita Terpercaya
Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan
Dapatkan Aplikasi

Peristiwa ini disebut electric yang diambil dari bahasa Yunani elektron yang berarti batu amber. Dari peristiwa itu, Gilbert meneliti tentang listrik dan magnet.

Orang ketiga yang meneliti listrik adalah Charles du Fay pada tahun 1739. Ia berasal dari Perancis. Hasil penelitian kali ini adalah bahwa listrik terdiri dari muatan negatif dan positif.

Selanjutnya, salah satu peneliti listrik yang terkenal adalah Benjamin Franklin. Dia adalah ilmuwan dari Amerika. Pada tahun 1752, Franklin melakukan percobaan menerbangkan layang-layang dengan kunci besi ke langit yang sedang banyak petir.

Petir menyambar kunci besi tersebut dan memercikkan api kecil. Percikan tersebut mengenai punggung tangannya. Oleh karena itulah ia yakin bahwa itu adalah listrik.

Namun pertanyaannya, bagaimana listrik tersebut dapat digunakan dengan aman untuk menerangi rumah?

Baca juga: 5 Cara Menghemat Listrik, Bisa Bantu Kurangi Pemanasan Global

Bagaimana Awal Sejarah Listrik Ditemukan?

Penemuan listrik berawal dari seorang cendekiawan asal Yunani bernama Thales di tahun tahun 640 – 546 SM. Saat itu, beliau menggosok amber (elektron dalam bahasa Yunani) dengan bulu kucing dan mengambil sedikit bulunya.

Karena penasaran, beliau pun menulis tentang amber yang bermuatan menggosok. Kejadian yang dialaminya menggambarkan apa yang disebut dengan listrik statis sekarang ini. Namun, saat itu beliau belum mengetahui nama proses dari peristiwa tersebut.

Penelitian tentang gaya gerak dari batu ambar tersebut kemudian dilanjutkan oleh seorang Ilmuwan asal Inggris bernama William Gilbert di tahun 1733. Ia menyebutkan kejadian yang dialami Thales adalah elektrik yang diambil dari kata yunani Elektron atau batu ambar.

Selanjutnya, pada tahun 1739, Charles du Fay berkebangsaan Prancis akhirnya mengetahui bahwa elektrik yang dimaksud terdiri dari kutub Positif dan Negatif (+ dan -)

Penelitian itu kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Benyamin franklin, beliau adalah seorang ilmuwan sekaligus penulis, penerbit, dan diplomat Amerika. Franklin pun membuktikan bahwa petir adalah bentuk alami dari listrik.

Karena masih penasaran, beliau pun melakukan percobaan. Saat itu Franklin menerbangkan layang – layang menggunakan kunci besi di bawahnya.

Ketika petir menyambar, percikan kecil mulai menyambar kunci dan melompat ke pergelangan tangan nya.

Di tahun 1800, Alessandro Volta mengemukakan pendapatnya, bahwa listrik itu sebenarnya seperti air. Artinya, listrik memiliki banyak manfaat karena terdapat banyak tenaga di dalamnya.

Beliau akhirnya berhasil membuat batu baterai dari tumpukan volta yang terbuat dari lempengan tipis tembaga dan seng, lalu dipisahkan dengan karton lembab. Ini dia asal mula ditemukannya batu baterai sebagai sumber energi listrik.

Penelitian tentang listrik ini terus berlanjut hingga akhirnya Michael Faraday menemukan Elektromagnetik yaitu jenis listrik magnet.

Menurutnya, jika listrik bisa menghasilkan magnet (sebagaimana percobaan pertama), lantas mengapa magnet tidak dapat menghasilkan listrik?

Pertanyaan tersebut akhirnya terjawab pada tahun 1831. Faraday menyimpulkan bahwa listrik dapat dihasilkan melalui magnet dan perak. Beliau menemukan adanya magnet yang dipindahkan di dalam gulungan kawat tembaga.

Ternyata, sebuah arus listrik kecil dapat mengalir melalui kawat. Hingga kemudian muncul apa yang disebut dengan dinamo pembangkit listrik atau Generator listrik.

Demikianlah awal mula listrik ditemukan sampai digunakan sebagai energi untuk membantu kegiatan sehari-hari, rupanya tidak semudah dugaan Anda.

Banyak sekali proses yang harus dilalui para ilmuwan dimulai dari benda-benda sederhana seperti bulu kucing, logam, batu baterai, hingga dikenal sebagai energi listrik.

Dapat disimpulkan bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan saat ini merupakan sebuah proses menuju hal yang lebih baik.

Semoga pengetahuan tentang listrik ini menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa di dunia ini tak ada yang instan, semua memerlukan proses untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Awal Mula Sejarah Listrik

Apakah Quipperian tahu bahwa penemuan listrik pertama kali melibatkan bulu kucing? Sekitar 600 SM, Thales of Miletos menggosok amber (elektron dalam bahasa Yunani) dengan bulu kucing dan mengambil sedikit bulu. Ia kemudian menulis tentang amber yang bermuatan menggosok. Dia menggambarkan apa yang sekarang kita sebut listrik statis.

Sementara itu, magnet ditemukan pertama kali pada 900 SM. Magnus, seorang gembala Yunani, berjalan melintasi ladang batu hitam yang menarik paku besi dari sandal dan ujung besi dari staf gembalanya (keaslian tidak dijamin). Sejak saat itu, daerah tersebut dinamai Magnesia dan logam dinamai Magnet untuk menghormati sang gembala penemu.

Apabila penemuan magnet berjarak kurang lebih 300 tahun, maka persimpangan jalan antara magnet dan listrik butuh waktu 1800 tahun setelahnya atau hampir 2 milenia kemudian. Pada 1269, Petrus Peregrinus dari Picardy, Italia, menemukan bahwa magnet bola alam (lodestones) menyelaraskan jarum dengan garis-garis bujur yang menunjuk antara dua posisi kutub pada batu.

Pengembangan Listrik Selanjutnya

Walau persimpangan magnet alam dengan jarum atau logam selaku penghantar/konduktor listrik berhasil ditemukan pada awal abad XII, namun penelitian dan pengembangan listrik dasar kembali membutuhkan waktu cukup lama hingga terjadi kembali yaitu pada pertengahan abad XVI, atau berselang empat abad.

Sejarah listrik dimulai dengan William Gilbert, seorang dokter yang melayani Ratu Elizabeth pertama di Inggris. Sebagaimana dijelaskan di atas pra-William Gilbert, semua yang diketahui tentang listrik dan magnetisme adalah batu magnet yang memiliki sifat magnet dan bahwa menggosok kuningan akan menarik sedikit barang untuk mulai menempel.

Pada tahun 1600, William Gilbert menerbitkan laporannya “De magnete, Magneticisique Corporibus” (On the Magnet). Dicetak dalam bahasa Latin, buku ini menjelaskan tentang penelitian dan eksperimen Gilbert tentang listrik dan magnet. Gilbert sangat tertarik pada sains baru. Gilbert lah yang menciptakan ekspresi “electrica” ​​dalam bukunya yang terkenal.

Terinspirasi dan dididik oleh William Gilbert, beberapa penemu Eropa, termasuk Otto von Guericke dari Jerman, Charles Francois Du Fay dari Prancis, dan Stephen Gray dari Inggris memperluas pengetahuannya.

Otto von Guericke adalah yang pertama membuktikan bahwa ruang hampa bisa ada. Menciptakan ruang hampa sangat penting untuk semua jenis penelitian lebih lanjut ke elektronik. Pada 1660, von Guericke menemukan mesin yang menghasilkan listrik statis; ini adalah generator listrik pertama. Pada 1729, Stephen Gray menemukan prinsip konduksi listrik. Dan selanjutnya pada 1733, Charles Francois du Fay menemukan bahwa listrik datang dalam dua bentuk yang disebutnya resin (-) dan vitreous (+), sekarang disebut negatif dan positif.

Guci Leiden adalah kapasitor asli, alat yang menyimpan dan melepaskan muatan listrik. (Pada waktu itu listrik dianggap sebagai cairan atau kekuatan misterius). Instrumen Guci Leiden ditemukan di Belanda pada tahun 1745 dan di Jerman hampir bersamaan. Baik fisikawan Belanda Pieter van Musschenbroek dan pendeta dan ilmuwan Jerman, Ewald Christian Von Kleist menemukan sebuah guci Leiden. Ketika Von Kleist pertama kali menyentuh botol Leidennya, dia tersetrum hingga terjatuh ke lantai.

Botol Leiden diberi nama setelah kota kelahiran Musschenbroek dan universitas Leiden, oleh Abbe Nolett, seorang ilmuwan Prancis, yang pertama kali menciptakan istilah “botol Leuden.” Botol itu pernah disebut botol Kleistian setelah Von Kleist, tetapi nama ini tidak melekat.

Wauw, bahkan di masa awal saja ternyata penemuan listrik sudah seluas itu efek berantainya, ya. Mulai dari sebuah logam, bulu kucing, bahkan hingga tersetrum sebuah guci. Namun demikianlah sesungguhnya hakikat pengetahuan dan penemuan baru. Mereka tersaji dari hal-hal sederhana di sekililing kita, dan kunci pembukanya semata, kepekaan persepsi, keingintahuan tinggi, dan ketekunan yang disiplin.

Ketekunan disiplin menjadi kunci, karena menilik kembali pada proses penemuan awal, durasi perkembangan listrik antar tiap tahapan bahkan ada yang berjarak milenia. Thales, Magnus, dan Petrus Peregrinus bahkan tidak sempat hidup untuk melihat bagaimana William Gilbert membuat listrik dari penemuan yang mereka buat. Jadi dalam eksperimen ilmiah, tekun dan disiplin adalah syarat wajib.

Daftar isi

JenisSunting

Arus searahSunting

Arus searah adalah arus listrik yang nilainya tidak berubah yaitu positif atau hanya negatif saja.[7] Arus searah didefinisikan sebagai arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu. Peninjauan arus listrik pada waktu berbeda, tetap akan mendapatkan nilai yang sama.[8] Sumber arus searah diperoleh dari elemen-elemen yang memberikan energi listrik yang mengalir secara merata setiap saat, seperti elemen volta, baterai, akumulator.[9]

Arus bolak-balikSunting

Arus bolak-balik adalah arus listrik yang memiliki arah arus yang berubah-ubah secara bolak-balik. Sifat arus bolak-balik berbeda dengan arus searah yang arah arusnya tidak berubah-ubah terhadap waktu. Bentuk gelombang dari arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida sehingga memungkinkan pengaliran energi secara efisien. Arus bolak-balik juga dapat mengalir dalam bentuk gelombang segitiga atau bentuk gelombang segi empat. Secara umum, penyaluran listrik arus bolak-balik dari sumber listrik menuju ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Arus bolak-balik juga dialirkan sebagai sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.[10]

KarakteristikSunting

Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang mengalir keluar dari percabangan tersebut. i 1 + i 4 = i 2 + i 3 {\displaystyle i_{1}+i_{4}=i_{2}+i_{3}} [11]

Untuk arus yang konstan, besar arus I {\displaystyle I} dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

I = Q t , {\displaystyle I={\frac {Q}{t}},}

di mana I {\displaystyle I} adalah arus listrik, Q {\displaystyle Q} adalah muatan listrik, dan t {\displaystyle t} adalah waktu.

Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu adalah:[12]

I = d Q d t . {\displaystyle I={\frac {dQ}{dt}}.}

Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang dipindahkan pada rentang waktu 0 hingga t {\displaystyle t} melalui integrasi:[11]

Q = ∫ d Q = ∫ 0 t i d t . {\displaystyle Q=\int dQ=\int _{0}^{t}{i}\ dt.}

Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik muatan Q {\displaystyle Q} maupun waktu t {\displaystyle t} merupakan besaran skalar.[11] Dalam banyak hal sering digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah,[11] salah satunya seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan operasi vektor.[11] Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus listrik yang mengalir ke dalam[11] sehingga i 1 + i 4 = i 2 + i 3 {\displaystyle i_{1}+i_{4}=i_{2}+i_{3}} . Panah arus hanya menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.[11]

Arah arusSunting

Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya)[11]

Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional.[13] Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif.[11] Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel-partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional.[11] Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:[11]

Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan.[11]

Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif.[11]

Rapat arusSunting

Rapat arus adalah aliran muatan pada suatu luas penampang tertentu di suatu titik penghantar.[11] Dalam SI, rapat arus memiliki satuan Ampere per meter persegi (A/m2).[11]

I = ∫ J ⋅ d A , {\displaystyle I=\int \mathbf {J} \cdot d\mathbf {A} ,}

di mana I {\displaystyle I} adalah arus pada penghantar, vektor J adalah rapat arus yang memiliki arah sama dengan kecepatan gerak muatan jika muatannya positif dan berlawan arah jika muatannya negatif, dan dA adalah vektor luas elemen yang tegak lurus terhadap elemen.[11] Jika arus listrik seragam sepanjang permukaan dan sejajar dengan dA maka J juga seragam dan sejajar terhadap dA sehingga persamaan menjadi:[11]

I = ∫ J d A = J ∫ d A = J A , {\displaystyle I=\int J\ dA=J\int dA=JA,}

maka

J = I A , {\displaystyle J={\frac {I}{A}},}

di mana A {\displaystyle A} adalah luas penampang total dan J {\displaystyle J} adalah rapat arus dalam satuan A/m2.[11]

Kelajuan hanyutanSunting

Saat sebuah penghantar tidak dilalui arus listrik, elektron-elektron di dalamnya bergerak secara acak tanpa perpindahan bersih ke arah mana pun juga.[11] Sedangkan saat arus listrik mengalir melalui penghantar, elektron tetap bergerak secara acak namun mereka cenderung hanyut sepanjang penghantar dengan arah berlawanan dengan medan listrik yang menghasilkan aliran arus.[11] Tingkat kelajuan hanyutan dalam penghantar lebih kecil dibandingkan dengan kelajuan gerak-acak, yaitu antara 10−5 dan 10−4 m/s dibandingkan dengan sekitar 106 m/s pada sebuah penghantar tembaga.[11]

Daftar isi

SejarahSunting

Thales, ilmuwan pertama yang meneliti listrik

Jauh sebelum pengetahuan tentang listrik ada, orang pada saat itu takut akan kejutan dari ikan listrik. Penduduk Mesir Kuno dari zaman 2750 BC menyebut ikan ini sebagai "Guntur dari Nil", dan menganggap mereka sebagai "pelindung" dari semua ikan lainnya. Ikan listrik kemudian juga dilaporkan satu milenium kemudian oleh Yunani Kuno, Kekaisaran Romawi dan para naturalis Arab.[2] Beberapa penulis kuno, seperti Plinius yang Tua dan Scribonius Largus, membuktikan efek mati rasa sengatan listrik dari lele dan pari torpedo, dan tahu bahwa kejutan listrik tersebut dapat mengalir melalui benda berkonduktansi.[3] Pasien yang terkena pirai atau sakit kepala juga diarahkan untuk memegang ikan listrik dengan harapan bahwa kejutan yang kuat tersebut mampu menyembuhkan mereka.[4] Kemungkinan pendekatan awal dan paling dekat kepada penemuan listrik dari sumber lainnya adalah kepada orang-orang Arab, di mana sebelum abad ke-15 mereka telah memiliki kata berbahasa Arab untuk petir (raad) ke pari listrik.[5]

Beberapa budaya kuno sekitar Mediterania mengetahui bahwa beberapa benda, seperti batang ambar, dapat digosok dengan bulu kucing untuk menarik benda ringan seperti bulu. Thales membuat beberapa observasi pada listrik statis sekitar tahun 600 BC, di mana ia percaya bahwa friksi yang dihasilkan amber magnetik, kebalikan dari minerak seperti magnetit yang tidak perlu digosok.[6][7] Thales saat itu belum benar bahwa tarik-menarik disebabkan oleh efek magnet, tetapi sains kemudian membuktikan adanya hubungan antara magnetisme dan listrik. Menurut sebuah teori kontroversial, orang-orang Parthia mungkin telah memiliki pengetahuan tentang elektroplating, berbasis pada penemuan Baghdad Battery tahun 1936 yang menyerupai sel galvani, meskipun belum diketahui apakah artefak itu berlistrik di alam.[8]

Benjamin Franklin melakukan penelitian ekstensif tentang listrik pada abad ke-18, didokumentasikan oleh Joseph Priestley (1767) History and Present Status of Electricity, dengannya Franklin melakukan korespondensi lanjutan.

Listrik tetap hanya menjadi bahan keingintahuan selama satu milenium hingga tahun 1600, ketika ilmuwan Inggris William Gilbert membuat studi khusus mengenai listrik dan magnetisme, membedakan efek lodestone dari listrik statis yang dihasilkan dengan menggosok ambar.[6] Ia mengajukan kata Latin Baru electricus ("seperti amber", seperti ἤλεκτρον, elektron, kata Yunani Kuno untuk "amber") untuk merujuk pada sifat menarik benda ringan setelah digosok.[9] Kata ini akhirnya diserap dalam bahasa Inggris "electric" dan "electricity", yang pertama kali muncul pada tulisan cetak pada tulisan milik Thomas Browne, Pseudodoxia Epidemica, tahun 1646.[10]

Karya berikutnya yang dilakukan oleh Otto von Guericke, Robert Boyle, Stephen Gray dan C. F. du Fay. Pada abad ke-18, Benjamin Franklin melakukan penelitian ekstensif pada kelistrikan. Bulan Juni 1752 ia berhasil menempelkan kunci logam ke bagian dasar senar layang yang dibasahi dan menerbangkan layang tersebut di langit berbadai.[11] Adanya kilatan yang meloncat dari kunci ke tangannya menunjukkan bahwa kilat adalah listrik di alam.[12]

Penemuan Michael Faradaydmenjadi dasar teknologi motor listrik

Tahun 1791, Luigi Galvani mempublikasikan penemuan biolistrik, menunjukkan bahwa listrik merupakan medium di mana sel saraf memberikan signal ke otot.[13] Baterai Alessandro Volta atau tumpukan volta pada tahun 1800, dibuat dari lapisan seng dan tembaga, sehingga memberikan sumber yang lebih dipercaya bagi para ilmuwan bagi sumber energi listrik daripada mesin elektrostatis yang sebelumnya digunakan.[13] Dikenalnya elektromagnetisme, kesatuan fenomena listrik dan magnetik, adalah karya Hans Christian Ørsted dan André-Marie Ampère tahun 1819–1820; Michael Faraday menemukan motor listrik tahun 1821, dan Georg Ohm menganalisis secara matematis sirkuit listrik tahun 1827.[13] Listrik dan magnet (dan cahaya) dihubungkan oleh James Clerk Maxwell, pada tulisannya "On Physical Lines of Force" tahun 1861 dan 1862.[14]

Di awal abad ke-19 mulai ada perkembangan yang cepat dalam ilmu kelistrikan. Beberapa penemu seperti Alexander Graham Bell, Ottó Bláthy, Thomas Edison, Galileo Ferraris, Oliver Heaviside, Ányos Jedlik, Lord Kelvin, Sir Charles Parsons, Ernst Werner von Siemens, Joseph Swan, Nikola Tesla dan George Westinghouse, listrik berubah dari keingintahuan sains menjadi peralatan berguna untuk kehidupan modern, menjadi penggerak bagi Revolusi Industri Kedua.[15]

Tahun 1887, Heinrich Hertz[16]:843–844[17] menemukan bahwa elektrode yang teriluminasi dengan cahaya ultraviolet dapatmenghasilkan percikan listrik lebih mudah. Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisan yang menjelaskan data percobaan dari efek fotolistrik sebagai hasil dari energi cahaya yang dibawa pada discrete quantized packets, menghidupkan elektron. Penemuan ini mengantarkan pada revolusi kuantum. Einstein mendapatkan Hadiah Nobel bidang Fisika tahun 1921 untuk "penemuannya dalam hukum efek fotolistrik".[18] Efek fotolistrik juga digunakan dalam fotosel seperti yang bisa ditemukan pada panel surya dan bisa digunakan untuk memproduksi listrik secara komersial.

Alat solid-state pertama adalah detektor "cat's whisker", pertama kali digunakan tahun 1900-an di penerima radio. Kawat menyerupai kumis ditempatkan berkontak dengan kristal padat (seperti kristal germanium) untuk mendeteksi signal radio dengan efek simpang kontak.[19] Pada komponen bentuk padat, arus listrik dibatasi oleh elemen padat dan senyawa direkayasa spesifik untuk menghidupkan dan memperkuatnya. Aliran arus dapat dipahami dalam 2 bentuk: sebagai elektron bermuatan negatif dan elektron kekurangan muatan positif yang disebut lubang. Muatan dan lubang ini dapat dipahami pada fisika kuantum. Material pembangunnya biasanya adalah kristalin semikonduktor.[20][21]

Komponen bentuk-padat kemudian berkembang dengan munculnya transistor tahun 1947. Beberapa komponen bentuk padat yang umum adalah transistor, chip mikroprosesor, dan RAM. Sebuah tipe khusus dari RAM disebut flash RAM digunakan pada flash drives. Selain itu, solid-state drive saat ini digunakan untuk menggantikan cakram keras yang berputar mekanis. Komponen bentuk padat mulai populer tahun 1950-an dan 1960-an, transisi dari tabung vakum ke dioda semikonduktor, transistor, sirkuit terintegrasi (IC) dan diode pancaran cahaya (LED).

Video liên quan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA