Apa maksud janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

The Holy Quran is complete

Recitations and suras in the voice of

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

Wa laa tusa'-'ir khaddaka linnaasi wa laa tamshi fil ardi maarahan innal laaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuur

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Dan janganlah kamu sombong. Janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia secara congkak dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Bersikaplah tawaduk dan rendah hati kepada siapa pun. Sungguh, Allah tidak menyukai dan tidak pula melimpahkan kasih sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Ayat ini menerangkan lanjutan wasiat Lukman kepada anaknya, yaitu agar anaknya berbudi pekerti yang baik, dengan cara: 1. Jangan sekali-kali bersifat angkuh dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Tanda-tanda seseorang yang bersifat angkuh dan sombong itu ialah: -Bila berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau memperlihatkan sikap ramah. -Berjalan dengan sikap angkuh, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat. Firman Allah: Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. (al-Isra'/17: 37) Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda: Janganlah kamu saling membenci, janganlah kamu saling membelakangi dan janganlah kamu saling mendengki, dan jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara. Tidak boleh bagi seorang muslim memencilkan (tidak berbaik) dengan temannya lebih dari tiga hari. (Riwayat Malik dari Anas bin Malik) 2. Hendaklah berjalan secara wajar, tidak dibuat-buat dan kelihatan angkuh atau sombong, dan lemah lembut dalam berbicara, sehingga orang yang melihat dan mendengarnya merasa senang dan tenteram hatinya. Berbicara dengan sikap keras, angkuh, dan sombong dilarang Allah karena gaya bicara yang semacam itu tidak enak didengar, menyakitkan hati dan telinga. Hal itu diibaratkan Allah dengan suara keledai yang tidak nyaman didengar. Yahya bin Jabir ath-tha'i meriwayatkan dari Gudhaif bin haris, ia berkata, "Aku duduk dekat 'Abdullah bin 'Amr bin al-'ash, maka aku mendengar ia berkata, 'Sesungguhnya kubur itu akan berbicara dengan orang yang dikuburkan di dalamnya, ia berkata, 'Hai anak Adam apakah yang telah memperdayakan engkau, sehingga engkau masuk ke dalam liangku? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku rumah tempat engkau berada sendirian? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku tempat yang gelap? Tidakkah engkau mengetahui bahwa aku rumah kebenaran? Apakah yang memperdayakan engkau sehingga engkau masuk ke dalam liangku? Sesungguhnya engkau waktu hidup menyombongkan diri." Sederhana atau wajar dalam berjalan dan berbicara bukan berarti berjalan dengan menundukkan kepala dan berbicara dengan lunak. Akan tetapi, maksudnya ialah berjalan dan berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang merasa senang melihatnya. Adapun berjalan dengan sikap gagah dan wajar, serta berkata dengan tegas yang menunjukkan suatu pendirian yang kuat, tidak dilarang oleh agama.

Menurut suatu riwayat dari 'Aisyah r.a. bahwa beliau melihat seorang laki-laki berjalan menunduk lemah, seakan-akan telah kehilangan kekuatan tubuhnya, maka beliau pun bertanya, "Mengapa orang itu berjalan terlalu lemah dan lambat?" Seseorang menjawab, "Dia adalah seorang fuqaha yang sangat alim." Mendengar jawaban itu 'Aisyah berkata, "Umar adalah penghulu fuqaha, tetapi apabila berjalan, ia berjalan dengan sikap yang gagah, apabila berkata, ia bersuara sedikit keras, dan apabila memukul, maka pukulannya sangat keras."

  • وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

    18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

(Dan janganlah kamu memalingkan) menurut qiraat yang lain dibaca wa laa tushaa`ir (mukamu dari manusia) janganlah kamu memalingkannya dari mereka dengan rasa takabur (dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh) dengan rasa sombong. (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong) yakni orang-orang yang sombong di dalam berjalan (lagi membanggakan diri) atas manusia.

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dengan sikap sombong serta jangan pula berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong yang selalu membangga-banggakan perbuatan baiknya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia ketika kamu berbicara dengan mereka atau mereka berbicara denganmu sebagai sikap perendahanmu terhadap mereka. Zaid bin Aslam mengatakan, “Janganlah kamu berbicara sambil berpaling.”

Bangga dengan nikmat, tetapi lupa dengan yang memberikan nikmat, serta ujub kepada diri sendiri.

Pada diri dan sikapnya lagi membesarkan diri.

Dengan ucapannya.

Page 2

(Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) ambillah sikap pertengahan dalam berjalan, yaitu antara pelan-pelan dan berjalan cepat, kamu harus tenang dan anggun (dan lunakkanlah) rendahkanlah (suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara) suara yang paling jelek itu (ialah suara keledai.") Yakni pada permulaannya adalah ringkikan kemudian disusul oleh lengkingan-lengkingan yang sangat tidak enak didengar.

Berjalanlah kamu dengan wajar, antara cepat dan lambat, rendahkanlah suaramu, karena sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai: awalnya siulan yang tidak menarik dan akhnya tarikan nafas yang buruk.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Maksudnya, ketika kamu berjalan, janganlah terlalu cepat dan jangan pula terlalu lambat. Atau berjalanlah dengan tawadhu’ dan tenang, tidak berjalan seperti orang sombong dan tidak berjalan seperti orang yang lemah.

Yakni jangan berlebihan dalam berbicara dan janganlah meninggikan suara dalam hal yang tidak perlu sebagai adab terhadap Allah dan terhadap manusia.

Yakni orang yang mengeraskan suara dan meninggikannya adalah seperti keledai bersuara.

Page 3

(Tidaklah kalian perhatikan) hai orang-orang yang diajak bicara, tidakkah kalian ketahui (bahwa Allah telah menundukkan untuk kepentingan kalian apa yang di langit) yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang supaya kalian mengambil manfaat daripadanya (dan apa yang di bumi) berupa buah-buahan, sungai-sungai dan binatang-binatang (dan menyempurnakan) artinya meluaskan dan menyempurnakan (untuk kalian nikmat-Nya lahir) yaitu diberi bentuk yang baik, anggota yang paling sempurna dan lain sebagainya (dan batin) berupa pengetahuan dan lain sebagainya. (Dan di antara manusia) yakni penduduk Mekah (ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk) dari Rasul (dan tanpa Kitab yang memberi penerangan) yang telah diturunkan oleh Allah, melainkan dia melakukan hal itu hanya secara taklid atau mengikut saja.

Telah kalian lihat bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan lain sebagainya untuk kalian. Dia juga menundukkan apa yang ada di bumi, yaitu sungai-sungai, buah-buahan dan binatang-binatang. Dia juga telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya yang nyata dan tersembunyi darimu. Di antara manusia ada yang membantah tentang Zat dan sifat-sifat Allah tanpa bukti dan petunjuk yang didapatkan dari seorang nabi dan juga tanpa wahyu yang menerangi jalan kebenaran.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan hamba-hamba-Nya akan nikmat-nikmat-Nya dan mengajak mereka bersyukur, dan agar mereka melihat nikmat itu dan tidak melupakannya.

Dengan mata dan hatimu.

Seperti matahari, bulan dan bintang agar kamu mengambil manfaat daripadanya.

Seperti hewan, pohon-pohon, tanaman, sungai, barang tambang dan lain-lain.

Yakni yang tampak terlihat, seperti penampilan yang menarik, sempurnanya fisik, nikmat harta, dsb.

Yakni yang tersembunyi, seperti pengetahuan, iman, nikmat agama, memperoleh manfaat dan terhindar dari bahaya dan lain-lain. Oleh karena itu, sikap yang seharusnya kamu lakukan adalah mensyukuri nikmat itu, mencintai Pemberi nikmat dan tunduk kepada-Nya, menggunakannya untuk ketaatan kepada Allah dan tidak menggunakannya untuk maksiat.

Meskipun nikmat itu turun berturut-turut.

Yakni ada orang yang tidak bersyukur, bahkan kufur kepada nikmat itu dan kufur kepada Pemberinya, dan mengingkari yang hak yang ada dalam kitab-kitab-Nya dan yang dibawa para rasul-Nya.

Dia mendebat yang hak dengan yang batil untuk mengalahkannya, padahal perdebatannya tidak di atas ilmu.

Dari rasul atau mengikuti orang yang mendapat petunjuk.

Dengan demikian perdebatannya tidak di atas dalil ‘aqli (akal), dalil nakli, dan tidak mengikuti rasul dan orang-orang yang mendapat petunjuk, bahkan hanya sekedar ikut-ikutan dengan nenek moyang mereka yang tidak mendapatkan petunjuk, yang sesat lagi menyesatkan sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya.

Page 4

(Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang diturunkan Allah." Mereka menjawab, "Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.") Maka Allah berfirman, " (Apakah) mereka mengikuti bapak-bapak mereka (walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala nyala?") yakni kepada hal-hal yang menjerumuskan mereka ke dalamnya, tentu saja tidak bukan?

Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah kebenaran dan petunjuk yang diturunkan Allah," mereka menjawab, "Tidak, kami hanya akan mengikuti apa yang kami dapatkan dari nenek moyang kami." Apakah mereka akan mengikuti nenek moyang mereka itu, walaupun mereka sebenarnya diseru oleh setan untuk menuju kepada kesesatan yang membawa mereka kepada siksa neraka?

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Kepada para rasul-Nya, karena ia adalah hak (benar).

Yakni membantah.

Maksudnya, kami tidak akan meninggalkan apa yang kami dapati dari nenek moyang kami hanya karena perkataan seseorang, siapa pun dia.

Allah Subhaanahu wa Ta'aala membantah mereka dan membantah nenek moyang mereka.

Ternyata nenek moyang mereka malah mengikuti setan, berjalan di belakangnya dan menjadi murid-muridnya, sehingga mereka pun dikuasai oleh kebingungan. Setan mengajak mereka bukanlah karena cinta dan kasihan kepada mereka, tetapi karena permusuhannya kepada mereka dan tipu dayanya, oleh karena itulah ajakannnya adalah ke neraka, namun dihias menjadi indah jalan yang mengarah ke neraka tersebut olehnya.

Page 5

(Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah) yakni mau menaati-Nya (sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan) mengesakan-Nya (maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh) yakni bagian dari tali yang paling kuat sehingga tidak dikhawatirkan akan putus. (Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan) maksudnya segala urusan itu akan kembali kepada-Nya.

Barangsiapa yang menghadap kepada Allah dengan hati dan wajahnya, dan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya, serta selalu berbuat baik dalam setiap perbuatannya, maka sebenarnya dia telah berpegang pada tali terkuat yang akan mengantarkannya kepada keridaan Allah. Dan kepada-Nyalah tempat kembali segala urusan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni tunduk kepada-Nya mengerjakan syariat dengan ikhlas.

Dalam amalnya, di mana amalnya memang disyariatkan dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bisa juga maksudnya, barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah dengan mengerjakan semua ibadah, dan ia melakukannya dengan ihsan, yakni beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika tidak merasakan begitu, maka dia merasakan pengawasan-Nya. Kesimpulannya, barang siapa mengerjakan syariat agama dengan cara yang diterima, maka berarti dia telah menyerahkan dirinya.

Yang tidak perlu khawatir akan putus, sehingga dia akan selamat dan memperoleh semua kebaikan. Sebaliknya, barang siapa yang tidak berpegang dengannya, maka ia akan terjatuh dan binasa.

Nanti Dia akan memutuskan perkara hamba-hamba-Nya dan membalas amal mereka. Oleh karena itu, bersiap-siaplah dari sekarang dengan memperbanyak amal saleh.

Page 6

(Dan barang siapa yang kafir maka janganlah membuatmu sedih) hai Muhammad (kekafirannya itu) janganlah kamu menghiraukannya. (Hanya kepada Kami lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati) yakni apa yang terkandung di dalamnya, maka Dia akan membalasnya kelak.

Dan barangsiapa yang tidak menjadikan dirinya hanya untuk Allah semata, maka jangan sampai kedurhakaan dan keberpalingan mereka itu menyedihkanmu. Hanya kepada Kami semata tempat kembali mereka pada hari kiamat. Lalu Kami akan menunjukkan perbuatan-perbuatan mereka, karena ilmu Kami meliputi apa yang ada di dalam jiwa. lebih-lebih lagi perbuatan-perbuatan mereka yang lahir.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni karena engkau telah menunaikan tugasmu, berupa dakwah dan menyampaikan. Kalau pun mereka tidak mendapatkan petunjuk, maka engkau tetap akan mendapatkan pahala, dan tidak perlu bersedih karena orang yang engkau dakwahkan tidak mau mengikuti petunjuk, karena jika padanya terdapat kebaikan, niscaya Allah akan menunjukinya. Demikian juga, janganlah engkau bersedih karena beraninya mereka dan terang-terangannya mereka menampakkan permusuhan, tetap di atas kesesatan dan kekafirannya, serta janganlah terburu nafsu karena azab tidak disegerakan kepada mereka.

Berupa kekafiran dan permusuhan mereka serta usaha mereka untuk memadamkan cahaya Allah serta menyakiti para rasul-Nya.

Yang tidak diucapkan oleh seseorang, lalu bagaimana dengan yang tampak? Tentu lebih mengetahui lagi.

Page 7

(Kami berikan mereka bersenang-senang) di dunia (sebentar) hanya selama mereka hidup di dalamnya (kemudian Kami paksa mereka) di akhirat (masuk ke dalam siksa yang keras) yaitu siksaan neraka yang mereka tidak menemui jalan keselamatan darinya.

Kami akan memberikan kenikmatan kepada mereka dalam waktu yang tidak lama di dunia. Kemudian mereka Kami paksa untuk masuk ke dalam neraka yang keras dan tak tertahankan.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Di dunia agar dosa mereka bertambah dan hukuman mereka semakin sempurna.

Di akhirat.

Yaitu azab neraka yang begitu besar azabnya, begitu mengerikan siksanya dan begitu pedih rasanya, di mana mereka tidak menemukan tempat untuk melarikan diri di sana.

Page 8

(Dan sesungguhnya jika) huruf lam menunjukkan makna qasam (kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah.") Dari lafal layaqulunanna terbuang daripadanya nun alamat rafa' karena berturut-turutnya nun, dan terbuang pula daripadanya wawu dhamir jamak bukan karena 'illat bertemunya dua huruf yang disukunkan. (Katakanlah, "Segala puji bagi Allah") atas menangnya hujah tauhid atas mereka. (Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) apa yang seharusnya mereka lakukan, yaitu mentauhidkan-Nya.

Dan Aku bersumpah kepadamu, wahai Nabi, jika kamu menanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" mereka pasti menjawab, "Yang menciptakannya adalah Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan bukti-bukti keesaan-Nya, yang menghapuskan perbuatan mereka untuk menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam beribadah." Tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahwa dengan pengakuan mereka itu, sebenarnya mereka telah membuat alasan atas mereka sendiri, yang membuktikan tentang kerusakan akidah mereka.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni orang-orang musyrik; yang mendustakan kebenaran.

Tentu mereka akan mengetahui, bahwa patung dan berhala yang mereka sembah tidak mampu menciptakan apa-apa, dan tentu mereka akan segera mengatakan, “Allah yang menciptakannya.”

Karena telah tegak hujjah tentang kebenaran tauhid kepada mereka. Maka segala puji bagi Allah, karena Dia telah menerangkan kebenaran, memperjelas dalilnya dari diri mereka sendiri. Jika sekiranya mereka mengetahui, tentu mereka akan memastikan, bahwa yang menciptakan dan mengatur alam semesta itulah yang berhak disembah saja. Oleh karena itulah pada lanjutan ayatnya, Allah berfirman, “tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” Akibat ketidaktahuan itu, mereka menyekutukan sesuatu dengan-Nya, meridhai pertentangan yang mereka pegang (mereka akui bahwa Allah yang telah menciptakan alam semesta, namun pada kenyataannya yang mereka sembah malah selain-Nya) sedang mereka di atas keraguan bukan di atas pengetahuan.

Wajibnya tauhid atas mereka.

Page 9

(Kepunyaan Allah lah apa yang di langit dan yang di bumi) sebagai milik, makhluk dan hamba-hamba-Nya, maka tidak ada yang patut disembah di langit dan di bumi selain-Nya. (Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya (lagi Maha Terpuji) yakni terpuji di dalam ciptaan-Nya.

Milik Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi, penciptaan, ukuran dan pengurusannya. Maka bagaimana mungkin mereka meninggalkan ibadah kepada-Nya? Dan sesungguhnya Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ciptaan dan peribadatan mereka kepada-Nya. Dia Maha Terpuji Zat-Nya dan Yang paling berhak untuk dipuji oleh hamba-hamba-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Pada ayat ini dan setelahnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan contoh luasnya sifat-sifat-Nya untuk mengajak hamba-hamba-Nya mengenal dan mencintai-Nya serta mengikhlaskan ibadah kepada-Nya. Disebutkan dalam ayat di atas meratanya kerajaan-Nya, dan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi –hal ini mencakup alam bagian atas dan alam bagian bawah- adalah milik-Nya, Dia bertindak terhadap mereka dengan hukum-hukum kerajaan-Nya, Dia menetapkan dengan hukum qadari-Nya (terhadap alam semesta), hukum perintah-Nya, dan hukum jaza’i (pembalasan)-Nya. Semuanya adalah hamba dan milik-Nya, diatur dan ditundukkan-Nya, dan mereka tidak memiliki kerajaan sedikit pun.

Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya, dan hamba-Nya, oleh karenanya tidak ada yang berhak disembah selain-Nya.

Dia Mahakaya sehingga tidak butuh kepada apa yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya, dan bahwa amal para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang salih tidaklah memberikan manfaat sedikit pun bagi Allah, bahkan hanya bermanfaat bagi pelakunya. Dia tidak butuh kepada mereka dan tidak butuh kepada amal mereka. Oleh karena Dia Mahakaya, maka Dia mengkayakan dan memberikan kecukupan di dunia dan akhirat.

Dia Maha Terpuji, pujian bagi-Nya termasuk yang lazim (mesti) pada zat-Nya, sehingga Dia tidak dipuji kecuali dengan pujian dari berbagai sisi, Dia Maha Terpuji pada zat-Nya dan Maha Terpuji pada sifat-Nya. Setiap sifat di antara sifat-Nya berhak mendapatkan pujian yang paling sempurna, karena sifat-Nya adalah sifat keagungan dan kesempurnaan, semua perbuatan dan ciptaan-Nya terpuji, semua perintah dan larangan-Nya terpuji, semua keputusan-Nya pada hamba atau antara hamba, di dunia dan di akhirat adalah terpuji.

Page 10

Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan tentang luasnya kalimat-Nya dan besarnya ucapan-Nya dengan penjelasan yang meresap ke hati, setiap akal akan takjub kepadanya, hatinya pun akan terpukau olehnya, dan bahwa orang-orang yang berakal dan berpengetahuan akan melayang untuk mengenal-Nya.

Yang dimaksud dengan kalimat Allah ialah firman dan ucapan-Nya yang tidak habis-habisnya. Karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang pertama tanpa ada permulaan dan yang terakhir tanpa ada kesudahan. Dia senantiasa berbicara dengan apa yang Dia kehendaki apabila Dia menghendaki, sehingga tidak ada batas terhadap firman-Nya tentang yang telah lalu dan yang akan datang, jika ditaqdirkan pohon dan lautan digunakan untuk mencatat kalimat Allah, maka tidak akan habis. Hal bukanlah berlebihan yang tidak ada hakikatnya, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengetahui bahwa akal tidak mampu meliputi sebagian sifat-Nya, dan Dia mengetahui bahwa pengenalan terhadap-Nya oleh hamba-hamba-Nya adalah nikmat yang paling utama yang dikaruniakan-Nya kepada mereka, keutamaan yang paling besar yang mereka peroleh, namun pengenalan itu tidak mungkin diketahui sesuai keadaan-Nya, akan tetapi karena jika tidak dapat dicapai secara keseluruhan, maka tidak ditinggalkan seluruhnya (bahkan sebagiannya) perlu dicapai, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan dengan pengingatan yang membuat hati mereka bersinar, dada mereka menjadi lapang, dan dengan yang mereka capai itu, mereka dapat mengambil dalil terhadap yang belum mereka capai, mereka berkata sebagaimana yang dikatakan orang utama dan alim mereka, “Kami tidak dapat menjumlahkan pujian untuk-Mu. Engkau sebagaimana yang telah Engkau puji diri-Mu.” Oleh karena itu, keadaannya lebih agung dari itu. Permisalan ini termasuk mendekatkan makna yang tidak dapat dicapai oleh pikiran, karena maksudnya pohon-pohon meskipun jumlahnya lebih dari yang disebutkan, demikian pula lautan, maka ia tetap akan habis pula. Adapun kalimat Allah, maka tidak akan habis, dalil naqli dan aqli menunjukkan demikian. Segala sesuatu akan habis dan terbatas kecuali Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan sifat-Nya. Jika terbayang dalam pikiran tentang hakikat awalnya Allah dan akhir-Nya, dan bahwa awal itu adalah apa yang diduga pikiran berupa waktu-waktu sebelumnya, namun Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebelum itu tanpa batasnya, dan meskipun pikiran manusia, bahwa yang akhir itu adalah zaman-zaman terakhir, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala setelah itu tanpa ada batasan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala pada setiap waktu memutuskan, berbicara, berfirman, berbuat bagaimana saja yang Dia kehendaki, dan jika Dia mengingikan sesuatu, maka tidak ada yang menghalangi ucapan dan perbuatan-Nya, jika akal manusia membayangkan, maka ia akan mengetahui bahwa permisalan yang Allah buat untuk kalimat-Nya adalah agar hamba mengetahui sebagian darinya, karena perkara yang sebenarnya lebih agung dan lebih besar lagi.

Tidak ada yang dapat melemahkan-Nya. Dia memiliki keperkasaan semuanya, di mana tidak ada kekuatan di alam bagian atas maupun bagian bawah kecuali berasal dari-Nya. Dia memberikannya kepada makhluk-Nya, dan tidak ada daya dan pertolongan kecuali dari-Nya. Dengan keperkasaan-Nya, Dia kalahkan semua makhluk, bertindak terhadap mereka dan mengatur mereka. Dengan hikmah-Nya, Dia menciptakan makhluk, dan Dia memulainya dengan hikmah serta menjadikan akhir dan maksudnya karena hikmah, demikian pula perintah dan larangan, ada dengan hikmah, dan maksudnya pun hikmah (kebijaksanaan); Dia Mahabijaksana dalam ciptaan-Nya dan perintah-Nya.

Page 11

(Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian dari dalam kubur itu melainkan hanya seperti menciptakan dan membangkitkan satu jiwa saja) artinya sebagaimana menciptakan dan membangkitkan satu jiwa, karena kesemuanya itu akan ada hanya dengan kalimat kun fayakuun. (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) mendengar semua apa yang dapat didengar (lagi Maha Melihat) mengetahui semua apa yang dapat dilihat, dan tiada sesuatu pun yang menyibukkan-Nya dari yang lain.

Awal penciptaan kalian dan juga pembangkitan kalian setelah kematian di depan kekuasaan Allah tidak lebih hanyalah bagaikan penciptaan atau pembangkitan satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar perkataan orang-orang musyrik yang memungkiri kebangkitan. Dia juga Maha Melihat perbuatan-perbuatan mereka, lalu Dia memberikan balasan atasnya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keagungan kekuasaan dan kesempurnaan-Nya, dan bahwa hal itu sulit dibayangkan oleh akal, tetapi segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya.

Karena cukup dengan kata, “Kun” (jadilah), maka jadilah ia. Hal ini merupakan sesuatu yang mengherankan akal, karena Dia mencipta semua makhluk meskipun banyak, dan membangkitkan setelah mati setelah terpisah-pisah dalam satu kejapan mata saja, seperti Dia menciptakan satu jiwa saja. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menganggap mustahil kebangkitan dan pembalasan terhadap amal, pengingkaran terhadapnya hanyalah disebabkan kebodohannya terhadap keagungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Page 12

(Tidakkah kamu memperhatikan) artinya melihat, hai orang yang diajak bicara (bahwa sesungguhnya Allah memasukkan) mempergantikan (malam ke dalam siang dan memasukkan siang) mempergantikannya (ke dalam malam) maka Dia menambahkan pada masing-masing apa yang dikurangi dari yang lainnya (dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing) dari matahari dan bulan itu (berjalan) beredar pada garis edarnya (sampai kepada waktu yang ditentukan) yaitu hari kiamat (dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

Tidakkah kamu perhatikan, wahai orang yang diberi tugas (mukallaf), bahwa Allah mengurangi waktu malam dan menambahkannya kepada siang dengan tepat, dan mengurangi waktu siang dan menambahkannya kepada malam dengan tepat pula. Dia juga menundukkan matahari dan bulan untuk maslahat kalian. Dia pun membuat keduanya berjalan sesuai dengan aturan yang sangat indah, sehingga masing-masing berjalan pada jalan yang tertentu, dan tidak akan melanggarnya. Keduanya akan tetap berjalan seperti itu sampai datangnya hari kiamat. Dan sesungguhnya Allah Swt. Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan dan memberikan balasannya kepada kalian atas perbuatan itu.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Ayat ini juga menerangkan keesaan-Nya dalam mengatur dan bertindak, Dia memasukkan malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam, yakni jika salah satunya masuk, maka yang lain pergi. Demikian pula Allah Subhaanahu wa Ta'aala menundukkan matahari dan bulan, keduanya berjalan secara teratur, tidak kacau sejak keduanya diciptakan untuk menegakkan maslahat hamba, baik agama maupun dunia mereka, di mana mereka dapat mengambil pelajaran dan manfaat darinya.

Yaitu hari Kiamat. Ketika tiba hari Kiamat, maka keduanya berhenti beredar, matahari akan digulung dan bulan pun dihilangkan cahayanya, kehidupan dunia berakhir dan kehidupan akhirat telah dimulai.

Tidak samar bagi-Nya perbuatanmu baik atau buruk meskipun kecil, Dia akan memberinya balasan, dengan memberikan pahala kepada orang yang berbuat kebaikan dan memberikan hukuman kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.

Page 13

(Demikianlah) hal yang telah disebutkan itu (karena sesungguhnya Allah Dialah yang hak) yang tetap. (Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru) yang mereka sembah; lafal ayat ini dapat dibaca ya'buduuna dan ta'buduuna (selain dari Allah, itulah yang batil) yang lenyap (dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi) atas semua makhluk-Nya dengan keperkasaan-Nya yang mengalahkan mereka semua (lagi Maha Besar) yakni Maha Agung.

Semua keajaiban ciptaan Allah dan kekuasaan-Nya itu disebabkan oleh karena pencipta-Nya adalah Tuhan Yang Mutlak. Dialah satu-satunya Zat yang berhak untuk disembah. Dan sesungguhnya tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah, ketuhanan mereka adalah batil dan palsu. Hanya Allah semata yang Mahatinggi dan Mahabesar kekuasaan-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dia telah menerangkan sebagian di antara keagungan dan sifat-sifat-Nya.

Maksudnya, zat-Nya hak (benar), sifat-Nya hak, agama-Nya hak, para rasul-Nya hak, janji-Nya hak, ancaman-Nya hak, dan beribadah hanya kepada-Nya itulah yang hak.

Baik zatnya maupun sifatnya. Kalau Allah tidak mewujudkannya, tentu ia tidak ada. Oleh karena ia adalah batil, maka menyembahnya adalah kebatilan yang paling batil.

Zat-Nya Mahatinggi di atas semua makhluk, sifat-Nya pun tinggi, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan sifat makhluk, Dia berada di atas makhluk-Nya dan mengungguli mereka.

Dia memiliki kebesaran baik zat-Nya maupun sifat-Nya. Dia pun dibesarkan dan diagungkan di hati para penduduk langit dan bumi.

Page 14

(Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya bahtera itu) kapal itu (berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepada Kamu sekalian) hai orang-orang yang diajak bicara dalam hal ini (sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda) yaitu pelajaran-pelajaran (bagi semua orang yang sangat bersabar) di dalam menahan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah (lagi banyak bersyukur) atas nikmat-nikmat-Nya.

Apakah kamu tidak melihat, wahai manusia, bahtera yang berlayar di laut dengan rahmat Allah dengan membawa segala yang bermanfaat bagi kalian, untuk menunjukkan kepada kalian sebagian keajaiban ciptaan-Nya dan bukti-bukti kekuasaan-Nya. Sesungguhnya di dalam itu semua terdapat bukti-bukti bagi orang yang selalu bersabar atas bencana dan bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni tidakkah engkau memperhatikan di anatar atsar (pengaruh) qudrat (kekuasaan)-Nya, rahmat-Nya dan perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya, Dia menundukkan lautan sehingga kapal dapat berlayar di sana dengan perintah qadari-Nya, dengan kelembutan dan ihsan-Nya.

Di sana terdapat manfaat dan pelajaran.

Dari maksiat kepada Allah.

Mereka yang bersabar terhadap musibah dan bersyukur terhadap kenikmatan itulah yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya.

Page 15

(Dan apabila mereka tertutup) yakni orang-orang kafir itu oleh (ombak yang besar seperti gunung) bagaikan bukit besarnya, hingga menutupi apa yang ada di bawahnya (mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) mereka berdoa hanya kepada-Nya, semoga Dia menyelamatkan mereka dari amukan gelombang itu. (Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan pertengahan) yakni pertengahan antara ingkar dan iman, dan sebagian di antara mereka ada yang masih tetap pada kekafirannya. (Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami) yang antara lain ialah diselamatkannya mereka dari amukan gelombang (selain orang-orang yang tidak setia) yaitu pengkhianat (lagi ingkar) kepada nikmat-nikmat Allah swt.

Apabila orang-orang yang membangkang itu masuk dan menaiki kapal, kemudian mereka diombang- ambingkan oleh air laut dan ombak yang menggunung seakan-akan menaungi mereka sehingga mereka mengira bahwa mereka pasti akan tenggelam, mereka segera bergantung dan berlindung kepada Allah dan berdoa kepada-Nya dengan ikhlas dan tunduk untuk menolong mereka. Lalu apabila Allah telah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, sedikit sekali dari mereka yang mengingat janjinya dan berjalan pada jalan yang lurus dalam setiap perbuatannya. Bahkan kebanyakan mereka lupa akan karunia Allah dan tetap membangkang. Sesungguhnya tidak ada yang mengingkari karunia dan kebaikan Tuhannya, kecuali orang yang sangat ingkar dan berlebih-lebihan dalam kekufurannya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni orang-orang kafir.

Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan keadaan manusia ketika menaiki kapal, lalu mereka diterjang oleh ombak besar, maka ketika itu mereka berdoa kepada Allah saja, tetapi setelah Allah menyelamatkan mereka, maka mereka terbagi menjadi dua bagian; ada yang bersikap pertengahan, yakni mereka tidak bersyukur kepada Allah secara sempurna, tetapi mereka dalam keadaan berdosa dan menzalimi diri mereka, dan ada pula yang kufur kepada nikmat Allah lagi mengingkari nikmat itu. Ada pula yang mengartikan “sikap pertengahan”, bahwa di antara mereka ada yang mengakui keesaan Allah, dan di antara mereka ada yang tetap di atas kekafirannya.

Termasuk di antaranya adalah penyelamatan-Nya dari ombak yang besar.

Dia mengkhianati perjanjian dengan Tuhannya, di mana dia berjanji bahwa jika Allah menyelamatkannya, dia akan bersyukur dan akan mengesakan-Nya. Tetapi, ternyata dia tidak memenuhi janjinya.

Padahal tidak ada sikap yang pantas dilakukan bagi orang yang telah diselamatkan Allah selain bersyukur.

Page 16

(Hai manusia) penduduk Mekah (bertakwalah kalian kepada Rabb kalian dan takutilah suatu hari yang pada hari itu tidak dapat mencukupi) tidak dapat menolong (seorang bapak terhadap anaknya) barang sedikit pun (dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya) pada hari itu (barang sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar) adanya hari berbangkit itu (maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian) hingga kalian meninggalkan Islam (dan jangan pula kalian diperdayakan terhadap Allah) yakni terhadap penyantunan-Nya dan penangguhan azab-Nya (oleh godaan yang membujuk) kalian, yaitu godaan setan.

Wahai manusia, kerjakanlah apa yang diperintahkan oleh Tuhan kalian, dan tinggalkanlah apa yang dilarang-Nya, serta berhati-hatilah terhadap azab Allah pada hari kiamat. Hari tatkala seorang bapak tidak dapat memberi pertolongan kepada anaknya sedikit pun. Begitu pula seorang anak tidak akan dapat memberi pertolongan kepada bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya hari ini adalah janji Allah, dan janji-Nya adalah benar tidak akan diingkari. Maka janganlah sekali-kali kesenangan dan perhiasan dunia melalaikan kalian dari persiapan untuk menghadapinya. Dan juga jangan sampai godaan setan menipu kalian, sehingga memalingkan kalian dari Allah dan ketaatan kepada-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan manusia untuk bertakwa kepada-Nya, yaitu dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, menyuruh mereka untuk memperhatikan hari Kiamat, hari yang sangat dahsyat, di mana pada hari itu tidak ada yang dipikirkannya selain dirinya. Dia mengingatkan mereka tentang hari itu agar membantu seorang hamba dan memudahkannya dalam mengerjakan ketakwaan. Ini termasuk rahmat Allah kepada hamba-Nya, Dia memerintahkan mereka bertakwa yang di sana terdapat kebahagiaan bagi mereka dan menjanjikan pahala untuk mereka, demikian pula mengingatkan mereka agar berhati-hati terhadap siksa-Nya, serta menyadarkan mereka dengan nasehat dan hal-hal yang menakutkan, maka segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin.

Yakni masing-masing tidak dapat menambahkan kebaikan atau mengurangi keburukan bagi yang lain.

Oleh karena itu, janganlah kamu ragu terhadapnya dan jangan mengerjakan amal orang yang tidak membenarkan janji-Nya.

Yaitu perhiasannya, kemewahannya, dan berbagai hal yang menggoda di dalamnya sehingga berpaling dari jalan Islam.

Setan senantiasa menipu manusia, dan tidak lengah terhadapnya dalam semua waktu. Manusia berkewajiban memenuhi hak Allah, dan Dia berjanji akan memberi balasan kepada mereka, namun apakah mereka memenuhi hak-Nya atau tidak? Hak-Nya adalah diibadahi. Hal ini adalah sesuatu yang perlu diingat manusia dan dijadikannya di hadapan matanya serta tujuan dalam melanjutkan langkahnya. Di antara sekian penghalang yang menghalangi seseorang dari beribadah adalah dunia dan setan yang menipu yang membisikkan ke dalam hati manusia dan menjadikan manusia memiliki angan-angan yang panjang dan tinggi, maka dalam ayat ini Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan hamba-hamba-Nya agar tidak terpedaya oleh kehidupan dunia dan oleh setan.

Karena penangguhan waktu dari-Nya.

Page 17

(Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat) yakni kapan kiamat itu akan terjadi (dan Dialah yang menurunkan) dapat dibaca wa yunzilu dan wa yunazzilu (hujan) dalam waktu-waktu yang Dia ketahui (dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim) apakah laki-laki atau perempuan; tidak ada seorang pun yang mengetahui salah satu dari tiga perkara itu melainkan hanya Allah swt. (Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok) apakah kebaikan ataukah keburukan, tetapi Allah swt. mengetahuinya. (Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati) hanya Allah swt. sajalah yang mengetahui hal ini. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) segala sesuatu (lagi Maha Mengenal) pada yang tersembunyi sebagaimana mengenal-Nya pada yang tampak. Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis melalui sahabat Ibnu Umar r.a. bahwasanya kunci-kunci kegaiban itu ada lima perkara, antara lain sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan seterusnya.

Sesungguhnya hanya pada Allah kemutlakan pengetahuan tentang hari kiamat. Tidak ada yang mengetahui selain-Nya. Dan Dia pula yang menurunkan hujan pada waktu yang telah ditentukan-Nya. Dialah yang mengetahui jenis kelamin bayi yang ada di rahim serta kekurangan dan kesempurnaannya. Tak seorang pun--baik yang taat maupun yang jahat--yang tahu apa yang akan diperbuatnya esok hari, baikkah atau buruk. Dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia menemui ajalnya. Karena sesungguhnya hanya Allah yang memiliki kesempurnaan ilmu tentang segala sesuatu, dan Dia tidak memperlihatkan kegaiban kepada seorang pun.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Telah jelas, bahwa ilmu Allah meliputi yang gaib dan yang tampak, yang zahir (tampak) maupun yang batin (terrsembunyi). Kelima perkara yang disebutkan dalam ayat di atas adalah perkara gaib yang disembunyikan Allah Subhaanahu wa Ta'aala, sehingga tidak diketahui oleh nabi, malaikat yang dekat maupun manusia.

Yakni kapan terjadinya.

Dia sendiri yang menurunkannya, dan mengetahui kapan turunnya.

Dia yang menciptakannya, dan Dia yang mengetahui hal yang terjadi padanya, apakah nantinya dia akan menjadi orang yang berbahagia atau sengsara, dst. Jika ada yang berkata, “Bukankah dengan alat canggih sudah dapat diketahui keadaan janin, apakah ia laki-laki atau perempuan?” Maka jawabnya adalah, bahwa ayat tersebut menggunakan lafaz “maa” (apa), bukan “man” (siapa) yang menunjukkan laki-laki atau perempuan, maka perhatikanlah.

Maksudnya, manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, Namun demikian mereka diwajibkan berusaha.

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan secara khusus lima perkara gaib, maka Dia mengumumkan pengetahuan-Nya, bahwa pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.

Dia mengenal yang tersembunyi sebagaimana Dia mengenal yang zahir (tampak). Di antara hikmah-Nya yang sempurna adalah Dia menyembunyikan kelima perkara ini karena dalam menyembunyikannya terdapat maslahat sebagaimana telah diketahui dengan jelas bagi orang yang memikirkannya.

Page 18

(Alif lam mim) hanya Allah sajalah yang mengetahui arti dan maksud ayat ini.

[[32 ~ AS-SAJDAH (SUJUD) Pendahuluan: Makkiyyah, 30 ayat ~ Surat yang turun setelah surat al-Mu'minûn ini berisikan, antara lain, pembicaraan tentang turunnya al-Qur'ân dan misi Rasulullah saw., penciptaan matahari dan bumi dan kekuasaan Allah dalam mengurusnya. Kemudian beralih kepada pembicaraan tentang tingkatan-tingkatan penciptaan manusia, perkataan orang-orang yang mengingkari kebangkitan dan bantahan kepada mereka, keadaan orang-orang jahat pada hari perhitungan, sikap orang-orang Mukmin ketika diingatkan dengan ayat-ayat dan penjelasan tentang balasan untuk orang-orang Mukmin dan fasik. Setelah itu dibicarakan tentang diturunkannya Tawrât kepada Mûsâ dan perlakuan Allah terhadap Banû Isrâ'îl, pengarahan terhadap orang-orang kafir Makkah untuk mengambil pelajaran dari kehancuran orang-orang sebelum mereka, serta pengalihan perhatian mereka agar mereka beriman kepada kebangkitan. Disebutkan pula tentang ejekan mereka terhadap hari kemenangan (yawm al-fath) serta bantahan terhadap mereka. Di antara tujuan terpenting yang terkandung dalam surat ini adalah pengarahan pandangan kepada ayat-ayat tentang alam semesta, pembicaraan tentang kebangkitan dan bantahan terhadap orang-orang yang mengingkarinya, serta pengarahan kepada orang-orang kafir untuk mengambil pelajaran dari kehancuran orang-orang sebelum mereka.]] Alif, Lâm, Mîm adalah huruf-huruf yang membentuk kata dan kalimat al-Qur'ân, sama seperti huruf yang membentuk kata dan kalimat yang kalian gunakan dalam pembicaraan kalian. Sehingga, apabila kalian tidak mampu untuk mendatangkan sesuatu yang semisal, maka hal itu merupakan bukti bahwa al-Qur'ân datang dari sisi Allah dan bukan perkataan manusia.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 19

(Turunnya Alkitab) yakni Alquran; Alkitab sebagai mubtada (yang tidak ada keraguan) tidak ada hal yang diragukan (padanya) fiihi sebagai khabar pertama (adalah dari Rabb semesta alam) rabbil'aalamiin sebagai khabar kedua.

Penurunan al-Qur'ân ini adalah dari Allah, Tuhan semesta alam dan pemeliharanya. Tidak ada keraguan bahwa al-Qur'ân itu turun dari sisi-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa kitab yang mulia ini turun dari-Nya Tuhan seluruh alam, yang mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya, dan di antara pengurusan-Nya kepada mereka adalah dengan menurunkan kitab Al Qur’an ini, di mana di dalamnya terdapat sesuatu yang memperbaiki keadaan mereka, menyempurnakan akhlak mereka, dan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya. Meskipun begitu, orang-orang yang mendustakan Rasul lagi berlaku zalim malah berkata, bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengada-ada dari dirinya sendiri. Ini merupakan keberanian yang besar dalam mengingkari firman Allah, dan menuduh Beliau dengan tuduhan yang paling dusta. Oleh karena itu, pernyataan mereka dibantah oleh Allah sebagaimana pada ayat ketiga.

Page 20

(Tetapi mengapa) (mereka mengatakan, "Dia mengada-adakannya") yakni Muhammad? Tidak (sebenarnya Alquran itu adalah kebenaran yang datang dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan) dengan Alquran itu (kepada kaum yang belum) huruf maa bermakna nafi atau negatif (datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk) dengan peringatanmu itu.

Tetapi mereka mengatakan, "Al-Qur'ân itu buatan Muhammad, lalu disandangkannya kepada Allah." Sebenarnya mereka tidak pantas mengatakan demikian. Bahkan sebenarnya Al-Qur'ân itu adalah kebenaran yang turun dari Allah kepadamu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum didatangi oleh seorang rasul pun sebelum kamu. Dengan peringatan itu, kamu berharap dapat memberi petunjuk dan membuat mereka tunduk kepada kebenaran.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yang tidak dimasuki kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang.

Sebagai rahmat-Nya kepada manusia.

Mereka berada dalam keadaan yang sangat cocok untuk diutusnya rasul dan diturunkan kitab karena tidak ada yang memberi peringatan, bahkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan dan kebodohan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan Al Qur’an agar mereka mendapatkan perunjuk, mereka dapat mengenal yang hak sehingga mengutamakannya.

Semua yang ada di ayat ini membantah pendustaan mereka kepada Beliau, dan bahwa apa yang disebutkan di dalamnya menghendaki mereka beriman dan membenarkan secara sempurna, yaitu karena ia turun dari Rabbul ‘alamin, karena ia adalah kebenaran dan tidak ada keraguan di dalamnya dari berbagai sisi. Oleh karena itu, di dalamnya tidak terdapat sesuatu yang menjadikan mereka ragu, tidak ada berita yang bertentangan dengan kenyataan, tidak ada kesamaran dalam maknanya, dan bahwa mereka berada dalam kebutuhan kepada risalah, dan bahwa di dalam kitab Al Qur’an terdapat petunjuk kepada semua kebaikan dan ihsan.

Page 21

(Allahlah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari) dimulai dari hari Ahad dan selesai pada hari Jumat (kemudian Dia berkuasa di atas Arasy) kata Arasy menurut terminologi bahasa artinya singgasana seorang raja, maksudnya kekuasaan yang layak bagi kebesaran dan keagungan-Nya. (Tidak ada bagi kalian) hai orang-orang kafir Mekah (selain daripada-Nya) yakni selain-Nya (seorang penolong pun) lafal min waliyyin adalah isim daripada maa zaidah hanya ditambahi dengan huruf min pada permulaannya. Makna yang dimaksud ialah tiada seorang penolong pun (dan tidak pula seorang pemberi manfaat) yang dapat menolak azab Allah dari diri kalian. (Maka apakah kalian tidak memperhatikan) hal ini, yang oleh karenanya kalian mau beriman?

Allahlah yang menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya selama enam hari. Kemudian Dia bersemayam di atas singgasanya-Nya dengan cara yang sesuai dan laik bagi diri-Nya. Tak ada seorang pun yang dapat menolong kalian selain Allah, juga tak seorang pun yang dapat memberikan syafaat kepada kalian. Maka, apakah kalian akan tetap berada dalam kekufuran dan pembangkangan, lalu kalian tidak dapat mengambil pelajaran-pelajaran Allah?

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Awalnya hari Ahad, dan akhirnya hari Jum’at. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sesungguhnya mampu menciptakan dalam sekejap, akan tetapi Dia Mahalembut lagi Mahabijaksana.

Bersemayam di atas 'Arsy adalah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan keagungan-Nya.

Yang mengurusi semua urusanmu, sehingga dia memberimu manfaat.

Untuk menghindarkan azab-Nya ketika datang.

Sehingga kamu mengetahui, bahwa yang menciptakan langit dan bumi, yang bersemayam di atas ‘arsy, yang sendiri mengatur dan mengurusmu dan yang memiliki semua syafaat, Dialah yang berhak diibadahi.

Page 22

(Dia mengatur urusan dari langit ke bumi) selama dunia masih ada (kemudian naiklah) urusan dan pengaturan itu (kepada-Nya dalam suatu hari yang lamanya adalah seribu tahun menurut perhitungan kalian) di dunia. Dan di dalam surah Al-Ma'arij ayat 4 disebutkan bahwa kadar masa itu adalah lima puluh ribu tahun. Makna yang dimaksud ialah bahwa saat hari kiamat bagi orang-orang kafir terasa begitu lama sekali karena sangat ngerinya. Berbeda halnya dengan orang yang beriman, ia merasa seolah-olah hanya sebentar saja bahkan waktunya terasa lebih pendek daripada satu salat fardu yang dilakukannya di dunia. Demikianlah menurut keterangan yang dijelaskan di dalam hadis.

Dia yang mengurus seluruh urusan ciptaan-Nya dari langit sampai ke bumi. Kemudian urusan itu naik kepada-Nya dalam waktu satu hari yang lamanya sama dengan seribu tahun dunia, sebagaimana hitungan kalian.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Baik qadari (taqdir) maupun syar’i (syariat-Nya), semuanya Dia yang mengaturnya. Pengaturan tersebut turun dari Allah Yang Maha Memiliki lagi Mahakuasa.

Lalu dengan pengaturan-Nya Dia membahagiakan dan mencelakan, mengkayakan dan membuat fakir, memuliakan dan menghinakan, mengangkat suatu kaum dan merendahkannya, dan menurunkan rezeki.

Para malaikat turun dengan membawa perintah Allah ke bumi, lalu naik dengan perintah-Nya. Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan ketinggian Allah Subhaanahu wa Ta'aala di atas makhluk-Nya. Ibnu Jarir Ath Thabari berkata, “Perkataaan yang lebih dekat dengan kebenaran tentang hal itu menurutku adalah, pendapat orang yang mengatakan, bahwa maknanya adalah Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, lalu naik kepada-Nya dalam sehari yang lamanya tentang naiknya urusan itu kepada-Nya dan turunnya ke bumi adalah seribu tahun menurut perhitunganmu dari hari-harimu; 500 tahun ketika turun dan 500 tahun ketika naik, karena hal itu makna yang paling tampak dan paling mirip dengan zahir ayat.”

Page 23

(Yang demikian itu) yakni Yang Maha Pencipta dan Yang Maha Mengatur itu (ialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata) yaitu apa yang gaib di mata makhluk-Nya dan apa yang nyata bagi makhluk-Nya (Yang Maha Perkasa) Maha Kuat di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Penyayang) kepada orang-orang yang taat kepada-Nya.

Yang bersifat sebagai Pencipta, dan bersemayam, serta mengurus itu adalah Allah yang mengetahui apa yang terlihat dan tidak terlihat oleh ciptaan-Nya. Dialah yang Mahaunggul dan Mahaluas kasih sayang-Nya.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Yakni yang menciptakan dan yang mengatur itu.

Dengan keluasan ilmu-Nya, sempurnanya keperkasaan-Nya dan meratanya rahmat-Nya, Dia mewujudkan makhluk-Nya yang besar, menyimpan berbagai manfaat di dalamnya dan tidak sulit bagi-Nya mengaturnya.

Page 24

(Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya) kalau dibaca khalaqahu berarti fi'il madhi yang berkedudukan sebagai sifat. Apabila dibaca khalqahu berarti sebagai badal isytimal (dan yang memulai penciptaan manusia) yakni Nabi Adam (dari tanah).

Yang menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan hikmah-Nya, memulai penciptaan manusia pertama dari tanah.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Sehingga sesuai dan cocok.

Disebutkan secara khusus manusia karena keutamaannya.

Yaitu dengan menciptakan Adam ‘alaihis salam, bapak manusia.

Page 25

(Kemudian Dia menjadikan keturunannya) anak cucunya (dari sulalah) dari darah kental (yang berasal dari air yang lemah) yaitu air mani.

Kemudian setelah itu menjadikan anak cucunya tercipta dari air yang sedikit dan lemah serta--biasanya--sangat diremehkan(1). (1) Kata "al-mahîn" sebagai adjektiva atau kata sifat, jika disandangkan kepada orang, berarti 'lemah'. "Al-rajul al-mahîn" berarti "al-rajul al-dla'îf" ('orang yang lemah'). Kata itu juga dapat berarti 'sedikit'. Dengan demikian, frase "min mâ'in mahîn" pada ayat ini berarti 'air yang sedikit dan lemah'. Selain itu, verba "mahana"--seakar dengan kata sifat "mahîn": m-h. n--dalam bahasa Arab dapat pula berarti 'memerah susu'. Kalimat "mahana al-rajulu al-ibila" berarti 'orang itu memerah susu unta'. Dengan demikian, kiranya tidak terlalu keliru kalau kita menafsirkan kata "mahîn" dalam ayat ini sebagai 'air yang memancar' atau 'air yang sedikit', karena susu yang keluar dari perahan biasanya memancar dan sedikit.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Page 26

(Kemudian Dia menyempurnakannya) menyempurnakan penciptaan Adam (dan meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-Nya) yakni Dia menjadikannya hidup dapat merasa atau mempunyai perasaan, yang sebelumnya ia adalah benda mati (dan Dia menjadikan bagi kalian) yaitu anak cucunya (pendengaran) lafal as-sam'a bermakna jamak sekalipun bentuknya mufrad (dan penglihatan serta hati) (tetapi kalian sedikit sekali bersyukur) huruf maa adalah huruf zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna lafal qaliilan, yakni sedikit sekali.

Kemudian Dia menyempurnakannya dan meletakkan di dalamnya salah satu rahasia yang hanya diketahui oleh-Nya, serta menjadikan pendengaran, penglihatan dan akal bagi kalian agar kalian dapat mendengar, melihat dan berpikir. Tetapi walaupun demikian, sedikit sekali rasa syukur kalian.

Anda harus
untuk dapat menambahkan tafsir

Dengan menjadikannya segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, lalu Dia meniupkan ruh ke dalamnya.

Yaitu dengan mengirimkan seorang malaikat, lalu meniupkan ruh ke dalamnya yang sebelumnya sebagai benda mati, sehingga dengan izin Allah, jadilah ia makhluk hidup.

Yakni Dia senantiasa memberikan kepadamu berbagai manfaat dengan proses, sehingga Dia memberikan pendengaran, penglihatan dan hati.

Kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan membentukmu.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA