Al-la’i adalah nama lain dari q.s.ar-rahman artinya adalah

Al-la’i adalah nama lain dari q.s.ar-rahman artinya adalah

Surat Ar Rahman Ayat 33, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan

Surat Ar Rahman ayat 33 adalah ayat yang memotivasi untuk menuntut ilmu dan mengembangkan teknologi. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan makna Ar Rahman ayat 33.

Surat Ar Rahman (الرحمن) merupakan surat makkiyah. Ar Rahman adalah salah satu sifat Allah yang artinya Maha Pemurah. Nama Ar Rahman diambil dari ayat pertama surat ini. Ia juga dinamakan ‘Aruusul Qur’an (pengantin Al Qur’an).

Adapun secara khusus ayat 33, ia adalah ayat yang mempersilakan manusia untuk melintasi langit dan bumi, namun juga mengingatkan bahwa hal itu tak mungkin bisa dilakukan kecuali dengan sulthan. Ada tiga penafsiran terkait ayat ini yakni tentang ketidakmampuan manusia lari dari kekuasaan Allah, ketidakmampuan manusia menghindari dari pertanggungjawaban di akhirat nanti dan kebebasan dari Allah untuk menjelajah ruang angkasa.

Penafsiran ketiga itulah yang mengandung motivasi untuk menuntut ilmu dan mengembangkan teknologi. Sebab manusia tidak bisa melintasi langit dan bumi kecuali dengan kekuatan buah ilmu dan teknologi, meskipun tetap saja terbatas.

Surat Ar Rahman Ayat 33 Beserta Artinya

Berikut ini Surat Ar Rahman Ayat 33 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia:

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

(Yaa ma’syaraol jinni wal insi inistatho’tum an tanfudzuu min aqthooris samaawaati wal ardhi fanfudzuu, laa tanfudzuuna illaa bisulthoon)

Artinya:

Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Al-la’i adalah nama lain dari q.s.ar-rahman artinya adalah

Tafsir Surat Ar Rahman Ayat 33

Tafsir Surat Ar Rahman Ayat 33 ini disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Harapannya, agar ringkas dan mudah dipahami.

Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian diikuti dengan tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas.

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (QS. Ar Rahman: 33)

1. Seruan kepada jin dan manusia

Seruan Surat Ar Rahman ayat 33 ini ditujukan kepada jin dan manusia.

يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ

Hai jama’ah jin dan manusia,

Kata ma’syar (معشر) artinya adalah jamaah atau kelompok yang banyak. Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan, agaknya ia diambil dari kata ‘asyrah (عشرة) yang berarti sepuluh, karena mereka tidak dihitung satu per satu melainkan sepuluh per sepuluh.

Dalam ayat ini, jin (الجن) disebutkan lebih dulu daripada manusia (الإنس) karena jin memiliki kemampuan lebih besar dalam mengarungi angkasa. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Al Jin, bahwa mereka sejak dulu telah sanggup mengarungi angkasa untuk mencuri berita langit. Namun kemudian Allah melempari mereka dengan panah api, sebagaimana Surat Al Jin ayat 9:

وَأَنَّا كُنَّا نَقْعُدُ مِنْهَا مَقَاعِدَ لِلسَّمْعِ فَمَنْ يَسْتَمِعِ الْآَنَ يَجِدْ لَهُ شِهَابًا رَصَدًا

“dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” (QS. Al Jin: 9)

2. Jika mampu melintasi penjuru langit

إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا

jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah

Ada tiga pendapat mengenai ayat ini. Pertama, berkaitan dengan ketidakmampuan manusia lari dari takdir Allah dan lari dari kekuasaan-Nya.

Ibnu Katsir menjelaskan, “Kalian tidak akan dapat melarikan diri dari perintah Allah dan takdir-Nya, bahkan Dia meliputi kalian dan kalian tidak akan mampu melepaskan diri dari hukum-Nya. Tidak pula membatalkan hukum-Nya terhadap kalian. Ke mana pun kalian pergi selalu diliput.”

Kedua, berkaitan dengan keadaan pada hari kiamat nanti, terutama di yaumul mahsyar. Manusia tidak akan mampu meloloskan diri di saat itu.

“Dan ini menceritakan keadaan di Yaumul Mahsyar (hari manusia dihimpunkan); sedangkan semua malaikat mengawasi semua makhluk sebanyak tujuh shaf dari semua penjuru, maka tiada seorang pun yang dapat meloloskan diri,” kata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.

Ketiga, berkaitan dengan kemampuan manusia menjelajah ruang angkasa. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mempersilakan jika manusia hendak melintasi langit dan bumi.

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, “Di antara Rahman-Nya Allah kepada manusia dan jin adalah kebebasan yang diberikan kepada kita untuk melintasi alam ini dengan sepenuh tenaga yang ada pada kita, dengan segenap akal dan budi kita, karena mendalamnya pengetahuan. Namun di akhir ayat, Allah mengingatkan bahwa kekuatanmu itu tetap terbatas.”

Buya Hamka mencontohkan, di zamannya sudah ada Apollo yang mampu membawa manusia ke bulan. Dan sejak saat itu dikembangkan usaha menuju tempat yang lebih jauh seperti Venus.

Kalaulah manusia bisa sampai ke Venus, Buya Hamka mengajak kita berfikir, bisakah manusia mengetahui keadaan seluruh bintang. Padahal ada bintang yang jaraknya 100.000 tahun cahaya. Bahkan ada bintang yang jaraknya 1.000.000 tahun cahaya. Cahayanya masih bisa dilihat saat ini tapi bintangnya sendiri telah meninggalkan tempatnya sejak sekian ratus tahun ribu yang lalu.

3. Tak bisa kecuali dengan sulthan

لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ

kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran mengatakan, sulthan di sini adalah kekuatan dan tidak ada yang memiliki kekuatan kecuali Pemilik kekuatan. Ayat ini, menurut Sayyid Qutb, terkait pembalasan Allah kepada jin dan manusia. Allah menantang keduanya untuk menembus penjuru langit dan bumi. Dan mereka tidak akan dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan dari Allah.

Buya Hamka menjelaskan bahwa kekuatan manusia sangat terbatas. Dan kekuatan itu juga pemberian dari Allah, Sang Pemilik kekuatan.

Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, “Wahai manusia dan jin, jika memang kalian mampu untuk keluar menerobos dari sisi-sisi langit dan bumi untuk lari melepaskan diri dari qadha’ dan qadar Allah, dari kuasa dan kekuasaan-Nya, silakan kalian coba lakukan itu dan selamatkan diri kalian. Kamu sekalian takkan sanggup untuk menerobos dan melarikan diri dari putusan dan kekuasaan-Nya kecuali dengan kekuatan dan kekuasaan. Sementara kalian tiada sedikitpun memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melakukannya.”

Kandungan Surat Ar Rahman Ayat 33

Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ar Rahman Ayat 33:

Allah menyeru jin dan manusia dan mempersilakan untuk melintasi langit dan bumi jika bisa melakukannya.

Di dunia ini, jin dan manusia tidak bisa lari dari takdir Allah dan tidak bisa lari dari kekuasaan-Nya.

Di akhirat nanti, jin dan manusia tidak bisa lari dari pertanggungjawaban atas amal-amal di dunia.

Manusia bisa menjelajah ruang angkasa dengan sulthan (kekuatan ilmu pengetahuan), namun kekuatan manusia itu terbatas.

Ayat ini memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu dan teknologi agar bisa menjelajah ruang angkasa dan lain-lain.

Demikian Surat Ar Rahman ayat 33 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat serta memotivasi kita untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

1. Al-Fatihah2. Al-Baqarah3. Ali 'Imran4. An-Nisa5. Al-Maidah6. Al-An’am7. Al-A’raf8. Al-Anfal9. At-Taubah10. Yunus11. Hud12. Yusuf13. Ar-Ra’d14. Ibrahim15. Al-Hijr16. An-Nahl17. Al-Isra18. Al-Kahf19. Maryam20. Taha21. Al-Anbiya22. Al-Hajj23. Al-Mu’minun24. An-Nur25. Al-Furqan26. Asy-Syu'ara'27. An-Naml28. Al-Qasas29. Al-'Ankabut30. Ar-Rum31. Luqman32. As-Sajdah33. Al-Ahzab34. Saba35. Fatir36. Yasin37. As-Saffat38. Sad39. Az-Zumar40. Ghafir41. Fussilat42. Asy-Syura43. Az-Zukhruf44. Ad-Dukhan45. Al-Jatsiya46. Al-Ahqaf47. Muhammad48. Al-Fath49. Al-Hujurat50. Qaf51. Az-Zariyat52. At-Tur53. An-Najm54. Al-Qamar55. Ar-Rahman56. Al-Waqiah57. Al-Hadid58. Al-Mujadilah59. Al-Hasyr60. Al-Mumtahanah61. As-Saff62. Al-Jumu'ah63. Al-Munafiqun64. At-Taghabun65. At-Talaq66. At-Tahrim67. Al-Mulk68. Al-Qalam69. Al-Haqqah70. Al-Ma'arij71. Nuh72. Al-Jinn73. Al-Muzammil74. Al-Muddassir75. Al-Qiyamah76. Al-Insan77. Al-Mursalat78. An-Naba'79. An-Nazi'at80. 'Abasa81. At-Takwir82. Al-Infitar83. Al-Mutaffifin84. Al-Insyiqaq85. Al-Buruj86. At-Tariq87. Al-A'la88. Al-Ghasyiyah89. Al-Fajr90. Al-Balad91. Asy-Syams92. Al-Lail93. Ad-Duha94. Al-Insyirah95. At-Tin96. Al-'Alaq97. Al-Qadr98. Al-Bayyinah99. Az-Zalzalah100. Al-Adiyat101. Al-Qari'ah102. At-Takatsur103. Al-'Asr104. Al-Humazah105. Al-Fil106. Quraisy107. Al-Ma'un108. Al-Kautsar109. Al-Kafirun110. An-Nasr111. Al-Lahab112. Al-Ikhlas113. Al-Falaq114. An-Nas

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan

    21. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-21

  • يَخۡرُجُ مِنۡهُمَا اللُّـؤۡلُـؤُ وَالۡمَرۡجَانُ‌ۚ‏

    Yakhruju minhumal lu 'lu u wal marjaanu

    22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-22

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan

    23. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-23

  • وَلَهُ الۡجَوَارِ الۡمُنۡشَئٰتُ فِى الۡبَحۡرِ كَالۡاَعۡلَامِ‌ۚ

    Wa lahul jawaaril mun sha'aatu fil bahri kal a'laam

    24. Milik-Nyalah kapal-kapal yang berlayar di lautan bagaikan gunung-gunung.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-24

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    25. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-25

  • كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٍ‌

    26. Semua yang ada di bumi itu akan binasa,

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-26

  • وَّيَبۡقٰى وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو الۡجَلٰلِ وَالۡاِكۡرَامِ‌ۚ

    Wa yabqoo wajhu rabbika zul jalaali wal ikraam

    27. tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-27

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    28. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-28

  • يَسۡـَٔـلُهٗ مَنۡ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِىۡ شَاۡنٍ‌ۚ

    Yas'aluhuu man fissamaawaati walard; kulla ywmin huwa fii shaan

    29. Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-29

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    30. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-30

  • سَنَفۡرُغُ لَـكُمۡ اَيُّهَ الثَّقَلٰنِ‌ۚ

    Sanafrughu lakum ayyuhas saqalaan

    31. Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu wahai (golongan) manusia dan jin!

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-31

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    32. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-32

  • يٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَالۡاِنۡسِ اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ فَانْفُذُوۡا‌ؕ لَا تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ‌ۚ

    Yaa ma'sharal jinni wal insi inis tata'tum an tanfuzuu min aqtaaris samaawaati wal ardi fanfuzuu; laa tanfuzuuna illaa bisultaan

    33. Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-33

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    34. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-34

  • يُرۡسَلُ عَلَيۡكُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ وَّنُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ‌ۚ

    Yursalu 'alaikumaa shuwaazum min naarifiw-wa nuhaasun falaa tantasiraan

    35. Kepada kamu (jin dan manusia), akan dikirim nyala api dan cairan tembaga (panas) sehingga kamu tidak dapat menyelamatkan diri (darinya).

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-35

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    36. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-36

  • فَاِذَا انْشَقَّتِ السَّمَآءُ فَكَانَتۡ وَرۡدَةً كَالدِّهَانِ‌ۚ

    Fa-izan shaqqatis samaaa'u fakaanat wardatan kaddihaan

    37. Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-37

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    38. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-38

  • فَيَوۡمَٮِٕذٍ لَّا يُسۡـٴَـلُ عَنۡ ذَنۡۢبِهٖۤ اِنۡسٌ وَّلَا جَآنٌّ‌ۚ

    Fa-yawma'izil laa yus'alu 'an zambihiii insunw wa laa jaann

    39. Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-39

  • فَبِاَىِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

    Fabi ayyi aalaaa'i Rabbikumaa tukazzibaan.

    40. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

    Juz ke-27 tafsir ayat ke-40