Anak muslim yang tawadhu sadar bahwa kelebihan yang dimilikinya berasal dari

Mengenal Arti Tawadhu

Anak muslim yang tawadhu sadar bahwa kelebihan yang dimilikinya berasal dari

©Shutterstock

Tawadhu merupakan salah satu akhlak baik yang harus senantiasa dilakukan oleh umat islam. Adapun nama lain dari tawadhu ialah sikap rendah hati, namun bukan berarti rendah diri. Tawadhu dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang percaya diri, optimis, berani, serta tidak merasa diri kita lebih baik dari orang lain sekalipun memiliki banyak kelebihan.

Sikap tawadhu atau rendah hati selalu dianjurkan untuk dimiliki setiap muslim. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini secara lahir batin, akan diangkat drajatnya oleh Allah SWT. Pasalnya, sikap tawadhu juga menjadi salah satu bukti keimanan yang ditujukkan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana yang di terangkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini, yang artinya:

BACA JUGA:
17 Tindakan Self-Sabotage Hubungan dan PenyebabnyaMengenal Proses Interaksi Sosial beserta Syarat, Ciri-ciri, dan Bentuknya

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)

Advertisement

3 dari 4 halaman

Tanda-Tanda Orang Tawadhu

Anak muslim yang tawadhu sadar bahwa kelebihan yang dimilikinya berasal dari
©2020 Merdeka.com

Tawadhu merupakan salah satu sikap yang terpuji di mata Allah SWT. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari dianggap sebagai mukmin sejati. Sebaliknya, seseorang yang bersikap takabur atau merasa dirinya lebih baik dari orang lain, diancam tidak akan masuk surga, sampai dirinya benar-benar bertobat.

Sikap tawadhu memang sulit untuk diukur, sebab akhlak ini berada di kedalaman batin seseorang yang menjelma menjadi perilaku kehidupan sehari-hari. Dilansir dari NU Online, menurut Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah wal Mudhaharah wal Muwazarah tanda-tanda orang yang memiliki sifat tawadhu ialah sebagai berikut:

BACA JUGA:
Penelitian: Pria Lebih Tua Dianggap Paling Ideal oleh PerempuanTebak 8 Tipe Kepribadian dari Warna Baju Favorit

1. Seseorang yang memiliki sikap tawadhu ialah mereka yang lebih senang tidak dikenal daripada menjadi orang terkenal

2. Bersedia menerima kebenaran dari siapapun, baik dari kalangan orang terpandang maupun dari kalangan orang yang rendah kedudukannya

3. Mencintai fakir miskin dan tidak segan-segan duduk bersama mereka

4. Selalu bersedia untuk mementingkan kepentingan orang lain dan senang ketika dimintai pertolongan

BACA JUGA:
Penelitian: Sahabat tapi Menikah Cenderung Punya Rumah Tangga BahagiaKata Penelitian, Batas antara Benci dan Cinta memang Tipis

4 dari 4 halaman

Mengenal Tentang Tawadhu

Tawadhu memiliki arti rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati cenderung tak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong kerap kali menghargai diri sendiri secara berlebihan.

Rendah hati tidak sama artinya dengan rendah diri, sebab rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Meskipun dalam praktiknya orang yang rendah hati sering kali merendahkan diri di hadapan orang lain, namun sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.

Sikap tawadhu atau rendah hati selalu dianjurkan untuk dimiliki setiap Muslim. Seseorang yang senantiasa menjalankan perilaku ini secara lahir batin, akan diangkat drajatnya oleh Allah SWT. Pasalnya, sikap tawadhu juga menjadi salah satu bukti keimanan yang ditujukkan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana yang di terangkan dalam salah satu surah Alquran berikut ini, yang artinya:

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. al-Furqon ayat 63)

BACA JUGA:
17 Tindakan Self-Sabotage Hubungan dan PenyebabnyaMengenal Proses Interaksi Sosial beserta Syarat, Ciri-ciri, dan Bentuknya

Advertisement

3 dari 4 halaman

Manfaat Tawadhu

1. Menghindarkan dari Sikap Takabur

Takabur atau menyombongkan diri merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah. Seseorang yang berperilaku sombong diancam akan dimasukkan ke neraka, sampai dirinya bertobat. Oleh karena itu, salah satu manfaat bersikap tawadhu adalah menghindarkan diri dari sikap takabur.

Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Kharaithi, imam Al-Hasan bin Sufyan, Ibnu La’al, dan imam Ad-Dailami dari sahabat Anas bin Malik r.a, berikut ini:

"Tidak ada manusia kecuali di kepalanya ada dua rantai, rantai di langit ke tujuh dan rantai di bumi ke tujuh, jika ia tawadhu’ maka Allah akan mengangkatnya dengan rantai ke langit ke tujuh, dan jika ia sombong maka Allah akan merendahkannya dengan rantai ke bumi ke tujuh."

BACA JUGA:
Penelitian: Pria Lebih Tua Dianggap Paling Ideal oleh PerempuanTebak 8 Tipe Kepribadian dari Warna Baju Favorit

2. Mengangkat Derajat

Tawadhu merupakan akhlak terpuji yang sangat dicintai oleh Allah. Selain itu, setiap Muslim yang memiliki sikap tawadhu maka derajatnya akan diangkat oleh Allah SWT. Sedangkan, orang yang mempunyai sifat sombong akan dihinakan oleh Allah. Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini, yang artinya:

"Tidaklah seorang bertawadhu yang ditunjukkan semata-mata karena Allah SWT, melainkan Allah Azza wa Jalla akan mengangkat derajatnya." (HR Imam Muslim)

4 dari 4 halaman

Apa Itu Tawadhu’?

Secara bahasa, Tawadhu’ (التّواضع) artinya adalah ‘Ketundukan’ dan ‘Rendah Hati’ dengan asal kata dari Tawadha’atil Ardhu’ yang artinya ‘Tanah itu lebih rendah daripada tanah sekelilingnya’.
Sedangkan secara istilah Tawadhu’ menunjukkan suatu sikap tunduk dan patuh terhadap otoritas kebenaran yang disertai dengan rasa bersedia untuk menerima kebenaran itu dari siapa pun yang mengatakannya dan dalam keadaan apapuan, baik dari orang yang lebih tinggi derajatnya maupun dari orang yang lebih rendah derajatnya, baik dalam keadaan hati yang sedang ridha maupun saat hati sedang dalam keadaan marah.

Baca juga:

  • Cara Bersyukur Menurut Islam yang Benar
  • Cara Menghindari Syirik Menurut Islam
  • Cara Mengatasi Galau dalam Islam
  • Indahnya Menikah Tanpa Pacaran

Sikap Tawadhu’ juga menunjukkan rasa rendah diri dan santun terhadap sesama manusia tanpa memandang kasta dan harta yang dimiliki karena sesungguhnya Allah hanya menilai dan meningkatkan derajat manusia dengan akhlakul karimah yang dimilikinya.

Ibnu Hajar menjelaskan tentang definisi dari sikap tawadhu’, bahwa:

“Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Baca juga:Sifat Orang yang Bertakwa;Hukum Berjabat Tangan)

Macam-Macam Tawadhu

Ada dua macam sikap tawadhu’ yang biasa dimiliki oleh manusia, yakni tawadhu’ terpuji dan tawadhu’ tercela.

Tawadhu’ terpuji adalah sebuah sikap merendahkan diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama. Tawadhu’ ini benar-benar diniatkan dari hati yang terdalam untuk sikap yang baik dan diridhai oleh Allah SWT.

Baca juga:

  • Pamer dalam Islam
  • Cara Menjauhi Zina dalam Islam
  • Hak Orang Tua Bagi Anak Perempuan yang Sudah Menikah
  • Hukum Mendengarkan Musik Dalam Islam
  • Siksa Neraka Bagi Wanita dalam Islam

Sedangkan tawadhu’ tercela adalah sikap merendahkan diri yang hanya dilakukan dihadapan orang yang lebih kaya dengan harapan culas agar ia bisa mendapatkan suatu keuntungan darinya. Tentu saja sikap tawadhu’ tercela ini tidak akan meningkatkan derajat di mata Allah, bahkan sebaliknya karena tawadhu’ tercela ini tidak disukai oleh Allah SWT. (Baca juga:Murtad Dalam Islam;Jatuh Cinta dalam Islam)

Keutamaan Sifat tawadhu

  1. Sikap Tawadhu’ akan memberikan kemuliaan di dunia dan akhirat

Sebuah hadis menjelaskan tentang keutamaan dari sifat tawadhu’ salah satunya adalah dapat meninggikan derajat manusia di mata Allah sang penciptanya, baik kemuliaannya di dunia maupun di akhirat. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim). (Baca juga:Patah Hati Dalam Islam;Doa Menghadapi Orang Yang Membenci Kita)

  1. Tawadhu’ merupakan tauladan dari akhlak mulia yang dimiliki oleh para Nabi

Sifat tawadhu’ telah dimiliki oleh para nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam pada masanya. Contohnya adalah pada Nabi Musa‘alaihis salamyang rela melakukan pekerjaan rendahan asalkan halal, membantu memberi minum pada hewan ternak dalam rangka menolong dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta, Nabi Daud ‘alaihis salamyang juga lebih memilih makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri, Nabi Zakariya yang dahulunya berprofesi sebagai seorang tukang kayu, serta sifat tawadhu’nya Nabi Isa yang diceritakan dalam Firman Allah bahwa nabi Isa pernah berkata:

وَبَرَّۢا بِوَٰلِدَتِي وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِي جَبَّارٗا شَقِيّٗا ٣٢

Artinya:

“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32).

Baca juga:

  • Cinta dalam Diam Menurut Islam
  • Shalat dalam Kendaraan
  • Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam Islam
  • Hukum Menafkahi Orang Tua Setelah Menikah
  1. Tawadhu’ membuat kita lebih adil, disayangi, dicintai di tengah manusia

Pada dasarnya sikap tawadhu’ adalah sikap yang tak hanya mulia di hadapan Allah tapi juga disukai oleh banyak manusia. Seperti sifat tawadhu’ yang dimiliki oleh Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallam yang akhirnya memberi keberhasilan baginya untuk dicintai banyak manusia dan mempermudah proses penyebaran agama Islam. Nabi Muhammadshallallahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim, bahwa:

“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” (HR. Muslim).

Baca juga:Hukum Wanita Memakai Parfum ;Cara Menjadi Wanita Cantik Menurut Islam

  1. Sikap Tawadhu’ merupakan tauladan langsung dari NabiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

AllahTa’alaberfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21 bahwa:

لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab: 21)

Baca juga:

  • Hukum Menyakiti Hati Wanita Dalam Islam
  • Kewajiban Anak Laki-Laki Terhadap Ibunya Setelah Menikah
  • Cara Mempercantik Diri Menurut Islam Bagi Muslimah
  • Cara Mengatasi Depresi Menurut Islam
  • Doa Agar Dipermudah Segala Urusan

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban juga menceritakan tentang NabiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamyang tetap memberi salam pada anak kecil walaupun kedudukan yang dimiliki oleh anak kecil tersebut jauh lebih rendah dari pada kedudukan yang dimiliki oleh beliau. Hal ini sangat jarang terjadi dimana seseorang rela memberi ucapan salam pada orang lain yang dirasa kedudukannya jauh berada di bawah derajat dirinya. Padahal belum tentu ia memiliki derajat yang lebih tinggi di mata Allah. (Baca juga:Peran Ayah dalam Keluarga;I’tikaf di bulan ramadhan)

Dalam hadis tersebut dikisahkan oleh Anas yang berkata:

“Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkunjung ke orang-orang Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak kecil mereka dan mengusap kepala mereka.” (HR. Ibnu Hibban)

Baca juga:Cara Menghilangkan Kesedihan Menurut Islam;Pahala Wanita Shalat di Rumah

Selain itu, NabiMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamjuga memiliki kebiasaan mulia lain di rumahnya. Mulai dari membantu istrinya, hingga menjahit dan memperbaiki sendiri sandal maupun bajunya yang sobek. Walaupun di hadapan umatnya ia begitu diagungkan dan dicintai.

Baca juga:Cara Menghindari Pacaran Menurut Islam;Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia

Dalam sebuah hadis dikisahkan bahwa Urwah bertanya kepada ‘Aisyah:

“Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?”

Kemudian Aisyah menjawab:

“Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR. Ahmad).

Baca juga:5 Rukun Islam dalam Ajaran Agama Islam;6 Rukun Iman dalam Agama Islam

Dalam riwayat lain juga pernah menceritakan tentang betapa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallamselalu membantu untuk meringankan pekerjaan istrinya tanpa merasa malu ataupun gengsi walaupun ia adalah seorang suami sekaligus seorang Nabi. Dalam hadis ini ‘Aisyah pernah ditanya tentang apa saja yang dikerjakan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallamketika berada di rumah. Lalu ‘Aisyah menjawab:

“Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari).

Baca juga:Cara Berwudhu yang Benar Beserta Doanya;Keutamaan Puasa Senin Kamis

Pengertian tawadhu

Anak muslim yang tawadhu sadar bahwa kelebihan yang dimilikinya berasal dari

ilustrasi muslim/freepik

Tawadhu adalah sikap rendah hati. Orang yang bertawadhu menyadari keterbatasan kemampuan diri, dan ketidakmampuan diri sendiri, sehingga ia tidak angkuh dan tidak menyombong. Tawadhu adalah sikap yang tidak memandang ada kelebihan pada dirinya daripada orang lain.

Secara singkat tawadhu adalah sikap rendah hati, namun tidak serta merta merendahkan diri. Orang yang tawadhu adalah orang yang tidak sombong, namun tetap optimis dan percaya diri dalam hidupnya.

Orang yang bertawadhu tidak akan mencampuri urusa yang tidak ia pahami. Dengan bertawadhu, orang bisa mengetahui batasan dirinya terhadap suatu hal. Tawadhu juga bisa disamakan dengan sikap tahu diri.

Namun, penting diketahui tawadhu bukanlah sikap merendahkan diri untuk dihormati atau hanya untuk mendapatkan pujian.