Apa manfaat perlakuan mekanis pada benih Semangka dan kemiri tersebut jelaskan


 

Secara umum benih akan segera berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan lingkungan yang sesuai. Tetapi seringkali terjadi benih yang disemai sudah melewati batas waktu yang ditetapkan tetapi tetap tidak mau berkecambah meskipun benih

yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat masak fisiologis dan faktor lingkungan sesuai untuk terjadinya proses perkecambahan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah, diantaranya adalah :

ü  Benih terinfeksi pathogen

ü  Benih mengalami dormansi

Untuk mengatasi terhambatnya benih berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan terlebih dahulu.

Tujuan dari perlakuan benih antara lain :

a. Untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan

b. Untuk mematahkan dormansi benih

c. Untuk mencegah adanya patogen yang terbawa benih

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat terjadinya perkecambahan antara lain :

a. Perlakuan mekanis

Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat impermiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih.

Contoh : perlakuan benih kemiri yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya.

b. Perlakuan kimia

Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Maksud dari perlakuan kimia ini adalah :

ü  Untuk menjadikan agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan.

ü  Untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh benih.

Perlakuan kimia ini dapat dilakukan dengan cara merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu tertentu, selain itu perlakuan kimia yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan hama penyakit dapat dilakukan dengan cara memberikan pestisida tertentu kepada benih, baik sebelum benih dikemas untuk disimpan maupun sewaktu benih akan ditanam di lahan. Hal ini tergantung pada karakter dari benih.

Bahan kimia yang bisa digunakan dalam perlakuan secara kimia ini antara lain asam sulfat, asam nitrat, potassium hydroxide, asam hidrochlorit potassium nitrat, urea, hormon tumbuh dan pestisida.

Contoh :

ü  Benih sweet potato direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam

ü   Benih jagung sebelum disimpan diberi fungisida ridomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida.

c. Perlakuan fisis

Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis.

Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan cara :

ü   Perendaman dengan air panas

Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga mudah dilalui air dan udara.

Contoh : benih sengon (albasia) direndam pada air mendidih selama 10-15 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.

ü  Perlakuan temperatur tertentu

Benih disimpan pada temperatur tertentu sebelum disemai pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya. Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan bahan penghambat pertumbuhan atau agar terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya.

Contoh : benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan akan dorman pada suhu 30oc-35o c.



Jenis perlakuan khusus

Secara umum benih akan segera berkecambah jika disemai pada media yang cocok dengan lingkungan yang sesuai. Tetapi seringkali terjadi benih disemai yang setelah melewati batas waktu yang ditetapkan tidak mampu memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan embrionya menjadi kecambah, meskipun benih yang dikecambahkan sudah mencapai tingkat masak fisiologis dan faktor lingkungan sesuai untuk terjadinya proses perkecambahan. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhambatnya benih untuk berkecambah, diantaranya adalah :

1) Benih terifeksi patogen.

2) Benih mengalami dormansi.

Untuk mengatasi terhambatnya benih berkecambah maka sebelum benih dikecambahkan perlu diberi perlakuan terlebih dahulu. Tujuan perlakuan benih antara lain :

1) Untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan.

2) Untuk mematahkan dormansi benih.

3) Untuk mencegah adanya patogen yang terbawa benih.

Jenis-jenis perlakuan khusus pada benih :

1) Perlakuan mekanis

Umumnya perlakuan mekanis dipergunakan untuk memecahkan benih yang mempunyai kulit benih bersifat imperiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras menyebabkan resistensi mekanis. Adapun cara yang dapat dilakukan dengan perlakuan mekanis antara lain ; mengikir, menggosok kulit benih dengan ampelas, melubangi kulit benih dengan pisau dan menggoncang benih. Biji Semangka yang mendapat perlakuan mekanis, setelah 24 jam sudah 90% mulai berkecambah, sedang yang tanpa perlakuan belum ada yang berkecambah. Setelah 48 jam (hari ke-2) biji yang diberi perlakuan mekanis telah 100% berkecambah, sedang pada biji tanpa perlakuan baru mulai berkecambah (20%).

Hasil pengamatan eksperimen ini menunjukkan bahwa dengan memberikan perlakuan secara mekanis berupa memecah kulit biji pada biji Semangka non biji dapat mempercepat terjadinya perkecambahan. Hal ini disebabkan air lebih cepat meresap atau masuk dalam biji sehingga biji lebih cepat tumbuh. Disamping itu perlakuan mekanis pada benih Semangka non biji dapat meningkatkan permeabilitas kulit biji terhadap air dan udara. Keberhasilan perlakuan mekanis sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dalam memberikan perlakuan yaitu dalam memecahkan kulit biji Semangka. Jika tidak hati-hati maka biji akan mengalami kerusakan sehingga berpengaruh terhadap daya kecambah biji. Selain itu kelembaban media kecambah juga harus selalu diperhatikan, karena jika media kurang lembab maka perkecambahan akan terganggu. Contoh : perlakuan benih Kemirinn yang memiliki kulit tebal dan keras, yang bersifat impermeable terhadap air dan udara. Sebelum dikecambahkan perlu digosok dengan kertas amplas pada bagian kulitnya. Disamping itu dapat pula dengan cara menutup persemaian benih Kemirinn dengan karung goni kemudian pada permukaan karung di perciki dengan minyak tanah. 

2) Perlakuan kimia

Perlakuan kimia adalah perlakuan dengan menggunakan bahan kimia. Maksud dari perlakuan kimia ini adalah :

a) Untuk menjadikan agar kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan.

b) Untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh benih.

Perlakuan kimia ini dapat dilakukan dengan cara merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi dan waktu tertentu, selain itu perlakuan kimia yang dilakukan untuk mencegah atau mengendalikan hama penyakit dapat dilakukan dengan cara memberikan pestisida tertentu kepada benih, baik sebelum benih dikemas untuk disimpan 88

maupun sewaktu benih akan ditanam di lahan. Hal ini tergantung pada karakter dari benih. Bahan kimia yang bisa digunakan dalam perlakuan secara kimia ini antara lain asam sulfat, asam nitrat, potassium hydroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat, urea, hormon tumbuh dan pestisida. Contoh :

a) Benih kentang direndam dalam larutan asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum ditanam

b) Benih Jagung sebelum disimpan diberi fungisida redomil dengan konsentrasi 100 gram benih/1 gram fungisida.

c) Untuk mencegah serangan penyakit rendam benih dalam larutan fungisida dan bakterisida sekitar 2-3 gr/liter.

3) Perlakuan fisis

Perlakuan fisis adalah perlakuan yang dilakukan terhadap benih dengan memberi tindakan yang bersifat fisis. Perlakuan fisis ini dapat dilakukan dengan cara :

a) Perendaman dengan air panas

Benih dimasukkan ke dalam air panas dan dibiarkan sampai menjadi dingin selama beberapa waktu tertentu, agar kulit menjadi lunak sehingga wadah dilalaui air dan udara. Contoh : benih apel direndam pada air mendidih selama 2 menit, kemudian diangkat dan dikecambahkan.

b) Perlakuan dengan temperatur tertentu

Benih disimpan pada temperatur tertentu sebelum disemai pada temperatur yang cocok untuk perkecambahannya. Perlakuan ini dimaksudkan untuk menghilangkan bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau agar terjadi pembentukan bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya. Contoh : benih selada akan berkecambah apabila disimpan pada suhu rendah, dan akan dorman pada suhu 30 oc – 35 oc. Pada benih yang mempunyai masa dormansi fisik yang lama seperti pada biji Sengon, Akasia, Jambu mete dan Kaliandra bisa dilakukan dengan penyiraman dan perendaman dengan air hangat selama 2-5 menit kemudian rendam dalam air dingin selama 1-2 hari. Pada biji Jati, Kemirinn karena kulitnya keras bisa dilakukan dengan cara menggosokkan benih pada benda keras, pada Mangga bisa dilakukan dengan cara menyayat dan membuang kulit bijinya. Biji Pepaya mengandung zat tertentu yang dapat menghambat perkecambahan sehingga untuk mengatasinya bisa dilakukan perendaman dengan Atonik konsentrasi 1 cc/2liter air selama 1 jam lalu diperam dengan gulungan kain basah selama 24 jam. 

c) Menyiapkan biji

Setelah biji dikeluarkan dari buah atau polongnya, bersihkan daging buah dan lendir yang menempel agar tidak menjadi tempat tumbuhnya jamur. Untuk biji yang berukuran besar seperti biji Mangga atau Durian, pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih. Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji Jambu, atau biji yang terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji Pepaya, pembersihan dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya hilang, lalu dicuci dengan air bersih.

Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat penampilan fisiknya. Biji yang memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan tidak cacat. Kemudian biji hasil seleksi fisik direndam dalam air. Pilih biji yang tenggelam, karena ini menandakan daya kecambahnya lebih tinggi dibandingkan dengan biji yang terapung. Biij-biji inilah yang digunakan untuk memperbanyak tanaman secara generatif. Sementara itu, untuk mencegah serangan penyakit, rendam biji di dalam larutan fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3 gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1% dengan dosis sesuai aturan yang tertera di label kemasan. Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera disemai setelah dikeluarkan dari buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan biji rekalsitrans yaitu biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan terlalu lama, atau bahkan tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contohnya adalah biji Kemirinn, Meranti, Mahoni, Mangga, Durian, dan Nangka Ada biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun sudah dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu yang lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji sayuran seperti Cabai dan Tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti Semangka, Melon, dan Pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti Jati dan Sengon. 

d) Perlakuan biji

Ada kalanya biji yang disemai lambat berkecambah bahkan tidak berkecambah sama sekali, walaupun media semainya sudah cocok. Hal ini disebabkan oleh dormansi yaitu keadaan terbungkusnya lembaga biji oleh lapisan kulit atau senyawa tertentu. Sebenarnya, dormansi merupakan cara embrio biji mempertahankan diri dari keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan, tetapi berakibat pada lambatnya proses perkecamabahan. Berikut ini jenis-jenis dormansi biji dan cara mengatasinya. 

e) Dormansi fisik

Dormansi fisik sering terjadi pada biji tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman kehutanan seperti Sengon, akasia, jambu mete dan kaliandra. Penyebabnya adalah kulit biji yang tidak dapat dilewati oleh air. Cara mengatasinya, siram dan rendam biji dalam air panas selama 2-5 menit sampai kulitnya menjadi lebih lunak. Kemudian, rendam biji di dalam air dingin selama 1-2 hari agar air dapat menembus pori-pori kulit biji dan sampai ke embrionya. 

f) Dormansi mekanis

Dormansi mekanis sering terjadi pada biji Jati, Kemirinn, kenari, dan mangga. Penyebabnya adalah kulit biji yang terlalu keras sehingga sulit ditembus calon akar dan tunas. Pada biji mangga, dormansi ini dapat diatasi dengan menyayat dan membuang kulit bijinya. Sementara itu, pada biji yang terbungkus tempurung seperti biji Kemiri dan kenari, dormansi mekanis dapat diatasi dengan membuang tempurungnya menjadi tipis, rusak atau retak agar mudah ditembus calon akar dan tunas. Caranya dengan mengetok pukul, mengikir-asah, menggesekkan pada lantai kasar, menggesek menggunakan kertas pasit, atau dengan membakarnya sebelum disemai. 

g) Dormansi kimia

Dormansi kimia sering terjadi pada biji yang mengandung lapisan pektin seperti biji Pepaya. Penyebabnya adalah adanya kandungan zat tertentu di dalam biji yang menghambat perkecambahan. Cara mengatasinya, rendam biji di dalam larutan Atonik dengan dosis 1 cc per 2 liter air selama 1 jam. Kemudian peram biji dengan gulungan kain basah selama 24 jam.


Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA