Apa julukan yang diberikan pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara?

PORTAL PURWOKERTO - Apa julukan yang diberikan oleh pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara?

Pertanyaan tersebut merupakan muatan pelajaran bagi adik-adik kelas 4 SD tema 5 sub tema 2.

Orang tua di rumah diharapkan membantu putra dan putrinya dalam menjelaskan julukan yang diberikan oleh pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara agar membantu proses belajar mengajar.

Baca Juga: Berikut Ini yang Tidak Termasuk Jenis Komoditi dalam MEA adalah, Kunci Jawaban Latihan Soal IPS Kelas 6 SD

Perlu diingat, pembahasan serta kunci jawaban mengenai julukan yang diberikan oleh pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara merupakan panduan bagi orang tua siswa.

Simak ulasan tentang julukan yang diberikan oleh pemerintah kepada Ki Hajar Dewantara, pembahasan ini merupakan kerja sama antara Portal Purwokerto dengan alumni Universitas Pendidikan Yogyakarta, Septian Johan Wibowo S.Pd.

Apakah kalian tahu siapa pahlawan Indonesia yang mendapat sebutan sebagai Bapak Pendidikan Nasional?

Pahlawan Indonesia yang memperoleh sebutan Bapak Pendidikan Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara.

Baca Juga: Apa Saja Ciri-Ciri Bahasa Iklan Elektronik? Kunci Jawaban Kelas 5 SD Tema 5 Subtema 1

Page 2

Mari simak pembahasan berikut ini mengenai Ki Hajar Dewantara.

Nama asli dari Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, beliau lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889.

Raden Mas Soewardi Soeryaningrat menyelesaikan pendidikan dasar di Yogyakarta dan sempat menempuh pendidikannya di Stovia.

Stovia merupakan sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk masyarakat Indonesia.

Ketika dia genap berusia empat puluh tahun, ia mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.

Baca Juga: Jawaban Luas Permukaan Bangun Ruang Balok dengan Panjang 20 cm, Lebar 25 cm dan Tinggi 60 cm

Dengan hal tersebut, ia sudah tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar ia bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Ki Hajar Dewantara merupakan pahlawan nasional yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada saat itu.

Kebijakan yang ditentang adalah kebijakan tentang pendidikan yang hanya bisa dirasakan oleh anak-anak kelahiran Belanda atau anak-anak dari golongan yang berada saja.

Kemampuan bahasa Belanda digunakan untuk menuliskan kritik yang dilayangkan kepada pemerintah Hindia Belanda.

Page 3

Baca Juga: Temukan permasalahan pada teks tulis yang telah disediakan! Kemudian tuliskan kalimat saran, Tema 4 kelas 3 SD

Ki Hajar Dewantara pernah membuat sebuah tulisan yang berjudul Seandainya Aku Seorang Belanda.

Isi tulisan tersebut dinilai menyinggung pihak pemerintahan Hindia Belanda, sehingga menyulut kemarahan pihak Belanda saat itu.

Akhirnya Ki Hajar Dewantara ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka, bahkan pengasingan itu sebenarnya atas permintaannya sendiri.

Bahkan pengasingan itu mendapat protes dari para rekan organisasinya yaitu Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.

Pertanyaan:

Kapan Ki Hajar Dewantara dilahirkan? a. 2 Mei 1887b. 2 Mei 1888c. 2 Mei 1989

d. 2 Mei 1889

Jawaban: d. 2 Mei 1889

Baca Juga: Berapa Luas Kebun Sebenarnya Jika Diketahui Panjang Pada Denah 12 Cm, Lebar 5 Cm dan Skala Denah 1:500

Siapa saja tokoh tiga serangkai? a. Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, Ki Ageng Tirtayasab. Ki Hajar Dewantara, Moh. Hatta, Douwes Dekkerc. Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker

d. Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker

Page 4

Ilustrasi. Apa Julukan yang Diberikan Oleh Pemerintah Kepada Ki Hajar Dewantara? Jawaban Tema 5 Kelas 4 /Freepik/pch.vector

KOMPAS.com - Pemerintah menetapkan setiap tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Perkembangan pendidikan di Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari perjuangan Ki Hajar Dewantara. Dirinya meupakan sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.

Ki Hajar Dewantara merupakan pendiri dari Taman Siswa untuk penduduk pribumi mendapatkan pendidikan yang sama dengan orang-orang bangsawan.

Nama Ki Hajar Dewantara

Dilansir dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Mirnawati, Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Dirinya berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta.

Soewardi kecil cukup beruntung, berkesempatan menempuh pendidikan bersama dengan anak-anak bangsa Eropa di Sekolah Dasar Belanda ELS (Europeesche Lagere School).

Baca juga: Pidato Lengkap Hardiknas 2020 Mendikbud Nadiem Makarim

Kemudian dirinya melanjutkan pendidikan ke STOVIA. Namun, dirinya tidak bisa menamatkan pendidikan dokternya dikarenakan sakit.

Saat usianya 40 tahun, Soewardi mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara dan tidak lagi menggunakan gelar bangsawannya.

Hal ini dilakukan Ki Hajar Dewantara agar bebas bersosialisasi dengan kalangan rakyat biasa.

Kiprah Ki Hajar Dewantoro

Ki Hajar Dewantara pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain:

  1. Sedyotomo
  2. Midden Java
  3. De Express
  4. Oetoedan Hindia
  5. Kaoem Moeda
  6. Tjahaja Timoer
  7. Poesara

Dia menjadi salah satu penulis andal. tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antipenjajahan.

Selain menjadi wartawan muda, Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Salah satunya aktif pada organisasi Budi Utomo.

Setelah itu pada tanggal 25 Desember 1912 dirinya mendirikan Indische Partij bersama dengan Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.

Namun, Indische Partij ditolak oleh Belanda dan menggantinya dengan membentuk Komite Bumiputera pada 1913.

Baca juga: Sejarah Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)

Komite tersebut bertujuan untuk melancarkan krituik terhadap pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Perancis dengan menarik pajak dari rakyat kecil.

Ki Hajar Dewantara mengkritik tindakan perayaan tersebut melalui tulisan yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk satu juga).

Akibat tulisan tersebut, Ki Hajar Dewantara ditangkap Pemerintah Hindia Belanda dan dibuang ke Pulau Bangka.

Namun, Ki Hajar Dewantara memilih untuk dibuang ke Belanda dan diizinkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Selama menjalani masa pembuangan di Belanda, Ki Hajar Dewantara memanfaatkannya dengan banyak belajar.

Dirinya mempelajari masalah pendidikan dan pengajaran. Bahkan, prestasinya ditunjukkan dengan memperoleh Europeesche AKter.

Pada 1918, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia setelah menjalani hukuman selama masa pembuangan.

Baca juga: Siti Walidah: Tokoh Penggerak Pendidikan Perempuan

kemdikbud.go.id Taman Sisswa

Taman Siswa

Sekembalinya ke tanah air, Ki Hajar Dewantara bertekad untuk membebaskan rakyat Indonesia dari kebodohan untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Dirinya mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa (National Onderwijs Institur Taman Siswa) pada 3 Juli 1922.

Pendidikan ini bertujuan menanamkan rasa kebangsaan mencintai tanah air untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.

Ki Hajar Dewantara juga aktif menulis dengan tema pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisannya tersebut, dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama.

Pada 1957, dirinya mendapat gelar Covtor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Pada 26 April 1959, Ki Hajar Dewantara meninggal dunia dan dimakamkan di kota kelahirannya, Yogyakarta.

Baca juga: Tokoh Pendiri Budi Utomo: Pelajar STOVIA

Untuk mengenang jasa dan perjuangan Ki Hajar Dewantara, pemerintah memberikan julukan "Bapak Pendidikan" dan menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

PTIK.FT.UNM.AC.ID - Setiap 2 Mei, bangsa Indonesia akan memperingati sebuah peringatan penting, yaitu Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Berbicara soal Hardiknas, maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari sosok yang memegang peranan penting di dalamnya. Siapa lagi kalau bukan Ki Hadjar Dewantara.

Siapa sebenarnya sosok Ki Hadjar Dewantara dan hal apa saja yang dilakukanya demi dunia pendidikan di tanah air sebelum akhirnya Hari Pendidikan nasional ditetapkan pada 2 Mei?

Berikut ini adalah sejumlah Fakta terkait Hardiknas, Hari Pendidikan Nasional dan Ki Hadjar Dewantara, seperti dikutip banjarmasinpost.co.id dari berbagai sumber.

1. Sesuai dengan hari kelahiran

Peringatan Hardiknas tiap 2 Mei berdasar pada hari kelahiran dari sosok Ki Hadjar Dewantara. Lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889, sosok karismatik ini meninggal dunia di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Tanggal kelahirannya diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.

2. Bukan nama asli

Ki Hadjar Dewantara sebenarnya bukanlah nama asli dari sosok yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional ini. Nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Mulai 1922 lah namanya berganti menjadi Ki Hajar Dewantara, selanjutnya disingkat sebagai Soewardi atau KHD.

3. Semboyan terkenal

Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu adalah “Tut wuri handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso”.

Ing Ngarso Sung Tulodo artinya nmenjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Semboyan Tut Wuri Handayani ini kini menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.

4. Pendiri taman siswa

Ki Hadjar Dewantara atau Soewardi mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922, yaitu Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.

5. Diangkat jadi menteri

Pada kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada.

Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

* Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 5 Fakta Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Kunci di Baliknya, Ki Hajar Dewantara

DIUNGGAH : Matius Rimbe

DIBACA : 72304

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA