Dewasa ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak dilakukan mengingat waktu yang dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2 – 4 minggu. Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk pakan ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2- 3 bulan. Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan kurang dari 3 bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir telur. Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota di pulau jawa. Usaha budidaya jangkrik memang bisa menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan, baik sebagai usaha sampingan maupun usaha berskala besar. Apalagi setelah ditemukan adanya kandungan zat-zat penting yang sangat bermanfaat. Tidak hanya sebagai pakan burung kicauan dan ikan, tetapi juga sebagai bahan baku industri. Di samping itu, beternak jangkrik bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Semua orang bisa dengan mudah belajar beternak jangkrik. 4.2. Sentra peternakan 4.3. Jenis 4.4. Manfaat 4.5. Persyaratan lokasi Lokasi budidaya harus tenang, teduh dan mendapat sirkulasi udara yang baik. Lokasi jauh dari sumber-sumber kebisingan seperti pasar, jalan raya dsb. Tidak terkena sinar matahari secara langsung atau berlebihan 4.6. Pedoman Teknis Budidaya (1) Penyiapan Sarana dan Peralatan Karena jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang teduh dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran. Untuk menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah dan diberikan daun-daun kering seperti daun pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk menghindari dari sifat kanibalisme dari jangkrik. Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik sampai keluar kandang. Disalah satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang baik dan untuk menjaga kelembapan kandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan jangkrik, tidak ada ukuran yang baku. Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. Menurut hasil pemantauan dilapangan dan pengalaman peternak, bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100 cm sedangkan panjangnya 120-200 cm. Kotak (kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang biasanya dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk menghindari gangguan binatang seperti semut, tikus, cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak tanah atau juga vaseline (gemuk) yang dilumurkan ditiap kaki penyangga. (2) Peyiapan Bibit Adapun ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut: 1) Indukan :
2) Induk Jantan
(b) Perawatan Bibit dan Calon Induk (3) Sistem Pemuliabiakan (4) Reproduksi dan Perkawinan Induk dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuanramuan yang khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan, kuning telur bebek, kalkun dan kadang-kadang ditambah dengan vitamin. Disamping itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat, semen putih dan lem kayu, dan diberi daun-daunan kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu. Jangkrik biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan media pasir yang dimasukkan dipiring kecil. Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagian dalam disemprot dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi kekurangannya ialah telur tidak merata matangnya (daya tetas). (5) Proses Kelahiran (6) Pemberian Pakan Anakan umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan jagung kering yang dihaluskan. Setelah vase ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas. Sedangkan untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang tanah, daun singkong serta ketimun karena kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan hitam, kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu. (7) Pemeliharaan Kandang (8) Perawatan Ternak (9) Sanitasi dan Tindakan Preventif (10) Pengontrolan Penyakit 4.7. Hama dan Penyakit (2) Pencegahan Serangan Hama dan Penyakit (3) Pemberian Vaksinasi dan Obat 4.8. Panen a.Hasil Utama Peternak jangkrik dapat memperoleh 2 (dua) hasil utama yang nilai ekonomisnya sama besar, yaitu: telur yang dapat dijual untuk peternak lainnya dan jangkrik dewasa untuk pakan burung dan ikan serta untuk tepung jangkrik. b. Hasil Tambahan Telur yang sudah diletakkan oleh induknya pada media pasir atau tanah, disaring dan ditempatkan pada media kain yang basah. Untuk setiap lipatan kain basah dapat ditempatkan 1 sendok teh telur yang kemudian untuk diperjual belikan.Sedangkan untuk jangkrik dewasa umur 40-55 hari atau 55-70 hari dimana tubuhnya baru mulai tumbuh sayap, ditangkap dengan menggunakan tangan dan dimasukkan ketempat penampungan untuk dijual. 4.9. Analisis Usaha Budidaya Perkiraan kisi-kisi analisis usaha ternak Jangkrik adalah sebagai berikut 1. Komponen Biaya produksi a. Biaya Tidak Tetap Indukan
Makanan dan Vitamin
Tenaga Kerja 60 HOK
Jumlah biaya produksi 4.10. Gambaran Peluang Agribisnis Penggunaan pestisida yang selama ini didapati pada lahan-lahan pertanian merupakan salah satu penyebab berkurangnya populasi jangkrik, demikian juga penangkapan jangkrik dialam yang dilakukan selama ini membuat penurunan drastis jumlah populasinya. Dengan alasan-alasan tersebut dan naiknya permintaan jangkrik, maka peternak tidak membiarkan begitu saja kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan membudidayakan jangkrik dengan intensif karena dengan waktu yang relatif singkat untuk memelihara jangkrik sudah mendapat keuntungan yang berlipat ganda. Dengan semakin banyaknya peternak-peternak jangkrik ini, permintaan untuk telur jangkrik semakin besar juga, jadi banyak peternak yang hanya memproduksi telur jangkrik karena resikonya lebih kecil dan lebih cepat lagi mendapatkan laba untuk sekitar 25-30 hari, dibandingkan proses pembesaran sampai dengan 3 bulan. MATERI TAMBAHAN Berikut ini langkah-langkah budidaya jangrik 1.MEMBUAT KANDANG
Catatan lainnya :
2.KANDANG JANGKRIK IDEAL Keterangan dari warna gambar kandang diatas adalah yang merah adalah kandang harus diberi lapisan kardus supaya jangkrik nyaman dengan tinggi 20 cm, yang berwarna hijau lapisan pelapah pisang kering ataupun daun jati sedangakan yang berwarna krem sekitar ukuran 3 cm adalah disisinya harus diberi plastik perekat (lakban) dengan ukuran sekitar 10 cm. 3.PENGADAAN INDUKAN
Induk jantan :
Induk betina :
4. PROSES PERKAWINAN
5.PENETASAN TELUR Telur harus dijaga kelembabannya dengan cara diselimuti dengan kain halus. Selain itu, telur harus diletakkan ke dalam sebuah ruangan yang bersuhu kamar selam kurang lebih 2 hari. Telur dapat dimasukkan ke dalam ruang inkubator yang berwujud stoples setelah telur menjadi kering. Selama berada didalam ruang inkubator, telur jangkrik harus dirawat dengan cara dibolak – balikkan dan disemprot dengan air. Untuk mempercepat proses penetasan telur jangkrik, ruang inkubasi harus diletakkan didalam ruangan yang dekat dengan cahaya. Dalam kurun waktu 4-6 hari setelah telur diinkubasi, telur akan menetas secara serempak. Untuk itu, sebelum telur – telurnya menetas, telur jangkrik harus dipindahkan ke dalam ruang pembesaran. (sumber : www.astrik.org) Langkah-langkah proses penetasan telur Jangkrik Kalung.
Perbedaan jangkrik jantan dan betina Jika jangkrik itu jantan bisa dilihat dari ekornya ditandakan dengan ekor yang berjumlah dua. Sedangkan untuk jangkrik betina berjumlah ekornya adalah 3 dengan penjelasan ekor yang satu adalah yang menonjol ditengah adalah alat untuk mengeluarkan telur. 6. PEMELIHARAAN DAN PEMBESARAN
4. Sedangkan untuk minuman diberikan dalam pasir basah 7. BAHAN PAKAN DAN MINUM
(b) Minum
Masa Pertumbuhan lebih dari 10 hari minuman diberikan di:
8. LAIN-LAIN
B. Tahap panen dan pemasaran C. Tinjauan ekonomi
Penghitungan keuntungan per 80 kg jangkrik
D. Kesimpulan.
Pakan yang diberikan pada jangkrik sebaiknya adalah pakan khusus, ditambah sayur-sayuran seperti daun pepaya, daun ketela, wortel, kacang panjang, atau jagung muda yang telah dicuci bersih. Sementara untuk pemberian minum bisa dilakukan dengan membasahi kain/spon, atau bisa juga dengan pasir basah dalam nampan plastik. 4.12. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Bisnis Telur Jangkrik, Info Peluang No. 33, Edisi 1 Juli 1999 ———-, Beternak Jangkrik Ala Samin, Info Agribisnis Trubus No.354, Edisi Mei 1999 ———-, Jangkrik Peliha Untuk Tangkar, Info Agribisnis Trubus No. 355, Edisi Juni – 1999. ———-, Langkah Demi Langkah Beternak Jangkrik Produktif, Info Agribisnis Trubus-No. 356, Edisi Juli 1999 Adihendro, Rahasia Beternak Jangkrik, Ardy Agency, Jakarta, 1999 Arnett, Russ H., Jr. and Richard L. Jacques., Jr, Guide To Insects ( New York : Simon – and Schuster Inc., 1981) Borror, Donald J., Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson, Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi 6, terjemahan Soetiyono Partosoedjono ( Yagyakarta; Universitas-Gajah Mada Press, 1992 ). Paimin B. Farry dan Pudjastuti L.E, Sukses Beternak Jangkrik, Penebar Swadaya, Jakarta, 1999 |